"Nick, anak kita di sini sendirian. Bolehkah aku menemani dia agar aku juga bisa menjaganya?"Quesha mendongakkan kepalanya pada suaminya, dia berharap Nick akan setuju atas apa yang dilakukannya ini. Tetapi, tidak dengan pikiran Nick. "Tidak Quesha! Kamu harus dirawat sampai sembuh dulu, anak kita juga akan aman berada di sini, kamu harus penuhi peraturannya, tadi aku sudah membayar biaya kamu itu, dan masih banyak sisa uang yang aku terima dari hasil penjualan mutia kamu itu, apakah kamu mau menyimpannya sendiri?"Quesha menggelengkan kepala, dia tidak juga mau membahas hal lain, dia melirik ke arah anaknya yang mungil. "Lihat dia Nick, aku hanya ingin dia berada di sisiku, entah kenapa aku memiliki firasat buruk dari tadi," ucap Quesha mengutarakan apa yang dirasakannya. Tangan Nick mengelus rambut istrinya dengan lembut, beberapa kali dia lakukan untuk menenangkan Quesha. "Sayang, aku paham apa yang kamu rasakan. Kita baru saja jadi orang tua, aku juga merasakan ingin ada di d
Nick meraih tubuh Quesha, dia hanya ingin terus menenangkan istrinya yang masih banyak pikiran mengenai anaknya yang menurutnya masih aman di tempat tadi. "Tenang, ada aku di sini. Kamu tidur untuk menghilangkan rasa khawatir pada anak kita, aku janji akan menjaga kalian berdua, cuma kalian harta aku yang paling berharga."Quesha masih tidak mau tenang, dia mendorong Nick sekeras-kerasnya, suaminya itu jatuh di lantai, ada dokter dan perawat yang masuk, akhirnya Quesha disuntik obat penenang agar lebih rileks. "Kalian!"Quesha masih memperbesar bola matanya memandangi mata mereka semua. Tetapi, percuma dengan apa yang dilakukannya, tubuhnya lemas, matanya sudah mulai mengantuk. "Bagaimana dok?""Sepertinya ada indikasi depresi, terlihat istri anda terlalu bersikap berlebihan.""Bagaimana caranya agar istrinya aku sembuh dok? Tolong lakukan perawatan yang terbaik.""Kami akan menghubungi dokter khusus untuk istri anda, saran dari saya. Sebaiknya memang harus melakukan pengobatan khu
"Quesha, apakah kamu tidak mau menjelaskan apa yang terjadi?"Nick mencoba menggoyangkan tubuh Quesha agar bangun untuk menoleh ke belakang. Akan tetapi, Quesha masih terlelap tidak mau membuka matanya. Rasa lelah di hari ini membuat Quesha tidak memikirkan jika Nick akan kembali sangat cepat. "Quesha bangun!"Terpaksa suara tinggi Nick dikeluarkan untuk membangunkan Quesha dalam mimpinya. Quesha sudah mulai terganggu. "Hey, apakah ada yang mau menjelaskan kenapa kamu ada di rumah?""Aku lebih betah di rumah daripada di rumah sakit yang penuh dengan orang gangguan jiwa, apa itu suatu masalah besar?"Quesha menatap mata Nick, suaminya hanya melihat lebih jelas wajah Quesha yang saat ini terlihat sehat. "Sayang, apakah kamu sudah sembuh?""Memang aku sakit?"Quesha justru bertanya balik pada suaminya yang masih berdiri di sana. Sekali lagi Quesha harus meyakinkan suaminya itu untuk tidak lagi memasukkannya ke dalam rumah sakit orang gila. "Aku rasa kamu sudah membaik, syukurlah saya
"Ternyata semuanya benar, dan aku melihat semuanya serba cepat saji sejak ada istriku ini," ucapnya pelan. Nick berjalan menuju kamar, ada yang aneh menurut dirinya mengenai Quesha, kecurigaannya selalu mengarah pada Quesha bukanlah manusia biasa. Quesha tidak mau memikirkan hal yang berlebihan terhadap penilaian suaminya itu, dia lebih fokus untuk duduk di sana menunggu Nick datang. Setelah Nick datang sudah rapih dengan pakaiannya, Quesha melemparkan senyuman terbaik pada suaminya itu. "Sayang, ayo kita makan. Kamu pasti suka dengan masakan aku.""Iya, sayang. Pasti masakan istriku yang paling lezat di seluruh dunia," balas Nick. "Sayang, kamu paling bisa menyenangkan istrimu ini.""Hehehe, itu harus istriku yang paling cantik, kamu juga harus makan yang banyak, kita akan pergi ke suatu tempat."Quesha langsung menghentikan aktivitas makannya, sekarang dia berusaha untuk menghargai suaminya. "Mau ke mana?""Lihat nanti, kita habiskan dulu makannya.""Baiklah, kita akan makan d
"Bangun Nick, tapi setelah bangun. Kamu akan mengingat anak kita yang lucu ini, dan kita akan berkumpul seperti keluarga bahagia."Quesha membaca mantra dengan mengayunkan tongkat sihirnya, berusaha lebih cepat daripada biasanya karena harus segera menggendong bayinya. Tidak lama Nick terbangun, dia melihat istri dan anaknya ada di depan. Begitu bingung dan tidak tahu harus seperti apa untuk bereaksi di saat kepalanya masih sedikit pusing. "Kalian dari tadi di sini, aku kenapa?""Nick, kamu pingsan.""Pantas kepala aku sakit, aku tidak mengerti kenapa aku selalu pingsan.""Kamu pasti kelelahan karena terlalu berat mencari ikan."Quesha mencoba menghilangkan kebingungan pada suaminya, dia meletakkan anaknya itu di tangan Nick. "Cobalah bicara pada anak kita, dia sangat ingin berbicara pada Ayahnya."Nick seketika berubah, wajahnya cerah dan tersenyum, rasa pusingnya hilang tanpa diminta. Nick sesekali melirik ke arah Quesha, wanita itu juga tersenyum dengan tatapan mata suaminya.
