Episode 6: Langkah Pertama Untuk Meninggalkan Masa Lalu, Langkah Terakhir Untuk Menetapkan Masa Depan. Inilah era generasi ke 70 dari Pewaris-Aura. Era di mana kehidupan telah menyisakan delapan Aura Utama—Aura Merah, Aura Biru, Aura Pingai, Aura Hijau, Aura Sian, Aura Cokelat, Aura Jingga dan Aura Kelabu—yang tetap eksis demi mengelola dunia. Sistem-Aura adalah kala setiap individu dan kelompok diwajibkan memprioritaskan para Pewaris-Aura disegala bidang kehidupan. Seluruh sistem sosial, norma, budaya, politik wajib dipimpin Pewaris Aura. Segala hukum wajib diatur Pewaris Aura. Sudah pasti, afirmasi tersebut sedikit direvisi oleh negara Bangsa Selatan demi kepentingan bersama. Hukum Sistem Aura hasil kreasi negara Bangsa Selatan hanya menambahkan atau mengurangi dua atau tiga pasal dalam perundang-undangannya. Terkhusus bagi setiap non-Pewaris Aura berhak dan sah untuk bergabung dalam parlementaria / institusi negara atau pengelolaan sosial tanpa penandatanganan izin setempat dari
Episode 7: Siapa Yang Peduli Kalau Nenek Moyang Kita Semua Sama Saja Salah? Tengah malam lebih tiga jam: 03:03 dini hari. Sepuluh surat yang sama telah diterima Aldia De Atria. Tersimpan rapi di laci meja kerjanya. Surat peringatan militer dengan label 'Teguran Komando Sepuluh' dengan stempel emas berlambang 'bintang sudut empat'. Yang mengartikan bahwa Jenderal A, Aldia De Atria dapat dipastikan segera dipecat secara tidak terhormat—andai kata bangsa Selatan masih dipimpin kerajaan dinasti 67 tidak ternafikan dirinya pasti dihukum mati di tempat. Asap cerutu membumbung mencemari udara. Ruangan terang berlantai marmer dan berdinding semen ini merupakan ruang kerja jenderal tingkat A itu. Dan kini tengah diisi dua manusia yang punya kepentingan bersama. Surat 'Teguran Komando Sepuluh' diberikan langsung oleh asisten yang sekaligus selaku guru Kael serta Eriel: Wanita berumur 40 tahunan yang bernama Erika (Erika Larasati) yang punya rambut pirang dikucir tinggi ke belakang, berjaket
Episode 8: Satu Persamaan Yang Menciptakan Jutaan Perbedaan Juga Perselisihan. Alternasi waktu: 7 / Bintang Cancer. Musim hujan. Diiringi rintik hujan pagi hari yang mendung, dan kadang kala petir bergelegar, anak kembar pewaris Aura cahaya tengah menjalani studinya secara serius dan malas—serius bagi Eriel, dan malas bagi Kael. Rumah minimalis yang punya arsitektur simpel dan nyaman, bermaterial kayu jati dengan ruang utama dipenuhi rak buku, sampai citra perpustakaan melekat dalam ruangan ini, di sinilah mereka belajar. Pada sudut ruangan dekat jendela kaca, wanita berambut pirang yang dikucir tinggi ke belakang yang tiada lain ialah Erika, tengah memberikan pengajarannya pada Kael dan Eriel. Berat bagi wanita empat puluh tahunan itu memberikan bermacam pengetahuan yang kontradiktif terhadap pemahamannya. Meski ia jalani demi dedikasinya pada Jenderal Aldia sampai sang Jenderal nanti dicopot jabatan atau dipecat. Dan di bangku itu Eriel nampak antusias menyimak setiap pemaparan
