Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 91. Hubungan Tak Jelas

Share

Bab 91. Hubungan Tak Jelas

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-07-24 04:26:53

“Iya Diana, tapi kita juga nggak bisa desak Nyonya untuk menepati janjinya itu. Soalnya sekarang di samping Nyonya sibuk dengan urusan kantor, ia juga tengah bermasalah dengan Tuan Anton. Sebaiknya kita tunggu aja, jika memang Nyonya berniat ngajak kita jalan-jalan pasti suatu waktu ia tepati.” tutur Bi Surti.

“Minggu besok aku akan ajak kalian ke pantai!” tiba-tiba terdengar seruan seseorang yang baru saja menghampiri mereka dari ruang tengah.

“Eh, Nyonya! Kirain Nyonya masih di kamar, kata Mas Roy tadi Nyonya langsung istirahat begitu pulang.” ujar Bi Surti.

“Iya, tadi aku memang langsung ke kamar untuk istirahat tapi nggak bisa merem juga walaupun tadi aku udah coba rebahan.”

“Nyonya kecapean, ya? Aku pijitin ya, Nyonya?” tawar Diana.

“Nggak usah, Diana. Badanku nggak pegal-pegal amat kok, buatin teh hangat Bi!” pinta Angel pada Bi Surti.

“Baik, Nyonya.” Bi Surti pun berdiri dari duduknya menuju dapur membuatkan segelas teh hangat untuk majikannya, sementara Angel ikut duduk bergab
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 92. Sama-sama Selingkuh

    “Dalam menjalin hubungan itu musti ada rasa saling percaya, terkecuali Lu ama Ronal pacaran hanya karena iseng-iseng aja!”“Gue udah sering ingin berhubungan serius dengan cowok, Gue berusaha untuk setia namun buktinya selama ini gue selalu gagal dan kecewa bahkan patah hati. Makanya gue sulit sampai sekarang bisa serius jalin hubungan dengan cowok-cowok, termasuk juga Ronal.” tutur Rena menjelaskan tentang masa lalunya.“Nggak semua cowok begitu, Ren. Lu nggak boleh juga nuding Ronal, kalau lu sendiri belum melihat dan memergokinya selingkuh. Kalau lu begini terus mana mungkin akan dapat cowok yang baik dan benar-benar serius!”“Entahlah Rit, gue lagi nggak ingin mikirin itu. Sekarang gue jalani aja hidup ini, yang penting bisa buat gue happy. Lu nggak jalan dengan cowok lu?”“Nggak Ren, kami hanya jalan kalau besoknya libur kerja aja. Kalau kangen paling kami chat atau telpon-telponan.” jawab Rita yang memang jauh berbeda cara berpacaran dibandingan Rena, meskipun dia satu tempat ke

    Last Updated : 2024-07-25
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 93. Agresif Di Ranjang

    “Kamu pengennya dilayani seperti apa, Ron?”“Hemmm, terserah Mbak aku ngikut aja.”“Ya soalnya pelangganku kadang mereka mengusulkan sesuatu berkaitan dengan pelayanan di ranjang.” ujar Lusi diiringi senyumannya.“Kalau aku sih, justru suka bertindak duluan seperti ini nih!” Ronal langsung memeluk tubuh Lusi dengan erat lalu jemari tangannya bergerak liar ke bagian tubuh yang sensitif.“Ih, kamu nakal juga ya Ron!” Lusi kaget karena tak menyangka kalau Ronal se agresif itu.Ronal hanya tertawa kecil, ia kembali melancarkan serangan yang membuat gairah muncul dengan cepat menjalar keseluruh tubuh. Lusi beberapa kali sempat dibuat menggelinjang, sebelum akhirnya tubuhnya direbahkan Ronal ke ranjang kamar hotel itu.Hawa dingin yang tadi berasal dari ac yang dinyalakan, lama kelamaan sudah tak terasa lagi bahkan kamar itu terasa panas akan gelora gairah yang seperti membakar tubuh membuat mereka berkeringat.Sebagai wanita pangilan yang sarat pengalaman dalam melayani pria-pria hidung be

    Last Updated : 2024-07-25
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 94. Liburan Ke Pantai

    “Nah, di tempat Om kerja itu ada nggak cewek-cewek yang mau diajak kencan?”“Ya ada lah, setiap daerah juga ada! Hanya mungkin nggak sebebas di sini, di sana boleh dikatakan jika ingin kencan musti sembunyi-sembunyi dan bila udah benar-benar dinyatakan aman baru deh gituan,” Om Fredi menuturkan pengalamannya bercinta dengan wanita lain saat ia bekerja diluar daerah.“Wah, susah juga ya Om kalau mau kencan?”“Iya, tapi serunya loh.”“Maksud Om seru gimana?”“Ya, karena nggak mudah ngajak cewek-cewek di luar daerah untuk kencan di hotel. Kami sering sembunyi-sembunyi lakuin itu, terkadang kalau ke pepet kami ngelakuinnya di dalam mobil.” Om Fredi tersenyum mengingat kegeliaannya bercinta dengan wanita di luar kota.“He..! He..! He..! Om nekad juga ya?” Rena sampai dibuat ketawa mendengar cerita dari Om Fredi.“Mau gimana lagi, begitu rasa pengen begituan udah nggak bisa dibendung lagi makanya di tempat yang tak lazim juga dijabani.” Om Fredi ikut tertawa.Hasrat yang sulit dibendung ter

    Last Updated : 2024-07-26
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 95. Ingat Kebiasaan Di Desa

    “Ya bolehlah Tante, silahkan aja! Tante pilih mana yang Tante suka.” Roy menghentikan sejenak mengipas-ngipas ikan yang baru ia taruh di atas pemanggangan, dia menyodorkan wadah yang berisi ikan-ikan panggang yang telah mateng itu pada Angel untuk dipilih.Angel memilih seekor ikan lele berukuran cukup besar, lalu ia cicipi dengan sesekali meneguk minuman botol yang ditaruh di sebelah tempat ia duduk.“Gimana Tante, apa ikannya udah sempurna matang dipanggang?” tanya Roy.“Udah Roy, rasanya super lezat! Ditambah lagi dinikmati di pinggir pantai ini.” Roy kembali tersenyum melihat Angel yang begitu lahapnya mengudap lele panggang.Tak berselang lama kembali Roy mengangkat ikan-ikan di atas pemanggangan itu dan menaruhnya ke dalam wadah kemudian ia mengambil ikan-ikan baru dan meletakannya di atas pemanggangan, ikan-ikan itu merupakan ikan-ikan terakhir yang akan ia panggang.Beberapa menit kemudian ikan-ikan di atas pemanggangan itu kembali matang, setelah menaruhnya ke dalam wadah Ro

    Last Updated : 2024-07-26
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 96. Karena Harta

    “Aku juga nggak sabar, sayang.”“Untuk itu kamu harus benar-benar jaga kondisi badan dan kandunganmu dengan baik, jangan sampai kelelahan atau apa aja yang dapat membahayakan kehamilanmu. Jika nanti aku berada di kantor atau di luar negara ini, kamu nggak boleh diam aja kalau memang ada yang kamu inginkan telepon aku dengan segera!”“Tentu sayang, aku pasti akan menghubungi Bang Anton.”“Kamu juga musti makan makanan yang bergizi dan buah-buahan segar setiap harinya, nanti aku minta pembantu rumah ini selalu menyiapkannya setiap kali waktu makan tiba. Begitu pula dengan buah-buahan segar di rumah ini harus selalu ada!” tutur Anton yang menginginkan Yurika dan kandungannya benar-benar terjaga kesehatannya selama masa kehamilan hingga melahirkan nanti.“Iya Bang, biar aku aja yang nyuruh Bi Ana menyiapkannya nanti. Sayang nggak perlu kuatir, jika nanti Bang Anton berada di kantor atau di luar negeri.”Perhatian yang diberikan Anton pada Yurika sejak hari saat istrinya itu positif hamil