Quesha masih tidak mau mendengarkan apa yang diucapkan pangeran. Dia tetap mau membunuh burung tersebut. "Aku tidak akan membuang waktu lagi!"Saat suara Quesha terdengar keras di telinga pangeran, dia bangun dari mimpinya. Terlihat dirinya masih baik-baik saja. "Di mana aku? Apa itu mimpi buruk?"Pangeran beranjak dari tempat tidur, dia berlari mencari burung kesayangannya itu apa masih ada di sana atau tidak. "Burung itu, dia masih ada di dalam sangkar rahasia, dan aku yakin tadi itu mimpi buruk. Mungkin karena aku terlalu memikirkan Quesha, malam ini menjadi terbawa ke dalam mimpiku."Pangeran menghela nafas setelah selesai melihat burungnya sudah ada. Dan detik itu pangeran menyadari jika sudah berganti hari, di sana ada bayangan Quesha dalam cermin ajaibnya. "Wanita ini sedang bersenang-senang di saat bermimpi buruk tentang dia dengan pria lain? Ini tidak adil! Aku akan balas dendam dan mencari cara agar mampu membuatnya lumpuh!"Pangeran menghilang dari tempat itu, dia ingi
Saat ini Nick tidak membahas lagi, membiarkan istrinya membantu. Dan Quesha menyelesaikannya bersama Nick, tidak lama setelah selesai mengerjakan semua itu. "Hallo, apakah ada orang di sini?"Ketika dia orang itu menengok ke samping, ternyata ada seorang pria yang berdiri dengan membawa banyak ikan di tempatnya. "Pangeran," batin Quesha. Sungguh yang dilakukan pangeran tidak menyenangkan Quesha, pangeran akan membuat Nick tahu siapa mereka sebenarnya. "Iya, ada yang bisa dibantu?"Nick yang pertama menghampiri pangeran, dengan pakaian manusia seperti biasa, pangeran berdiri dengan begitu tenang. "Aku bermaksud untuk menjual ikan-ikan ini karena belum makan seharian, apa kamu mau membelinya?""Ya, ampun... Kenapa masih ada yang belum makan seperti ini, kalau tidak keberatan, makanlah dulu di sini, masih ada beberapa makanan yang lezat untuk mengenyangkan perut.""Benarkah? Apa tidak merepotkan?""Benar, silakan masuk, letakkan tempat ikan itu di lantai, biarkan di sana sampai sele
Nick datang menghampiri mereka, seperti ada yang serius diantara mereka berdua, sampai Nick menemukan wajah istrinya begitu marah. "Ada apa?""Aku rasa kamu tau jawabannya," jawab Quesha masuk ke dalam rumah. Nick menggelengkan kepala, dia menemui Sunke yang sudah ada di luar rumah. Menjengkelkan sekali menatap senyuman Nick yang lebar bagi pangeran. "Manusia yang satu ini terlalu banyak bermuka dia, lihat senyumannya manis. Entah Quesha menyukainya dari mana? Apa dari cara dia tersenyum dan menganggap orang asing sebagai seorang yang berharga? Atau wajahnya yang tidak kalah tampan dari aku?" Pangeran terus berkata dalam hatinya sendiri bertanya-tanya apa yang disukai Quesha dari sosok Nick. "Sunke, kamu mau minum?""Tidak, aku sudah cukup makan dan minum tadi, apa aku di sini membuat keributan diantara kalian berdua?"Nick menatap sekilas wajah Sunke yang tidak enak atas kehadirannya. Dan sekitar beberapa detik saat Nick menurunkan pandangannya dari mata Sunke. "Kamu jangan mem
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik