Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!

Ikhlaskan Hatimu, Aku Pergi!

last updateLast Updated : 2023-11-08
By:  Kirana QuinnOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
34Chapters
1.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Seorang gadis penjual pakaian bekas diminta menikah dengan seorang pemuda yang tak di kenalnya, dan anehnya permintaan itu datang dari wanita yang menjadi pelanggan pakaian bekas bernama Akila. Permintaan yang tiba-tiba itu ditolaknya mentah-mentah. Tapi demi ayahnya yang membutuhkan biaya operasi akhirnya di terimanya juga permintaan gila itu. Zahira nama gadis penjual pakaian bekas itu bahkan tak tahu seperti apa calon suaminya, sudah tua atau cacat yang penting dia bisa membayar biaya operasi ayahnya yang kecelakaan akibat truk yang di bawanya masuk jurang. Zahira di dandani secantik mungkin, dia bahkan tidak ingin melihat bagaimana bayangan wajahnya di cermin setelah memakai makeup pengantin. Zahira baru mengangkat kepalanya saat mempelai pria datang bersama keluarganya. Zahira terperangah karena pria yang akan menjadi suaminya bagaikan pangeran dari negeri dongeng. Tampannya tak bisa di samakan dengan pemain sinetron favoritnya. Zahira ingin lari meninggalkan pesta pernikahan yang menurutnya tidak benar ini, pasti ada sesuatu yang terselubung karena Akila pernah menunjukkan foto kekasihnya yang berada di latar walpaper ponselnya. Bagaimana mungkin Akila memintanya menikahi kekasihnya sendiri yang bernama Fajar seorang pengusaha muda real estate terkemuka di Indonesia. Ada apa sebenarnya? Pikirannya terus berkecamuk antara pergi dan tak menengok lagi ke belakang atau melanjutkan pernikahan ini.

View More

Chapter 1

1. Penjual Pakaian Bekas

"Aku terima nikahnya Zahira Alesha binti Mulyono dengan mas kawin sebuah cincin emas lima gram tunai," Fajar mengucapkan ijab Qabul dengan suara lantang.

"Sah?! tanya penghulu.

"Sah!" seru tamu undangan serempak.

Mendengar seruan itu membuat Zahira terkejut, dia tidak bermimpi. Ini nyata, ayahnya sedang terbaring menjalani operasi patah tulang sehingga walinya di wakilkan kepada wali hakim dari kantor urusan agama setempat.

"Suami Zahira tampan ya? Beruntung sekali dia, penjual pakaian bekas tapi dinikahi pengusaha tampan!" bisik tetangga depan rumahnya.

"Kalau wajah sih tak masalah, Zahira juga cantik kok, yang salah itu profesinya," ucap tetangga lainnya.

Semua omongan itu begitu menyakitkan telinga Zahira, ingin rasanya dia melabrak ibu-ibu hebring itu. Zahira teringat ibunya, dia khawatir ibunya akan mendengar obrolan itu. Dia mengangkat kepalanya mencari keberadaan sang ibunda tercinta, tak sengaja matanya sempat beradu dengan pria yang baru saja sah menjadi suaminya.

Ternyata ibunya diapit ibu mertuanya, Zahira merasa heran sejak kapan ibunya bisa seakrab itu dengan mertuanya. Zahira melihat wajah ibunya yang tersenyum bahagia, haruskah dia mempermalukan ibunya ini? Di sebelah ibunya duduk pula Akila yang terus menunduk meremas-remas tissue di tangannya. Jika dia merasa sakit melihat pernikahan ini mengapa dia sendiri yang harus menjodohkan pacarnya itu?

"Sekarang proses pemasangan cincin kawin!" pembawa acara mengagetkannya.

Sekali lagi Zahira menatap ibunya, anggukan kepala ibunya membuatnya sadar jika ini bukan sandiwara. Dengan gemetar Zahira menyerahkan tangan kanannya untuk di pasangkan cincin kawin, begitu juga sebaliknya. Zahira sempat melihat wajah Fajar yang tanpa ekspresi ketika memegang tangannya.

