"Sepertinya pasien nomor 12 sedang mengamuk lagi, kita harus memberitahukan kondisi ini pada dokter," kata salah satu perawat. "Ya, aku rasa pasien bermimpi buruk sehingga halusinasinya bertambah," balas perawat lainnya. Mereka berdua segera berlari ke ruangan dokter yang berjaga malam, ternyata sudah ada dokter itu untuk ke ruangan nomor 12 tersebut. "Keluarkan aku! Jangan kunci aku di sini!"Quesha mulai menyadari jika dirinya berada di ruangan tertutup yang asing baginya, tetapi dia mengetahui kalau itu rumah sakit. "Ada apa dengan aku yang dikurung di dalam tempat ini? Aku harus menghadapi Sunke penyihir matahari itu! Kenapa kalian mengurung aku?"Perkataan Quesha membuat dokter kebingungan, karena Quesha menyebutkan sesuatu yang diluar ucapan manusia tentang pangeran matahari. Dokter memutuskan untuk menunda melihat pasien sampai teriakan pasien selesai. Pagi hari ketika Nick sampai di rumah sakit jiwa tersebut, dia masih melihat istrinya yang tertidur pulas, sepertinya mem
"Diam!" Teriak Quesha masih berada di dekat Nick yang sekarang sedang mencari solusi agar istrinya bisa tenang kembali. "Tenang Quesha, aku tidak jahat padamu. Aku sayang sama kamu, kenapa kamu terus menyebutkan nama pangeran matahari di depan mata ku?" Tanya Nick ingin Quesha terbuka padanya walaupun dirinya tahu kalau istrinya sedang tidak sehat otaknya. "Kamu masih bicara? Jelas kamu adalah pangeran matahari yang serakah dan tidak tahu rasa berterima kasih! Bicara apa pun padaku tidak akan mengubah keputusan aku untuk membunuhmu, Pangeran!" Bentak Quesha mendekati Nick dengan penuh amarah. "Tahan Quesha. Kamu akan menyesal jika melakukan sesuatu yang fatal pada suamimu sendiri," kata Nick memberitahu pelan-pelan. Quesha tidak memperdulikan apa pun lagi kecuali dirinya bisa memusnahkan pria di depannya yang dia kira adalah pangeran matahari. "Sudahlah diam! Aku akan pastikan kamu musnah seperti debu," kata Quesha memastikan itu. Tangan dan kaki Quesha seperti mengeluarkan tena
"Di mana aku?" Tanya Quesha menatap sekitarnya seperti tidak asing lagi, di sana terlihat ada beberapa tongkat palsu yang melambangkan rembulan. "Kerajaan rembulan, berarti aku telah pulang ke rumahku sendiri, sementara apa yang terjadi padaku sebelumnya?"Quesha bangun perlahan dengan rasa penasaran yang membawanya ingin mencari tahu apa yang terjadi? Tangannya mengambil sebuah tongkat sihir milik ibunda ratunya yang dia simpan dengan sangat sempurna sampai tidak ada lecet sedikitpun. "Ibunda, sebenarnya ada apa dengan aku dan Kerajaan ini? Apa aku berbuat suatu kesalahan besar sehingga semesta menghukum aku tanpa sedikitpun memberikan orang-orang terdekatku hidup? Katakanlah ibunda ratu, aku kesepian dan tidak tahu harus melewati ini sendirian tanpa ibunda," lirihnya meratapi nasibnya yang tidak jelas ini, dia seperti tidak memiliki hidup yang sesuai dengan keinginannya sendiri. Karena Quesha masih ingin mengetahui apa yang ada di sana, kakinya berdiri dan berjalan ke arah ruang
Nick beranjak dari sana dan pulang untuk beristirahat malam ini, semenjak istrinya tidak pernah muncul lagi, dirinya seakan kehilangan semangat. "Quesha, kamu di mana sayang?"Pria itu terus mengatakan hal yang serupa sampai matanya benar-benar terpejam ketika jam telah menunjukkan tengah malam. Dan di dunia Rembulan yang masih tidak bisa dikendalikan oleh Quesha, dia terpojok dalam kekuatan Sunke yang luar biasa, penyihir yang satu itu memiliki sumber kekuatan sihir yang bisa menghidupkan dirinya lagi dari kematian, apalagi hanya sebatas luka akibat serangan Quesha. "Lihat dirimu sekarang Quesha, tidak ada yang akan menyelamatkan diri kamu dari apa pun juga, dan kamu bisa lihat sendiri betapa aku sangat berkuasa atas kekuatan sihir ku."Dengan angkuhnya Sunke menyombongkan diri di depan Quesha yang sudah sangat lemah setelah bertarung dengannya lagi. "Sunke! Aku tidak akan memaafkan kamu setelah ini, tenagaku akan pulih jika Rembulan menyelamatkan aku dari kekuatan jahat mu.""Ja