Episode 9: Apalah Artinya Kedisiplinan Dan Kepatuhan Tanpa Kesadaran.Sering kalinya pengajaran yang Erika laksanakan adalah sesi tanya jawab perihal buku-buku yang sudah dipelajari. Semua buku-buku punya materi yang cukup berat, membingungkan sampai terkadang butuh dukungan data lainnya untuk mevalidasi argumen-argumen yang ada.Dijam satu kegiatan studi dilanjutkan.Mengingat musim ini adalah akhir semester sekaligus akhir kelas sembilan dalam akademis tingkat menengah bagi Eriel, karenanya, gadis berambut hijau sepunggung itu mendapat kelas intensif.Posisi belajar mereka tidak berganti: Duduk bersebelahan, setengah meter jarak di antara meja kayu mereka. Pengecualian untuk Erika yang membuat posisi duduknya berada tepat di depan meja Eriel seakan mereka hendak bicara lebih intim.Sementara Kael membaca buku pilihan Erika dengan malas—buku perihal sistem ekonomi fiskal bangsa Barat.”Jujur saja Ril, sebenarnya kamu lebih pintar ketimbang saudara kembarmu ... mestinya, kamu terima ta
Episode 10: Mama ... Mama ... Mama ... MAMAAAAA ...!“Woah ....” Ekspresi kaget yang menyebalkan ditampilkan gadis itu. “Izinkan aku menebak, dan tolong jawab ... sepertinya kamu disuruh tidur di luar lagi oleh mamamu?”Kael malas harus membenarkan. Hanya duduk bergeming sebagai isyarat tidak ingin diganggu.Aira sang gadis bergaun putri itu berdiri berkacak pinggang dengan ceria di dekatnya. Menanti jawaban jujur dari Kael yang tak kunjung bicara. Yang gelagatnya telah menerbitkan asumsi bila tebakan Aira tidak salah lagi.“Sesuai janji kemarin—walau kemarin tidak disepakati sebagai perjanjian—aku hendak mengajakmu untuk berduel ....” Aira menerangkan maksud kedatangannya. “Oleh karenannya ....” Dan mengambil sesuatu dari saku dalam jaketnya.Kael tidak mungkin menolak. Mengingat kemarin dirinya ikut andil agar Aira datang besok hari—yang artinya adalah h
Episode 11: Kekuatan Dalam Bertahan Hidup Yang Diluar Estimasi.Tampak keheningan malam di halaman depan rumah minimalis tersebut terlihat sibuk oleh dua remaja yang menjadi tegang karena sebuah pertarungan.Tempat yang luas, serta rerumputan yang nyaman dipijaki nampaknya sangat berkontribusi dalam duel dua pewaris Aura di sana. Bagaimana tidak, mereka leluasa melampiaskan segala kemampuan yang ada, dan itu jelas.Ditambah Aira punya keunggulan dalam akselerasi, terutama gerakan kedua kaki serta tangannya yang sigap mengambil celah.Sementara Kael pandai dalam segi defensif. Kedua netranya serta intuisinya dapat mendeteksi arah serangan lawan.Satu lesatan dari tinjuan tangan kiri Aura Aira mampu Kael tepis dengan punggung tangan kanannya yang diliputi Aura pula. Lesatan pukulan Aura lainnya beserta sayatan belati datang dari Aira secara beruntun dan terarah.Tetapi demikian, Kael tidak kalah cekatan dalam menghalau setiap serangan ya
Episode 12: Barangkali Aku Bisa Jadi Hal Yang Menghambarkan Lukamu. Pada hutan yang dipenuhi pepohanan cemara ....Kala gadis bergaun putri tengah berlari di antara pepohonan hutan, ia mulai melambat merasakan kaki kanannya tidak beres.Aira berhenti melangkah di sana, melepas sandalnya, lalu senter kecil yang ia genggam disorot menerangi sumber kakinya yang dirasa ganjil.Tidak disangka-sangka olehnya. Ia dapati pada punggung kakinya tergurat luka sayatan yang sedikit berdarah.“Sejak kapan luka sayatan ini ada di kakiku?” herannya. Dan secara refleks pikirannya terserap ke dalam momen duel dengan sang Pewaris Aura cahaya.Sebuah ingatan yang menunjukkan pada satu momen. Tepat dikala Kael tengah berputar dengan elegan, sedang pada saat itu belati Aira meleset hingga Kael mampu mengarahkan satu tendangan menuju muka imutnya.Dan iya. Di sanalah sepertinya luka itu terbentuk: Saat Kael berputar, tendangan yang dia lakukan rupanya hanyalah pengalih perhatian semata, untuk lalu belati ya
