Beranda / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 71. Mengirim Uang

Share

Bab 71. Mengirim Uang

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 02:03:33

“Hallo juga, kamu lagi istirahat kan sekarang?” tanya Roy.

“Loh, kok kakak tahu kalau sekarang aku lagi istirahat?” Hesti heran dan balik bertanya.

“Ya tahu lah, kan aku dulu pernah sekolah di situ juga makanya aku nelponmu sekarang. Oh ya, kirimin nomor rekeningmu nanti lewat WA ya?” tutur Roy.

“Nomor rekening? Buat apa, Kak?” kembali Hesti merasa heran dan balik bertanya.

“Pokoknya kamu kirimin aja! Nanti aku akan transferin uang hasil kerja ku selama 2 bulan ini, aku harap kamu bisa menyimpannya dengan baik kalau nggak ada keperluan mendadak dan penting uang itu simpan aja dulu untuk keperluan mu melanjutkan sekolah nanti.” tutur Roy.

“Wah, iya deh nanti aku kirimin nomor rekeningku. Apa kabarnya Kak Roy sekarang di sana? Kapan rencana akan pulang?” tanya Hesti.

“Baru juga 2 bulan di sini, kamu udah nanyain kapan aku pulang. Paling juga nanti kalau lebaran tiba, ya udah deh ntar lagi kamu akan masuk ke kelas lagi kan? Salam nanti sama Ayah dan Ibu dan jangan lupa kirim nomor rekeni
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 72. Demi Hesti

    “Iya, Kak Roy bilang uang yang ia kirimkan itu disimpan baik-baik untuk keperluan melanjutkan sekolahku nanti. Kak Roy juga bilang akan selalu mengirim uang jika memiliki uang lebih dari gajinya per bulan.” Hesti menjelaskan pesan yang disampaikan Kakaknya itu.“Ibu nggak nyangka, baru 2 bulan dia bekerja di Jakarta udah bisa mengirim uang untuk adiknya. Ibu benar-benar bangga dengan Kakak mu itu.” puji Bu Ningsih.“Iya, Ayah juga bangga. Meskipun kami tak mengharapkan itu darinya, karena kami tentu akan terus berusaha untuk keperluan kelanjutan sekolahmu hingga perguruan tinggi nanti. Tapi Roy ternyata sangat memperhatikan dan sayang sama kamu, untuk itu jangan pernah kecewakan dia belajarlah yang rajin dan raih terus prestasi di sekolahmu.” tutur Pak Jaka.“Tentu Ayah, aku janji tidak akan mengecewakan Kak Roy karena dia rela berkorban demi aku untuk dapat sekolah yang lebih tinggi nantinya. Aku juga sangat sayang dan menghormatinya.” ujar Hesti terharu saking gembiranya, begitu pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 73. Akibat Trouma

    Sekitar jam 10 pagi pesawat Malaysia Airline mendarat di salah satu bandara di Ibu Kota Jakarta, seorang pria yang telah turun dari pesawat itu begitu tiba di lobi segera naik ke salah satu kendaraan khusus disewakan untuk mengantar orang dan barang dari bandara ke alamat rumah yang dituju.Lebih kurang setengah jam berselang tibalah mobil itu di depan pagar sebuah rumah mewah, pria itu pun turun dari mobil sewaan. Begitu satpam rumah mewah itu mengenali sosok yang baru saja turun dari mobil di depan pagar, ia bergegas membuka pagar lalu menghampiri.“Silahkan masuk Tuan, barang-barangnya biar saya saja yang akan membawanya ke dalam!” ucap satpam itu dengan sikap penuh hormat, pria yang dipanggil Tuan itu hanya tersenyum lalu melangkah menuju rumah mewah yang berada di depannya.Salah seorang pembantu yang saat itu tengah membersihkan kaca begitu melihat sosok pria melangkah menuju rumah itu, ia pun berlari ke ruangan belakang sepertinya hendak menemui seseorang.“Bi Surti..! Bi...!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 74. Para Pembantu Kuatir

    “Kalau Nyonya udah pulang dan dia mengetahui Mas Roy dipekerjakan di sini sih, nggak jadi masalah paling mereka berdua yang saling berdebat. Nah, kalau sekarang dia tahu dan marah-marah sama kita gimana?” tutur Bi Surti yang merasa kuatir.“Oh gitu? Ya udah nanti setelah selasai makan siang, aku di perkarangan belakang aja sampai Tante pulang.” ujar Roy.“Iya Mas, itu akan lebih baik dari pada Tuan mengetahui sebelum Nyonya pulang.” kali ini Diana yang berucap.Seperti yang telah dijanjikan Roy pada ketiga pembantu rumah itu, selesai makan siang ia langsung menuju perkarangan belakang. Jika tidak ada yang dikerjakannya di sana, Roy memilih duduk sendiri di depan kolam renang.Sementara Anton selesai makan siang kembali menuju ruang tengah, sambil menyimak acara televisi ia menyulut sebatang rokok. Setengah jam kemudian Anton menuju lantai atas, karena rasa kantuk tiba dan lelah selama di perjalanan tadi dari Malaysia ia pun istirahat siang di kamar Angel istrinya itu.Mengetahui Anton

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 75. Ditawari Hadiah Mobil

    “Beberapa waktu yang lalu sebelum Roy ada di rumah ini, aku kan udah bilang sama kalian jangan pernah merasa takut atau sungkan lagi untuk bicara jika Mas Anton memaksa kalian untuk mengikuti perintahnya yang tidak sesuai dengan pekerjaan kalian. Rumah ini milikku, aku dan papa yang mendirikannya. Jadi dia tak memiliki hak terlalu mengatur-ngatur di rumah ini!” terang Angel yang kini tak ingin lagi diperlakukan sesuka hati oleh Anton, terutama di rumah yang memang tak sepeserpun Anton memberi andil dalam mendirikannya.“Iya Nyonya, maaf. Kami memang belum berani untuk bersikap begitu pada Tuan, meskipun kami tahu kebanyakan dari keinginannya tidak sesuai dengan yang semestinya dilakukan di rumah ini. Bagaimana kalau aku panggil Mas Roy sekarang, sekalian ngasih tahu kalau Nyonya udah pulang dari kantor?” ujar Bi Surti sembari menawarkan diri untuk menemui Roy yang masih berada di perkarangan belakang rumah mewah itu.“Nggak usah, Bi. Biar aku aja yang menemuinya, kalian lanjutin aja k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 76. Pertengkaran

    “Kamu nggak perlu menjual BMW itu, aku beliin kamu mobil ferari terbaru nanti kamu kan bisa gonta-ganti untuk pergi ke kantor dan ke mana pun kamu mau.” Anton seperti tak patah semangat membujuk istrinya itu, walaupun sebenarnya di hatinya mulai bosan juga diperlakukan dingin begitu oleh Angel.“Yang aku butuhkan sekarang ini kejelasan akan rumah tangga kita, Mas.”“Maksudmu?” Anton terkejut dan merasa aneh akan perkataan istrinya itu.“Mas masih aja nggak ngerti, padahal udah bertahun-tahun kita menikah. Mas selalu pergi berbulan-bulan lamanya, dan semaunya pula pulang ke rumah. Apa ini yang dinamakan berumah tangga? Papa dan Mama sering bertanya tentang rumah tangga kita.” tutur Angel yang mulai berani menyampaikan unek-unek di hati yang selama ini selalu ia pendam.“Loh, aku pergi kan bukan untuk main-main tapi kerja.” Anton membela diri.“Iya aku tahu, tapi apakah akan terus-terusan begitu Mas? Sementara dalam berumah tangga bukan hanya harta benda aja yang musti dipenuhi, tapi ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 77. Anton Sok Berkuasa

    Malam itu sehabis makan malam, Angel hanya duduk sebentar di ruangan belakang bersama Roy dan ketiga pembantunya. Ia kembali ke kamarnya untuk beristirahat karena besok pagi akan kembali beraktifitas ke kantor, sementara Anton selesai makan malam yang dilayani Bi Surti duduk di beranda depan ngobrol sama seseorang melalui ponsel.Tak jelas apa yang ia obrolkan, yang pasti teman ngobrolnya itu adalah Yurika istri mudanya. Anton sengaja ke beranda depan ketika Yurika minta dihubungi, agar saat mereka ngobrol nanti tak seorang pun dari penghuni rumah itu yang mendengar pembicaraan mereka.Hampir jam 12 malam Anton menyudahi obrolannya di ponsel bersama Yurika, kemudian ia menuju kamar di lantai atas di mana di sana Angel telah tertidur lelap. Meskipun satu ranjang dan merupakan suami-istri yang sah, namun malam itu karena sikap dingin yang ditunjukan Angel mulai tadi sore membuat Anton tak bergairah untuk melakukan hubungan badan.Hasratnya saat itu justru muncul terhadap Yurika yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 78. Roy Tak Enak Hati

    Anton masuk ke dalam rumah lalu menuju lantai atas masuk ke kamar berganti pakaian, sementara Angel dan Roy masih berdiri berbincang-bincang di taman yang ada di sisi kanan depan rumah mewah itu.“Aku jadi nggak enak gara-gara aku, Tante dan Om bertengkar.” ujar Roy sambil menyiram bunga-bunga yang ada di depannya.“Udah, kamu nggak usah pikirin itu! Kami memang sering bertengkar sebelum kamu bekerja di rumah ini, dulu aku lebih sering mengalah tapi sekarang dan ke depannya aku nggak akan membiarkan dia berlaku seenaknya lagi di rumah ini.” Angel merasa sikapnya yang sejak kemarin sore menentang Anton hal yang tepat ia lakukan, karena dengan begitu beban yang ada di hati serta unek-uneknya terlampiaskan dan membuat ia merasa lebih nyaman.“Om Anton sepertinya memang nggak menyukai aku bekerja di sini, itu terlihat dari sikap dan cara bicaranya kepadaku.” Roy merasa kurang nyaman dengan pertengkaran Angel dan Anton barusan.“Kamu nggak perlu kuatirkan hal itu, dia nggak akan aku biarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 79. Merasa Dibela

    “Benar-benar menyebalkan kamu Anton, milih pakaian aja sampai berserakan dan bertumpukan begini!” gerutu Angel saat ia sudah tiba di kamarnya, di atas kasur ia lihat beberapa stel pakaian Anton dibiarkan menumpuk di sana.“Bi Ratni..!” panggil Angel yang saat itu telah berdiri di anak tangga ketiga dari lantai atas rumah itu.“Ya Nyonya.” Bi Ratni yang dipanggil pun dengan berlari-lari kecil menuju tangga ke lantai atas rumah itu.“Tolong beresin baju-baju Mas Anton yang ia tumpukan di atas kasur kamar, Bi.” pinta Angel.“Baik Nyonya.” Bi Ratni pun menaiki anak tangga itu, kemudian mengiringi Angel masuk ke dalam kamarnya.Setiba di dalam kamar itu, Bi Ratni langsung membereskan pakaian yang menumpuk di atas kasur ke dalam lemari sementara Angel mengganti pakaiannya yang akan ia kenakan ke kantor.******“Mas kok nggak kasih tahu kalau akan ke Jakarta lagi?” tanya Bramasta pada Anton saat mereka berada di atas mobil menuju kantor.“Aku pulang mendadak aja, kebetulan kerjaan di perusa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19

Bab terbaru

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 167. Bilang Sudah Punya Kekasih

    “Aku akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata, karena kamu sudah pengalaman di bagian itu maka kamu yang aku percayakan untuk mengurusnya,” tambah Angel karena Roy tadi hanya diam tak menanggapi.“Tante akan buat hotel dan juga perusahaan pariwisata?” Roy ingin memastikan kembali hal yang disampaikan Angel itu.“Ya, kamu sebagai direkturnya. Gimana apa kamu mau?” tegas Angel.“Pengalamanku di hotel dan di perusahaan pariwisata hanya sebatas karyawan biasa, Tante.” ulas Roy.“Tapi aku yakin kamu juga tahu tentang cara menjalankan serta mengelola hotel dan perusahaan itu kan? Di Jakarta juga banyak para turis yang berkunjung, meskipun nggak sebanyak di Pulau Bali. Namun prospeknya cukup lumayan jika diurus secara benar dan terarah,” tutur Angel.“Gimana ya Tante?” Roy merasa bingung.“Hemmm, kamu nggak usah buru-buru memberi keputusan. Kamu pikir-pikir aja dulu dan jika nanti keputusanmu udah buat bersedia menerima tawaranku itu, kamu hubungi aja aku,” ujar Angel.“Tentunya untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 166. Sedih Tapi Juga Bangga

    “Lalu gimana ceritanya kamu tiba-tiba aja berada dan bekerja di sini?” rasa penasaran Angel tentang Roy di Bali kembali muncul.“Begini Tante...”Roy hentikan ceritanya, ia terlebih dahulu menyeruput jus di depannya. Ia seperti berusaha untuk mengingat sesuatu yang akan ia sampaikan pada Angel, sepintas ada pula keraguannya untuk menceritakan semuanya.“Kenapa Roy, kok sepertinya kamu merasa berat untuk menceritakannya?” tanya Angel.“Entah kenapa tiba-tiba saja aku merasa malu untuk menyampaikannya, karena terlalu banyak hal-hal yang tak pantas aku lakukan sebelum aku bekerja sebagai jemput antar para turis di perusahaan pariwisata yang kantor tempat aku mengantar mobil operasional tadi,” jawab Roy.“Loh, emangnya hal yang kamu lakukan itu berbau kriminal hingga kamu pernah ditangkap dan ditahan di penjara?” Angel menduga-duga.“Nggak sih Tante, sampai saat ini aku nggak melakukan tindak kriminal. Baiklah aku akan ceritakan semuanya tanpa ada yang aku tutup-tutupi sama Tante,” ulas R

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 165. Angel Menemukan Roy

    “Wah, selain cantik ternyata Viola juga pintar memasak,” Qoira kembali memuji Viola, hanya saja kali ini setelah mengarahkan pandangan pada Viola, Qoira mengalihkan pandangan pada Rehan. Putranya yang duduk bersebelahan dengannya itu, nampak tersenyum.Dari sikap yang langsung ditunjukan Rehan, nampak sekali dia semakin terkesima dan menyukai Viola.****Seperti biasa setelah mengantar para turis ke tempat wisata yang hendak mereka kunjungi, Roy pun mengantar mereka kembali ke hotel-hotel tempat mereka menginap. Saat Roy mengantar salah satu pasangan turis hingga ke dalam hotel, seorang wanita yang sedari tadi memantau dan mengikutinya terlihat ragu-ragu untuk menghampiri.“Apa mungkin dia itu Roy? Kalau benar, kok bisa dia berada di Bali?” wanita itu bergumam dalam hati.Rasa penasaran yang sejak tadi hadir di hatinya serta diselimuti rasa ragu, akhirnya ia putuskan untuk menghampiri ketika Roy ke luar dari hotel itu menuju mobil yang biasa ia gunakan sebagai kendaraan operasional ke

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 164. Pertemuan Viola Dan Rehan

    “Loh, kok Mami diam aja? Kenapa emangnya kalau seandainya Opa dan Oma tahu?” karena penasaran Viola kembali bertanya.“Hemmm, nggak ada apa-apa Viola. Mami rasa nggak penting juga Opa dan Oma mu tahu masalah kamu akan dijodohkan oleh Papi dengan putra sahabatnya itu, kan emang semua itu belum jelas, yang ada nanti mereka malah bertanya pada kami soal itu.” jawab Bu Astrid yang sepertinya menyembunyikan sesuatu terkait dengan pertanyaan yang dilontarkan Viola.“Oh gitu, kirain ada apa-apanya jika Opa dan Oma tahu.” ulas Viola yang tak merasa penasaran lagi.“Oh ya Viola, Papi rencananya besok malam akan mengundang Hamid dan keluarganya makan malam di sini,” Pak Husein yang bicara.“Hamid? Emangnya mereka siapa Pi?” tanya Viola kembali penasaran.“Dia sahabat Papi yang tempo hari Papi cerita sama kamu, dia memiliki putra semata wayang bernama Rehan seorang CEO perusahaan perminyakan, perusahaannya itu menjadi salah satu perusahaan perminyakan terbesar di negara ini,” jelas Pak Husein, V

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 163. Terbang Ke Qatar

    “Nah itu yang juga buat aku pusing Mas, sampai saat ini aku belum dapat pemilik perusahaan yang bisa diajak kerja sama atas rencana kita itu sementara waktu yang diberi Papi juga nggak lama buat aku menemukan pria seperti yang diinginkannya.” Kali ini Viola yang mengeluh, karena memang beberapa orang yang ia temui yaitu para pemilik perusahaan belum ada yang bisa diajak kerja sama dalam rencananya dengan Ryan untuk membohongi Papinya akan status pria pilihan hatinya itu.“Terus gimana, Viola?” tanya Roy.“Aku akan terus usahain untuk mencari pemilik perusahaan yang mau diajak kerja sama dalam rencana kita itu,” jawab Viola.“Moga aja nanti bisa kamu temukan,” ulas Roy yang juga berharap.“Oh ya Mas, aku juga mau menyampaikan tadi pagi aku ditelpon Mami. Dia ingin aku ke Qatar minggu depan,” ujar Viola.“Mamimu nelpon dan minta kamu ke Qatar minggu depan? Maksudnya kamu akan mereka jodohkan minggu depan dengan putra sahabat Papimu itu?” Roy terkejut menanggapinya.“Ya nggaklah, Mami ha

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 162. Hadirnya Keraguan

    “Ya nggaklah, Mami jamin Papimu nggak akan melakukan itu. Paling dia sekedar memperkenalkan mu saja pada putra dan keluarga sahabat Papimu itu,” ujar Bu Astrid.“Kalau hanya sekedar silahturahmi aja dengan mereka, aku juga nggak jadi masalah Mi. Asal Papi nggak memaksaku untuk segera menjodohkan aku sama putra sahabatnya itu,” ulas Viola.“Kan Papimu beri kamu waktu untuk mencari pria pilihanmu, jika nggak ketemu juga dalam waktu yang ia tentukan itu baru Papimu akan menjodohkanmu dengan putra sahabatnya itu,” jelas Bu Astrid.“Baiklah kalau emang Mami dapat menjamin kalau aku nggak akan langsung dijodohkan, minggu depan aku akan ke Qatar.” Ujar Viola.“Nah, gitu dong sayang. Ya udah kamu lanjut aja lagi kerjaannya, hubungi Mami saat kamu akan terbang ke sini minggu depan,” ulas Bu Astrid.“Ya Mi, aku akan hubungi Mami nanti saat aku akan berangkat ke sana.”“Assalamu alaikum,” ucap Bu Astrid.“Waalaikum salam, Mi.” Balas Viola kemudian obrolan mereka melalui sambungan ponsel itu mere

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 161. Dihubungi Bu Astrid

    “Ya, aku juga nggak nyangka kalau Papi akan mendesakku untuk berumah tangga dengan segera. Aku bingung dan nggak tahu harus bagaimana untuk mencari solusinya, saat ini hanya cara itulah yang aku temukan agar Papi nggak ngotot menjodohkan aku dengan putra sahabatnya itu.” tutur Viola yang juga berbicara dengan tarikan napas berat.“Aku belum bisa memberi keputusannya sekarang, Viola. Beri aku waktu untuk berfikir, siapa tahu saja nanti aku temui jalan ke luarnya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain,” ujar Roy.“Iya Mas, aku ngerti. Aku akan beri waktu pada Mas Roy, moga aja nanti dapat solusi yang lebih baik.” Ulas Viola.Setelah makan malam bareng itu selesai, Viola mengantar Roy ke kediamannya lalu setelah itu kembali ke rumahnya. Meskipun malam itu Viola tak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya berkaitan dengan usulan Puspa agar Roy mau berpura-pura menjadi pria lain yang berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan atau juga pengusaha kaya raya, namun Viola cukup merasa lega k

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 190. Bertemu Dan Memberitahu Roy

    “Tidak ada salahnya kalau Bi Viola mau mencoba sembari meyakinkan Mas Roy dengan semua yang sedang Bu Viola alami saat ini, siapa tahu saja Mas Roy bisa ngerti dan mau melakukannya demi mencegah terjadinya perjodohan Ibu dengan putra sahabat Papa Bu Viola itu,” Puspa kembali memberi saran.“Aku akan pikirkan dulu karena aku merasa nggak mudah memberi tahu yang sedang aku hadapi ini pada Mas Roy, begitu pula untuk menyakinkannya agar dia mau berpura-pura menjadi pria lain.” Ulas Viola.“Ya Bu, itu semua demi kelanjutan hubungan kalian berdua.” Ujar Puspa, Viola mengangguk dan tersenyum.Acara makan siang bareng itu disudahi dengan ke luarnya mereka dari dalam restoran lalu Puspa kembali ke kantor sementara Viola pulang ke rumahnya karena memang hari ini dia tak masuk kerja, itu sengaja ia lakukan untuk menenangkan pikirannya atas permasalahan yang sedang ia hadapi.Malam itu cuaca mendung, meskipun hujan lebat tak turun namun gerimis yang turun cukup dapat membasahi tubuh jika tak mema

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 159. Saran Dari Puspa

    Puspa menghampiri Viola di salah satu meja di dalam ruangan restoran tempat mereka janji bertemu dan makan siang bareng itu, rupanya atasan Puspa di kantor itu sudah tiba di sana lebih dulu.“Bu Viola udah lama tiba dan menunggu di sini?” sapa Puspa setelah dipersilahkan atasannya itu untuk duduk.“Kurang lebih 10 menit yang lalu, nih aku udah pesan minuman. Oh ya, apa menu makan siang yang Bu Puspa inginkan? Silahkan Bu Puspa pesan!” ulas Viola.“Terserah Bu Viola aja, saya ikut aja dengan yang Bu Viola pesan.” Jawab Puspa diiringi senyum ramah dan hormatnya sebagai bawahan.Setelah memesan menu dan diantar oleh pelayan restoran ke meja itu, mereka pun segera menikmatinya diselingi obrolan.“Kira-kira ada hal penting apa yang ingin Bu Viola sampaikan, hingga siang ini Bu Viola ngajak ketemuan dan makan bareng?” tanya Puspa.“Hemmm, sebenarnya ini nggak ada kaitannya dengan urusan kantor melainkan masalah pribadi yang ingin aku curhatin sama Bu Puspa.” Jawab Viola diiringi senyumnya,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status