“Penampilan dan cara penyajian yang lebih menarik, nggak berarti lebih lezat. Buktinya ikan panggang buatanmu ini, meskipun penampilan dan sajiannya sederhana begini tapi rasanya sangat lezat. Aku jadi suka ikan panggang,” tutur Angel.“Hemmm, Tante tenang aja. Aku akan selalu membuatkannya setiap kali Tante inginkan,” Roy tersenyum dan berjanji akan membuat panggang ikan itu lagi saat Angel memintanya.“Makasih Roy, ayo tambah lagi..!” ucap Angel sembari menyerukan pada ketiga pembantunya untuk tidak sungkan-sungkan menghabiskan ikan panggang yang ada di meja makan itu.Mereka benar-benar lahap dan menikmati makan bersama malam itu, hampir tak terlihat perbedaan antara Nyonya rumah dengan pembantu. Semuanya begitu bersuka cita dan seperti satu keluarga, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya berkumpul bersama dan menikmati segala sesuatu bersama pula.“Ikan tuna ini kan ikan laut, apa ikan air tawar juga enak di panggang Roy?” tanya Angel di sela-sela menikmati makan malam bersama di m
“Iya, lu tenang aja. Yang penting sekarang lu jaga rahasia ini dengan sebaik mungkin, jika nanti Angel tahu dengan semua ini biar aku yang akan menanggung resikonya.”“Kalau begitu oke lah, Mas bisa bawa Bi Ginah dan Pak Sobri awal bulan depan ke Malaysia, sebagai wali nikah. Mas benar-benar nekad melakukan ini, jika sampai nanti ketahuan bukan hanya akan bermasalah dengan Mbak Angel tapi juga dengan Om dan Tante,” ujar Bramasta mengingatkan resikonya.“Udah lu jangan nakut-nakutin, semuanya udah aku pikirkan matang-matang. Selama ini aku kurang bahagia berumah tangga dengan Angel, udah bertahun-tahun menikah belum juga diberi keturunan,” tutur Anton.“Apa Mas nanti akan menceraikan Mbak Angel?”“Sulit untuk melakukan itu, karena Bokap dan Nyokap pasti nggak bakalan setuju. Dari awal mereka yang ngotot jodohin aku sama Angel,” tutur Anton.“Loh, bukannya Mas yang meminta Om dan Tante untuk melamar Angel beberapa tahun yang lalu? Jadi kenapa sekarang Mas bilang Om dan Tante yang menjod
“Tentu saja nggak, Bu. Kan Bang Anton sibuk karena urusan pekerjaan atau bisnisnya yang hasilnya nanti untuk aku juga,” jawab Yurika.“Ya kalau memang tekadmu sudah bulat begitu, Ayah dan Ibu hanya dapat merestui saja. Bukankah begitu, Pak?” ujar Bu Aisyah sembari bertanya pada Pak Syamsul.“Iya Bu,” jawab Pak Syamsul.“Selama ini Anton tinggal di mana jika berada di Malaysia?” sambung Pak Syamsul bertanya pada putrinya.“Awal dia membangun perusahaan cabang di sini, Bang Anton tinggal di hotel. Setelah itu barulah ia mengontrak rumah dan terakhir membeli sebuah apartemen tidak jauh dari kantor.” jelas Yurika.“Setelah kalian menikah nanti rencananya akan tinggal di mana?” Bu Aisyah yang bertanya.“Ya di rumah ini lah, Bu. Rumah ini nanti akan diperbesar dan dibangun lebih megah. Ayah dan Ibu juga akan senang nantinya,” tutur Yurika memastikan.“Kalau memang demikian Ayah sangat setuju sekali,” ujar Pak Syamsul.“Ya Pak, aku pun udah nggak sabar ingin menimbang-nimbang cucu,” tambah
“Ya, kita musti menjemurnya berhari-hari. Harganya pun bervariasi tergantung jenis ikannya.” Pak Jaka menjelaskan.“Walaupun Bapak melaut dan memperoleh banyak ikan, aku akan tetap membuat ikan asin ini sendiri lumayan Pak penghasilannya di samping itu aku juga jadi ada kegiatan.”“Ya, terserah kamu saja. Yang pasti jangan terlalu di porsir nanti kecapean.” tutur Pak Jaka lalu mereka duduk dibawah pohon cemara yang tumbuh tidak jauh dari tepian pantai itu.“Ayah, Ibu. Nih Hesti buatin teh es biar seger di cuaca panas-panas gini!” seru Hesti yang telah pulang dari sekolah menghampiri kedua orang tuanya sembari membawa 3 gelas teh es.“Hemmm, makasih. Udah pulang sekolah kamu, Nak?” tanya Pak Jaka.“Ya Ayah, aku baru aja pulang. Setelah makan aku terniat untuk membuat teh es dan membawanya ke sini. Ayah dan Ibu udah makan siang, kan?” tutur Hesti balik bertanya.“Ya Nak, kami udah makan siang tadi selepas zhuhur,” jawab Bu Ningsih.“Bagaimana kabarnya Kak Roy, Bu?”“Saat Ibu nelpon Kaka
Roy segera bangkit dari pembaringannya, dan bergegas menuju kamar mandi arah suara teriakan Bi Surti itu. Begitu Roy tiba didepan kamar mandi, dilihatnya Bi Surti tergeletak di dalam kamar itu.“Bi Surti..!” seru Roy, yang tak banyak bicara lagi langsung memapah dan membopong pembantu Angel itu ke kamarnya yang memang lebih dekat dari kamar mandi itu.Tubuh Bi Surti ia baringkan di ranjang, meskipun pakaian bagian punggung wanita sebaya dengan Ibunya itu agak lembab karena terjatuh di dalam kamar mandi tadi. Setelah membaringkan, baru lah Roy memeriksa kalau-kalau ada bagian tubuh Bi Surti yang terluka.“Bi Surti kenapa? Kok sampai terjatuh di kamar mandi? Bagian mana yang sakit Bi? Aku cuma lihat bagian mata kaki aja yang agak memar,” tanya Roy.“Aku terpeleset di kamar mandi itu, Mas Roy. Gara-gara menginjak sabun mandi yang mungkin tadi terjatuh dari tempatnya, selain pergelangan kaki aku juga rasakan sakit di bagian pinggang dan pinggul,” tutur Bi Surti.“Kalau gitu Bi Surti sekar
Roy tak dapat lagi membendung hasrat yang sudah di luar batas kemampuannya untuk menahan, karena Bi Surti seperti memancingnya untuk melakukan hal yang lebih jauh lagi ke tubuhnya itu. Pijitan berganti dengan remasan, begitu pun urut berubah menjadi elusan. Hawa kamar itu semakin lama semakin panas terasa, hingga satu persatu pakaian mereka terlepas dari tubuh dan berserakan di bawah ranjang.Gelora sentuhan dan gerakan semakin membuat hawa kamar itu semakin panas, gerimis di luar yang telah berganti menjadi hujan lebat pun tak mampu meredakan hawa panas di kamar itu. mereka berdua sudah tak ingat lagi akan siapa mereka, serta pantas atau tidaknya hal yang saat ini mereka lakukan.Hanya satu yang mereka pikirkan dan inginkan, bagaimana caranya agar sentuhan dan gerakan liar yang mereka lakukan itu segera mencapai titik puncak yang akan mereka tuju. Hujan semakin lebat di luar disertai angin sementara di kamar itu gerakan dan sentuhan pun semakin cepat dan liar, tubuh Bi Surti telah me
Pagi itu setelah sarapan, Anton ikut dengan Bramasta ke kantor perusahaannya menggunakan mobil mewah milik sepupunya itu. Kehadiran Anton di kantor tentu membuat para karyawan terkejut, karena tak biasanya mereka tidak diberitahu akan kedatangan pemilik perusahaan itu.Sebagai pemilik perusahaan sekaligus presdir di kantor itu, tentu sikap para karyawan lebih hormat kepadanya dibandingkan Bramasta yang ditunjuk sebagai wakil direktur. Mulai dari satpam penjaga pagar halaman, hingga seluruh karyawan yang berada di 3 lantai kantor perusahaan memberi salam hormat dan sapaan yang kerap dilakukan antara bawahan ke atasan mereka.Sikap yang ditunjukan Anton saat berada di dalam kantor sangat berbeda dengan sifat aslinya jika berada di rumah, suami Angel itu lebih ramah dan murah senyum saat berpapasan dengan para karyawannya. Sementara jika berada di rumah Anton lebih terkesan menunjukan egonya, baik pada Angel maupun Bramasta sepupunya.“Bram, coba tolong kamu perlihatkan semua laporan per
Setelah kurang lebih 1 jam Roy dan Angel berada di samping rumah memanggang ikan sembari bercakap-cakap, seluruh ikan tuna yang di panggang itu pun matang. Roy yang dibantu Bi Surti segera membawa ikan-ikan itu ke dalam rumah, kemudian meletakannya di meja makan.Orang tua Angel salah satu orang yang memiliki kekayaan di atas rata-rata di kota itu, selain perusahaan yang diserahkan Pak Jonan pada putrinya itu ia juga memiliki belasan perusahaan lainnya yang menyebar di kota-kota di Indonesia. Sementara Bu Via seorang dosen tetap di sebuah universitas terkemuka di sana, tentu saja hasil kekayaan mereka melimpah-ruah bisa dikatakan tidak akan habis 7 turunan nantinya.Kekurangan mereka adalah sikap Pak Jonan yang terlalu selektif dalam segala hal, termasuk menentukan sosok yang bakal diterimanya menjadi menantu. Seperti yang di alami Angel, wanita cantik bertubuh sintal itu di jodohkan dengan Anton putra dari sahabatnya yang juga orang terkaya di kota itu.Alasan Pak Jonan bersikap begi
Satu Tahun Kemudian......Di sebuah meja makan mewah di dalam rumah yang super mewah pula, terlihat sepasang suami istri tengah menikmati menu-menu makan malam mereka. Yang pria berparas tampan berwajah pria timur tengah, sementara wanita berwajah cantik seperti wanita asia pada umumnya.Mereka tidak lain adalah kedua orang Viola yang berada di Qatar, di sela-sela makan malam itu mereka selingi dengan obrolan.“Sampai saat ini kita belum juga mendapat kabar dari Viola tentang seorang pria yang akan ia jadikan pendamping hidup, padahal saat ini usianya sudah cukup untuk berumah tangga.” Papi Viola yang bernama Husein membuka obrolan.“Iya Pi, Mami juga sepemikiran dengan Papi. Setiap kali Mami tanya Viola selalu saja menjawab jika nanti ia telah menemukan seorang pria yang dia rasa sesuai dengannya, dia akan memberi tahu kita.” Mami Viola yang bernama Astrid menanggapi.“Tapi Mi, harus sampai kapan kita menunggu? Papi udah nggak sabar ingin memiliki cucu yang tentu saja nanti sebagai p
“Iya, setiap bulannya Mas memang musti memberi laporan tentang pekerjaan atau kegiatan Mas Roy di luar. Akan tetapi nggak ada salahnya jika bulan ini Mas Roy langsung memberi laporan pada beliau, sebentar aku akan memberi tahunya jika mulai bulan ini Mas Roy akan memberi laporan langsung kepadanya.” habis berkata, Puspa langsung meraih gagang telpon kantor yang ada di atas mejanya untuk menghubungi atasannya yang berada di ruangan sebelah.Selama Puspa menelpon Roy hanya duduk diam saja sembari mendengarkan percakapan mereka, Puspa yang masih ingin menyembunyikan identitas atasannya itu sengaja tak menyertai nama setelah memanggil Bu agar Roy tidak tahu jika Viola lah CEO perusahaan pariwisata itu. Selain itu tujuan Puspa ingin memberi kejutan pada Roy, meskipun ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu Roy akan merasa surprise atau sebaliknya merasa kecewa karena selama ini disangkanya Viola telah membohonginya tentang indentitas sebenarnya kekasihnya itu.“Oh ya udah kalau gitu a
Seiring berjalannya waktu Roy dan Viola pun menjalin hubungan spesialnya layaknya sepasang kekasih, hal itu terjalin secara alami karena semakin kerapnya mereka bertemu dan jalan bareng.Cukup lama juga Roy merasa risih dengan hubungan itu, secara sejak dulunya Roy memang tak pernah jatuh hati pada wanita selain menggauli mereka karena pengaruh hubungan terlarangnya dengan Angel pertama kali ia datang ke Kota Jakarta.Namun entah kenapa rasa risih dan canggung itu perlahan sirna dan Roy benar-benar merasakan ada getaran berbeda di relung hatinya yang terdalam, getaran itu sama sekali tak ada hasrat nakal yang sering muncul hingga memancingnya untuk melakukan hal yang sepatutnya dilakukan pasangan suami istri.Getaran itu melarikan rasa sayang yang tak pernah ia duga akan hadir di hatinya pada Viola, sementara Viola sendiri tentu saja semakin senang karena perasaan cintanya yang selama ini ia pendam pada Roy terwujud.Hari-hari Viola lalui dengan penuh keceriaan seperti halnya wanita m
Karena sering bertemu dan jalan bareng di luar, Roy pun merasa ada perbedaan sikap yang ditunjukan Viola padanya. Akan tetapi sejauh ini Roy tak berani menduga-duga apalagi yakin jika sikap Viola itu menunjukan jika CEO cantik pemilik perusahaan pariwisata itu suka padanya.Sejauh ini Roy juga belum mengetahui jika Viola sebenarnya adalah atasan sekaligus pemilik perusahaan pariwisata tempat ia bekerja itu, hingga akhirnya melalui Puspa sebagai kepala bagian personalia, Roy mendapat keterangan jika Viola suka padanya.“Jadi Bu Puspa memanggil ku ke sini hanya ingin menyampaikan hal itu?” tanya Roy ketika Puspa meminta menghadap ke ruangannya.“Hemmm, iya Mas Roy. Sahabatku itu curhat ke aku beberapa hari yang lalu ketika kami bertemu di salah satu cafe,” jawab Puspa mengarang cerita, padahal Viola curhat dengannya di ruangan CEO cantik itu saat Viola memanggilnya kemarin siang.Untuk beberapa saat Roy hanya nampak terdiam, sepertinya ia bingung harus berkata apalagi untuk menanggapi h
“Viola..!” panggil Roy, Viola yang baru ke luar dari salah satu ruangan dan akan berjalan menuju lift seketika hentikan langkah dan membalikan badannya.“Eh, Bang Roy.” Ulasnya sembari tersenyum.“Ngapain kamu ke sini Viola? Apa Oma dan Opa pengen nginap di salah satu hotel di pulau ini sembari liburan? Kalau emang benar biar aku aja yang mengantar mereka ke manapun mereka mau,” tanya dan tawar Roy.“Hemmm, nggak kok Bang. Aku ke sini ingin bertemu dengan temanku,” jawab Viola.“Siapa temannya? Dan apa kamu udah ketemu dengannya?” tanya Roy lagi.“Udah Bang, kata temanku Bang Roy selalu sibuk tugas di luar mengantar para turis yang baru datang ke pulau ini?” Viola balik bertanya.“Iya, sebentar lagi aku akan ke luar mengantar mereka. Tadi karena aku melihat kamu ke luar dari salah satu ruangan kantor ini, makanya aku menghampiri kamu.” Jawab Roy.“Oh ya, temanku juga bilang bahwa selama Bang Roy kerja di sini pendapatan perusahaan ini meningkat drastis karena ramainya para pengunjung
“Orang tuaku tinggal di Qatar, Mama asli Jawa dan Papa orang Qatar.” Jawab Viola.“Oh gitu? Pantas aja wajahmu blasteran timur tengah, aku tadinya malah sempat berfikir kamu itu turis yang liburan ke pulau ini.” ujar Roy.“Hemmm, bukan Mas aja yang bilang gitu dulu juga banyak yang menyangka kalau aku ini turis. Terkecuali di lingkungan tempat tinggalku bareng Oma dan Opa, di sana mereka semua udah tahu kalau aku asli orang Indonesia dan tinggal di pulau ini.” tutur Viola diiringi senyumnya.“Jadi dari kecil kamu tinggal bareng Oma Opamu di sini?” tanya Roy lagi.“Nggak Mas, aku menetap di sini setelah aku menamatkan S2 ku di Qatar. Aku ingin tinggal bareng Oma dan Opa, sementara kedua adikku memilih tinggal di Qatar bersama Mama dan Papa.” Jelas Viola.“Oh, jadi kamu lulusan S2 di Qatar? Lalu di sini kamu kerja atau di rumah aja?” kembali Roy bertanya karena penasaran melihat megahnya rumah yang ditempati Viola.“Aku kerja Mas.” Jawab Viola singkat.“Kerja di mana?”“Aku memiliki seb
”Loh, kenapa buru-buru? Masuklah dulu, ntar lagi baru kita jalan.” Kembali Viola menawarkan Roy masuk ke dalam rumah megah miliknya itu.Karena tak enak kembali menolak, akhirnya Roy memenuhi ajakan Viola untuk masuk ke rumah meskipun Roy merasa sangat sungkan.Roy bukannya tak pernah melihat bangunan mewah dan megah, sejak ia datang ke Jakarta ia pun langsung ditawari dan tinggal di rumah mewah milik Angel. Begitu pula rumah milik Cindy serta hotel berbintang tempat ia bekerja sebelumnya, akan tetapi rumah milik Viola benar-benar lebih megah dan jauh lebih mewah kesannya hingga ia terlihat sungkan dan gerogi ketika melangkah masuk ke dalam rumah itu.Tak lama setelah Roy dipersilahkan duduk di kursi tamu yang juga super mewah, Viola yang tadi mohon diri ke ruangan tegah kembali ke ruangan tamu itu dengan pria dan seorang wanita yang usianya lebih dari 70 tahunan akan tetapi mereka berdua belum tampak tua sesuai dengan usia mereka.“Perkenalkan ini Opa dan Omaku, Mas.” Ujar Viola memp
Bahkan Roy mendapatkan bonus di luar gaji yang ia terima di bulan pertama itu, semua itu bukan saja perintah Viola melainkan juga karena prestasi yang ditunjukan Roy sebagai karyawan yang bertugas sebagai pemandu para pengunjung untuk memakai jasa pelayanan perusahaan pariwisata itu.****Malam itu setelah magrib, Roy yang berada di tempat tinggal yang disediakan itu nampak menelpon seseorang dengan ponselnya.“Hallo Mas Roy,” sapa seorang wanita setelah mengangkat panggilan di ponsel Roy.“Hallo juga Viola, gimana kabarmu?” balas dan tanya Roy.“Alhamdulillah baik, Mas Roy sendiri gimana?” Viola balik bertanya.“Alhamdulillah baik juga,” ucap Roy.“Oh ya Viola, kamu ada acara nggak malam ini?” sambung Roy.“Acara? Kayaknya nggak ada tuh, emangnya kenapa Mas?” jawab dan Viola balik bertanya.“Aku mau traktir kamu makan malam karena aku tadi pagi menerima gaji pertamaku, gimana kamu mau kan?” harap Roy.“Wah.. Yang baru aja nerima ngaji pertama, nggak usahlah repot-repot ngetraktirku s
Sebuah gedung perkantoran bertingkat 5 melebar seperti bangunan hotel, mobil yang dikemudikan Viola pun berhenti. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus, Viola mengajak Roy untuk turun dan masuk ke dalam gedung perkantoran yang megah itu.“Bukankah ini perusahaan pariwisata yang dikenal terbesar di Pulau Bali ini?” tanya Roy setelah melihat merek perusahaan tertera besar di tengah-tengah bangunan megah itu di antara tepatnya di lantai 3.“Hemmm, ya. Aku ingin memasukan Mas Roy bekerja di kantor ini,” jawab Viola diiringi senyumnya.“Wah.. Yang benar aja Viola? Mana mungkin aku diterima bekerja di perusahaan semegah ini,” Roy merasa tak yakin.“Kita coba aja dulu masuk dan menanyakannya pada bagian personalia kantor perusahaan ini, siapa tahu Mas diterima.” Ujar Viola kembali diiringi senyumnya.Setelah naik lift tepatnya di lantai paling atas, Roy diajak ke sebuah ruangan yang di pintunya tertera Kepala Bagian Personalia.“Mas tunggu di sini biar aku yang masuk menanyaka