"Cium...cium...!"

Ah..entah siapa yang berteriak usil itu membuat Zahira panas dingin. Yang membuat Zahira semakin terbelalak ternyata Fajar mengecup keningnya. Zahira tak bisa melukiskan seperti apa perasaannya saat ini. Dia terbayang masa-masa ketika dia menjadi penjual pakaian bekas dan bertemu Akila.

Fajar ketika mendengar suara ibunya menyuruhnya mencium isterinya sedikit terhenyak, dia melirik sesaat kepada kekasihnya Akila yang saat itu juga menatapnya. Dengan berat hati Fajar menghalalkan isterinya dengan mengecup keningnya sesaat lalu menunduk. Dia ikut membayangkan hari-hari menyakitkan ketika diminta menikahi gadis penjual pakaian bekas yang kini menjadi isterinya.

***

Flash Back On

Kecelakaan yang menimpa Mulyono pengemudi truk bermuatan material ini memupuskan angan Zahira putrinya untuk melanjutkan kuliah. Kecelakaan yang menimpa Mulyono membuatnya patah tulang di kedua kakinya dan harus menjalani operasi.

"Mama jangan sedih, mungkin ini sudah menjadi kehendak yang kuasa, kita berdoa saja mudah-mudahan papa baik-baik saja," hibur Zahira pada ibunya Naning yang tak henti-hentinya menangis karena tulang punggung mereka kini terbaring tak berdaya di Rumah Sakit dan membutuhkan pertolongan secepatnya.

"Apakah kau tidak akan kuliah nak?" tanya Naning tersedu-sedu.

"Kuliah kapan saja bisa ma, pokoknya kita akan pikirkan bagaimana caranya menolong papa, pihak perusahaan hanya menanggung setengah biaya perawatan papa, jadi kita harus mencari setengahnya lagi ma, aku sudah menemukan pekerjaan," jawab Zahira tegar. Dia ingin menunjukkan pada ibunya bahwa diapun bisa dijadikan tulang punggung.

"Pekerjaan apa nak? Sekarang ini mana ada yang mempekerjakan orang yang hanya lulusan SMA, lihat papa dan mama nak, mama hanya ibu rumah tangga dan papamu supir truk, untunglah ada perusahaan yang mau menerima jasanya," ucap Naning pilu.

"Apapun pekerjaannya ma, yang penting halal.!" kata Zahira menyemangati ibunya.

"Iya tapi kau bekerja dimana?" tanya Naning penasaran.

"Aku di terima menjadi karyawan penjual pakaian bekas di terminal lantai dua ma!" jawab Zahira pelan.

"Penjual pakaian bekas? Apa tidak salah nak? Lalu berapa gaji yang kau terima nak, sebaiknya bantu mama membuka warung makan di depan rumah untuk menopang kebutuhan kita sehari-hari nak," pinta Naning.

Ibunya ini tidak setuju dia menjual pakaian bekas, bukan pekerjaannya yang membuat Naning keberatan, tetapi berapa banyak penghasilan yang akan di dapatkan Zahira. Lebih baik jadi karyawan toko saja itu lebih jelas.

"Ah mama, jualan pakaian bekas ini santai ma, pokoknya aku bisa lebih santai sambil mencari penghasilan tambahan dengan menulis novel, pokoknya restui aku kali ini saja ma, jika pekerjaannya berat aku bisa minta berhenti kok!"

Zahira terus membujuk ibunya agar diijinkan bekerja. Akhirnya luluh hati ibunya setelah melihat kegigihan Zahira meminta restunya.

"Baiklah, tapi mama ingin melihat tempatnya di mana agar mama bisa sewaktu-waktu menyusul kesana saat ada keperluan," ujar Naning akhirnya.

Zahira memeluk erat ibunya, "Mama adalah yang terbaik deh!"

Zahira tak henti-hentinya mencium ibunya

"Sudah, sudah, ayo temani mama ke Rumah Sakit, kita perlu menjenguk papamu, siapa tahu sudah menunjukkan perkembangan!"

"Baiklah ma, aku ganti baju dulu ya?" Zahira melepaskan pelukannya.

"Begitu saja kau sudah cantik kok!" ujar ibunya namun Zahira sudah menghilang dari pandangannya.

Rumah mereka terbilang sederhana dengan dua kamar tidur, Zahira anak satu-satunya. Demi anak semata wayangnya ini Mulyono rela bekerja keras untuk membiayai sekolah anaknya. Tapi nasib berkata lain baru juga setahun bekerja di perusahaan setelah sebelumnya hanya bekerja serabutan, kini Mulyono harus terbaring di Rumah Sakit tanpa bisa berbuat apa-apa

Rumah sederhana memiliki pekarangan yang luas adalah peninggalan orang tuanya Naning yang belum lama ini meninggal dunia. Dengan pekerjaannya Mulyono tak bisa membangunkan rumah untuk isterinya, akhirnya dia hanya bisa bertekad untuk menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.

"Ayo ma, aku sudah siap!"

Zahira membuyarkan lamunan ibunya. Dengan menggunakan angkot mereka berdua menuju Rumah Sakit tempat Mulyono dirawat. Tak lupa pula mereka berdua membawakan makanan, untunglah Mulyono di temani adik Naning yang bergantian setiap hari menjaganya di Rumah Sakit.

"Bagaimana kondisi papa paman, apa kata dokter?" tanya Zahira ketika mereka tiba di ruang perawatan.

Di ruang kelas tiga ini terdapat tiga pasien, semuanya korban kecelakaan. Rata-rata kecelakaan tunggal, dua orang di sebelah ranjang Mulyono mengalami kecelakaan motor.

"Menunggu hasil pemeriksaan CT-SCAN, perkiraan dokter ada tulang yang retak jadi harus di operasi," jawab Akbar adik Naning.

Zahira dan ibunya menghela nafas dalam, Zahira mengelus-elus kepala ayahnya yang terlihat sedang tidur.

"Kak, aku perlu bicara sebentar!" pinta Akbar pada kakaknya Naning.

Dia menarik tangan kakaknya keluar ruangan, tapi Zahira sempat mendengar pembicaraan mereka.

"Biaya operasinya mahal, pihak perusahaan tidak menanggung semua biayanya, jadi kita harus mencari uang tambahan untuk biaya operasinya.," ucap Akbar.

"Katakan pada dokter lakukan yang terbaik, aku akan segera mengusahakannya. Kebetulan aku masih memiliki perhiasan peninggalan ibu, siapa tau itu bisa di gunakan!" jawab Naning.

