"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Quesha pada anaknya yang dia gendong itu. "Tidak apa-apa Ibu, justeru aku menghawatirkan Ibu yang tadi hampir diserang adik, apakah perlu perawatan khusus?""Tidak perlu, Ibu juga baik-baik, adik hanya sedang emosi, dia akan kembali menjadi anak baik setelah ini."Quesha membaringkan anaknya ke tempat tidur, dirinya juga harus sedikit menjauh dari anaknya agar dia bisa berpikir untuk menyelamatkan suaminya. "Dengan cara apa aku harus menyelamatkan Nick? Dia tidak salah apa-apa di sini, aku yang salah karena telah banyak melakukan kebohongan."Quesha melihat ke arah jendela kaca kamarnya, berharap kalau di sana dia melihat suaminya masuk ke dalam kamar. "Nick, aku merindukan kamu, di mana kamu berada sekarang? Anakmu sendiri yang tega menculik dan menyembunyikan kamu, sebenarnya dia hanya ingin sebuah pengakuan kita berdua, tapi memberikan semua itu, maka akan terbongkar, siapa aku."Quesha merenung sedih, hatinya mulai kesepian tanpa suaminya, hidupnya s
"Dia tidak merenggut kasih sayang yang seharusnya bisa aku bagi rata pada anak-anakku, tapi masalahnya aku tidak tau kalau kamu lahir dan dibawa oleh sang rembulan.""Jangan membaginya, aku mau kasih sayang Ibu dan Ayah menjadi milikku seutuhnya, tapi Ibu berani jujur mengatakan kalau kasih sayang itu seharusnya dibagi? Aku tidak rela!"Anak itu tidak bisa menerimanya, melihat Quesha yang terus membahas kakaknya membuat anak itu ingin menyerang kembali. "Cukup hentikan semuanya ini! Ibu mau kamu membebaskan Ayahmu dan berbaik hatilah pada kakakmu, kami semuanya menyayangi aku, terima takdirmu yang akan tinggal di rembulan.""Tidak! Mereka bukan yang aku mau, karena yang aku mau adalah Ibu, cukup Ibu itu sudah lebih dari yang aku bayangkan."Quesha takut melukai lebih dalam lagi ke perasaan anaknya ini, apalagi sudah ada luka jika dirinya tengah dibuang oleh kedua orang tuanya. "Nak, kita satu keluarga. Berikan kami kata maaf yang bisa membuat kita memperbaiki apa yang sudah terjadi,
"Iya, mengutuk mereka sebagai manusia jahat yang tidak pernah diingat berapa baiknya kedua orang tuaku pada saat itu ke para warga setempat, tapi mereka buta hati."Nick teringat semuanya, merasa ada yang tidak adil dalam kehidupan orang tuanya, bahkan dirinya yang selalu menjadi gunjingan para nelayan waktu itu. "Lalu, kedua orang tua kamu seperti apa membalas mereka?""Tidak ada yang membalas, keduanya hanya selalu mengatakan padaku, aku harus selalu membalas kejahatan dengan kebaikan, entah apa salah mereka sampai kutukan itu dilemparkan untuk mereka, padahal mereka belum tau asal usul orang tuaku."Quesha ingin bertanya lebih lanjut, memancing agar dirinya mengetahui apa yang terjadi di masa lalu suaminya ini. "Kalau para nelayan itu benar, ada salah satu dari keluarga kamu yang ternyata seorang penyihir, apa kamu terima?"Nick menoleh terkejut pada istrinya yang mempercayai apa yang nelayan itu katakan pada kedua orang tuanya. "Aku hanya seorang anak, apa yang salah dari asal
"Jadi kamu tidak mengingat apa pun lagi mengenai Ayahmu itu?"Nick masih mencari informasi dari istrinya, sedikit demi sedikit dia ingin tahu asal usul istrinya yang selalu misterius untuknya. "Iya, lagipula untuk apa aku mengingat hal yang menyakitkan, lebih baik aku menata hidupku di masa depan bersama dengan suamiku."Quesha membuat Nick tersenyum, wanita itu memberikan gombalan maut pada suaminya untuk menghindari pertanyaan itu. "Sayang, kamu itu paling bisa membuat aku begini, aku sangat mencintaimu."Nick mengecup tangan istrinya dengan manis dan lembut, Quesha juga senang suaminya memperlakukan dirinya seperti ini. "Nick, kamu romantis.""Harus, kalau bukan aku yang memberikan ini, siapa lagi?"Nick segera memeluk istrinya yang sedang bahagia sekarang, mereka sampai melupakan bayinya yang sudah terbangun dari tadi. "Sayang, kamu melupakan sesuatu di dalam kamar," kata Nick. "Apa?"Quesha menepuk dahinya sekali, dia teringat bayinya yang sudah menangis sekarang. "Astaga,
"Jangan banyak tanya padaku! Kamu sudah melawan aku, itu artinya kamu sama saja dengan kedua orang tuamu, ada apa pun tentang orang tuamu padaku, tujuanku hanya ingin memusnahkan keturunan anak dari manusia penyihir yang telah membunuh kedua orang tuaku.""Quesha, apa yang terjadi padamu sayang? Aku mau kamu kembali menjadi diri kamu yang seperti dulu, aku mohon padamu, lawan roh yang merasuk ke dalam tubuhmu, aku percaya kamu pasti bisa mengendalikannya sampai kamu benar-benar terlepas."Nick ingin memegang tangan istrinya, dengan penolakan yang di lakukan Quesha adalah menepis tangan tersebut."Singkirkan tangan kotor mu yang sama seperti kedua orang tua kamu yang telah membunuh ibunda aku.""Ibunda? Jadi ibunda kamu dibunuh oleh kedua orang tuaku? Apa kamu yakin apa yang kamu katakan itu? Aku sungguh tidak mengerti, kenapa kamu berkata tentang kedua orang tuaku?"Nick tidak mau istrinya terlalu larut dengan roh jahat yang masuk ke dalam tubuh itu, dia berpikir untuk mengeluarkan ap
Quesha mengeluarkan sesuatu dari kakinya, tanda lahir yang dia miliki bisa menjadi kunci apa saja yang akan membuka penjara itu. "Tunggu dulu, aku akan segera mengeluarkan kamu," kata Quesha di depan ibunya yang sedang berusaha membukanya. Anak itu dengan santainya duduk dan bermain tongkat yang dia miliki, dia sebelumnya memahami kalau ibunya dirasuki seseorang. "Ibu, apakah setelah ini tidak ada yang menyerang kita lagi? Sudahkah kita bisa menemukan kedamaian dalam hidup?"Anak itu berbicara dalam hatinya untuk mencari jawaban atas kecemasan hidupnya bersama kedua orang tuanya. "Nak, kamu keluar."Pintu penjara terbuka, listrik yang tadinya ada di sana tidak dirasakan lagi. Quesha melihat anaknya sudah berada dalam genggamannya. "Ibu, kita harus pergi dari sini sebelum sesuatu akan terjadi pada kita berdua."Anak itu memperingati ibunya untuk pergi dan waspada pada tempat itu, karena menurutnya sudah tidak aman untuk mereka. "Nak, tetap tenang. Kamu jangan panik, kita tidak bo
Quesha membuka depan perlahan, akan tetapi yang dia lihat hanya kosong, tidak ada siapapun yang menurutnya mencurigakan."Aneh, di mana kaki kecil yang tadi aku lihat? Apa ada yang mengirimkan sihir lagi ke rumah ini? Aku tidak boleh menyerah mendapatkan sosok tersebut."Quesha berdiri di samping suaminya yang sedang tertidur, tidak juga membangunkan Nick yang masih pulas menggapai mimpi indahnya."Ibu, ada apa berdiri di sana?"Anak dari Quesha ini bertanya pada ibunya yang sibuk memperhatikan sekitar tempat tidur, ada ayahnya yang masih menutup mata."Tidak ada apa-apa, tadinya aku mau tidur di samping ayahmu itu, tapi mataku belum juga mengantuk sama sekali."Quesha sedang berbohong pada anaknya yang memiliki kekuatan sihir itu, karena dia tidak mau membuat anaknya khawatir."Tidurlah Ibu, aku akan bicara lagi setelah selesai tidur."Quesha menganggap anaknya hanya mencoba menenangkan dirinya untuk tidak panik dalam situasi seperti ini. "Dia, aku harus menyembunyikan rasa takut in
"Tolong aku, Nick!"Suara Quesha terdengar keras dalam ketakutan yang sekarang berada persis di depan suaminya, sembari memeluk erat untuk menghilangkan rasa takutnya. "Hey, tenanglah, kenapa kamu ketakutan seperti ini?" Nick mencoba menenangkan dan terheran dengan sikap istrinya yang tiba-tiba datang dengan ketakutan. "Nick, tolong aku dari seseorang yang mau mencelakai aku," kata Quesha mencoba meminta tolong kembali. "Iya, kamu kenapa meminta tolong? Siapa yang kamu maksud itu? Aku tidak melihat orang mengikuti kamu?"Nick melihat ke kanan dan kiri yang tidak ada orang lain selain mereka berdua. Namun, Quesha masih begitu gemetaran dalam pelukannya. "T-tadi itu, aku melihat seseorang yang mengejar aku, tapi sosoknya menghilang," jawabnya. "Maksudnya menghilang?"Quesha terhenti, suaminya sudah mulai mempertanyakan apa yang diucapkan oleh istrinya, apalagi Nick tidak mengetahui tentang para penyihir itu. "Eh, aku rasa tadi aku hanya sedang melamun sendiri, berkhayal yang tida