Episode 13: Kasih Sayang Tidak Melulu Soal Seberapa Banyaknya Uang Yang Diberikan. Satu wanita yang sempat mengguncang heboh negara Bangsa Selatan. Yang sempat dicap sebagai anggota militer pemberontak. Yang hukuman mati telah melekat semenjak sang wanita nekat ini memenggal kepala walikota Aurania. Dan khususnya warga kota Aurania yang masih mengingat bagaimana jasa sang wanita yang bergelar Jenderal A muda itu membebaskan para pemberontak kota lewat pertempuran berdarah. Membentuk sejarah kota yang baru. Merangkai gagasan kota yang baru, yang kontradiktif dari konsepsional kota sebelumnya. Jenderal A Aldia De Atria adalah termasuk anggota militer yang tersohor di negara Bangsa Selatan. Malangnya, prestasi dan prestisenya sejalan dengan sejumlah sensasi manipulasinya, selayaknya selebritis yang hidup penuh drama kontroversi. Demikian pula Aldia, wanita 39 tahunan itu dikenal oleh serentetan rumor miring, negatif dan ditudingnya sebagai jenderal paling kontroversial. Banyak membel
3471-23-Aries (Musim Hujan).12:18. Pulau Penjara Makam ....“WHOOAAAAAA ...! Ini pasti mengasyikkan!” Hanya Fang Yin yang terpesona dengan tempat mengerikan di depannya.Arata, Ineia dan Fang Yin tiba di sana dalam rangka menjenguk kawan mereka. Memasuki pos pemeriksaan dengan hasil Fang Yin tidak diperbolehkan masuk karena aturan pelarangan Siluman. Maka sementara Fang Yin menunggu di sebuah kedai di depan tembok penjara, Arata dan Ineia masuk ke sebuah gedung.Lonceng berdentang, tanda untuk tiap-tiap narapidana menggunakan kesempatan mereka menghabiskan santapan siangnya yang sehat nan bergizi. Masing-masing dikawal oleh satu sipir supaya tidak ada perkara kocak yang terjadi. Di aula kantin puluhan narapidana makan dengan tangan tanpa melepaskan rantai yang mengikat tubuh dan kaki mereka, seperti binatang. Dengan tiap-tiap meja diberikan sekat karena keberadaan mereka di sini hanya untuk makan. Mereka tentu mesti bersyukur untuk posisi mereka yang tidak separah narapidana kelas a
3471-20-Aries .... Pukul 14:11. Bangsa Barat-utama ....Kentara bahwa Eriel De Atria tidak merasa keberatan menghadapi iklim yang berbeda jauh dengan benua Selatan. Di benua Barat yang hangat dengan langitnya yang biru cerah berdekorasi awan-awan putih, lengkap dengan seperangkat pertanahan yang subur justru sangat disukainya, diidamkannya.Dirinya bersama Aneta dan Madam Ni mengunjungi sebuah area pegunungan di negara Barat-utama untuk melengkapi kerangka kerja mereka. Sebuah gunung dengan ketinggian 3.878 meteran. Gunung Posch (dalam bahasa Bangsa Selatan artinya Terbenam. Gunung Terbenam). Lingkungan hijau, asri, segar dengan variasi vegetasi yang lebih lebat dan berwarna ketimbang di negara Selatan-Kelabu sampai tidak henti-hentinya dikagumi Aneta. Belum lagi hewan endemiknya dari kupu-kupu emas sampai kunang-kunang peri yang kian membuktikan kalau alam di bangsa Barat-Utama tidak kalah jelitanya dengan benua Selatan. Sang Alkemis-Aura itu terus mengomentarinya secara cerewet.
