Hari itu juga anak Quesha dan Nick dilahirkan, tidak ada yang sulit ketika melahirkan untuk Quesha, semuanya sangat lancar, sampai pada akhirnya Nick mulai mencemaskan biaya. "Bagaimana ini, pastinya rumah sakit sebesar ini akan memakan biaya yang besar, uang tabungan aku tidak akan cukup," ucapnya sendiri ada di luar ruangan rumah sakit. Nick berusaha menutupi itu dari Quesha, ada beberapa lembar kertas administrasi tentang biaya yang harus dibayar, dia melipatnya. "Quesha tidak boleh mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," batinnya. Nick ada di dalam ruangan Quesha, istrinya masih tiduran, wanita itu tidak terlihat lemas, ada yang mengherankan bagi Nick atas apa yang dilihatnya. "Quesha ini, kenapa bisa dia tidak terlihat lemas dan wajahnya semakin berseri?"Nick mendekati Quesha, ada yang aneh juga dari darah yang sudah dibersihkan oleh suster tadi. Luka Quesha langsung bisa sembuh beberapa detik. Mata wanita itu terbuka lebar seketika mendengar suara langkah kaki Nick yang
"Nick, anak kita di sini sendirian. Bolehkah aku menemani dia agar aku juga bisa menjaganya?"Quesha mendongakkan kepalanya pada suaminya, dia berharap Nick akan setuju atas apa yang dilakukannya ini. Tetapi, tidak dengan pikiran Nick. "Tidak Quesha! Kamu harus dirawat sampai sembuh dulu, anak kita juga akan aman berada di sini, kamu harus penuhi peraturannya, tadi aku sudah membayar biaya kamu itu, dan masih banyak sisa uang yang aku terima dari hasil penjualan mutia kamu itu, apakah kamu mau menyimpannya sendiri?"Quesha menggelengkan kepala, dia tidak juga mau membahas hal lain, dia melirik ke arah anaknya yang mungil. "Lihat dia Nick, aku hanya ingin dia berada di sisiku, entah kenapa aku memiliki firasat buruk dari tadi," ucap Quesha mengutarakan apa yang dirasakannya. Tangan Nick mengelus rambut istrinya dengan lembut, beberapa kali dia lakukan untuk menenangkan Quesha. "Sayang, aku paham apa yang kamu rasakan. Kita baru saja jadi orang tua, aku juga merasakan ingin ada di d
Nick meraih tubuh Quesha, dia hanya ingin terus menenangkan istrinya yang masih banyak pikiran mengenai anaknya yang menurutnya masih aman di tempat tadi. "Tenang, ada aku di sini. Kamu tidur untuk menghilangkan rasa khawatir pada anak kita, aku janji akan menjaga kalian berdua, cuma kalian harta aku yang paling berharga."Quesha masih tidak mau tenang, dia mendorong Nick sekeras-kerasnya, suaminya itu jatuh di lantai, ada dokter dan perawat yang masuk, akhirnya Quesha disuntik obat penenang agar lebih rileks. "Kalian!"Quesha masih memperbesar bola matanya memandangi mata mereka semua. Tetapi, percuma dengan apa yang dilakukannya, tubuhnya lemas, matanya sudah mulai mengantuk. "Bagaimana dok?""Sepertinya ada indikasi depresi, terlihat istri anda terlalu bersikap berlebihan.""Bagaimana caranya agar istrinya aku sembuh dok? Tolong lakukan perawatan yang terbaik.""Kami akan menghubungi dokter khusus untuk istri anda, saran dari saya. Sebaiknya memang harus melakukan pengobatan khu
"Quesha, apakah kamu tidak mau menjelaskan apa yang terjadi?"Nick mencoba menggoyangkan tubuh Quesha agar bangun untuk menoleh ke belakang. Akan tetapi, Quesha masih terlelap tidak mau membuka matanya. Rasa lelah di hari ini membuat Quesha tidak memikirkan jika Nick akan kembali sangat cepat. "Quesha bangun!"Terpaksa suara tinggi Nick dikeluarkan untuk membangunkan Quesha dalam mimpinya. Quesha sudah mulai terganggu. "Hey, apakah ada yang mau menjelaskan kenapa kamu ada di rumah?""Aku lebih betah di rumah daripada di rumah sakit yang penuh dengan orang gangguan jiwa, apa itu suatu masalah besar?"Quesha menatap mata Nick, suaminya hanya melihat lebih jelas wajah Quesha yang saat ini terlihat sehat. "Sayang, apakah kamu sudah sembuh?""Memang aku sakit?"Quesha justru bertanya balik pada suaminya yang masih berdiri di sana. Sekali lagi Quesha harus meyakinkan suaminya itu untuk tidak lagi memasukkannya ke dalam rumah sakit orang gila. "Aku rasa kamu sudah membaik, syukurlah saya