    Last Updated : 2024-07-27
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 97. Gairah Bi Ratni

    Akan tetapi Bi Ratni tiba-tiba saja urungkan niatnya menutup kamar itu, di saat matanya tak sengaja tertuju pada bagian tubuh sensitif Roy yang tertutup selimut terlihat menonjol. Seketika itu juga badan Bi Ratni terasa panas dingin, gairahnya muncul terlebih saat ia mengingat saat bersama Diana mengintip Roy bercinta dengan Bi Surti di dalam kamar itu.Pikiran Bi Ratni jadi tak karuan, gairahnya semakin lama semakin tak kuasa ia bendung sementara ia masih tak tahu apa yang musti ia lakukan. Setelah berusaha keras untuk menenangkan dirinya, Bi Ratni pun melangkah menuju kamarnya.Bi Ratni berusaha kembali berbaring dan tak mengingat-ingat hal yang dapat memperparah keadaan tubuhnya yang tengah dilanda gairah, akan tetapi semakin ia berusaha penjamkan mata justru bayangan percintaan Roy dengan Bi Surti beberapa waktu yang lalu semakin jelas dan membuat dirinya gelisah.Bi Ratni membuka kembali kedua kelopak matanya pandangannya ia tuju pada Diana dan Bi Surti yang masih tertidur pulas,

    Last Updated : 2024-07-27
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 98. Pijitan Penimbul Gairah

    “Mas Roy udah sering ya gituan sama Bi Surti?” sontak saja Roy terperanjat kaget hingga tubuhnya yang lagi telungkup langsung bangkit duduk di samping Bi Ratni.“Bi Ratni ngomong apa?” Roy berusaha untuk menutupi dengan pertanyaan singkatnya.“Hemmm, Mas Roy kan udah janji tadi nggak bakalan tersinggung. Aku nanya seperti itu, karena aku dan Diana pernah melihat Mas Roy dan Bi Surti bercinta di kamar ini tengah malam beberapa waktu yang lalu.” Roy hanya tundukan kepalanya tak tahu harus bicara apa ada perasaan malu, kaget dan semuanya bercampur aduk sementara Bi Ratni hanya tersenyum saja menunggu jawaban dari Roy.“Jadi Bi Ratni dan Diana melihat kami melakukan malam itu?” Bi Ratni hanya menggangguk.“Baiklah aku akan jujur, Bi. Aku dan Bi Surti emang udah sering ngelakuinnya, itu berawal sejak aku memergoki Bi Surti di dalam kamar mandi tengah dilanda gairah dan melakukan hal yang mungkin aja ia anggap dapat merendam semua itu. Karena aku kasihan melihatnya, aku pun membantunya untu

    Last Updated : 2024-07-28
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 99. Bermandikan Keringat

    Seperti halnya yang dirasakan Angel dan Bi Surti, Bi Ratni juga merasakan dan mengakui jika Roy benar-benar tangguh dan luar biasa di ranjang. Berkali-kali ia mencapai titik puncak yang boleh dikatakan tidak pernah sedahsyat itu saat bercinta dengan mantan suaminya dulu, saking bahagiannya Bi Ratni sempat meneteskan air mata.Cukup lama pergumulan mereka di ranjang di sela-sela hujan lebat dan sesekali terdengar petir itu, hingga akhirnya pertahanan Roy roboh jua ditandai dengan sekujur tubuhnya mengejang untuk beberapa saat lalu terkulai lemas menimpa tubuh Bi Ratni.Kedua tubuh mereka basah bukan karena terkena siraman air hujan yang lebat di luar atau pula karena atap kamar itu bocor, melainkan karena kucuran keringat keduanya yang berpacu meraih titik puncak percintaan di atas ranjang.Saat tubuh Roy sudah mulai agak stabil, ia berusaha bangkit dari tubuh Bi Ratni yang ia himpit. Ketika ia memandang wajah Bi Ratni, Roy pun terkejut dan lekas-lekas duduk.“Kenapa Bi Ratni menangis?

