“Aku juga kaget begitu shower itu menyala, posisiku tepat di bawahnya. Yah, jadi basah deh kimonoku.”Ujar Angel sembari memegang kimono berwarna ungu yang ia pakai, kimono yang dikenakan Angel basah kuyup itu tentu saja lekuk-lekuk tubuhnya terlihat jelas. Roy segera palingkan mukanya saat menyadari pandangannya tertuju pada tubuh sintal milik majikannya itu, merasa tidak enak dengan situasi begitu Roy pun hendak berpamitan ke luar dari kamar mandi itu.“Showernya udah nyala lagi, aku permisi kembali ke lantai bawah ya Tante?”Ujar Roy tanpa melihat ke arah majikannya akan tetapi tidak ada sautan dari Angel, Nyonya rumah itu seperti membiarkan saja tubuhnya makin kuyup tersiram shower di kamar mandi itu. Entah apa yang Angel lamunkan hingga ia tidak menyadari tubuhnya semakin lama makin kuyup dengan masih mengenakan kimono, bahkan ucapan dari Roy yang hendak berpamitan seperti tidak ia dengar. Roy akhirnya berinisiatif sendiri untuk ke luar dari kamar mandi itu, kakinya ia langkah k
Roy menjadi panik, melihat hal itu Angel bukannya kasihan malahan tertawa kecil menganggap pria muda nan tampan di sampingnya itu begitu polosnya.“Kok Tante malah tertawa?”Sambung Roy makin bingung.“Kamu itu benar-benar polos ya? Dan itu yang membuat aku tertawa, kamu nggak usah pikirkan hal itu. Selesai mandi nanti aku ambilkan baju suamiku di lemari, kamu bisa pilih dan pakai.”Tutur Angel.Akhirnya walaupun masih dalam kebingungan Roy pun mengikut saja saat Nyonya pemilik rumah mewah itu mengajaknya untuk mandi berdua, dan seperti yang dikatakan Angel selesai mandi Roy diberikan pakaian ganti milik suaminya kemudian barulah Roy turun ke lantai bawah menuju kamarnya.******Malam itu di sebuah ruko di pinggiran kota, terdapat pangkas rambut khusus untuk pria. Di sanalah ternyata Ronal bekerja selama ini, apa yang ia katakan bahwasanya dia bekerja di sebuah perusahaan pada Roy ternyata juga sebuah kebohongan. Dia tak lebih dari tukang pangkas rambut, tinggal di kos-kosan tidak jau
“Oh ya Roy, kamu tamat SMA nya akhir tahun ajaran kemarin?”Tanya Angel membuka obrolan di ruangan tengah itu.“Nggak Tante, aku tamat SMA nya udah dua tahun yang lalu.”Jawab Roy, Angel manggut-manggut.“Kamu nggak ingin melanjutkan pendidikanmu ke perguruan tinggi?”“Ya pengen sih, Tante. Tapi keadaan ekonomi kedua orang tuaku yang nggak memungkinkan, makanya aku tak melanjutkan ke perguruan tinggi.”Jelas Roy.“Apa pekerjaan orang tuamu, bertani ya?”Roy gelengkan kepalanya.“Karena rumahku di desa berdekatan dengan pantai, Ayahku bekerja sebagai nelayan. Terkadang penghasilan Ayah hanya pas-pasan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari saja, belum lagi untuk biaya sekolah adikku yang kini duduk di kelas 3 SMP aku ingin dia nantinya yang bersekolah tinggi karena dia cewek.”Tutur Roy.“Oh, jadi dalam dua tahun belakangan ini kamu ngapain aja di desa?”Angel ingin tahu lebih detil akan kehidupan Roy dan keluarganya di desa.“Kalau teman Ayah tidak bisa pergi melaut, aku yang menggantin
“Jujur saja sejak kejadian tadi sore, aku selalu kepikiran dan ketagihan ingin melakukannya lagi dengan mu, Roy. Tapi aku harap hal ini cukup kita berdua saja yang tahu, ya?” pinta Angel memulai obrolannya sambil rebahan di atas ranjang.“Iya Tante, mana mungkin aku menceritakannya pada orang lain.”“Jujur, kamu ketagihan juga nggak bercinta denganku?” tanya Angel yang mulai menunjukan sikap manjanya.“Iya Tante, aku juga ingin selalu mengulanginya,” jawab Roy dengan suara yang agak berat saat tangan Angel mulai meraba bagian sensitif tubuhnya.Tak terdengar lagi obrolan mereka, yang tampak hanya saling sentuh dan peluk. Semakin lama sentuhan itu semakin liar dan panas, hingga pakaian yang melekat di tubuh mereka terlepas dan berserakan di bawah ranjang.Berkali-kali Angel dibuat mengejang, hingga akhirnya tubuh mereka sama-sama lemas dan bertindihan, seprei ranjang itupun kusut dan basah oleh keringat mereka yang hampir setengah jam yang lalu memadukan gairah untuk menuju puncak keni
Pembantu rumah mewah itu seakan ikut lemas dan kalau tidak cepat sadar dari situasi itu, ia bisa saja akan terjatuh terduduk di lantai. Sungguh ia pun tak menyangka akan melihat hal itu dengan begitu antusiasnya, hingga akhirnya Bi Surti duduk menenangkan dirinya setelah minum segelas air putih di ruangan dapur itu.“Benarkah apa yang baru saja aku lihat? Kenapa aku justru diam dan ingin menyaksikannya hingga selesai? Untung saja Ratni dan Diana tak memergokiku tadi,” gumam Bi Surti dalam hati dengan napas yang masih tidak beraturan.“Ternyata bercinta di dalam kolam beda sensasinya ya, Roy?” tutur Angel yang masih mengatur napasnya bersandar ke dinding kolam.“Hemmm, aku juga baru kali ini merasakannya. Mungkin karena berada di dalam air maka sensasinya terasa berbeda Tante,” ujar Roy disertai senyumnya.“Jujur saja sejak kamu hadir dan memberikan kehangatan di rumah ini, hari-hariku yang terasa hampa seperti terisi kembali oleh semangat hidup dan kebahagiaan. Meskipun hubungan terla
“Menurut Bi Surti apa yang harus aku lakukan jika Tante mengajakku bercinta lagi?” tanya Roy tanpa sungkan.“Apa? Bercinta..?!”“Ssssst... ! Bi Surti jangan keras-keras bicaranya nanti Tante dengar,” potong Roy.“Mas Roy bercinta dengan Nyonya?!” Bi Surti pura-pura terkejut padahal dia sendiri telah menyaksikan itu tadinya, bagaimana Roy dan Nyonya rumah itu bergumul penuh gairah di dalam kolam renang.“Iya Bi, dan itu udah berulang kali kami lakukan. Berawal dari nggak sengajanya aku memeluk tubuh Tante Angel, saat benerin shower yang nggak nyala beberapa hari yang lalu itu. Aku kaget saat Tante berteriak, aku kira ia kesetrum nggak tahunya karena kaget ketika shower menyala menyembur ke badannya. Saat itulah Tante menggodaku kemudian kami bercinta di dalam kamar mandi itu,” tutur Roy dengan helaan napas menyiratkan ada sebuah penyesalan di hatinya.“Jadi Mas Roy dan Nyonya udah sering melakukan itu?” tanya Bi Surti.“Ya Bi, sejak kejadian di dalam kamar mandi itu kami udah beberapa
Bi Surti sebenarnya ingin mencegah Roy untuk membersihkan ikan-ikan itu, karena memang hal itu merupakan pekerjaannya yang akan ia kerjakan sendiri tanpa dibantu pria muda tampan di dekatnya itu.Namun ia pun merasa tidak enak untuk mencegah, karena seperti yang di katakan Roy di samping dibersihkan, ikan-ikan itu akan ia iris-iris bagian badannya jadi Bi Surti tidak akan tahu bagian badan mananya yang akan diiris-iris itu.Tak berselang beberapa menit setelah itu, selesai lah Roy membersihkan semua ikan-ikan yang di beli Bi Surti di pasar, lalu Roy menaruhnya di dalam lemari es hingga nanti sore Angel pulang dari kantornya.Setelah itu karena tidak ada pekerjaan yang musti diselesaikan di luar rumah, Roy membantu Diana membersihkan rumah yang besar dan dua tingkat itu. Begitu pula setelah makan siang, Roy membantu Bi Ratni mengangkat jemuran yang telah kering di luar rumah untuk di setrika.Roy tak pernah gengsi melakukan pekerjaan apa saja di rumah itu termasuk menolong kegiatan ke
“Penampilan dan cara penyajian yang lebih menarik, nggak berarti lebih lezat. Buktinya ikan panggang buatanmu ini, meskipun penampilan dan sajiannya sederhana begini tapi rasanya sangat lezat. Aku jadi suka ikan panggang,” tutur Angel.“Hemmm, Tante tenang aja. Aku akan selalu membuatkannya setiap kali Tante inginkan,” Roy tersenyum dan berjanji akan membuat panggang ikan itu lagi saat Angel memintanya.“Makasih Roy, ayo tambah lagi..!” ucap Angel sembari menyerukan pada ketiga pembantunya untuk tidak sungkan-sungkan menghabiskan ikan panggang yang ada di meja makan itu.Mereka benar-benar lahap dan menikmati makan bersama malam itu, hampir tak terlihat perbedaan antara Nyonya rumah dengan pembantu. Semuanya begitu bersuka cita dan seperti satu keluarga, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya berkumpul bersama dan menikmati segala sesuatu bersama pula.“Ikan tuna ini kan ikan laut, apa ikan air tawar juga enak di panggang Roy?” tanya Angel di sela-sela menikmati makan malam bersama di m
“Sekali lagi aku minta maaf, aku hanya bisa menemani jalan dan membawamu ke tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi di pulau ini, tapi untuk menemanimu tidur di kamar ini aku nggak bisa karena aku telah memiliki kekasih,” jawab Roy yang terpaksa jujur karena dia sudah tak tahu bagaimana cara mencari alasan untuk menolak.“Oh, kamu udah punya kekasih rupanya? Ah, jika malam ini aja kamu tidur bareng aku di sini, aku rasa kekasihmu itu nggak akan tahu atau juga curiga.” Ujar Alice yang ternyata juga tak peduli dengan kejujuran Roy yang mengatakan dirinya telah memiliki kekasih.“Dia mungkin saja nggak akan tahu atau pula curiga, tapi aku nggak mau menghianati cintanya karena aku sangat menyanyanginya,” kali ini Roy cukup tegas, hingga beberapa saat dalam keadaan setengah mabuk Alice nampak tercengang mendengarnya.Karena tak ada reaksi apa-apalagi dari Alice, Roy kemudian pamit dan meninggalkan kamar itu setelah menyelimuti tubuh Alice dengan selimut. Sampai Roy ke luar dan menutup
Alice benar-benar merasa surprise dengan semua itu, rasa penasarannya ingin mengelilingi seluruh kawasan Pulau Bali pun terpenuhi.“Apa di sini ada night club, Roy?” tanya Alice ketika ia merasa puas berkeliling.“Ada beberapa buah night club di pulau ini, emangnya kamu mau ke sana?” jawab Roy lalu balik bertanya.“Ya, aku mau happy-happy di sana melewati malam ini hingga nanti kembali ke hotel. Kamu bisa antarkan aku ke night club paling besar dan ramai di sini?” pinta Alice.Roy yang maklum jika hampir seluruh turis yang berkunjung ke pulau itu hobi ke night club di saat malam, maka Roy memenuhi permintaan Alice dengan mengarahkan mobil yang ia kemudi itu ke salah satu night club terbesar di Bali.Yang namanya night club tentu tak asing lagi jika di dalamnya terdapat berbagai jenis minuman, mulai dari minuman berkadar alkohol rendah hingga tinggi. Di sana juga terdapat music room, biasa pula digunakan untuk berdansa dan melantai bagi para pengunjung.Suasana di dalam ruangan night c
“Mungkin karena aku baru pertama kali berkunjung ke sini dan juga tadi siang aku ikut dalam rombongan para turis yang kamu jemput serta antar, aku merasa nyaman dengan cara kamu mengemudi makanya aku meminta kamu,” jelas Alice, Roy hanya menanggapi dengan senyum ramahnya.“Gimana kalau kita jalan sekarang, Roy?” sambung Alice.“Oke, mari!” jawab Roy, mereka pun sama-sama berdiri lalu Roy mengajak Alice menuju mobil yang tadi ditunjukan oleh Ardi di depan lobi hotel itu.Roy dan Alice menghampiri sebuah mobil jenis Pajero Sport yang di parkir di depan lobi hotel itu, setelah mereka naik mobil yang dikemudikan oleh Roy itupun bergerak menuju jalan raya meninggalkan halaman dan kawasan hotel mewah itu.Mobil yang dikemudikan Roy sengaja dilajukan santai, tujuannya agar Alice dapat menikmati panorama di sisi kanan dan kiri jalan raya yang dihiasi lampu-lampu. Memang sangat berbeda suasana jalan raya ketika malam di bandingkan siang hari, kebanyakan dari pengendara sengaja melaju perlahan
“Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja
Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang
“Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu
Namun Pak Hamid bahkan Pak Husein sendiri belum tahu jika Viola tidak ada perasaan apa-apa pada Rehan sejak bertemu minggu lalu, sosok Rehan bagi Viola tak ubahnya sebagai kenalan biasa dan tak ada yang spesial ia dilihat di diri Rehan selain pemuda yang kaya raya semata.****Malam itu cuaca mendung, tak lama gerimis pun turun. Roy yang duduk di teras di temani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok, nampak bermenung dengan tatapan kosong ke arah gerimis yang semakin lama semakin rapat turun membasahi halaman kediamannya itu.Sepertinya perasaan pria tampan itu tidak sedang baik-baik saja hingga membawanya larut dalam lamunan, jika masalah pekerjaan yang ia lakukan di lapangan sampai dengan hari ini belum pernah dijumpai baik itu pada para turis maupun pada kantor tempat ia bekerja.Tiba-tiba saja Roy tersentak dari lamunannya ketika ponsel yang ia letakan di atas meja di antara gelas kopi dan rokoknya berbunyi, Roy pikir yang melakukan panggilan itu adalah Viola, ternyata setelah i
“Loh kok gitu?” Bi Surti ikut merasa kecewa.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Ya, mau gimana lagi Bi. Aku sih berharap Roy dan kekasih itu akan langgeng dan dapat memperjuangkan cinta mereka hingga pelaminan, tapi kalau nggak Roy pastinya akan kembali ke sini bersama kita,” tutur Angel di antara dua harapan.“Moga saja Mas Roy segera mendapatkan solusinya atas semua yang sedang ia hadapi sekarang,” ucap Bi Surti.“Moga saja Bi, akupun berharap begitu.” ulas Angel.****Malam itu di Qatar tepatnya di kediaman Pak Hamid, di ruangan tengah nampak Pak Hamid, Bu Qoira dan Rehan duduk. Tak biasanya Rehan ikut duduk bersama kedua orang tuannya itu, setelah makan malam bareng Rehan biasanya duduk di teras sejenak lalu pergi jalan ke luar dan pulang sekitar jam 11 malam.“Tumben, kamu duduk baren
“Bukan gitu Viola, aku hanya bicara sesuai dengan faktanya jika dia memang sepadan dengan kamu bila di bandingkan dengan aku,” ulas Roy.“Kan tadi udah aku bilang kalau dia dan semua yang ia miliki nggak membuatku tertarik sama sekali, Papi bahkan mungkin juga Mami sangat setuju tapi nggak dengan aku,” tegas Viola.“Lalu kita harus bagaimana sekarang? Papimu pastinya nggak akan merubah keputusannya bahwa dia nggak setuju jika kamu dan aku menjalin hubungan?” tanya Roy.“Aku nggak peduli dengan itu, semuanya udah aku ceritakan pada Opa dan Oma. Mereka nggak setuju jika aku menikah karena dijodohkan Papi. Opa dan Oma sangat marah begitu mengetahui jika Papi akan menjodohkan aku dengan Rehan,” tutur Viola.“Opa dan Oma mu juga tahu jika Papimu nggak setuju dengan aku?” tanya Roy.“Iya, tadi juga aku ceritakan pada mereka perihal Papi nggak setuju dengan hubungan kita. Aku dan Opa begitu juga Oma sedang mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan pada Papi dan Mami, kalau pria yang akan m