Anak itu keluar dari rembulan, melihat ke bawah, ada bumi yang masih gelap, dirinya hanya bisa memandangi dari sana, berharap jika bisa melihat Ibu dan ayahnya serta adiknya dari sana. "Kalian, apakah menginginkan aku?"Malam ini semakin larut membuatnya tidak bergeser dari tempatnya yang sekarang, anak itu melihat seorang wanita yang menatap rembulan begitu intens. "Apa itu adalah Ibu?"Dari bawah rembulan yang tertutupi oleh sinarnya matahari, Quesha telah berada di tengah rembulan yang dia rasa bisa merasakan kehadiran anaknya. "Anakku, apa kamu tersiksa hidup dengan Ayahanda? Turunlah dan ikut dengan kami, sungguh aku tidak bisa memilih salah satunya, aku adalah seorang Ibu yang menyayangi anak-anakku."Tangisan itu mengalir, keduanya bersedih. Namun, anak pertamanya bicara, "Ibu jangan menangisi adik, dia ada di atas sana sedang menangis juga, apa Ibu tega dia merasakan hal yang sama?""Tapi, Ibu merindukan adikmu, aku belum sempat menggendongnya seperti aku menggendong mu, sa
"Ibu, itu sudah menjadi takdir hidupmu dengan sang rembulan yang aku sebut Kakek, aku akan menjaga kekuatan ini."Quesha tidak mau percaya dengan kenyataan yang diterimanya, apalagi sesuatu yang menimpa kedua anaknya. "Jagalah, Ibu sudah tidak membutuhkannya, yang Ibu khawatirkan itu kalian berdua, hari ini kita akan pulang ke rumah, rasanya Ibu tidak mau Ayahmu mencemaskan ini.""Tenang Ibu, Ayah tidak akan tau. Aku juga mau pulang, di sini udaranya dingin, aku lebih suka yang panas.""Kamu tidak menyukai dingin? Aneh sekali, padahal keturunan kerajaan rembulan selalu menyukai dinginnya malam."Anak itu diam, dia tidak mengerti apa yang diucapkan ibunya, karena memang merasakan tubuhnya kedinginan. "Aku akan bersiap-siap untuk pulang, kamu tetap di sini."Quesha ingin menemui Nick di dalam villa, dan suaminya setuju pulang ke rumah, rencana bulan madu romantis yang dibayangkan Nick berhenti sampai di sini. Dalam perjalanan pulang ke rumah, Nick melihat istrinya diam dan terlihat r
"Kakek sudah memutuskan takdir yang sudah ditetapkan, dan membuang adik seperti Kakek membuang Ibu, Kakek pikir aku akan tinggal diam?"Bayi itu mengeluarkan tongkat Ibunya, dengan cepat melawan sang rembulan yang sudah lebih dulu mengeluarkan petir. Malam hari yang menyeramkan, ada suara petir di mana-mana, Quesha naik ke atas rembulan dengan bantuan anaknya yang bisa dia tangkap dengan matanya. "Naikkan aku ke atas, hanya keturunannya yang bisa mempersilahkan tamu masuk.""Baik, aku akan membawa kamu, Ibu."Quesha masih canggung disebut Ibu dengan bocah yang sudah terlihat remaja itu, entah wanita itu tidak membalas apa-apa lagi. Ada petir yang menyambar tubuh bayi yang tidak berdosa itu, sang rembulan begitu kejam membuat cucunya terluka. "Itu hanya pelajaran karena kamu tidak mau menuruti aku!"Sang rembulan tidak menyangka, ada Quesha di atas rembulan, wanita itu terlihat begitu marah melihat anaknya mengeluarkan darah di bagian mulutnya. "Jadi, Ayahanda masih ingin melukai
"Ibu, apa baik-baik saja?" Tanyanya setelah ada di depan rumah. "Kita di rumah?"Quesha bingung, kenapa bisa dirinya ada di depan rumah, padahal tadi sedang bersama ayahandanya. "Benar Ibu, kita sudah ada di depan rumah, kita harus masuk ke dalam, sudah lama kita meninggalkan Ayah, dunia manusia berbeda dengan dunia kerajaan sihir.""Berapa hari?""Sudah satu minggu Ayah ditinggal, pasti Ayah sedang sedih sendiri di dalam rumah, kita harus masuk.""Ya. ampun, kita sudah meninggalkan Ayahmu terlalu lama."Quesha membuka pintu, ternyata benar ada Nick yang sedang menundukkan kepala dengan wajah yang sedih, tangannya menutupi wajah beberapa kali, dengan mata yang merah seperti habis menangis. "Nick, kamu sedang apa?"Quesha langsung bicara, suara istrinya mengejutkannya, Nick berdiri dan berlari secepatnya meraih kedua orang yang dia sayangi itu. "Sayang, kamu kembali dengan anak kita? Aku merindukan kalian."Nick memeluk mereka berdua, tidak mempertanyakan sebab apa istrinya pergi,