    Last Updated : 2024-07-28

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 200. Roy Resign

    Seperti biasa pagi hari Roy yang telah mandi dan rapi bersiap pergi ke kantor, akan tetapi ada yang berbeda dari penampilannya kali ini, biasanya mengenakan pakaian kerja berupa seragam tertera logo dan nama perusahaan pariwisata milik Viola itu namun pakaian yang ia pakai sekarang pakaian biasa mengenakan baju kemeja dan celana jeans.Bukan hanya itu saja kejanggalannya, biasanya ia pergi ke kantor ke luar dari tempat kediaman tanpa membawa apa-apa selain kunci kontak mobil operasional yang ia gunakan untuk mengantar jemput para turis, saat ini terlihat ia ke luar dari tempat kediamannya menggandeng koper scooter.Koper scooter itu ternyata hanya ia keluarkan dari dalam rumah dan menaruhnya di teras, lalu ia tinggalkan menuju kantor perusahaan tempat ia bekerja dengan hanya berjalan kaki karena memang dari tempat kediamannya itu jarak kantor hanya 200 meter saja.Mulai dari satpam hingga para karyawan kantor yang berada di ruangan terkejut melihat penampilan Roy yang tak seperti bias

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 199. Luapan Amarah Viola

    Selepas menampar pipi Roy cukup keras, Viola kemudian meninggalkan meja di mana di sana Roy masih duduk dan tak terlihat mengusap pipinya padahal tamparan itu membuat pipi kirinya memerah.Roy kemudian ikut berdiri dan berusaha memanggil Viola beberapa kali agar berhenti, namun kekasihnya itu seakan tak mendengar dan terus berlalu meninggalkan ruangan cafe itu menuju mobilnya.Roy tak memaksa dirinya untuk terus mengejar, setelah berdiri mematung sejenak menatap kepergian Viola ia pun kembali ke meja tempat dia dan kekasihnya tadi duduk. Maksud hati melanjutkan makannya namun karena tiba-tiba selera makannya sama sekali hilang, Roy pun memutuskan untuk menyudahinya dengan hanya meneguk air putih di gelas yang ia pegang.Setelah membayar makanan dan minuman yang ia dan Viola pesan tadi di kasir, Roy pun kembali ke kediamannya dengan taksi.“Udah aku duga kamu nggak akan bisa terima dan pasti marah setelah aku ceritakan semuanya, tapi aku nggak bisa pula menunda lagi apalagi tetap merah

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 198. Roy Ceritakan Masa Lalunya

    Setelah makan siang dan beristirahat sejenak di restoran itu, Roy pun kembali ke lapangan melanjutkan pekerjaannya sebagai petugas kantor yang melayani antar jemput para turis di pulau itu.Siang itu cuaca di Pulau Bali agak mendung, meskipun begitu belum ada turun gerimis apalagi hujan. Mungkin dikarenakan angin yang bertiup secara kontinu membuat hujan tertunda, hal itu justru membuat hawa di dalam ruangan yang tak ber AC terasa panas.Seperti halnya yang dirasakan Roy saat ia berada di dalam ruangan tempat kediamannya, karena hawa makin terasa panas dan dapat menimbulkan keringat Roy memutuskan untuk ke luar dan duduk di teras.Sesuai dengan niatnya kemarin siang bahwa siang ini dia akan mengajak Viola bertemu sembari makan siang, begitu pula tadi pagi dia telah meminta izin pada Puspa untuk tidak masuk kerja.“Hallo Mas,” sapa Viola ketika Roy melakukan panggilan di ponselnya.“Hallo juga Viola, kamu masuk kantor hari ini?” tanya Roy.“Iya, emang kenapa Mas?” Viola balik bertanya.

