"Jangan banyak tanya padaku! Kamu sudah melawan aku, itu artinya kamu sama saja dengan kedua orang tuamu, ada apa pun tentang orang tuamu padaku, tujuanku hanya ingin memusnahkan keturunan anak dari manusia penyihir yang telah membunuh kedua orang tuaku.""Quesha, apa yang terjadi padamu sayang? Aku mau kamu kembali menjadi diri kamu yang seperti dulu, aku mohon padamu, lawan roh yang merasuk ke dalam tubuhmu, aku percaya kamu pasti bisa mengendalikannya sampai kamu benar-benar terlepas."Nick ingin memegang tangan istrinya, dengan penolakan yang di lakukan Quesha adalah menepis tangan tersebut."Singkirkan tangan kotor mu yang sama seperti kedua orang tua kamu yang telah membunuh ibunda aku.""Ibunda? Jadi ibunda kamu dibunuh oleh kedua orang tuaku? Apa kamu yakin apa yang kamu katakan itu? Aku sungguh tidak mengerti, kenapa kamu berkata tentang kedua orang tuaku?"Nick tidak mau istrinya terlalu larut dengan roh jahat yang masuk ke dalam tubuh itu, dia berpikir untuk mengeluarkan ap
Quesha mengeluarkan sesuatu dari kakinya, tanda lahir yang dia miliki bisa menjadi kunci apa saja yang akan membuka penjara itu. "Tunggu dulu, aku akan segera mengeluarkan kamu," kata Quesha di depan ibunya yang sedang berusaha membukanya. Anak itu dengan santainya duduk dan bermain tongkat yang dia miliki, dia sebelumnya memahami kalau ibunya dirasuki seseorang. "Ibu, apakah setelah ini tidak ada yang menyerang kita lagi? Sudahkah kita bisa menemukan kedamaian dalam hidup?"Anak itu berbicara dalam hatinya untuk mencari jawaban atas kecemasan hidupnya bersama kedua orang tuanya. "Nak, kamu keluar."Pintu penjara terbuka, listrik yang tadinya ada di sana tidak dirasakan lagi. Quesha melihat anaknya sudah berada dalam genggamannya. "Ibu, kita harus pergi dari sini sebelum sesuatu akan terjadi pada kita berdua."Anak itu memperingati ibunya untuk pergi dan waspada pada tempat itu, karena menurutnya sudah tidak aman untuk mereka. "Nak, tetap tenang. Kamu jangan panik, kita tidak bo
Quesha membuka depan perlahan, akan tetapi yang dia lihat hanya kosong, tidak ada siapapun yang menurutnya mencurigakan."Aneh, di mana kaki kecil yang tadi aku lihat? Apa ada yang mengirimkan sihir lagi ke rumah ini? Aku tidak boleh menyerah mendapatkan sosok tersebut."Quesha berdiri di samping suaminya yang sedang tertidur, tidak juga membangunkan Nick yang masih pulas menggapai mimpi indahnya."Ibu, ada apa berdiri di sana?"Anak dari Quesha ini bertanya pada ibunya yang sibuk memperhatikan sekitar tempat tidur, ada ayahnya yang masih menutup mata."Tidak ada apa-apa, tadinya aku mau tidur di samping ayahmu itu, tapi mataku belum juga mengantuk sama sekali."Quesha sedang berbohong pada anaknya yang memiliki kekuatan sihir itu, karena dia tidak mau membuat anaknya khawatir."Tidurlah Ibu, aku akan bicara lagi setelah selesai tidur."Quesha menganggap anaknya hanya mencoba menenangkan dirinya untuk tidak panik dalam situasi seperti ini. "Dia, aku harus menyembunyikan rasa takut in
"Tolong aku, Nick!"Suara Quesha terdengar keras dalam ketakutan yang sekarang berada persis di depan suaminya, sembari memeluk erat untuk menghilangkan rasa takutnya. "Hey, tenanglah, kenapa kamu ketakutan seperti ini?" Nick mencoba menenangkan dan terheran dengan sikap istrinya yang tiba-tiba datang dengan ketakutan. "Nick, tolong aku dari seseorang yang mau mencelakai aku," kata Quesha mencoba meminta tolong kembali. "Iya, kamu kenapa meminta tolong? Siapa yang kamu maksud itu? Aku tidak melihat orang mengikuti kamu?"Nick melihat ke kanan dan kiri yang tidak ada orang lain selain mereka berdua. Namun, Quesha masih begitu gemetaran dalam pelukannya. "T-tadi itu, aku melihat seseorang yang mengejar aku, tapi sosoknya menghilang," jawabnya. "Maksudnya menghilang?"Quesha terhenti, suaminya sudah mulai mempertanyakan apa yang diucapkan oleh istrinya, apalagi Nick tidak mengetahui tentang para penyihir itu. "Eh, aku rasa tadi aku hanya sedang melamun sendiri, berkhayal yang tida