"Ternyata semuanya benar, dan aku melihat semuanya serba cepat saji sejak ada istriku ini," ucapnya pelan. Nick berjalan menuju kamar, ada yang aneh menurut dirinya mengenai Quesha, kecurigaannya selalu mengarah pada Quesha bukanlah manusia biasa. Quesha tidak mau memikirkan hal yang berlebihan terhadap penilaian suaminya itu, dia lebih fokus untuk duduk di sana menunggu Nick datang. Setelah Nick datang sudah rapih dengan pakaiannya, Quesha melemparkan senyuman terbaik pada suaminya itu. "Sayang, ayo kita makan. Kamu pasti suka dengan masakan aku.""Iya, sayang. Pasti masakan istriku yang paling lezat di seluruh dunia," balas Nick. "Sayang, kamu paling bisa menyenangkan istrimu ini.""Hehehe, itu harus istriku yang paling cantik, kamu juga harus makan yang banyak, kita akan pergi ke suatu tempat."Quesha langsung menghentikan aktivitas makannya, sekarang dia berusaha untuk menghargai suaminya. "Mau ke mana?""Lihat nanti, kita habiskan dulu makannya.""Baiklah, kita akan makan d
"Bangun Nick, tapi setelah bangun. Kamu akan mengingat anak kita yang lucu ini, dan kita akan berkumpul seperti keluarga bahagia."Quesha membaca mantra dengan mengayunkan tongkat sihirnya, berusaha lebih cepat daripada biasanya karena harus segera menggendong bayinya. Tidak lama Nick terbangun, dia melihat istri dan anaknya ada di depan. Begitu bingung dan tidak tahu harus seperti apa untuk bereaksi di saat kepalanya masih sedikit pusing. "Kalian dari tadi di sini, aku kenapa?""Nick, kamu pingsan.""Pantas kepala aku sakit, aku tidak mengerti kenapa aku selalu pingsan.""Kamu pasti kelelahan karena terlalu berat mencari ikan."Quesha mencoba menghilangkan kebingungan pada suaminya, dia meletakkan anaknya itu di tangan Nick. "Cobalah bicara pada anak kita, dia sangat ingin berbicara pada Ayahnya."Nick seketika berubah, wajahnya cerah dan tersenyum, rasa pusingnya hilang tanpa diminta. Nick sesekali melirik ke arah Quesha, wanita itu juga tersenyum dengan tatapan mata suaminya.
Quesha masih tidak mau mendengarkan apa yang diucapkan pangeran. Dia tetap mau membunuh burung tersebut. "Aku tidak akan membuang waktu lagi!"Saat suara Quesha terdengar keras di telinga pangeran, dia bangun dari mimpinya. Terlihat dirinya masih baik-baik saja. "Di mana aku? Apa itu mimpi buruk?"Pangeran beranjak dari tempat tidur, dia berlari mencari burung kesayangannya itu apa masih ada di sana atau tidak. "Burung itu, dia masih ada di dalam sangkar rahasia, dan aku yakin tadi itu mimpi buruk. Mungkin karena aku terlalu memikirkan Quesha, malam ini menjadi terbawa ke dalam mimpiku."Pangeran menghela nafas setelah selesai melihat burungnya sudah ada. Dan detik itu pangeran menyadari jika sudah berganti hari, di sana ada bayangan Quesha dalam cermin ajaibnya. "Wanita ini sedang bersenang-senang di saat bermimpi buruk tentang dia dengan pria lain? Ini tidak adil! Aku akan balas dendam dan mencari cara agar mampu membuatnya lumpuh!"Pangeran menghilang dari tempat itu, dia ingi
Saat ini Nick tidak membahas lagi, membiarkan istrinya membantu. Dan Quesha menyelesaikannya bersama Nick, tidak lama setelah selesai mengerjakan semua itu. "Hallo, apakah ada orang di sini?"Ketika dia orang itu menengok ke samping, ternyata ada seorang pria yang berdiri dengan membawa banyak ikan di tempatnya. "Pangeran," batin Quesha. Sungguh yang dilakukan pangeran tidak menyenangkan Quesha, pangeran akan membuat Nick tahu siapa mereka sebenarnya. "Iya, ada yang bisa dibantu?"Nick yang pertama menghampiri pangeran, dengan pakaian manusia seperti biasa, pangeran berdiri dengan begitu tenang. "Aku bermaksud untuk menjual ikan-ikan ini karena belum makan seharian, apa kamu mau membelinya?""Ya, ampun... Kenapa masih ada yang belum makan seperti ini, kalau tidak keberatan, makanlah dulu di sini, masih ada beberapa makanan yang lezat untuk mengenyangkan perut.""Benarkah? Apa tidak merepotkan?""Benar, silakan masuk, letakkan tempat ikan itu di lantai, biarkan di sana sampai sele