15:02.Kamera pengawas sudah dimatikan sesuai arahan Ereia, jadi Kael bisa bebas bercerita. Menceritakan penolakan terhadap seorang anak muda (Enma) yang menawarkan kerja sama lanjutan, juga menolak banyak penawaran kerja sama dalam menghabisi kaum Siluman. Lanjut menarasikan hidupnya ....Hanya Ereia yang duduk pada kursi reyot seraya pandangannya ke sekeliling bertanya-tanya apakah coretan-coretan di seluruh ruangan ini punya suatu maksud khusus? Sedang Zeno memilih berdiri untuk mengungkapkan kedatangannya yang berkenaan hendak menyudahi penantiannya. Menemui pemimpin baru dalam kelompoknya sekaligus beberapa topik sensitif akan dibicarakan ....“... dalam alam pikiran Anarka, seluruh peserta hanya dapat mencapai kepemimpinan di dunia Aura ini melalui cara pemusnahan segala alat-alat kekuasaan ....” Setelah menceritakan tentang kehidupan masa lalunya—tidak semua diceritakan; hanya sebagian kecil yang paling memengaruhi hidupnya—Kael mengemukakan secuil pengertian dan pengetahuan y
'Pewaris Aura Cahaya Selatan-Kelabu akan kembali ke panggung politik!''Eriel De Atria siap mencalonkan diri sebagai presiden!''Eriel De Atria telah mempersiapkan seluruh pendukungnya dari seluruh penjuru dunia!'Secara bombastis media massa menyiarkan fakta terbaru kesiapan Eriel De Atria yang lebih dari sekadar memimpin jalannya parlemen. Dia digadang-gadang hendak melakukan reformasi. Kendati belum diketahui arahnya ke mana, tapi entah mengapa banyak warga yang siap sedia mematuhinya. 3471-14-Aries (Musim Hujan). 13:22. Bangsa Selatan-Kelabu, Kota Ikora, kediaman Pewaris Aura Cahaya ….Dalam ruang kerjanya, setumpuk dokumen berharga di atas meja sudah tuntas Eriel pelajari. Data tiap-tiap kalangan warga negara Selatan-Kelabu, Selatan-Putih, Selatan-Hitam hingga perilaku sosial-individual negara-negara dunia Aura sudah diketahui, dikenal dan dipahami. Eriel belakangan ini lebih sibuk dan capek ketimbang hari-hari biasanya ….Tujuh individu loyalis sang Pewaris Aura Cahaya duduk d
3471-13-Aries (Musim Hujan). Kabut tebal menyelubungi sebuah pulau terpencil di tengah lautan dingin yang tak terkira. Dengan dihujani salju lima bangunan besar berbentuk kubah berdiri kokoh di sana, tapi saking tertutup dan misteriusnya sampai-sampai tidak terlihat memiliki jendela. Bahan bangunannya sendiri terseleksi khusus dan tidak bisa dikunjungi kalau bukan oleh orang-orang tertentu. Dilingkungi pula oleh tembok tinggi yang dijaga ketat 24 jam.Pintu baja digeser hingga menimbulkan derit bunyi ke seluruh ruangan. Memperlihatkan penyebabnya tidak lain seorang pria bersetelan formal serba hitam. Pemilik rambut hitam klimis yang tersisir kekiri, dengan kacamata bulat yang menghias wajah culunnya, menjinjing koper hitam seolah membawa satu perkara penting yang mustahil dibantah. Setelah menutup lagi pintunya, di sinilah dirinya berada, berdiri mengamati keseluruhan ruangan dengan semua permukaan dinding dan lantainya bercat putih bersih. Ruangan 5x4 meter yang dikotori buku-buku b
Malam itu dikala hujan salju sedang deras-derasnya, dan malam pada puncak kulminasinya, siluet figur berjubah sibuk berlari dalam bayang-bayang kabut. Panorama yang gelap gulita … air yang terbentang melimpah bak tak berujung … di sanalah sesosok bertopeng cermin dengan tangan kanan dilipat ke dada sedang tangan kiri dilipat ke punggung tengah berlari cepat menuju suatu lokasi. Dia bahkan sambil mendengarkan lagu ber-genre pop-punk yang bersumber dari band sekaligus Party-Aura petualang asal bangsa Barat-Utama—ini kebiasaannya dalam tiap misi demi memacu semangatnya. Bagaimanapun kegagalan dalam tugas ini sangat tidak diperbolehkan.Tidak lama dari sana, dirinya menghentikan pelariannya. Atensinya terjatuh pada sesosok pria sekarat di atas air yang terombang-ambing hampir mati.“Jangan pedulikan aku!” Pria yang memiliki kondisi fisik rusak dan hanya menyisakan setengah badannya (dari kepala sampai abdomennya) enggan dikasihani. Tidak mau agen Wan-1 membuang waktu untuk penyelamatan pa
Geger bukan main! Heboh tidak terkira! Berdebat, berselisih dan berdiskusi. Siapa yang menyangka, kalau seorang pria paling berpengaruh, pemimpin aktivis, pejuang kesetaraan, pembela kaum Siluman tertinggi di suatu negara besar, guru dan pembimbing, yang menjembatani makhluk beda alam itu wafat dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Ketua Odero sudah tewas dengan kepala yang berpisah dari badannya, bahkan entah siapa yang dengan kurang ajarnya menggambar alat vital laki-laki dengan spidol merah di keningnya. Sangat tidak terhormat! Tak pelak, mengundang seluruh perhatian nusa bangsa dan negara, tidak hanya Selatan-Putih, tapi warga Selatan-Daya, Selatan-Hitam, Selatan-Kelabu, hingga masuk ke dalam berita dunia Aura. Diantara banyaknya percobaan pembunuhan kepada Ketua Odero, baru kali ini percobaan dari seorang ibu-ibu yang paling ampuh. Banyak yang berbelasungkawa, banyak pula yang riang gembira dan tidak sedikit yang masa bodoh. Ada yang menuntut pihak pembunuh supaya dih
Alih-alih melambat, mereka bergerak makin kencang ….“Sialan … mereka semakin dekat, Pak!” kuak sang pengawal dengan mengaktivasi [Pemancar Aura]. Menggunakan Energi-Aura untuk menembakkan [Bola-Bola Aura Pingai] dari jendela pintu samping menuju Ereia, atau mengejawantahkan ilmu Aura tipe Sentral [Peluru Aura], [Penombak Es] dan lain sebagainya yang potensial, tidak peduli kalau dengan posisi seperti itu sangat sukar tepat sasaran.“HHAAHH ….” Ketua Odero kian gelisah. Dia dengan pikiran buntu tidak mengerti apa yang mesti dilakukannya. Dan, tidak mungkin dia menyerah begitu saja. Itu bukan dirinya.'Syut' 'Syut' …. Sementara anak panah terus berjatuhan, menghujani kereta kuda. Berupaya mengenai kusir atau kedua kuda hitam atau sang pengawal. Bukan hanya Ereia yang mesti mengantisipasi serangan ilmu Aura tipe Sentral supaya tidak mengenai kudanya, tapi, begitu pula sang pengawal yang tidak bisa begitu saja melakukan serangan, dirinya harus menyembunyikan kepalanya dari tembakan anak
3471-01-Aries (Musim Hujan). 12:11.Tetes demi tetes es tumpah ruah dari langit yang kelabu … berpadu angin segar yang mendinginkan sekitar … Desa Dom yang damai sampai-sampai diputihkan salju-salju ….Dan …, jangan lupakan senandung lagu ber-genre gotik dengan syair yang kelam nan syahdu bersumber dari sebuah radio telah mengiringi lamunan pria berjanggut putih itu di depan jendela. Menerawang keluar pada halaman belakang gedung serbaguna yang berselimut salju. Di kantor sementara ini dirinya beristirahat sekalian memikirkan pembangunan fasilitas pendidikan apa yang cocok dan jitu dalam memaksimalkan potensi warga desanya. Tiap-tiap dokumen atas segala informasi yang dibutuhkan tepat di meja kerjanya sudah ditinjau dengan saksama, tapi kebuntuan itu masih terasa.Tidak lama berselang, lamunannya luntur oleh panggilan darurat pengawalnya. Menginformasikan adanya kekacauan di aula yang disebabkan oleh sejumlah orang, bahkan beberapa Siluman disegel dalam Kartu Penyegelan Siluman. Ter