Beranda / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 70. Karena Sensasi Bercinta

Share

Bab 70. Karena Sensasi Bercinta

Penulis: Andy Lorenza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 01:18:24

“Hemmm, kamu ini ada-ada aja Ronal. Cowok mana yang mau menjadikan wanita panggilan sepertiku ini sebagai kekasihnya? Makanya aku membuang jauh-jauh perasaan yang dapat menimbulkan rasa cinta di hatiku hingga saat ini, udah bertahun-tahun aku hidup menjalani kehidupan seperti ini suka tidak suka toh hanya dengan ini aku dapat bertahan hidup di Jakarta.” tutur Dona.

“Apa alasan Mbak Dona membeda-bedakan tarif setiap kali kencan pada para pria di luar sana? Hingga mencapai Rp. 500.000,- per kencannya?” tanya Ronal lagi.

“Itu karena profesi mereka, lah kalau kamu yang hanya bekerja sebagai tukang pangkas rambut aku tarif Rp. 500.000,- juga pasti kamu nggak akan pernah mau mengajakku kencan lagi. Ya kan?” tutur Dona diiringi senyumnya.

“Iya juga sih, bagiku uang Rp. 500.000,- itu terlalu besar untuk sekali kencan. Apalagi ngajak makan-makan dulu sebelum chek in, tentu mengeluarkan biaya tambahan.” ujar Ronal.

“Nah, makanya aku sesuaikan tarif itu dengan pekerjaan pria yang mengajakku kenc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 71. Mengirim Uang

    “Hallo juga, kamu lagi istirahat kan sekarang?” tanya Roy.“Loh, kok kakak tahu kalau sekarang aku lagi istirahat?” Hesti heran dan balik bertanya.“Ya tahu lah, kan aku dulu pernah sekolah di situ juga makanya aku nelponmu sekarang. Oh ya, kirimin nomor rekeningmu nanti lewat WA ya?” tutur Roy.“Nomor rekening? Buat apa, Kak?” kembali Hesti merasa heran dan balik bertanya.“Pokoknya kamu kirimin aja! Nanti aku akan transferin uang hasil kerja ku selama 2 bulan ini, aku harap kamu bisa menyimpannya dengan baik kalau nggak ada keperluan mendadak dan penting uang itu simpan aja dulu untuk keperluan mu melanjutkan sekolah nanti.” tutur Roy.“Wah, iya deh nanti aku kirimin nomor rekeningku. Apa kabarnya Kak Roy sekarang di sana? Kapan rencana akan pulang?” tanya Hesti.“Baru juga 2 bulan di sini, kamu udah nanyain kapan aku pulang. Paling juga nanti kalau lebaran tiba, ya udah deh ntar lagi kamu akan masuk ke kelas lagi kan? Salam nanti sama Ayah dan Ibu dan jangan lupa kirim nomor rekeni

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 72. Demi Hesti

    “Iya, Kak Roy bilang uang yang ia kirimkan itu disimpan baik-baik untuk keperluan melanjutkan sekolahku nanti. Kak Roy juga bilang akan selalu mengirim uang jika memiliki uang lebih dari gajinya per bulan.” Hesti menjelaskan pesan yang disampaikan Kakaknya itu.“Ibu nggak nyangka, baru 2 bulan dia bekerja di Jakarta udah bisa mengirim uang untuk adiknya. Ibu benar-benar bangga dengan Kakak mu itu.” puji Bu Ningsih.“Iya, Ayah juga bangga. Meskipun kami tak mengharapkan itu darinya, karena kami tentu akan terus berusaha untuk keperluan kelanjutan sekolahmu hingga perguruan tinggi nanti. Tapi Roy ternyata sangat memperhatikan dan sayang sama kamu, untuk itu jangan pernah kecewakan dia belajarlah yang rajin dan raih terus prestasi di sekolahmu.” tutur Pak Jaka.“Tentu Ayah, aku janji tidak akan mengecewakan Kak Roy karena dia rela berkorban demi aku untuk dapat sekolah yang lebih tinggi nantinya. Aku juga sangat sayang dan menghormatinya.” ujar Hesti terharu saking gembiranya, begitu pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 73. Akibat Trouma

    Sekitar jam 10 pagi pesawat Malaysia Airline mendarat di salah satu bandara di Ibu Kota Jakarta, seorang pria yang telah turun dari pesawat itu begitu tiba di lobi segera naik ke salah satu kendaraan khusus disewakan untuk mengantar orang dan barang dari bandara ke alamat rumah yang dituju.Lebih kurang setengah jam berselang tibalah mobil itu di depan pagar sebuah rumah mewah, pria itu pun turun dari mobil sewaan. Begitu satpam rumah mewah itu mengenali sosok yang baru saja turun dari mobil di depan pagar, ia bergegas membuka pagar lalu menghampiri.“Silahkan masuk Tuan, barang-barangnya biar saya saja yang akan membawanya ke dalam!” ucap satpam itu dengan sikap penuh hormat, pria yang dipanggil Tuan itu hanya tersenyum lalu melangkah menuju rumah mewah yang berada di depannya.Salah seorang pembantu yang saat itu tengah membersihkan kaca begitu melihat sosok pria melangkah menuju rumah itu, ia pun berlari ke ruangan belakang sepertinya hendak menemui seseorang.“Bi Surti..! Bi...!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 74. Para Pembantu Kuatir

    “Kalau Nyonya udah pulang dan dia mengetahui Mas Roy dipekerjakan di sini sih, nggak jadi masalah paling mereka berdua yang saling berdebat. Nah, kalau sekarang dia tahu dan marah-marah sama kita gimana?” tutur Bi Surti yang merasa kuatir.“Oh gitu? Ya udah nanti setelah selasai makan siang, aku di perkarangan belakang aja sampai Tante pulang.” ujar Roy.“Iya Mas, itu akan lebih baik dari pada Tuan mengetahui sebelum Nyonya pulang.” kali ini Diana yang berucap.Seperti yang telah dijanjikan Roy pada ketiga pembantu rumah itu, selesai makan siang ia langsung menuju perkarangan belakang. Jika tidak ada yang dikerjakannya di sana, Roy memilih duduk sendiri di depan kolam renang.Sementara Anton selesai makan siang kembali menuju ruang tengah, sambil menyimak acara televisi ia menyulut sebatang rokok. Setengah jam kemudian Anton menuju lantai atas, karena rasa kantuk tiba dan lelah selama di perjalanan tadi dari Malaysia ia pun istirahat siang di kamar Angel istrinya itu.Mengetahui Anton

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 75. Ditawari Hadiah Mobil

    “Beberapa waktu yang lalu sebelum Roy ada di rumah ini, aku kan udah bilang sama kalian jangan pernah merasa takut atau sungkan lagi untuk bicara jika Mas Anton memaksa kalian untuk mengikuti perintahnya yang tidak sesuai dengan pekerjaan kalian. Rumah ini milikku, aku dan papa yang mendirikannya. Jadi dia tak memiliki hak terlalu mengatur-ngatur di rumah ini!” terang Angel yang kini tak ingin lagi diperlakukan sesuka hati oleh Anton, terutama di rumah yang memang tak sepeserpun Anton memberi andil dalam mendirikannya.“Iya Nyonya, maaf. Kami memang belum berani untuk bersikap begitu pada Tuan, meskipun kami tahu kebanyakan dari keinginannya tidak sesuai dengan yang semestinya dilakukan di rumah ini. Bagaimana kalau aku panggil Mas Roy sekarang, sekalian ngasih tahu kalau Nyonya udah pulang dari kantor?” ujar Bi Surti sembari menawarkan diri untuk menemui Roy yang masih berada di perkarangan belakang rumah mewah itu.“Nggak usah, Bi. Biar aku aja yang menemuinya, kalian lanjutin aja k

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 76. Pertengkaran

    “Kamu nggak perlu menjual BMW itu, aku beliin kamu mobil ferari terbaru nanti kamu kan bisa gonta-ganti untuk pergi ke kantor dan ke mana pun kamu mau.” Anton seperti tak patah semangat membujuk istrinya itu, walaupun sebenarnya di hatinya mulai bosan juga diperlakukan dingin begitu oleh Angel.“Yang aku butuhkan sekarang ini kejelasan akan rumah tangga kita, Mas.”“Maksudmu?” Anton terkejut dan merasa aneh akan perkataan istrinya itu.“Mas masih aja nggak ngerti, padahal udah bertahun-tahun kita menikah. Mas selalu pergi berbulan-bulan lamanya, dan semaunya pula pulang ke rumah. Apa ini yang dinamakan berumah tangga? Papa dan Mama sering bertanya tentang rumah tangga kita.” tutur Angel yang mulai berani menyampaikan unek-unek di hati yang selama ini selalu ia pendam.“Loh, aku pergi kan bukan untuk main-main tapi kerja.” Anton membela diri.“Iya aku tahu, tapi apakah akan terus-terusan begitu Mas? Sementara dalam berumah tangga bukan hanya harta benda aja yang musti dipenuhi, tapi ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 77. Anton Sok Berkuasa

