Sabtu itu kegiatan di kantor tak banyak dan Roy pulang dari kantor ke kosnya lebih awal dari hari-hari biasanya. Ia langsung saja kirim pesan WA pada Cindy, memberi tahu jika dirinya sudah pulang dari kantor dan tidak biasanya WA yang dikirim itu dibalas agak lama oleh Cindy yang saat itu ada urusan di luar.Rupanya Cindy tengah memberi tahu salah seorang temannya yang ingin mengajak Roy jalan, hingga ia begitu lama membalas pesan dari Roy. Bahkan sebelum pesan balasan ataupun panggilan dari Cindy, ada sebuah nomor ponsel yang tak dikenal melakukan panggilan ke ponsel Roy yang saat itu ditaruhnya di meja di depan ia duduk sambil menikmati segelas kopi dan sebatang rokok.Roy memperhatikan nomor yang memanggil itu sejenak, karena ia tak mengenalnya panggilan itu tak segera ia angkat, malahan nada dering panggilan di ponsel itu lenyap Roy masih belum mengangkatnya. Nomor yang sama itu pun mengulangi panggilannya, kali ini Roy mengangkatnya karena merasa penasaran siapa yang tengah mengh
“Hallo Tante!” sapa Roy mengangkat panggilan di ponselnya.“Gimana Roy, apa kamu bersedia aku ajak jalan hari ini?” tanya Laura.“Oke Tante, aku udah diijinin oleh Tante Cindy dan sekarang ini dia lagi ada di sini di kos-kosanku,” jawab Ryan.“Oh ya udah, sekarang juga aku jemput kamu ke sana.”“Baik Tante, aku tunggu di sini.” ulas Roy, lalu panggilan di ponsel itu mereka tutup.“Tante Laura sebentar lagi akan ke sini, katanya mau menjemputku.” ujar Roy pada Cindy.“Oh ya udah, kalau begitu segera kamu siap-siap gih!”“Ya Tante, sebentar aku mau beres-beres dulu! Jika sampai besok, berarti aku musti bawa pakaian ganti.” tutur Roy, Cindy kembali tersenyum dan anggukan kepalanya.15 menit kemudian, sebuah mobil sedan cantik berhenti di depan kediaman Roy itu, Cindy yang mengetahui persis jika mobil itu milik Laura, segera ia menuju teras menyambut kedatangan sahabatnya itu.Laura turun dari mobilnya dengan senyuman manis, sebagai satu-satunya wanita sosialita geng Cindy itu yang kini b
Kehidupan Laura yang bergelimang harta dan kemewahan berasal dari perusahaan besar yang ia miliki, semua itu tentunya tidak didapati dengan mudah melainkan berkat kerja kerasnya selama ini, cara hidupnya yang terkesan bebas dan cenderung dipandang tak baik oleh kebanyakan orang, bukan pula tanpa alasan dan semua itu ada penyebabnya.Awal menikah dengan mantan suaminya dulu, kehidupan Laura penuh dengan kebahagiaan, baik dari segi materi maupun dalam hubungan rumah tangganya, namun setelah melahirkan Laura mulai diperlakukan tidak baik oleh suaminya, sang suami mulai sering tidak pulang ke rumah selama berhari-hari dengan alasan mengurus proyek perusahaan di luar kota.Pada mulanya Laura percaya pada suaminya itu, menurutnya tidak ada salahnya jika sang suami memperluas cabang perusahaannya di luar kota, toh semua itu demi dia dan buah hati juga, namun lama-kelamaan timbul rasa curiga dan kecurigaannya itu pun terbukti jika suaminya bukan hanya memperluas cabang perusahaannya di luar k
“Hemmm...Tante ini memang jago ya menyusun kata-kata!” ujar Roy.“Aku juga jago di ranjang, Ryan.” kali ini Laura berucap lirih sambil berbisik ke telinga Ryan disertai senyum yang mengoda.“Ah, masa sih Tante?!”“Eh, nggak percaya! Nanti deh aku buktikan ke kamu, dan aku pasti menaklukanmu!” ujar Laura.“Hemmm... Oke nanti kita buktikan!” tantang balik Roy diiringi senyumannya, seperti menjawab tantangan Laura.“Ngapain juga nanti, sekarang aja yuk!” lagi-lagi Laura berbisik dan menggoda Roy.Roy pun tak kuasa lagi menahan gejolak akan godaan-godaan yang terus-menerus sengaja dilancarkan Laura memancingnya, dengan segera ia menggandeng lengan wanita cantik itu menuju lift turun ke lantai di mana di sana kamar mereka berada.Pintu kamar hotel itu telah terbuka, setelah mereka masuk Roy kemudian menutupnya kembali. Tak menunggu waktu lama lagi, Roy segera saja memeluk tubuh ramping milik Laura, sentuhan-sentuhan yang menimbulkan gairah dilancarkan Roy membuat Laura merasakan gejolak ya
Sabtu sore kembali Roy memenuhi ajakan salah seorang dari teman Cindy yang bernama Melly, wanita yang telah memiliki dua orang anak ini juga tak kalah cantik dan memiliki tubuh yang menawan. Jika beberapa waktu lalu Roy diajak kencan oleh Laura ke sebuah hotel di tepian danau yang sangat indah, kali ini Melly mengajak Roy ke sebuah pulau yang terletak di lautan berjarak kurang lebih 20 kilometer dari bibir pantai.Pulau itu juga sangat indah dan di sana terdapat beberapa buah vila mewah, untuk menginap di vila itu tentu saja orang-orang berduit lah yang mampu menyewanya. Pada saat itu harga sewa sebuah vila di sana berkisar Rp. 2.500.000,- hingga Rp. 10.000.000,- per 24 jam nya, bagi Melly yang memang tajir harga sewa vila segitu merupakan hal sepele, jangan kan 24 jam untuk mengontrak bahkan membeli vila itu ia pun sanggup.Diajak ke pulau yang tak pernah ia datangi tentu saja hal yang baru dan menyenangkan bagi Roy, itu terlihat saat ia turun dari speed boat yang membawa mereka ke s
Untuk makan malam Melly mengajak Roy ke salah satu restoran yang ada di sana, menu-menu yang tersedia di sana umumnya yang segar-segar dan bersifat selalu hangat, karena saat malam datang hawa di pulau itu terasa cukup dingin, akibat angin laut dari segala penjuru bebas lepas bertiup ke arah pulau.Sementara untuk minuman dan menu-menu ringan lainnya kapan saja mereka mau, dapat dipesan di cafe-cafe yang selalu buka 24 jam penuh. Oleh karena itu pula pulau itu selalu tampak ramai baik siang maupun malam, terlebih di cafe-cafe dan restoran yang memang tak pernah tutup seharian.Seperti janjinya setelah makan malam Melly langsung mengajak Roy ke lantai atas vila yang mereka sewa, tepat di beranda depan lantai atas vila itu Roy kembali takjub melihat panorama bias-bias lampu yang memancar hingga ke pinggiran pulau yang bertaut dengan laut, ditambah rasa sejuk saat duduk di lantai atas vila itu.“Wah, apa yang Tante katakan memang benar! Dari lantai atas vila ini kita dapat menikmati pano
Jika dipikir-pikir hal yang Roy lakukan dengan para Tante-tante yang tergabung dalam Genk Tante Sosialita itu benar-benar gila dan tak masuk akal, namun toh itu nyatanya banyak terjadi hingga masa sekarang ini, bahkan lebih gila lagi di masa yang sekarang ini hubungan terlarang itu terjadi antara saudara tiri, Ayah Ibu dan anak tiri, kakak adik ipar, Paman dan keponakannya, bahkan naifnya Ayah Ibu dengan anak kandungnya sendiri.Lalu jika ingin mencari siapa yang salah dari semua kejadian itu, siapa yang musti disalahkan? Semua terjadi tentu karena ada penyebab dan didasari suka sama suka. Jika hanya karena suatu kekilafan, kenapa juga musti terjadi berulang-ulang kali? Dan itu terjadi hingga membuat pihak wanita sampai hamil.Ini bukan sekedar cerita bohong dan memang faktanya terjadi hingga jaman modern seperti sekarang ini, tak bisa ditampik lagi jika godaan yang berkaitan dengan semua itu sangatlah berbahaya, jika seseorang tak mampu membendungnya sejak awal.Sejak melayani Clara,