Keduanya kembali masuk ke dalam ruangan, tapi Zahira terlanjur mendengar semua pembicaraan mereka.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
34 Chapters
1. Penjual Pakaian Bekas
"Aku terima nikahnya Zahira Alesha binti Mulyono dengan mas kawin sebuah cincin emas lima gram tunai," Fajar mengucapkan ijab Qabul dengan suara lantang."Sah?! tanya penghulu."Sah!" seru tamu undangan serempak.Mendengar seruan itu membuat Zahira terkejut, dia tidak bermimpi. Ini nyata, ayahnya sedang terbaring menjalani operasi patah tulang sehingga walinya di wakilkan kepada wali hakim dari kantor urusan agama setempat."Suami Zahira tampan ya? Beruntung sekali dia, penjual pakaian bekas tapi dinikahi pengusaha tampan!" bisik tetangga depan rumahnya."Kalau wajah sih tak masalah, Zahira juga cantik kok, yang salah itu profesinya," ucap tetangga lainnya.Semua omongan itu begitu menyakitkan telinga Zahira, ingin rasanya dia melabrak ibu-ibu hebring itu. Zahira teringat ibunya, dia khawatir ibunya akan mendengar obrolan itu. Dia mengangkat kepalanya mencari keberadaan sang ibunda tercinta, tak sengaja matanya sempat beradu dengan pria yang baru saja sah menjadi suaminya.Ternyata ib
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more
2. Kawan Baru
""Lima puluh ribu saja, ayo siapa yang mau beli, murah meriah, pak, mari!" Zahira menjalani profesi barunya."Berapa yang ini?" seorang pria menanyakan harga celana pendek jeans yang terlihat masih baru."Lima puluh ribu saja pak!" jawab Zahira."Yang ini satu ya?" kata pembeli itu sambil melingkarkan sebuah celana pada lehernya."Ini kira-kira ukurannya berapa ya?" tanya pria itu, walau selingkar leher tapi dia masih ragu."Itu ukuran tiga dua pak," jawab Zahira."Ini mbak, saya ambil yang ini," pria itu menyerahkan selembar uang seratus ribu "Ini kembaliannya pak!" "Untukmu saja!" kata pria itu lalu berjalan pergi.Zahira semakin bersemangat, "Bapak cari ukuran berapa pak? Lagi-lagi seorang pembeli sedang melihat-lihat celana pendek."Ukuran tiga empat!""Yang kayak itu ya pak?" tunjuk Zahira pada sebuah celana yang tergantung terpisah dari lainnya."Iya kalau ada!" Zahira mencari di deratan celana jeans ukuran besar."Ini pak ukuran tiga empat!" Zahira menyerahkannya.Di sudut
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more
3. Kehendak yang Kuasa
Pagi-pagi sekali, Zahira sudah bersiap-siap pergi berjualan lagi, hari ini dia sangat bersemangat karena kemarin saat hari pertama bekerja, jualan mereka laris manis."Ma, pagi ini aku nggak bisa ke Rumah Sakit soalnya mau melakukan pembongkaran pakaian yang baru datang, setelah pembongkaran aku akan kesana, aku pergi dulu!" pamit Zahira sambil mencium tangan ibunya.Melihat semangat anaknya yang tinggi membuat Naning hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Pagi ini Naning hendak memasak makanan yang akan di bawanya ke rumah sakit, untunglah Zahira sebelum pergi jualan sudah membersihkan rumah dan pekarangan.Tiga puluh menit kemudian, Naning mandi dan bersiap-siap ke Rumah Sakit. Namun langkahnya terhenti tatkala seseorang mengetuk pintu dan mengucapkan salam."Waalaikum salam, mari masuk!" Nampak olehnya sepasang suami isteri dengan pakaian mentereng datang bertamu ke rumahnya. Walau tak mengenal mereka, Naning tetap mempersilakan mereka masuk."Mari silakan duduk!" Sete
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more
4. Perdebatan
Sepanjang jalan pak Handoko dan Nyonya Nagita berdebat terkait upaya perjodohan Fajar dan Zahira."Papa sih, harusnya papa mendukung mama untuk menyatukan mereka, ini malah papa mendukung nyonya Naning, sepertinya mereka dari keluarga baik-baik pa," ucap Nagita sebal.Menurut nyonya Nagita, walau baru saja mengenal keluarga itu tapi dari penolakan secara halus nyonya Naning membuatnya bisa menilai jika mereka bukan keluarga mata duitan. Berbeda dengan kekasih Fajar sekarang, Nagita sangat tidak menyetujuinya."Dengar ma, nyonya Naning benar, sekarang bukan zamannya menjodohkan anak-anak, biarkan mereka memilih sendiri pasangan hidupnya, yang akan menjalani rumah tangga itu anak-anak kita ma," nasehat tuan Handoko.Mendengar nasehat itu bukan meredakan amarah isterinya tetapi malah menyulut emosi sang isteri."Oh jadi papa lebih mendukung wanita yang bernama Akila itu? Sampai matipun mama tak akan menyetujuinya, atau jangan-jangan papa memang tertarik juga dengan gadis itu?!" tuduh Nagi
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
5. Penolakan
Setelah menyerahkan pesanan Akila, Zahira meminta izin pada pemilik dagangan untuk menjenguk ayahnya di Rumah Sakit."Ibu, aku hanya sebentar saja, aku hanya ingin tahu kapan rencana operasi ayahku!""Baiklah jangan lama," kata pemilik dagangan."Bareng aku saja, kebetulan aku pakai grab," tawar Akila.Berhubung Zahira di buru waktu, dia menerima tawaran Akila."Ayahmu sakit apa?" tanya Akila."Papaku mengalami kecelakaan dan tulang kakinya ada yang retak jadi harus di operasi!" jawab Zahira sedih."Oh kasian, kapan operasinya?" tanya Akila lagi."Tergantung dari biayanya sih, bukankah sekarang ini jika punya uang semuanya akan mudah!" jawab Zahira Akila merasa kasihan namun dia tak bisa berbuat apa-apa.Mobil berhenti depan Rumah Sakit, Zahira segera turun."Makasih tumpangannya!"Akila dan Zahira saling melambaikan tangannya.Zahira menuju ke kelas tiga dimana ayahnya di rawat tetapi kata penjaga pasien lain mengatakan jika ayahnya sudah di pindahkan ke ruang VIP.Dahi Zahira berke
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
6. Solusi
Walau sudah dilarang untuk tak kembali ke apartemen, Fajar tetap memaksakan diri untuk pergi."Papa, aku mohon izinkan aku untuk menenangkan diri di apartemen, aku sayang kalian semua. Aku tak ingin membuat mama sakit," Fajar memohon dengan wajah memelas."Pergilah, papa yang akan menjelaskannya pada mamamu, tapi ingat pertimbangkan kembali apa yang papa tawarkan padamu," ucap Handoko.Fajar mengangguk, dia segera bergegas dan masuk ke dalam mobilnya lalu keluar. Satpam membukakan pintu garasi.Nagita turun dari tangga, sebelum emosinya tersulut Handoko langsung menggandengnya naik lagi ke lantai dua."Tenangkan hatimu, biarkan dia berpikir. Bukankah kau hanya menolak Akila saja, jadi tak perlu ada yang dirisaukan!"'Tapi bagaimana dengan Ajeng yang akan datang besok?" tanya Nagita sedikit melunak."Belum ada kesepakatan, masih tahapan perkenalan, aku yang akan menjelaskan pada mereka, jodoh itu sudah ditentukan Tuhan jadi bersabarlah!""Bagaimana jika jodohnya Akila!""Imanmu dimana
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more
7. Bertemu calon mertua
Akila segera mengabari Fajar jika rencana mereka berhasil. Dia juga sudah menanyakan nama lengkap Zahira dan alamat lengkapnya. Setelah dipikir-pikir, apa yang ditawarkan Akila cukup masuk akal, dia bertekad akan menceraikan Zahira setahun kemudian setelah proses pengalihan perusahaan itu beralih padanya.Zahira saking gugupnya, bahkan lupa bertanya apa pekerjaannya dan dimana. dia tinggal. Akila hanya berkata jika orang tua pria itu akan segera menghubunginya.Fajar pagi-pagi sudah kembali ke rumahnya. Melihat kedatangannya, Handoko dan Nagita saling pandang."Apa aku bilang, dia pasti sudah memikirkan semuanya.""Dimana mama dan papa bi?" tanya Fajar pada maid."Di ruang makan tuan!" jawab pembantu di rumah mereka.Fajar menuju ruang makan dimana ayah dan ibunya sedang sarapan pagi."Ayo makan, bi buatkan jus wortel buat Fajar!" pinta Nagita.Fajar tersenyum melihat perhatian ibunya, pasti ibunya berpikir dia menerima perjodohan itu. Fajar senyum-senyum sendiri. Handoko melihat seny
last updateLast Updated : 2023-02-16
Read more
8. Makanan mewah
Betapa terkejutnya Handoko dan Nagita mendengar penuturan Zahira. Perjanjian apa? Bukankah Fajar dan Zahira belum pernah bertemu, siapa yang membuat perjanjian dengannya?"Perjanjian apa nak, kalau memang semuanya sudah disepakati kami pasti akan memenuhinya," ucap Handoko hati-hati."Pernikahannya hanya setahun dan setelah menikah saya bisa kembali ke rumah mama dan papa.""Kami lupa perjanjiannya, tapi sepertinya tidak seperti itu. Apakah Fajar yang memberitahukan hal itu?" tanya Handoko. Dia tidak begitu terkejut mendengar penuturan Zahira."Bukan Fajar tapi Akila!" jawab Zahira pelan.Handoko melirik isterinya yang terbelalak, dia mengedipkan matanya untuk mencegah istrinya itu bicara."Apakah kalian bersahabat?" pertanyaan yang simpel dari tuan Handoko membuat Zahira sedikit nyaman."Tidak terlalu dekat!" "Akila tidak memberitahumu siapa Fajar?""Tidak, lagian saya juga tidak begitu tertarik yang penting ayah saya bisa secepatnya di operasi!"Akhirnya Handoko mengerti dengan kea
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more
9. Operasi Berhasil
Ruang operasi menyala, menandakan jika operasi sedang berlangsung. Nampak Zahira dan ibunya menunggu di depan ruang operasi, nampak pula para pengunjung lain sedang menanti keluarganya di operasi.Zahira merasa sangat tidak tentram, dia bergerak gelisah, sesekali berdiri lalu duduk. Ibunya memperhatikan tingkahnya ini."Jangan khawatir nak, percayalah papamu akan baik-baik saja. Dokter yang menangani papamu seorang profesor dari Amerika, yakinlah ayahmu akan sembuh seperti sediakala."Zahira bahagia mendengarnya tapi di lubuk hatinya yang paling dalam mengatakan penyesalan, "Maafkan aku ma, semua kulakukan demi mama dan papa. Jika nanti suamiku cacat tolong jangan menghujatnya."Dalam hati Naning berkata, "Maafkan mama nak, semua mama lakukan demi kebaikan kita semua, keluarga itu tidak bersalah. Ini sudah menjadi ketentuan Takdir, jika mama menolak bantuan mereka nanti bagaimana nasib kita nak. Mama menyembunyikan semua ini darimu agar kau tak membenci orang lain."Mereka berdua memi
last updateLast Updated : 2023-02-18
Read more
10. Lamaran
Sekuat tenaga Naning menahan rasa penasarannya pada Zahira, mereka kembali ke rumah sebelum magrib. Zahira segera membersihkan rumah, lalu mandi dan bersiap-siap untuk sholat. Dia tak banyak bicara membuat ibunya terus bertanya-tanya dalam hati.Menjelang jam tujuh malam, terdengar ketukan di pintu dan ucapan salam."Assalamu alaikum!""Waalaikum salam!" jawab Naning dan segera membuka pintu.Dia tertegun saat melihat tuan Handoko dan ibu Nagita sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Karena terlalu serius memikirkan Zahira sehingga dia tak mendengar deru mobil yang berhenti di halaman rumahnya."Mari masuk pak, Bu!"Naning mempersilahkan tamunya duduk di kursi, dia sendiri bergegas ke dapur untuk membuat teh. Sesaat dia menengok ke dalam kamar untuk melihat Zahira.Naning membawakan teh untuk tamunya, kemudian dia mengambil biskuit yang dibeli Zahira di toko depan Rumah Sakit."Mari di minum tehnya, maaf saya hanya bisa menyediakan ini!""Ini sudah cukup kok Bu, ibu sendiri ya di ruma
last updateLast Updated : 2023-07-19
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status