    Malam itu sehabis makan malam, Angel hanya duduk sebentar di ruangan belakang bersama Roy dan ketiga pembantunya. Ia kembali ke kamarnya untuk beristirahat karena besok pagi akan kembali beraktifitas ke kantor, sementara Anton selesai makan malam yang dilayani Bi Surti duduk di beranda depan ngobrol sama seseorang melalui ponsel.Tak jelas apa yang ia obrolkan, yang pasti teman ngobrolnya itu adalah Yurika istri mudanya. Anton sengaja ke beranda depan ketika Yurika minta dihubungi, agar saat mereka ngobrol nanti tak seorang pun dari penghuni rumah itu yang mendengar pembicaraan mereka.Hampir jam 12 malam Anton menyudahi obrolannya di ponsel bersama Yurika, kemudian ia menuju kamar di lantai atas di mana di sana Angel telah tertidur lelap. Meskipun satu ranjang dan merupakan suami-istri yang sah, namun malam itu karena sikap dingin yang ditunjukan Angel mulai tadi sore membuat Anton tak bergairah untuk melakukan hubungan badan.Hasratnya saat itu justru muncul terhadap Yurika yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 78. Roy Tak Enak Hati

    Anton masuk ke dalam rumah lalu menuju lantai atas masuk ke kamar berganti pakaian, sementara Angel dan Roy masih berdiri berbincang-bincang di taman yang ada di sisi kanan depan rumah mewah itu.“Aku jadi nggak enak gara-gara aku, Tante dan Om bertengkar.” ujar Roy sambil menyiram bunga-bunga yang ada di depannya.“Udah, kamu nggak usah pikirin itu! Kami memang sering bertengkar sebelum kamu bekerja di rumah ini, dulu aku lebih sering mengalah tapi sekarang dan ke depannya aku nggak akan membiarkan dia berlaku seenaknya lagi di rumah ini.” Angel merasa sikapnya yang sejak kemarin sore menentang Anton hal yang tepat ia lakukan, karena dengan begitu beban yang ada di hati serta unek-uneknya terlampiaskan dan membuat ia merasa lebih nyaman.“Om Anton sepertinya memang nggak menyukai aku bekerja di sini, itu terlihat dari sikap dan cara bicaranya kepadaku.” Roy merasa kurang nyaman dengan pertengkaran Angel dan Anton barusan.“Kamu nggak perlu kuatirkan hal itu, dia nggak akan aku biarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 156. Viola Akan Dijodohkan

    Satu Tahun Kemudian......Di sebuah meja makan mewah di dalam rumah yang super mewah pula, terlihat sepasang suami istri tengah menikmati menu-menu makan malam mereka. Yang pria berparas tampan berwajah pria timur tengah, sementara wanita berwajah cantik seperti wanita asia pada umumnya.Mereka tidak lain adalah kedua orang Viola yang berada di Qatar, di sela-sela makan malam itu mereka selingi dengan obrolan.“Sampai saat ini kita belum juga mendapat kabar dari Viola tentang seorang pria yang akan ia jadikan pendamping hidup, padahal saat ini usianya sudah cukup untuk berumah tangga.” Papi Viola yang bernama Husein membuka obrolan.“Iya Pi, Mami juga sepemikiran dengan Papi. Setiap kali Mami tanya Viola selalu saja menjawab jika nanti ia telah menemukan seorang pria yang dia rasa sesuai dengannya, dia akan memberi tahu kita.” Mami Viola yang bernama Astrid menanggapi.“Tapi Mi, harus sampai kapan kita menunggu? Papi udah nggak sabar ingin memiliki cucu yang tentu saja nanti sebagai p

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 155. Sama-sama Merasa Surprise

    “Iya, setiap bulannya Mas memang musti memberi laporan tentang pekerjaan atau kegiatan Mas Roy di luar. Akan tetapi nggak ada salahnya jika bulan ini Mas Roy langsung memberi laporan pada beliau, sebentar aku akan memberi tahunya jika mulai bulan ini Mas Roy akan memberi laporan langsung kepadanya.” habis berkata, Puspa langsung meraih gagang telpon kantor yang ada di atas mejanya untuk menghubungi atasannya yang berada di ruangan sebelah.Selama Puspa menelpon Roy hanya duduk diam saja sembari mendengarkan percakapan mereka, Puspa yang masih ingin menyembunyikan identitas atasannya itu sengaja tak menyertai nama setelah memanggil Bu agar Roy tidak tahu jika Viola lah CEO perusahaan pariwisata itu. Selain itu tujuan Puspa ingin memberi kejutan pada Roy, meskipun ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu Roy akan merasa surprise atau sebaliknya merasa kecewa karena selama ini disangkanya Viola telah membohonginya tentang indentitas sebenarnya kekasihnya itu.“Oh ya udah kalau gitu a

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 154. Terjalinnya Hubungan Kasih

    Seiring berjalannya waktu Roy dan Viola pun menjalin hubungan spesialnya layaknya sepasang kekasih, hal itu terjalin secara alami karena semakin kerapnya mereka bertemu dan jalan bareng.Cukup lama juga Roy merasa risih dengan hubungan itu, secara sejak dulunya Roy memang tak pernah jatuh hati pada wanita selain menggauli mereka karena pengaruh hubungan terlarangnya dengan Angel pertama kali ia datang ke Kota Jakarta.Namun entah kenapa rasa risih dan canggung itu perlahan sirna dan Roy benar-benar merasakan ada getaran berbeda di relung hatinya yang terdalam, getaran itu sama sekali tak ada hasrat nakal yang sering muncul hingga memancingnya untuk melakukan hal yang sepatutnya dilakukan pasangan suami istri.Getaran itu melarikan rasa sayang yang tak pernah ia duga akan hadir di hatinya pada Viola, sementara Viola sendiri tentu saja semakin senang karena perasaan cintanya yang selama ini ia pendam pada Roy terwujud.Hari-hari Viola lalui dengan penuh keceriaan seperti halnya wanita m

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 153. Kaget Dan Bingung

    Karena sering bertemu dan jalan bareng di luar, Roy pun merasa ada perbedaan sikap yang ditunjukan Viola padanya. Akan tetapi sejauh ini Roy tak berani menduga-duga apalagi yakin jika sikap Viola itu menunjukan jika CEO cantik pemilik perusahaan pariwisata itu suka padanya.Sejauh ini Roy juga belum mengetahui jika Viola sebenarnya adalah atasan sekaligus pemilik perusahaan pariwisata tempat ia bekerja itu, hingga akhirnya melalui Puspa sebagai kepala bagian personalia, Roy mendapat keterangan jika Viola suka padanya.“Jadi Bu Puspa memanggil ku ke sini hanya ingin menyampaikan hal itu?” tanya Roy ketika Puspa meminta menghadap ke ruangannya.“Hemmm, iya Mas Roy. Sahabatku itu curhat ke aku beberapa hari yang lalu ketika kami bertemu di salah satu cafe,” jawab Puspa mengarang cerita, padahal Viola curhat dengannya di ruangan CEO cantik itu saat Viola memanggilnya kemarin siang.Untuk beberapa saat Roy hanya nampak terdiam, sepertinya ia bingung harus berkata apalagi untuk menanggapi h

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 152. Balas Ditraktir CEO Cantik

    “Viola..!” panggil Roy, Viola yang baru ke luar dari salah satu ruangan dan akan berjalan menuju lift seketika hentikan langkah dan membalikan badannya.“Eh, Bang Roy.” Ulasnya sembari tersenyum.“Ngapain kamu ke sini Viola? Apa Oma dan Opa pengen nginap di salah satu hotel di pulau ini sembari liburan? Kalau emang benar biar aku aja yang mengantar mereka ke manapun mereka mau,” tanya dan tawar Roy.“Hemmm, nggak kok Bang. Aku ke sini ingin bertemu dengan temanku,” jawab Viola.“Siapa temannya? Dan apa kamu udah ketemu dengannya?” tanya Roy lagi.“Udah Bang, kata temanku Bang Roy selalu sibuk tugas di luar mengantar para turis yang baru datang ke pulau ini?” Viola balik bertanya.“Iya, sebentar lagi aku akan ke luar mengantar mereka. Tadi karena aku melihat kamu ke luar dari salah satu ruangan kantor ini, makanya aku menghampiri kamu.” Jawab Roy.“Oh ya, temanku juga bilang bahwa selama Bang Roy kerja di sini pendapatan perusahaan ini meningkat drastis karena ramainya para pengunjung

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 151. Blesteran Jawa - Qatar