Saat dirinya sedang menunggu ibunya masuk ke dalam kamar, terlihat jika ada seorang anak masuk ke dalam rumah dan terlihat dari jendela kamarnya. "Benar, itu adik."Pintu terbuka dengan paksa, ada kaki yang kasar mendobraknya, Quesha dan Nick belum juga selesai bermesraan. Memberikan kesempatan pada kedua anak itu bertemu. "Hay, Kakak?""Kamu datang ke bumi, bagaimana dengan Kakek yang berambisi itu?""Tentu sudah aku bunuh, karena akulah yang akan menguasainya, termasuk Ibu dan Ayah.""Apa yang kamu lakukan itu salah, kamu sudah di didik oleh orang yang salah, kenapa kamu jadi tega membunuh Kakek yang sudah merawat kamu?"Sang adik yang kini menjadi marah karena dibilang tega oleh kakaknya semakin marah lagi, bahkan dia mengeluarkan sihirnya untuk menyerang. "Rasakan ini. Kakak yang rakus dengan segalanya!""Apa ini?"Kakak begitu takut melukai adiknya jika dirinya mengeluarkan sihir yang kuat itu, akan tetapi adiknya tidak berhenti menyerang. "Kita bertarung sihir, siapa yang le
"Ayah kamu mana?"Quesha tidak melihat siapapun di sana, dia membawa bayinya keluar rumah untuk mencari di mana anaknya yang sedang berkelahi dengan ayahnya itu. "Ibu, ada potongan baju Ayah, apa terjadi sesuatu pada Ayah dikarenakan adik tidak terima dengan kita?""Tunggu, maksudnya kamu, Ayah kamu diculik?""Bisa jadi, kalau begitu, kita harus segera pergi ke kerajaan rembulan sebelum menjelang pagi, apakah Ibu siap?"Quesha menganggukkan kepala, dia harus menyelamatkan suaminya dari dendam anaknya sendiri. Setelah berada di atas rembulan, terlihat jika kerajaannya masih sama seperti dulu, hanya di sana jauh lebih rapih dengan berbagai barang asing, mungkin itu barang-barang milik anaknya. "Tidak ada orang di sini, apakah mereka tidak ada di sini?""Kita harus mencari di sudut lain, pasti adik menyembunyikan Ayah tidak jauh, dia tidak memiliki tempat untuk pergi kecuali kerajaannya.""Kamu benar."Quesha membuka semua pintu ruangan kerajaannya, banyak dayang yang bertanya pada Qu
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Quesha pada anaknya yang dia gendong itu. "Tidak apa-apa Ibu, justeru aku menghawatirkan Ibu yang tadi hampir diserang adik, apakah perlu perawatan khusus?""Tidak perlu, Ibu juga baik-baik, adik hanya sedang emosi, dia akan kembali menjadi anak baik setelah ini."Quesha membaringkan anaknya ke tempat tidur, dirinya juga harus sedikit menjauh dari anaknya agar dia bisa berpikir untuk menyelamatkan suaminya. "Dengan cara apa aku harus menyelamatkan Nick? Dia tidak salah apa-apa di sini, aku yang salah karena telah banyak melakukan kebohongan."Quesha melihat ke arah jendela kaca kamarnya, berharap kalau di sana dia melihat suaminya masuk ke dalam kamar. "Nick, aku merindukan kamu, di mana kamu berada sekarang? Anakmu sendiri yang tega menculik dan menyembunyikan kamu, sebenarnya dia hanya ingin sebuah pengakuan kita berdua, tapi memberikan semua itu, maka akan terbongkar, siapa aku."Quesha merenung sedih, hatinya mulai kesepian tanpa suaminya, hidupnya s
"Dia tidak merenggut kasih sayang yang seharusnya bisa aku bagi rata pada anak-anakku, tapi masalahnya aku tidak tau kalau kamu lahir dan dibawa oleh sang rembulan.""Jangan membaginya, aku mau kasih sayang Ibu dan Ayah menjadi milikku seutuhnya, tapi Ibu berani jujur mengatakan kalau kasih sayang itu seharusnya dibagi? Aku tidak rela!"Anak itu tidak bisa menerimanya, melihat Quesha yang terus membahas kakaknya membuat anak itu ingin menyerang kembali. "Cukup hentikan semuanya ini! Ibu mau kamu membebaskan Ayahmu dan berbaik hatilah pada kakakmu, kami semuanya menyayangi aku, terima takdirmu yang akan tinggal di rembulan.""Tidak! Mereka bukan yang aku mau, karena yang aku mau adalah Ibu, cukup Ibu itu sudah lebih dari yang aku bayangkan."Quesha takut melukai lebih dalam lagi ke perasaan anaknya ini, apalagi sudah ada luka jika dirinya tengah dibuang oleh kedua orang tuanya. "Nak, kita satu keluarga. Berikan kami kata maaf yang bisa membuat kita memperbaiki apa yang sudah terjadi,
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik