Silent Rejection

Silent Rejection

last updateLast Updated : 2024-12-08
By:  AthenaCompleted
Language: English
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
209Chapters
17.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

A night of celebration turned into a painful nightmare. Hannah was rejected by his mate by only his cold gaze and disappointment in his eyes. That same night, she met RJ, a chubby tall guy who was also rejected by his mate. The woman who was with her mate was the same woman who rejected RJ. She thought that there could be a chance between them since they were both rejected but again, the guy was only being nice and she knew that she would die without being loved by another half. She lives like an empty shell without a soul. She's supposed to be a werewolf that can shift, but she's not like any other. Not even like in her family. Her identity was unknown and since her mate rejected her. Five years later, she met a gorgeous man who helped her through the pain of the bond breaking after his mate claimed another. RJ was her new boss and he had changed so much. More fit and more handsome. She knew that he didn't have his eyes on her. However, he comforts her, spoils her with things and they get more intimate. In their comfort, Hannah knew that it was temporary even his protectiveness toward her. Her ex-mate, Ian started stalking her to win her back. He became more obsessed whenever he caught her scent. His obsession led to a war between the Marquis Empire and the King Empire. RJ knew that she was an Omega, the only one that they knew at the moment. For all of the protection he did, putting a war between the Marquess and King, she still chose to let him go after a night when she saw RJ and his fated mate, kiss.

View More

Chapter 1

Prologue

Vanesa Winston dan Steven Dallas telah menikah diam-diam selama lima tahun. Mereka menjalankan kehidupan layaknya suami istri, tetapi tanpa cinta.

Tidak, lebih tepatnya Vanesa sudah menyembunyikan perasaannya terhadap suaminya tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Pada malam pergantian tahun, kota yang diselimuti hujan tampak penuh dengan keramaian.

Namun, di Mansion Resta yang besar itu, hanya ada Vanesa seorang diri.

Dia menyiapkan sepiring mi yang sederhana untuk dirinya sendiri, tetapi tidak menyentuhnya sesuap pun.

Di atas meja makan, ponselnya memutar sebuah video dari status WhatsApp.

Dalam video itu, tampak tangan ramping dan jenjang seorang pria. Tangan itu mengambil sebuah cincin berlian besar, memasukkannya dengan tepat ke jari manis sang wanita yang ramping.

Kemudian, suara lembut wanita itu segera terdengar, "Pak Steven, mohon bimbingannya selama sisa hidup ini."

Vanesa menatap jam tangan di pergelangan tangan pria dalam video itu. Ini adalah sebuah penanda identitas yang tak terbantahkan. Hati Vanesa dipenuhi rasa pedih yang menyesakkan.

Video sudah berhenti, tetapi jari Vanesa tak mampu bergerak. Dia hanya bisa memastikan berkali-kali, seakan sedang menyiksa diri sendiri.

Setengah tahun yang lalu, wanita itu berinisiatif untuk saling bertukar kontak WhatsApp.

Sejak saat itu, Vanesa sering melihat suaminya di status WhatsApp wanita tersebut.

Setelah menikah diam-diam selama lima tahun, baru hari ini Vanesa mengetahui bahwa ternyata suaminya juga bisa bersikap lembut, romantis, serta perhatian.

Mi yang tadi masih mengepul panas, kini sudah benar-benar dingin.

Mi ini sudah tidak bisa dimakan lagi. Vanesa pun mengangkat sendok untuk mengambilnya, tetapi dia seolah kehilangan tenaga.

Ini sama seperti pernikahannya yang mengerikan. Tidak seharusnya Vanesa terus terlibat di dalamnya.

Vanesa memejamkan mata, air matanya pun menetes. Dia bangkit, kembali ke kamar untuk mandi, mematikan lampu, lalu berbaring.

Malam makin larut. Di kamar tidur yang hangat ini, terdengar suara gemerisik seseorang yang membuka pakaian.

Di tempat tidur besar itu, Vanesa berbaring miring.

Dia tahu bahwa Steven sudah pulang, tetapi Vanesa tetap memejamkan mata, berpura-pura sudah tertidur.

Tempat tidur di sampingnya melesak dalam.

Kemudian, tubuh tinggi besar itu menekannya.