“Besok pagi aku akan antar kamu ke tempat kursus Bahasa Inggris milik temanku itu, mengenainya biayanya kamu nggak usah repot-repot membayarnya karena aku akan menanggung semua itu sampai kamu lulus dan bisa berbahasa Inggris dengan baik.”“Loh, nggak bisa gitu dong Tante. Aku yang kursus maka aku lah yang membayar semua biayanya hingga selesai.” Ujar Roy.“Nggak Roy, aku yang akan tanggung semua biayanya sebagai permintaan maafku yang telah menyeretmu ke dunia hitam kami. Aku harap kamu nggak keberatan dan mau menerimanya, please Roy.” Harap Cindy.“Baiklah Tante, meskipun aku nggak merasa Tante telah menjerumuskan aku keinginan Tante itu akan aku ikuti.” Ujar Roy.“Makasih Roy, aku yakin nanti kamu akan menjadi sosok yang amat berguna dan berarti bagi keluargamu.” Ucap Cindy gembira.Tak sampai 5 bulan Roy yang mengikuti kursus di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris di kota itu milik teman Cindy, Roy pun lulus dan telah pasif berbahasa Inggris.Cindy pun tak menunda waktu lagi l
“Belum pernah Pak, makanya pada kesempatan ini aku dan keluarga memutuskan untuk berlibur ke sini dan kebetulan juga sahabatku ini bersedia menemani kami sekalian mengujungi Bapak dan Ibu serta Viola di sini.” Jawab Pak Hamid.“Oh begitu, tapi maaf sebelumnya jika rumah kami ini nggak semewah hotel-hotel yang ada di Pulau Bali ini.” ucap Opa Viola merendah.“Ah, siapa bilang Pak. Rumah ini nggak kalah mewah dengan hotel-hotel di sepanjang jalan yang tadi sempat kami lihat ketika menuju ke sini,” ujar Pak Hamid sembari mengitari pandangannya ke seluruh ruangan di dalam rumah itu.“Iya Pak, di samping rumah ini cukup megah hawanya pun sangat sejuk. Sangat jauh sekali bedanya bila di bandingkan di tempat kami,” kali ini Bu Qoira yang bicara.“Hemmm, tentu aja bedalah Qoira. Qatar kan nggak jauh beda dengan Arab Saudi yang hawanya sangat panas,” Bu Astrid yang menanggapi, Opa dan Oma Viola hanya senyum-senyum saja.“Benar juga, padahal saat ini tengah hari jika di Qatar hawanya pasti lagi
“Ya, sebaiknya kamu segera memberi tahu kedua orang tuamu agar mereka nggak cemas karena mereka tentunya tahu kamu akan berlibur di sini selama 3 hari aja,” ujar Roy.“Iya Roy, secepatnya aku akan kasih tahu mereka.” ulas Alice sembari menatap Roy.Tatapan bule cantik berambut pirang itu pada Roy seperti mengandung arti yang tentu saja hanya dia sendiri yang tahu, apakah karena dia merasa peluang besar untuk menaklukan Roy? Atau ada perasaan lain yang tiba-tiba hadir di lubuk hatinya?Setelah selesai makan dan duduk sejenak melanjutkan obrolan mereka, Roy pun mengantar Alice kembali ke hotel tempat bule muda cantik itu menginap karena waktu istirahat siang telah habis dan Roy harus kembali bekerja.Meskipun waktu kebersamaan mereka siang itu hanya kurang lebih 1 jam, namun bagi Alice hal itu sangat menyenangkan. Begitu tiba di kamarnya Alice langsung rebahkan tubuhnya di atas ranjang, seulas senyuman yang menyiratkan kegembiraan tampak di bibirnya.“Roy memang sangat berbeda dengan pr
“Kurang lebih 2 tahun,” jawab Roy.“Dia pastinya sangat cantik hingga kamu begitu sayang padanya,” ujar Alice dari nada bicaranya terkesan ada rasa cemburu.“Bagiku dia bukan cantik semata, tapi juga baik dan pengertian serta mau menerimaku apa adanya,” ulas Roy.“Menerimamu apa adanya, maksudnya gimana?” tanya Alice tak faham.“Begini, aku ini hanya seorang karyawan biasa saja sementara dia adalah CEO sekaligus atasanku di perusahaan pariwisata itu,” jawab Roy jujur apa adanya.“Apa?! Kekasihmu itu atasanmu sendiri?” Alice terkejut, Roy menanggapinya dengan mengangguk dan tersenyum.“Kok bisa? Lalu bagaimana ceritanya hingga terjalin hubungan di antara kalian berdua?” Alice penasaran.“Aku juga nggak menyangka dan hal itu terjalin begitu saja seiring dengan waktu,” jawab Roy berusaha untuk terlihat bahagia tanpa beban yang saat ini tengah mengusik hati dan pikirannya.“Sebenarnya aku tak pantas untuk ia jadikan kekasih,” sambung Roy dan hal itu membuat Alice nampak kerutkan keningnya
“Sekali lagi aku minta maaf, aku hanya bisa menemani jalan dan membawamu ke tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi di pulau ini, tapi untuk menemanimu tidur di kamar ini aku nggak bisa karena aku telah memiliki kekasih,” jawab Roy yang terpaksa jujur karena dia sudah tak tahu bagaimana cara mencari alasan untuk menolak.“Oh, kamu udah punya kekasih rupanya? Ah, jika malam ini aja kamu tidur bareng aku di sini, aku rasa kekasihmu itu nggak akan tahu atau juga curiga.” Ujar Alice yang ternyata juga tak peduli dengan kejujuran Roy yang mengatakan dirinya telah memiliki kekasih.“Dia mungkin saja nggak akan tahu atau pula curiga, tapi aku nggak mau menghianati cintanya karena aku sangat menyanyanginya,” kali ini Roy cukup tegas, hingga beberapa saat dalam keadaan setengah mabuk Alice nampak tercengang mendengarnya.Karena tak ada reaksi apa-apalagi dari Alice, Roy kemudian pamit dan meninggalkan kamar itu setelah menyelimuti tubuh Alice dengan selimut. Sampai Roy ke luar dan menutup
Alice benar-benar merasa surprise dengan semua itu, rasa penasarannya ingin mengelilingi seluruh kawasan Pulau Bali pun terpenuhi.“Apa di sini ada night club, Roy?” tanya Alice ketika ia merasa puas berkeliling.“Ada beberapa buah night club di pulau ini, emangnya kamu mau ke sana?” jawab Roy lalu balik bertanya.“Ya, aku mau happy-happy di sana melewati malam ini hingga nanti kembali ke hotel. Kamu bisa antarkan aku ke night club paling besar dan ramai di sini?” pinta Alice.Roy yang maklum jika hampir seluruh turis yang berkunjung ke pulau itu hobi ke night club di saat malam, maka Roy memenuhi permintaan Alice dengan mengarahkan mobil yang ia kemudi itu ke salah satu night club terbesar di Bali.Yang namanya night club tentu tak asing lagi jika di dalamnya terdapat berbagai jenis minuman, mulai dari minuman berkadar alkohol rendah hingga tinggi. Di sana juga terdapat music room, biasa pula digunakan untuk berdansa dan melantai bagi para pengunjung.Suasana di dalam ruangan night c