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 197. Terjawabnya Rasa Penasaran

    “Benarkah tadi siang kamu diminta bertemu oleh cewek bule?” sambung Viola dan hal itu membuat Roy terkejut.“Tahu dari mana kamu? Apa Bu Puspa yang memberi tahu?” Roy balik bertanya.“Iya, tadi siang saat dia mengantar beberapa bekas ke ruanganku Puspa cerita soal itu. Emang ada urusan apa hingga bule itu minta bertemu dengan Mas?” jawab Viola kemudian bertanya kembali dengan berusaha menahan rasa kecurigaan yang sejak tadi siang mengganggu pikirannya.“Namanya Alice, dia salah seorang dari para turis yang memakai jasa perusahaan. Beberapa hari yang lalu dia minta pada Bang Ardi agar aku bersedia mengantar sekaligus menunjukan tempat-tempat wisata di pulau di luar jam kerja, karena aku segan sama Bang Ardi akupun menyetujuinya,” tutur Roy.“Bang Ardi manajer hotel itu? Lalu kenapa bule itu datang ke kantor dan minta ketemuan dengan Mas?” Viola bertanya kembali.“Iya, dia datang ke kantor bertemu dengan Bu Puspa dan meminta bertemu denganku karena aku nggak mau menerimanya untuk kembal

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 196. Viola Mengajak Bertemu

    “Hemmm, kan emang perjanjiannya sejak awal begitu.” ulas Alice.“Perjanjian apa? Aku merasa nggak pernah buat perjanjian soal honor berkaitan dengan menemani kamu jalan,” ujar Roy heran.“Aku dan Pak Ardi yang berjanji, jika nanti kamu mau menemaniku jalan ke kawasan wisata pulau ini aku akan memberi honor.” Jelas Alice.“Wah, serius aku nggak tahu jika kamu dan Bang Ardi berjanji begitu. Aku bersedia menemani kamu jalan karena Bang Ardi yang meminta, aku akan bilang sama Bang Ardi nanti agar uang yang kamu berikan itu diserahkan lagi sama kamu.” Ujar Roy yang memang tak pernah berharap honor sepesepun atas kesediaannya menemani Alice.“Nggak Roy, aku harap kamu mau menerimanya karena aku udah terlanjur berjanji sama Pak Ardi dan mohon jangan kamu menolak atau meminta Pak Ardi untuk mengembalikannya sama aku. Anggap aja itu sebagai ucapan terima kasihku atas kesediaanmu menemani selama aku di sini,” pinta Alice.Roy tak dapat berkata apa-apa lagi atau kembali menolak, dia tak ingin me

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 195. Roy Memaafkan Alice

    Sepeninggalnya Alice kembali ke hotel tempat ia menginap, Puspa pun menghubungi Roy melalui ponselnya.“Hallo Bu Puspa,” sapa Roy setelah mengangkat panggilan di ponselnya.“Hallo juga Mas, masih di lapangankan?” tanya Puspa.“Iya, kan waktu istirahat siang belum masuk. Emang ada apa Bu?” jawab Roy balik bertanya.“Barusan ada bule datang menemuiku, namanya Alice. Mas Roy kenalkan?” tanya Puspa.“Ya, dia menginap di hotel tempat Bang Ardi kerja.” jawab Roy, dalam hatinya mulai merasa tak enak dan terkejut mendengar jika Alice mendatangi kantor menemui Puspa.“Dia minta Mas menemuinya karena ada hal penting yang akan disampaikannya, Mas bersediakan?” jelas Puspa sembari meminta kesediaan Roy.“Iya Bu, nanti jam istirahat siang aku akan menemui.” Karena yang meminta itu Puspa dan berkaitan dengan urusan kantor maka dengan berat hati Roy bersedia.“Oke deh kalau begitu, silahkan Mas Roy lanjutkan kerjaannya.” Ulas Puspa.“Iya Bu, terima kasih.” Ucap Roy, lalu percakapan mereka melalui sa