"Aku tidak sembarangan bicara, apa yang terjadi pada istrimu adalah sebuah karma berat karena dia sudah melanggar dunianya, dan dia telah menghambat aku menguasai segalanya," balasnya masih menjelekkan Quesha di depan mata Nick. Nick tidak mau tinggal diam, tangannya segera mengepal dan ingin memukul sosok tersebut, dengan cepat kepalan tangan itu mengenai wajah sosok yang seharusnya bisa merasakan sakit atas emosi yang diluapkan oleh Nick, akan tetapi sosok tersebut menghilang dengan tiba-tiba. "Di mana dia?"Melihat ke kanan dan kiri tidak ada siapapun juga, Nick berusaha mencarinya lagi lebih teliti, tetapi tidak ditemukan sosok tersebut. "Kurang ajar! Aku sudah kehilangan sosok yang sudah menghina istriku yang paling aku cintai, tidak akan aku lepaskan jika berhadapan dengannya lagi, sekalipun dia bukan manusia."Kakinya melangkah sudah jauh dari tempatnya, dan terlihat jika Nick pergi dari rumah sakit, hanya nasib Quesha yang sudah dibius oleh para perawat di sana, matanya sud
Dunia seakan berubah untuk Quesha yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri di depan Nick ataupun dokter yang ada di rumah sakit itu setelah Nick menyuapi makanan pada wanita itu. "Pergi kalian! Aku tidak mau diganggu oleh siapapun juga! Aku tidak mau disentuh siapapun yang ada di sini!"Teriakan Quesha sangat terdengar keras membawa suasana dalam ruangan itu menjadi kacau balau. "Tenang sayang, kamu jangan mengamuk seperti ini, aku di sini untuk kamu. Aku tidak akan menyakiti kamu."Nick mendekati Quesha yang sedang ditangani oleh dokter di rumah sakit jiwa itu. Namun, Nick melihat istrinya sangat histeris tidak bisa mengendalikan diri. "Astaga, aku harus bersabar menghadapi semua ini," ucapnya segera memundurkan tubuhnya agar tidak terkena Quesha. Wanita itu disuntik obat penenang kembali, dalam beberapa langkah yang dilakukan dokter hanya menunggu suntikan penenang membuat Quesha tertidur pulas agar tidak melakukan hal-hal yang buruk. "Dokter, bagaimana Quesha?""Begini, s
"Sepertinya pasien nomor 12 sedang mengamuk lagi, kita harus memberitahukan kondisi ini pada dokter," kata salah satu perawat. "Ya, aku rasa pasien bermimpi buruk sehingga halusinasinya bertambah," balas perawat lainnya. Mereka berdua segera berlari ke ruangan dokter yang berjaga malam, ternyata sudah ada dokter itu untuk ke ruangan nomor 12 tersebut. "Keluarkan aku! Jangan kunci aku di sini!"Quesha mulai menyadari jika dirinya berada di ruangan tertutup yang asing baginya, tetapi dia mengetahui kalau itu rumah sakit. "Ada apa dengan aku yang dikurung di dalam tempat ini? Aku harus menghadapi Sunke penyihir matahari itu! Kenapa kalian mengurung aku?"Perkataan Quesha membuat dokter kebingungan, karena Quesha menyebutkan sesuatu yang diluar ucapan manusia tentang pangeran matahari. Dokter memutuskan untuk menunda melihat pasien sampai teriakan pasien selesai. Pagi hari ketika Nick sampai di rumah sakit jiwa tersebut, dia masih melihat istrinya yang tertidur pulas, sepertinya mem
"Diam!" Teriak Quesha masih berada di dekat Nick yang sekarang sedang mencari solusi agar istrinya bisa tenang kembali. "Tenang Quesha, aku tidak jahat padamu. Aku sayang sama kamu, kenapa kamu terus menyebutkan nama pangeran matahari di depan mata ku?" Tanya Nick ingin Quesha terbuka padanya walaupun dirinya tahu kalau istrinya sedang tidak sehat otaknya. "Kamu masih bicara? Jelas kamu adalah pangeran matahari yang serakah dan tidak tahu rasa berterima kasih! Bicara apa pun padaku tidak akan mengubah keputusan aku untuk membunuhmu, Pangeran!" Bentak Quesha mendekati Nick dengan penuh amarah. "Tahan Quesha. Kamu akan menyesal jika melakukan sesuatu yang fatal pada suamimu sendiri," kata Nick memberitahu pelan-pelan. Quesha tidak memperdulikan apa pun lagi kecuali dirinya bisa memusnahkan pria di depannya yang dia kira adalah pangeran matahari. "Sudahlah diam! Aku akan pastikan kamu musnah seperti debu," kata Quesha memastikan itu. Tangan dan kaki Quesha seperti mengeluarkan tena