Beranda / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 92. Sama-sama Selingkuh

Share

Bab 92. Sama-sama Selingkuh

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 05:36:13

“Dalam menjalin hubungan itu musti ada rasa saling percaya, terkecuali Lu ama Ronal pacaran hanya karena iseng-iseng aja!”

“Gue udah sering ingin berhubungan serius dengan cowok, Gue berusaha untuk setia namun buktinya selama ini gue selalu gagal dan kecewa bahkan patah hati. Makanya gue sulit sampai sekarang bisa serius jalin hubungan dengan cowok-cowok, termasuk juga Ronal.” tutur Rena menjelaskan tentang masa lalunya.

“Nggak semua cowok begitu, Ren. Lu nggak boleh juga nuding Ronal, kalau lu sendiri belum melihat dan memergokinya selingkuh. Kalau lu begini terus mana mungkin akan dapat cowok yang baik dan benar-benar serius!”

“Entahlah Rit, gue lagi nggak ingin mikirin itu. Sekarang gue jalani aja hidup ini, yang penting bisa buat gue happy. Lu nggak jalan dengan cowok lu?”

“Nggak Ren, kami hanya jalan kalau besoknya libur kerja aja. Kalau kangen paling kami chat atau telpon-telponan.” jawab Rita yang memang jauh berbeda cara berpacaran dibandingan Rena, meskipun dia satu tempat ke
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 93. Agresif Di Ranjang

    “Kamu pengennya dilayani seperti apa, Ron?”“Hemmm, terserah Mbak aku ngikut aja.”“Ya soalnya pelangganku kadang mereka mengusulkan sesuatu berkaitan dengan pelayanan di ranjang.” ujar Lusi diiringi senyumannya.“Kalau aku sih, justru suka bertindak duluan seperti ini nih!” Ronal langsung memeluk tubuh Lusi dengan erat lalu jemari tangannya bergerak liar ke bagian tubuh yang sensitif.“Ih, kamu nakal juga ya Ron!” Lusi kaget karena tak menyangka kalau Ronal se agresif itu.Ronal hanya tertawa kecil, ia kembali melancarkan serangan yang membuat gairah muncul dengan cepat menjalar keseluruh tubuh. Lusi beberapa kali sempat dibuat menggelinjang, sebelum akhirnya tubuhnya direbahkan Ronal ke ranjang kamar hotel itu.Hawa dingin yang tadi berasal dari ac yang dinyalakan, lama kelamaan sudah tak terasa lagi bahkan kamar itu terasa panas akan gelora gairah yang seperti membakar tubuh membuat mereka berkeringat.Sebagai wanita pangilan yang sarat pengalaman dalam melayani pria-pria hidung be

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 94. Liburan Ke Pantai

    “Nah, di tempat Om kerja itu ada nggak cewek-cewek yang mau diajak kencan?”“Ya ada lah, setiap daerah juga ada! Hanya mungkin nggak sebebas di sini, di sana boleh dikatakan jika ingin kencan musti sembunyi-sembunyi dan bila udah benar-benar dinyatakan aman baru deh gituan,” Om Fredi menuturkan pengalamannya bercinta dengan wanita lain saat ia bekerja diluar daerah.“Wah, susah juga ya Om kalau mau kencan?”“Iya, tapi serunya loh.”“Maksud Om seru gimana?”“Ya, karena nggak mudah ngajak cewek-cewek di luar daerah untuk kencan di hotel. Kami sering sembunyi-sembunyi lakuin itu, terkadang kalau ke pepet kami ngelakuinnya di dalam mobil.” Om Fredi tersenyum mengingat kegeliaannya bercinta dengan wanita di luar kota.“He..! He..! He..! Om nekad juga ya?” Rena sampai dibuat ketawa mendengar cerita dari Om Fredi.“Mau gimana lagi, begitu rasa pengen begituan udah nggak bisa dibendung lagi makanya di tempat yang tak lazim juga dijabani.” Om Fredi ikut tertawa.Hasrat yang sulit dibendung ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 95. Ingat Kebiasaan Di Desa

