Share

Pesta Panen

Puti Bungo Satangkai mengangguk. ‘Bisakah Anda memberi tahu saya, ke arah mana yang harus saya tuju?’

Pria paruh baya tersenyum. Ia menunjuk ke arah kiri.

“Kau ikuti saja labuah gadang di depan,” ujarnya. “Ke arah timur. Hei, kau memiliki kuda?”

Sang gadis menggelengkan kepala. Ia memandang ke arah labuah—jalan—tanah yang tadi ia lewati untuk mendekati penginapan tersebut. Lalu memandang ke arah bayangan hitam tinggi di ujung barat sana.

“Aah,” pria paruh baya mengangguk-angguk. “Kalau kau mengendarai kuda, aku rasa dalam empat sampai lima hari kau akan tiba di Ngarai Sianok setelah melewati Gunung Sago.”

Aah, jadi itu nama gunung di sisi barat itu? Bungo mengangguk-angguk.

“Setelah kau sampai di kawasan ngarai,” ujar si pria paruh baya. “Terus ikuti ngarai itu ke arah hulunya, nanti kau akan bertemu dengan nagari Bukit Apit.”

Bungo menggerakkan empat jari tangan kanannya ke mulutnya.

Pria paruh baya tertawa halus. “Sama-sama,” ujarnya. “Hemm, apa kau juga menginginkanku menyediakan m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status