“Mungkin karena aku baru pertama kali berkunjung ke sini dan juga tadi siang aku ikut dalam rombongan para turis yang kamu jemput serta antar, aku merasa nyaman dengan cara kamu mengemudi makanya aku meminta kamu,” jelas Alice, Roy hanya menanggapi dengan senyum ramahnya.“Gimana kalau kita jalan sekarang, Roy?” sambung Alice.“Oke, mari!” jawab Roy, mereka pun sama-sama berdiri lalu Roy mengajak Alice menuju mobil yang tadi ditunjukan oleh Ardi di depan lobi hotel itu.Roy dan Alice menghampiri sebuah mobil jenis Pajero Sport yang di parkir di depan lobi hotel itu, setelah mereka naik mobil yang dikemudikan oleh Roy itupun bergerak menuju jalan raya meninggalkan halaman dan kawasan hotel mewah itu.Mobil yang dikemudikan Roy sengaja dilajukan santai, tujuannya agar Alice dapat menikmati panorama di sisi kanan dan kiri jalan raya yang dihiasi lampu-lampu. Memang sangat berbeda suasana jalan raya ketika malam di bandingkan siang hari, kebanyakan dari pengendara sengaja melaju perlahan
“Hemmm, iya Non makanya hotel kami ini sangat senang bekerja sama dengan kantor perusahaan pariwisata tempat Roy bekerja itu dan kerja sama itu udah terjalin sejak lama dan saya pribadi telah juga telah lama kenal dengan Roy sebagai salah seorang karyawan di perusahaan pariwisata itu,” tutur Ardi.“Berapapun biayanya nanti aku akan bayar, aku cukup terkesima dengan keindahan pulau ini dan ingin tahu lebih banyak lagi kawasan-kawasan lainnya dan dinikmati keindahannya di malam hari,” ujar Alice gembira sekaligus penasaran.“Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, wajahnya begitu ceria dan makin cantik. “Apakah Non Alice sebelumnya telah pernah berkunjung ke pulau ini?” tanya Ardi.“Belum pernah, ini untuk yang pertama kalinya aku berkunjung ke sini dan kebetulan saat ini aku sedang libur semester,” jawab Alice, waja
Itulah nilai plus seorang Viola, selain berwajah cantik dan berprofesi sebagai CEO, dia juga gadis yang rajin beribadah. Roy benar-benar pria yang beruntung dapat mengambil tempat di hati gadis itu sebagai salah satunya pria yang di cintai, selama ini sudah banyak pria yang ingin dekat dengan Viola akan tetapi semua itu hanya sebatas sahabat biasa saja.Tapi masalahnya sekarang, apakah Viola akan tetap mencintai dan menganggap Roy sebagai kekasihnya jika Roy menceritakan tentang masa lalunya itu? Dan bagaimana pula dengan rencana Pak Husein akan menjodohkan Viola dengan Rehan dalam waktu dekat ini?****Sore itu ketika Roy mengantar para turis ke sebuah hotel dan kebetulan itu adalah trip terakhir tugas Roy di lapangan dan akan kembali ke kantor lalu pulang ke kediamannya, tiba-tiba saja seorang pria menghampirinya ketika hendak naik ke atas mobil operasional.“Roy tunggu dulu..!” panggil pria itu, Roy pun hentikan langkah dan membalikan tubuhnya.“Eh, Bang Ardi rupannya. Ada apa Bang
“Ya, aku ingat kita memang pernah membicarakan itu. Lantas gimana dengan rencana kita itu, Hamid? Apakah Rehan akan setuju jika dijodohkan dengan Viola? Soalnya waktu itu kamu bilang Rehan belum memberi jawaban ketika kamu tanyakan,” tanya Pak Husein.“Hemmm, benar Husein karena Rehan telah memberi jawaban jika dia bersedia untuk dijodohkan dengan Viola makanya aku mengajak kamu ketemuan dan membicarakannya lagi,” tutur Pak Hamid diiringi senyumnya.“Wah, baguslah jika Rehan udah memberi jawaban dan setuju,” ujar Pak Husein senang.“Lalu gimana dengan Viola sendiri? Apakah dia bersedia dijodohkan dengan Rehan?” Pak Hamid balik bertanya.“Viola memang belum aku tanya apakah dia bersedia atau nggak jika dijodohkan dengan Rehan, tapi kamu nggak usah kuatir belum lama ini aku telpon dia dan menanyakan apakah dia udah menemukan pria yang akan ia jadikan calon suami, soalnya dulu juga pernah aku tanyakan begitu, dia meminta diberi waktu.” Jawab Pak Husein.“Lalu Viola jawab apa ketika kamu