Kening Vanesa menjadi sedikit berkerut.

Detik berikutnya, baju tidur Vanesa diangkat tinggi, sementara telapak tangan yang hangat menutupinya.

Vanesa langsung tersentak, matanya terbuka dengan cepat.

Wajah tampan seorang pria dengan sudut-sudut tegas itu tampak begitu dekat. Di hidung mancungnya, masih terpasang kacamata tipis berbingkai perak.

Lampu kecil di samping tempat tidur menyala, membuat cahaya kuning hangat terpantul di lensa kacamata.

Di balik lensa, mata sipit pria itu tampak dipenuhi hasrat.

"Kenapa kamu tiba-tiba pulang?"

Vanesa memang memiliki suara yang lembut sejak dulu.

Pria itu menatap ujung mata Vanesa yang memerah, alis hitamnya sedikit terangkat ketika dia bertanya, "Nggak menyambutku?"

Vanesa menatap langsung ke mata hitam pekat pria itu, lalu menjelaskan dengan suara lembut, "Nggak, hanya agak terkejut saja."

Ujung jari hangat pria itu perlahan membelai pipi putih tanpa cacat milik Vanesa. Mata hitamnya dalam, suaranya yang rendah pun terdengar, "Lepaskan kacamataku."

Vanesa mengerutkan kening.

Ketika pipi Vanesa dibelai oleh ujung jari Steven, dia menatap wajah yang membuatnya terpesona selama bertahun-tahun itu. Namun, di benak Vanesa muncul adegan dari status WhatsApp tadi.

Vanesa yang biasanya tidak akan tega mengecewakan pria itu, menolak dengan wajah dingin untuk pertama kalinya, "Aku agak nggak enak badan."

"Apa kamu sedang datang bulan?" tanya pria itu.

"Nggak, hanya saja ...."

"Kalau begitu, jangan merusak suasana."

Steven memotong penjelasannya dengan nada dingin yang rendah. Mata dalamnya seakan dipenuhi kegelapan malam yang pekat.

Vanesa tahu pria ini tidak akan melepaskannya begitu saja.

Dalam pernikahan ini, Vanesa selalu menjadi pihak yang mengalah.

Hati Vanesa terasa pedih, matanya tak bisa menahan air mata yang menggenang.

Kacamata Vanesa dilemparkan oleh pria itu ke meja samping tempat tidur. Tangan besar pria itu mencengkeram pergelangan kaki Vanesa yang halus dan ramping.

Lampu kecil di samping tempat tidur pun dipadamkan.

Kamar tidur tenggelam dalam kegelapan total.

Indera menjadi sangat sensitif dalam kegelapan seperti ini.

Setelah tidak bertemu selama sebulan, Steven menjadi luar biasa kuat.

Setelah Vanesa melawan tanpa hasil, akhirnya dia hanya bisa menahan semuanya dengan menggertakkan gigi.

Hujan di luar jendela makin deras, sementara angin dingin menderu.

Setelah beberapa waktu berlalu, seluruh tubuh Vanesa sudah basah kuyup.

Perutnya juga terasa agak tidak nyaman.

Teringat akan siklus menstruasinya yang terlambat, Vanesa tetap bersuara, "Steven, aku ...."

Pria itu tampak tidak senang dengan perhatian Vanesa yang terganggu, membuat gerakannya menjadi makin kasar.

Suara lirih wanita itu terus ditelan oleh ciuman penuh dominasi pria tersebut.

Ketika semuanya berakhir, hari masih gelap.

Vanesa kelelahan hingga kesadarannya kabur, serta perutnya terasa sakit. Memang sakitnya tidak parah, tetapi tidak bisa diabaikan.

Ketika mendengar dering ponsel, Vanesa memaksakan diri untuk membuka mata.

Dalam pandangan yang kabur, Vanesa hanya melihat pria itu berjalan ke jendela untuk menjawab panggilan.

Ruangan terlalu senyap, membuat Vanesa bisa samar-samar mendengar suara manja dari seberang telepon.

Steven mencoba menenangkan orang di ujung lain telepon dengan sabar, tetapi mengabaikan istrinya yang tidur di sampingnya.

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil dari bawah.

Steven sudah pergi.

Keesokan harinya ketika Vanesa terbangun, tempat di sampingnya masih dingin seperti biasa.

Vanesa membalikkan badan, meraba perut bagian bawahnya.

Sudah tidak terasa sakit lagi.

Ponsel Vanesa berdering. Itu adalah panggilan dari Ibu Steven, Giny Lorian.

"Datanglah ke sini sekarang juga." Nadanya dingin dan tegas, tidak memberi Vanesa ruang untuk menolak.

Vanesa menjawab dengan acuh tak acuh.

Giny pun menutup telepon.

Setelah menikah diam-diam dengan Steven selama lima tahun, Giny tidak pernah menyukai Vanesa. Namun, Vanesa sudah terbiasa dengan hal ini.

Bagaimanapun juga, Keluarga Dallas adalah yang terdepan di antara empat keluarga besar Kota Amari. Meskipun Vanesa lahir di Keluarga Winston, dia adalah putri yang tidak dicintai.

Selain itu, pernikahannya dengan Steven merupakan hasil dari sebuah transaksi.

Lima tahun lalu, Ibu Vanesa membunuh ayahnya dalam sebuah kekerasan rumah tangga karena membela diri secara berlebihan. Adik laki-laki Vanesa, bersama neneknya, serta seluruh Keluarga Winston menuduh ibunya, menuntut hukuman mati.

Keluarga Ibu Vanesa, Keluarga Jefferson, juga merupakan keluarga kaya di Kota Amari. Namun, setelah kejadian itu mereka langsung menyatakan pemutusan hubungan dengan ibunya.

Vanesa yang membela ibunya, mengalami serangan balas dendam dari Keluarga Winston dan Keluarga Jefferson. Ketika Vanesa dalam keadaan putus asa, mentornya menyarankan Vanesa untuk menemui Steven.

Dari segi kekuasaan, latar belakang Keluarga Dallas tidak dapat digoyahkan, bahkan oleh gabungan Keluarga Winston dan Keluarga Jefferson sekali pun.

Dari segi hukum, Steven tidak pernah kalah dalam segala kasus yang ditanganinya hingga sekarang.

Steven akhirnya berhasil memperjuangkan hukuman lima tahun untuk ibunya. Sesuai kesepakatan, Vanesa menikah diam-diam dengan Steven.

Menurut Steven, orang tua kandung dari anak angkatnya, Regan Dallas, meninggal dalam sebuah kecelakaan yang tragis.

Steven adalah sahabat karib Ayah Regan, jadi dia mengadopsi Regan yang saat itu masih bayi.

Sekarang, lima tahun telah berlalu. Sebulan lagi, Ibu Vanesa akan dibebaskan dari penjara setelah menjalani hukumannya.

Harga pernikahan ini memang sudah ditentukan sejak awal. Masing-masing dari mereka akan mengambil yang mereka butuhkan. Vanesa tidak dirugikan sama sekali.

Sayangnya, meski Vanesa tahu bahwa pernikahan ini tidak dilandasi dengan cinta, serta tidak tahu kapan akan berakhir ini, Vanesa tetap diam-diam jatuh cinta pada Steven.

Vanesa mengalihkan pikiran, bangkit perlahan, lalu berjalan ke kamar mandi.

Saat mandi, perutnya kembali terasa tidak nyaman.

Kegelisahan dalam hatinya kembali muncul.

Dirinya dan Steven selalu melakukan tindakan pencegahan, kecuali sebulan yang lalu ketika Steven mabuk ....

Meskipun keesokan harinya Vanesa sudah meminum obat, ada juga kasus kegagalan dalam kontrasepsi darurat.

Untuk berjaga-jaga, Vanesa berhenti di depan sebuah apotek dalam perjalanan menuju kediaman Keluarga Dallas. Dia turun dari mobil untuk membeli alat tes kehamilan.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

user avatar
paresh Rathod paresh
gujarati happy B'day hi hai to vat karu to mane kaha hai ki hai to vat karav ne maru kam karne ke sath nahi lagto hi hai ek bar fir gandhi ji ki aap is page ke liye ja sakte han ki man use din ke bad bhi apane aap ko dhyan se y k san ke mote kapde kagaj hai to vah apani bhalai ke kabarnay hi hai ek
2024-08-20 21:04:25
1
209 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status