    “Ya bolehlah Tante, silahkan aja! Tante pilih mana yang Tante suka.” Roy menghentikan sejenak mengipas-ngipas ikan yang baru ia taruh di atas pemanggangan, dia menyodorkan wadah yang berisi ikan-ikan panggang yang telah mateng itu pada Angel untuk dipilih.Angel memilih seekor ikan lele berukuran cukup besar, lalu ia cicipi dengan sesekali meneguk minuman botol yang ditaruh di sebelah tempat ia duduk.“Gimana Tante, apa ikannya udah sempurna matang dipanggang?” tanya Roy.“Udah Roy, rasanya super lezat! Ditambah lagi dinikmati di pinggir pantai ini.” Roy kembali tersenyum melihat Angel yang begitu lahapnya mengudap lele panggang.Tak berselang lama kembali Roy mengangkat ikan-ikan di atas pemanggangan itu dan menaruhnya ke dalam wadah kemudian ia mengambil ikan-ikan baru dan meletakannya di atas pemanggangan, ikan-ikan itu merupakan ikan-ikan terakhir yang akan ia panggang.Beberapa menit kemudian ikan-ikan di atas pemanggangan itu kembali matang, setelah menaruhnya ke dalam wadah Ro

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 96. Karena Harta

    “Aku juga nggak sabar, sayang.”“Untuk itu kamu harus benar-benar jaga kondisi badan dan kandunganmu dengan baik, jangan sampai kelelahan atau apa aja yang dapat membahayakan kehamilanmu. Jika nanti aku berada di kantor atau di luar negara ini, kamu nggak boleh diam aja kalau memang ada yang kamu inginkan telepon aku dengan segera!”“Tentu sayang, aku pasti akan menghubungi Bang Anton.”“Kamu juga musti makan makanan yang bergizi dan buah-buahan segar setiap harinya, nanti aku minta pembantu rumah ini selalu menyiapkannya setiap kali waktu makan tiba. Begitu pula dengan buah-buahan segar di rumah ini harus selalu ada!” tutur Anton yang menginginkan Yurika dan kandungannya benar-benar terjaga kesehatannya selama masa kehamilan hingga melahirkan nanti.“Iya Bang, biar aku aja yang nyuruh Bi Ana menyiapkannya nanti. Sayang nggak perlu kuatir, jika nanti Bang Anton berada di kantor atau di luar negeri.”Perhatian yang diberikan Anton pada Yurika sejak hari saat istrinya itu positif hamil

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 97. Gairah Bi Ratni

    Akan tetapi Bi Ratni tiba-tiba saja urungkan niatnya menutup kamar itu, di saat matanya tak sengaja tertuju pada bagian tubuh sensitif Roy yang tertutup selimut terlihat menonjol. Seketika itu juga badan Bi Ratni terasa panas dingin, gairahnya muncul terlebih saat ia mengingat saat bersama Diana mengintip Roy bercinta dengan Bi Surti di dalam kamar itu.Pikiran Bi Ratni jadi tak karuan, gairahnya semakin lama semakin tak kuasa ia bendung sementara ia masih tak tahu apa yang musti ia lakukan. Setelah berusaha keras untuk menenangkan dirinya, Bi Ratni pun melangkah menuju kamarnya.Bi Ratni berusaha kembali berbaring dan tak mengingat-ingat hal yang dapat memperparah keadaan tubuhnya yang tengah dilanda gairah, akan tetapi semakin ia berusaha penjamkan mata justru bayangan percintaan Roy dengan Bi Surti beberapa waktu yang lalu semakin jelas dan membuat dirinya gelisah.Bi Ratni membuka kembali kedua kelopak matanya pandangannya ia tuju pada Diana dan Bi Surti yang masih tertidur pulas,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 98. Pijitan Penimbul Gairah

    “Mas Roy udah sering ya gituan sama Bi Surti?” sontak saja Roy terperanjat kaget hingga tubuhnya yang lagi telungkup langsung bangkit duduk di samping Bi Ratni.“Bi Ratni ngomong apa?” Roy berusaha untuk menutupi dengan pertanyaan singkatnya.“Hemmm, Mas Roy kan udah janji tadi nggak bakalan tersinggung. Aku nanya seperti itu, karena aku dan Diana pernah melihat Mas Roy dan Bi Surti bercinta di kamar ini tengah malam beberapa waktu yang lalu.” Roy hanya tundukan kepalanya tak tahu harus bicara apa ada perasaan malu, kaget dan semuanya bercampur aduk sementara Bi Ratni hanya tersenyum saja menunggu jawaban dari Roy.“Jadi Bi Ratni dan Diana melihat kami melakukan malam itu?” Bi Ratni hanya menggangguk.“Baiklah aku akan jujur, Bi. Aku dan Bi Surti emang udah sering ngelakuinnya, itu berawal sejak aku memergoki Bi Surti di dalam kamar mandi tengah dilanda gairah dan melakukan hal yang mungkin aja ia anggap dapat merendam semua itu. Karena aku kasihan melihatnya, aku pun membantunya untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 99. Bermandikan Keringat