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 194. Alice Mendatangi Kantor Roy

    Di sebuah meja makan malam itu di Qatar, Pak Husein dan Bu Astrid bercakap-cakap sembari menikmati makan malam mereka.“Bagaimana cara kita menyampaikan perihal Viola yang menolak dijodohkan dengan Rehan pada kedua orang tuanya, Pi?” tanya Bu Astrid.“Itulah yang membuatku pusing karena mereka terlalu berharap perjodohan itu akan terlaksana,” jawab Pak Husein dengan raut wajah yang risau.“Tapi kita nggak boleh diam aja, apapun itu harus kita beri tahu mereka agar nanti masalahnya nggak semakin rumit,” Bu Astrid menyarankan.“Ya, aku cari waktu yang tepat untuk menyampaikannya pada mereka.” ulas Pak Husein tak bersemangat.“Papa dan Mama sepertinya memang nggak ingin Viola berpisah dengan mereka makanya mereka ngotot membela penolakan Viola yang akan kita jodohkan dengan Rehan,” ujar Bu Astrid.“Aku sampai nggak kepikiran jika Papa dan Mama akan menyangkut pautkan dengan masa lalu kita hingga kita nggak berkutik dibuatnya, tapi aku tetap nggak akan setuju jika Viola memilih Roy untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 193. Menyelesaikan Masalah

    “Ada yang perlu aku bantu Non Alice?” tanya Ardi saat bule cantik berambut pirang itu menghampirinya di ruangan manajer hotel itu.“Sepertinya Roy marah sama aku, beberapa kali aku telpon nggak diangkatnya,” jawab Alice.“Loh, emangnya ada masalah apa sampai Roy nggak mau mengangkat telpon dari Non?” tanya Ardi lagi.“Mungkin karena kejadian malam itu,” ulas Alice merasa ragu untuk menjelaskan lebih rinci.“Kejadian? Kejadian apa?” Ardi penasaran.“Malam itu aku ngajak Roy jalan dan pulang ke hotel ini lewat dari jam 11 malam, sebelum kembali ke sini kami singgah dulu di night club dan karena cukup banyak minum membuat kami setengah mabuk. Saat itulah setiba di kamar kami hampir saja berhubungan badan, Roy kemudian pergi dengan raut wajah kesal karena aku memang aku yang memancingnya untuk melakukan hubungan badan itu.” jelas Alice.“Wah, kok sampai kamu kepikiran untuk melakukan hubungan badan dengannya?” Ardi terkejut.“Aku juga nggak tahu kenapa setiap kali aku jalan dengan Roy, ak

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 192. Perdebatan Sengit

    “Husein...!” Opa yang sejak tadi hanya diam mendengar tiba-tiba membentak.Pak Husein seketika itu juga terkejut, ia tak menyangka jika Opa akan membentaknya setelah berbicara lantang pada Viola, ia hanya berani menatap Opa sejenak lalu alihkan pandangan pada Bu Astrid.“Apa kamu lupa dulu sewaktu kedua orang tuamu menjodohkan kamu dengan wanita di Qatar sana? Kamu juga menolak dan bersikeras untuk memilih Astrid jadi istrimu. Waktu itu Astrid baru saja menyelesaikan kuliahnya dan hanya bekerja membantuku mengelola sebuah hotel,” sambung Opa, Pak Husein dan Bu Astrid hanya diam.“Kedua orang tuamu nggak merestui hubungan kalian dan tetap bersikeras pula agar kamu menikah dengan wanita pilihan mereka yang memiliki beberapa perusahaan itu, mereka sempat pula meremehkan Astrid dan juga kami dan hal itu membuat aku sangat tersinggung hingga tak menyetujui pula Astrid menjalin hubungan denganmu. Namun kamu tetap bersikukuh untuk menyakinkan kedua orang tuamu itu termasuk kami dan akhirnya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status