    “Orang tuaku tinggal di Qatar, Mama asli Jawa dan Papa orang Qatar.” Jawab Viola.“Oh gitu? Pantas aja wajahmu blasteran timur tengah, aku tadinya malah sempat berfikir kamu itu turis yang liburan ke pulau ini.” ujar Roy.“Hemmm, bukan Mas aja yang bilang gitu dulu juga banyak yang menyangka kalau aku ini turis. Terkecuali di lingkungan tempat tinggalku bareng Oma dan Opa, di sana mereka semua udah tahu kalau aku asli orang Indonesia dan tinggal di pulau ini.” tutur Viola diiringi senyumnya.“Jadi dari kecil kamu tinggal bareng Oma Opamu di sini?” tanya Roy lagi.“Nggak Mas, aku menetap di sini setelah aku menamatkan S2 ku di Qatar. Aku ingin tinggal bareng Oma dan Opa, sementara kedua adikku memilih tinggal di Qatar bersama Mama dan Papa.” Jelas Viola.“Oh, jadi kamu lulusan S2 di Qatar? Lalu di sini kamu kerja atau di rumah aja?” kembali Roy bertanya karena penasaran melihat megahnya rumah yang ditempati Viola.“Aku kerja Mas.” Jawab Viola singkat.“Kerja di mana?”“Aku memiliki seb

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 150. Viola Ditraktir

    ”Loh, kenapa buru-buru? Masuklah dulu, ntar lagi baru kita jalan.” Kembali Viola menawarkan Roy masuk ke dalam rumah megah miliknya itu.Karena tak enak kembali menolak, akhirnya Roy memenuhi ajakan Viola untuk masuk ke rumah meskipun Roy merasa sangat sungkan.Roy bukannya tak pernah melihat bangunan mewah dan megah, sejak ia datang ke Jakarta ia pun langsung ditawari dan tinggal di rumah mewah milik Angel. Begitu pula rumah milik Cindy serta hotel berbintang tempat ia bekerja sebelumnya, akan tetapi rumah milik Viola benar-benar lebih megah dan jauh lebih mewah kesannya hingga ia terlihat sungkan dan gerogi ketika melangkah masuk ke dalam rumah itu.Tak lama setelah Roy dipersilahkan duduk di kursi tamu yang juga super mewah, Viola yang tadi mohon diri ke ruangan tegah kembali ke ruangan tamu itu dengan pria dan seorang wanita yang usianya lebih dari 70 tahunan akan tetapi mereka berdua belum tampak tua sesuai dengan usia mereka.“Perkenalkan ini Opa dan Omaku, Mas.” Ujar Viola memp

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 149. Ke Rumah Viola

    Bahkan Roy mendapatkan bonus di luar gaji yang ia terima di bulan pertama itu, semua itu bukan saja perintah Viola melainkan juga karena prestasi yang ditunjukan Roy sebagai karyawan yang bertugas sebagai pemandu para pengunjung untuk memakai jasa pelayanan perusahaan pariwisata itu.****Malam itu setelah magrib, Roy yang berada di tempat tinggal yang disediakan itu nampak menelpon seseorang dengan ponselnya.“Hallo Mas Roy,” sapa seorang wanita setelah mengangkat panggilan di ponsel Roy.“Hallo juga Viola, gimana kabarmu?” balas dan tanya Roy.“Alhamdulillah baik, Mas Roy sendiri gimana?” Viola balik bertanya.“Alhamdulillah baik juga,” ucap Roy.“Oh ya Viola, kamu ada acara nggak malam ini?” sambung Roy.“Acara? Kayaknya nggak ada tuh, emangnya kenapa Mas?” jawab dan Viola balik bertanya.“Aku mau traktir kamu makan malam karena aku tadi pagi menerima gaji pertamaku, gimana kamu mau kan?” harap Roy.“Wah.. Yang baru aja nerima ngaji pertama, nggak usahlah repot-repot ngetraktirku s

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 148. Dicarikan Kerja

    Sebuah gedung perkantoran bertingkat 5 melebar seperti bangunan hotel, mobil yang dikemudikan Viola pun berhenti. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus, Viola mengajak Roy untuk turun dan masuk ke dalam gedung perkantoran yang megah itu.“Bukankah ini perusahaan pariwisata yang dikenal terbesar di Pulau Bali ini?” tanya Roy setelah melihat merek perusahaan tertera besar di tengah-tengah bangunan megah itu di antara tepatnya di lantai 3.“Hemmm, ya. Aku ingin memasukan Mas Roy bekerja di kantor ini,” jawab Viola diiringi senyumnya.“Wah.. Yang benar aja Viola? Mana mungkin aku diterima bekerja di perusahaan semegah ini,” Roy merasa tak yakin.“Kita coba aja dulu masuk dan menanyakannya pada bagian personalia kantor perusahaan ini, siapa tahu Mas diterima.” Ujar Viola kembali diiringi senyumnya.Setelah naik lift tepatnya di lantai paling atas, Roy diajak ke sebuah ruangan yang di pintunya tertera Kepala Bagian Personalia.“Mas tunggu di sini biar aku yang masuk menanyaka

DMCA.com Protection Status