    Seperti halnya yang dirasakan Angel dan Bi Surti, Bi Ratni juga merasakan dan mengakui jika Roy benar-benar tangguh dan luar biasa di ranjang. Berkali-kali ia mencapai titik puncak yang boleh dikatakan tidak pernah sedahsyat itu saat bercinta dengan mantan suaminya dulu, saking bahagiannya Bi Ratni sempat meneteskan air mata.Cukup lama pergumulan mereka di ranjang di sela-sela hujan lebat dan sesekali terdengar petir itu, hingga akhirnya pertahanan Roy roboh jua ditandai dengan sekujur tubuhnya mengejang untuk beberapa saat lalu terkulai lemas menimpa tubuh Bi Ratni.Kedua tubuh mereka basah bukan karena terkena siraman air hujan yang lebat di luar atau pula karena atap kamar itu bocor, melainkan karena kucuran keringat keduanya yang berpacu meraih titik puncak percintaan di atas ranjang.Saat tubuh Roy sudah mulai agak stabil, ia berusaha bangkit dari tubuh Bi Ratni yang ia himpit. Ketika ia memandang wajah Bi Ratni, Roy pun terkejut dan lekas-lekas duduk.“Kenapa Bi Ratni menangis?

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 100. Rencana Jahat

    “Tuan Bi... Tuan Anton pulang.” Jawab Diana. “Hah?! Tuan Anton pulang? Bukankah dia janjinya akan pulang ke sini dua minggu lagi?” makin terkejut Bi Surti mendengarnya. “Ya nggak tahu Bi, buktinya Tuan Anton memang pulang dan sekarang mungkin udah berada di ruangan depan.” ujar Diana. “Ya udah, biar aku yang menghampirinya kamu lanjutin masaknya.” Ulas Bi Surti, Diana hanya mengangguk. Setibanya Bi Surti di ruangan depan memang benar adanya yang dikatakan Diana jika Anton telah tiba di ruangan depan itu, Bi Surti segera menghampiri majikannya itu. “Loh, bukannya Tuan akan pulang dua minggu lagi?” tanya Bi Surti sembari menyapa. “Iya Bi, tapi karena minggu-minggu depan jadwal kerjaku sangat sibuk aku memutuskan untuk pulang sekarang. Oh ya, Angel masuk kantor hari ini Bi?” jawab Anton sembari balik bertanya. “Iya Tuan, Nyonya pagi-pagi sekali tadi berangkat ke kantornya.” Jawab Bi Surti lalu menghampiri Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 167. Bilang Sudah Punya Kekasih

    “Aku akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata, karena kamu sudah pengalaman di bagian itu maka kamu yang aku percayakan untuk mengurusnya,” tambah Angel karena Roy tadi hanya diam tak menanggapi.“Tante akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata?” Roy ingin memastikan kembali hal yang disampaikan Angel itu.“Ya, kamu sebagai direkturnya. Gimana apa kamu mau?” tegas Angel.“Pengalamanku di hotel dan di perusahaan pariwisata hanya sebatas karyawan biasa, Tante.” ulas Roy.“Tapi aku yakin kamu juga tahu tentang cara menjalankan serta mengelola hotel dan perusahaan itu kan? Di Jakarta juga banyak para turis yang berkunjung, meskipun nggak sebanyak di Pulau Bali. Namun prospeknya cukup lumayan jika diurus secara benar dan terarah,” tutur Angel.“Gimana ya Tante?” Roy merasa bingung.“Hemmm, kamu nggak usah buru-buru memberi keputusan. Kamu pikir-pikir aja dulu dan jika nanti keputusanmu udah buat bersedia menerima tawaranku itu, kamu hubungi aja aku,” ujar Angel.“Tentunya untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 166. Sedih Tapi Juga Bangga

    “Lalu gimana ceritanya kamu tiba-tiba aja berada dan bekerja di sini?” rasa penasaran Angel tentang Roy di Bali kembali muncul.“Begini Tante...”Roy hentikan ceritanya, ia terlebih dahulu menyeruput jus di depannya. Ia seperti berusaha untuk mengingat sesuatu yang akan ia sampaikan pada Angel, sepintas ada pula keraguannya untuk menceritakan semuanya.“Kenapa Roy, kok sepertinya kamu merasa berat untuk menceritakannya?” tanya Angel.“Entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa malu untuk menyampaikannya, karena terlalu banyak hal-hal yang tak pantas aku lakukan sebelum aku bekerja sebagai jemput antar para turis di perusahaan pariwisata yang kantor tempat aku mengantar mobil operasional tadi,” jawab Roy.“Loh, emangnya hal yang kamu lakukan itu berbau kriminal hingga kamu pernah ditangkap dan ditahan di penjara?” Angel menduga-duga.“Nggak sih Tante, sampai saat ini aku nggak melakukan tindak kriminal. Baiklah aku akan ceritakan semuanya tanpa ada yang aku tutup-tutupi sama Tante,” ulas R

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 165. Angel Menemukan Roy

    “Wah, selain cantik ternyata Viola juga pintar memasak,” Qoira kembali memuji Viola, hanya saja kali ini setelah mengarahkan pandangan pada Viola, Qoira mengalihkan pandangan pada Rehan. Putranya yang duduk bersebelahan dengannya itu, nampak tersenyum.Dari sikap yang langsung ditunjukan Rehan, nampak sekali dia semakin terkesima dan menyukai Viola.****Seperti biasa setelah mengantar para turis ke tempat wisata yang hendak mereka kunjungi, Roy pun mengantar mereka kembali ke hotel-hotel tempat mereka menginap. Saat Roy mengantar salah satu pasangan turis hingga ke dalam hotel, seorang wanita yang sedari tadi memantau dan mengikutinya terlihat ragu-ragu untuk menghampiri.“Apa mungkin dia itu Roy? Kalau benar, kok bisa dia berada di Bali?” wanita itu bergumam dalam hati.Rasa penasaran yang sejak tadi hadir di hatinya serta diselimuti rasa ragu, akhirnya ia putuskan untuk menghampiri ketika Roy ke luar dari hotel itu menuju mobil yang biasa ia gunakan sebagai kendaraan operasional ke

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 164. Pertemuan Viola Dan Rehan

    “Loh, kok Mami diam aja? Kenapa emangnya kalau seandainya Opa dan Oma tahu?” karena penasaran Viola kembali bertanya.“Hemmm, nggak ada apa-apa Viola. Mami rasa nggak penting juga Opa dan Oma mu tahu masalah kamu akan dijodohkan oleh Papi dengan putra sahabatnya itu, kan emang semua itu belum jelas, yang ada nanti mereka malah bertanya pada kami soal itu.” jawab Bu Astrid yang sepertinya menyembunyikan sesuatu terkait dengan pertanyaan yang dilontarkan Viola.“Oh gitu, kirain ada apa-apanya jika Opa dan Oma tahu.” ulas Viola yang tak merasa penasaran lagi.“Oh ya Viola, Papi rencananya besok malam akan mengundang Hamid dan keluarganya makan malam di sini,” Pak Husein yang bicara.“Hamid? Emangnya mereka siapa Pi?” tanya Viola kembali penasaran.“Dia sahabat Papi yang tempo hari Papi cerita sama kamu, dia memiliki putra semata wayang bernama Rehan seorang CEO perusahaan perminyakan, perusahaannya itu menjadi salah satu perusahaan perminyakan terbesar di negara ini,” jelas Pak Husein, V

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 163. Terbang Ke Qatar

    “Nah itu yang juga buat aku pusing Mas, sampai saat ini aku belum dapat pemilik perusahaan yang bisa diajak kerja sama atas rencana kita itu sementara waktu yang diberi Papi juga nggak lama buat aku menemukan pria seperti yang diinginkannya.” Kali ini Viola yang mengeluh, karena memang beberapa orang yang ia temui yaitu para pemilik perusahaan belum ada yang bisa diajak kerja sama dalam rencananya dengan Ryan untuk membohongi Papinya akan status pria pilihan hatinya itu.“Terus gimana, Viola?” tanya Roy.“Aku akan terus usahain untuk mencari pemilik perusahaan yang mau diajak kerja sama dalam rencana kita itu,” jawab Viola.“Moga aja nanti bisa kamu temukan,” ulas Roy yang juga berharap.“Oh ya Mas, aku juga mau menyampaikan tadi pagi aku ditelpon Mami. Dia ingin aku ke Qatar minggu depan,” ujar Viola.“Mamimu nelpon dan minta kamu ke Qatar minggu depan? Maksudnya kamu akan mereka jodohkan minggu depan dengan putra sahabat Papimu itu?” Roy terkejut menanggapinya.“Ya nggaklah, Mami ha

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 162. Hadirnya Keraguan

    “Ya nggaklah, Mami jamin Papimu nggak akan melakukan itu. Paling dia sekedar memperkenalkan mu saja pada putra dan keluarga sahabat Papimu itu,” ujar Bu Astrid.“Kalau hanya sekedar silahturahmi aja dengan mereka, aku juga nggak jadi masalah Mi. Asal Papi nggak memaksaku untuk segera menjodohkan aku sama putra sahabatnya itu,” ulas Viola.“Kan Papimu beri kamu waktu untuk mencari pria pilihanmu, jika nggak ketemu juga dalam waktu yang ia tentukan itu baru Papimu akan menjodohkanmu dengan putra sahabatnya itu,” jelas Bu Astrid.“Baiklah kalau emang Mami dapat menjamin kalau aku nggak akan langsung dijodohkan, minggu depan aku akan ke Qatar.” Ujar Viola.“Nah, gitu dong sayang. Ya udah kamu lanjut aja lagi kerjaannya, hubungi Mami saat kamu akan terbang ke sini minggu depan,” ulas Bu Astrid.“Ya Mi, aku akan hubungi Mami nanti saat aku akan berangkat ke sana.”“Assalamu alaikum,” ucap Bu Astrid.“Waalaikum salam, Mi.” Balas Viola kemudian obrolan mereka melalui sambungan ponsel itu mere

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 161. Dihubungi Bu Astrid

    “Ya, aku juga nggak nyangka kalau Papi akan mendesakku untuk berumah tangga dengan segera. Aku bingung dan nggak tahu harus bagaimana untuk mencari solusinya, saat ini hanya cara itulah yang aku temukan agar Papi nggak ngotot menjodohkan aku dengan putra sahabatnya itu.” tutur Viola yang juga berbicara dengan tarikan napas berat.“Aku belum bisa memberi keputusannya sekarang, Viola. Beri aku waktu untuk berfikir, siapa tahu saja nanti aku temui jalan ke luarnya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain,” ujar Roy.“Iya Mas, aku ngerti. Aku akan beri waktu pada Mas Roy, moga aja nanti dapat solusi yang lebih baik.” Ulas Viola.Setelah makan malam bareng itu selesai, Viola mengantar Roy ke kediamannya lalu setelah itu kembali ke rumahnya. Meskipun malam itu Viola tak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya berkaitan dengan usulan Puspa agar Roy mau berpura-pura menjadi pria lain yang berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan atau juga pengusaha kaya raya, namun Viola cukup merasa lega k

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 190. Bertemu Dan Memberitahu Roy

    “Tidak ada salahnya kalau Bi Viola mau mencoba sembari meyakinkan Mas Roy dengan semua yang sedang Bu Viola alami saat ini, siapa tahu saja Mas Roy bisa ngerti dan mau melakukannya demi mencegah terjadinya perjodohan Ibu dengan putra sahabat Papa Bu Viola itu,” Puspa kembali memberi saran.“Aku akan pikirkan dulu karena aku merasa nggak mudah memberi tahu yang sedang aku hadapi ini pada Mas Roy, begitu pula untuk menyakinkannya agar dia mau berpura-pura menjadi pria lain.” Ulas Viola.“Ya Bu, itu semua demi kelanjutan hubungan kalian berdua.” Ujar Puspa, Viola mengangguk dan tersenyum.Acara makan siang bareng itu disudahi dengan ke luarnya mereka dari dalam restoran lalu Puspa kembali ke kantor sementara Viola pulang ke rumahnya karena memang hari ini dia tak masuk kerja, itu sengaja ia lakukan untuk menenangkan pikirannya atas permasalahan yang sedang ia hadapi.Malam itu cuaca mendung, meskipun hujan lebat tak turun namun gerimis yang turun cukup dapat membasahi tubuh jika tak mema

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 159. Saran Dari Puspa

    Puspa menghampiri Viola di salah satu meja di dalam ruangan restoran tempat mereka janji bertemu dan makan siang bareng itu, rupanya atasan Puspa di kantor itu sudah tiba di sana lebih dulu.“Bu Viola udah lama tiba dan menunggu di sini?” sapa Puspa setelah dipersilahkan atasannya itu untuk duduk.“Kurang lebih 10 menit yang lalu, nih aku udah pesan minuman. Oh ya, apa menu makan siang yang Bu Puspa inginkan? Silahkan Bu Puspa pesan!” ulas Viola.“Terserah Bu Viola aja, saya ikut aja dengan yang Bu Viola pesan.” Jawab Puspa diiringi senyum ramah dan hormatnya sebagai bawahan.Setelah memesan menu dan diantar oleh pelayan restoran ke meja itu, mereka pun segera menikmatinya diselingi obrolan.“Kira-kira ada hal penting apa yang ingin Bu Viola sampaikan, hingga siang ini Bu Viola ngajak ketemuan dan makan bareng?” tanya Puspa.“Hemmm, sebenarnya ini nggak ada kaitannya dengan urusan kantor melainkan masalah pribadi yang ingin aku curhatin sama Bu Puspa.” Jawab Viola diiringi senyumnya,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status