"Dari sini!" Quesha sudah keluar dari ruangan yang menjadi tempat penyekapan dirinya. Quesha melihat Sunke sedang duduk di tempat singgasana miliknya sendiri, ada beberapa dayang yang melayani Sunke untuk menyuapi buah ke mulutnya. "Dasar penyihir gila! Aku akan membunuhmu setelah aku mendapatkan jawaban atas ingatan aku yang telah hilang," ucapnya pelan. Langkah kakinya menuju pintu depan kerajaan matahari yang tidak bisa dilewati begitu saja sebelum dirinya mendapatkan izin dari sang pangeran. "Sepertinya ada penyihir nakal yang ingin melarikan diri dari aku!" Sunke mengetahui karena dia bisa merasakan jika pintu gaibnya telah disentuh penyihir. "Gawat! Sunke bisa tau aku ada di sini, bagaimana ini aku bisa mati kalau terus berdiri di sini, apa yang harus aku lakukan?"Quesha berbalik badan dengan terkejutnya melihat ada Sunke di sana, "Sedang apa kamu?" Tanyanya dengan tatapan menakutkan. "A-aku hanya berdiri sini untuk melihat keluar kerajaan ini, rasanya gerah ingin melarik
Sunke mengejar Quesha yang masih ada di dunia pera penyihir, sepertinya semua berpihak pada Sunke yang menguasai kerajaannya sendiri. "Mau ke mana kamu, Quesha?" Tanya Sunke sudah ada di depan wanita itu. "Kamu! Kenapa kamu terus mengikuti aku dengan cara seperti itu? Apa kamu tidak mau melepaskan aku dan berhenti berharap kalau semuanya akan berakhir?!"Quesha dengan sendirinya berbicara demikian agar menyadarkan Sunke jika semuanya salah, tetapi pria itu tidak mau mendengarkan apa pun selain dirinya sendiri. "Pulang dan jangan banyak bicara lagi, Quesha! Kamu adalah milik aku, tidak akan aku biarkan kamu lari dari genggaman aku walaupun itu hanya satu hari."Tangannya mengeluarkan sihir yang luar biasa panas mengarah pada Quesha yang ternyata sedang melihat dengan jelas apa yang ingin di lakukan Sunke. "Rasakan!""Oh, tidak. Dia mulai menyerang!"Quesha merasakan seluruh tubuhnya sangat panas dan dibuat kehilangan cahaya rembulan yang melekat ditubuhnya dengan kekuatan matahari.
Sekarang Quesha hanya bisa menerima perlakuan Sunke kepada dirinya yang menurutnya membuat dirinya tidak nyaman."Lihat nanti malam ini Quesha, kamu akan menerima aku sebagai suamimu yang tidak akan membiarkan kamu pergi jauh lagi."Dari sekian penderitaan Quesha, kali ini yang terparah karena tidak ada yang membantunya walaupun itu kekuatannya sendiri."Aku akan membalas segala yang terjadi Sunke! Sampai kamu nekad dengan rencana awal mu mempermainkan pernikahan, maka aku akan membuat kamu tidak bisa bernafas lagi, aku pun juga tidak tau apa yang harus aku lakukan kalau terus kalah kekuatan darimu," katanya dalam hati yang sekarang sedang tidak mau menerima keadaan jika dirinya memang sudah kalah dari Sunke.Quesha diam sekarang, masih melihat tingkah laku Sunke yang begitu kurang ajar mencoba menyentuh wajahnya dengan bibir. "Halus dan lembut, mungkin jika satu kecupan mendarat kamu akan suka sayang."Sunke begitu memperhatikan kecantikan yang ada pada Quesha. Wanita itu memang tid
Akhirnya Sunke hangus terbakar oleh mantra Quesha yang luar biasa, tetapi ada yang dirasakan wanita itu ketika selesai membakar Sunke. "Oh, tidak! Kenapa seluruh tubuhku menjadi hitam?" Tanyanya sendiri melihat bagian tubuh tangan dan kakinya memang sudah berubah hitam. Quesha semakin panik, dia segera menggosokkan tangannya untuk menghilangkan warna hitam di seluruh tubuhnya, dan dia ingin melihat wajahnya di depan cermin ajaibnya. "Tidak mungkin! Apa yang terjadi dengan aku menjadi hitam seperti ini? Kenapa badanku seperti terbakar setelah melenyapkan Sunke? Ini tidak boleh terjadi, aku mau seluruh tubuhku kembali seperti dulu," ucapnya di depan cermin yang masih belum menerima kenyataan. Quesha berjalan ke arah kamar ayahandanya yang sekarang berubah drastis, dan dia mengubahnya menjadi seperti dulu, sedikit mantra untuk mengubahnya, bahkan dia pun belum mengubah kamarnya sendiri seperti dulu lagi. "Aku harus mencari tau apa yang terjadi dengan tubuhku setelah kematian Sunke,
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik