Share

919. Part 7

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-22 01:04:20

"Kau.... Kau sengaja mencari kesempatan, ya! Main tubruk saja!" hardik Arum Sari.

Manggala tidak peduli. Ia justru lebih peduli melihat beribu kunang-kunang bermain di pelupuk matanya. Sambil cengar-cengir, ia mencoba mengusir kunang-kunang di depan mata dengan menggerak-gerakkan kepalanya ke sana kemari. Sehingga, akhirnya rasa berkunang-kunang di matanya hilang dengan sendirinya.

"Kau tega sekali mempermainkan tubuhku di tali jebakan. Nek? Memangnya tubuhku ini barang mainan?" sungut Si Buta dari Sungai Ular begitu dapat mengendalikan keadaan.

"Yah...! Salah sendiri, kenapa kau masuk ke dalam jebakan? Sudah tahu itu jebakan, kenapa kau mau masuk?" sahut Nenek Rambut Putih enteng. Mau tak mau Si Buta dari Sungai Ular manyun berat.

“Ya, mana aku tahu Nek, aku kan buta.” Mana ada sih orang sengaja masuk jebakan. Dasar nenek gila! Seenak perutnya saja ngomong! Manggala menggerutu dalam hati.

"Sekarang duduklah! Aku ingin bicara!" ka-ta Ne

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   920. Part 8

    Si Buta dari Sungai Ular hanya tersenyum-senyum saja. Tapi hatinya memang sempat terkejut mendapat tugas berat dari Nenek Rambut Putih yang baru dikenalnya. Namun manakala teringat siapa yang akan dikawal, mau tidak mau hatinya jadi senang juga. Lelaki mana yang tidak senang menjadi pengawal pribadi seorang gadis cantik seperti Arum Sari. Senyumnya pun makin meriah tersungging di bibir. Sudah pasti Arum Sari jadi rajin manyun."Brengsek kau! Kau yang enak, aku yang sengsara tahu!" hardik Arum Sari, kesal."Sudahlah, Muridku! Aku tak mungkin salah. Kujamin pemuda itu tak akan macam-macam. Di samping itu, kepandaiannya pun kukira cukup kalau hanya untuk menjadi pengawalmu," kata Nenek Rambut Putih mendinginkan hati Arum Sari."Tapi, Guru...!""Sudahlah! Aku yakin, bocah buta itu tak berani macam-macam. Kalau misalnya berani pun, tak mungkin gurumu tinggal diam. Sekarang, pergilah! Tak usah kau hiraukan bocah buta itu!"Arum Sari menggigit bibirnya. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-22
  • Si Buta Dari Sungai Ular   921. Part 9

    "Apa? Kau.... Kau bilang apa? Kau.... Kau menyebut-nyebut Si Buta dari Sungai Ular? Di mana sekarang bocah buta itu, Nenek Keriput?"Mendadak terdengar sahutan seseorang dari belakang. Nenek Rambut Putih tersentak kaget. Buru-buru kepalanya berpaling ke belakang. Kilatan sepasang matanya yang tajam pun kian liar manakala melihat sesosok lelaki tua dengan pakaian tambal-tambalan telah berdiri di belakangnya."Kau...?" pekik Nenek Rambut Putih kaget. Bukan saja si nenek kaget mendengar sahutan tadi, melainkan juga kaget karena tahutahu di situ telah berdiri seorang lelaki tua yang kehadirannya tanpa diketahuinya sama sekali.Mengingat ini, Nenek Rambut Putih sadar kalau lelaki tua bangka itu memiliki kepandaian tinggi. Namun dorongan perasaannya yang sedang 'gonjang-ganjing' membuatnya lupa diri."Bangkotan tua? Mau apa kau mengganggu ketenanganku, he!" hardik Nenek Rambut Putih tak suka, seraya berbalik menghadap lelaki tua itu."Haram jadah! Justru

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   922. Part 10

    Melihat Nenek Rambut Putih telah mendahului, tanpa banyak membuang waktu Dewa Kegelapan segera mengeluarkan jurus andalan, 'Tangan Merah'. Seketika kedua telapak tangannya yang telah berubah jadi merah darah hingga pangkal lengan cepat mengibas setelah menarik tubuhnya ke samping.Srat! Srattt!"Uts!"Nenek Rambut Putih terkesiap kaget. Bukan saja kaget serangannya dapat dielakkan dengan mudah, melainkan adanya serangan balik yang begitu hebatnya. Dan satu hal lagi yang membuat hatinya mengkeret, rasa-rasanya ia mengenal jurus yang tengah dikeluarkan Dewa Kegelapan."Tunggu!"Nenek Rambut Putih cepat membuang tubuhnya jauh ke belakang untuk membuat jarak. Tongkat di tangan kanannya disilangkan di depan dada."Kalau tak salah lihat, kau tentu murid salah seorang dari Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni!" tebak si nenek."Bukan hanya seorang. Tapi mereka semualah guruku!" dengus Dewa Kegelapan. Tiba-tiba pemuda ini jadi ingin mengorek k

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   923. Part 11

    Sementara amarah Dewa Kegelapan kian tersulut. Sungguh tak disangka nenek renta di hadapannya mampu menyarangkan pukulan bertenaga dalam tinggi, begitu serangan pertamanya gagal. Kendati begitu rasa kesal Dewa Kegelapan sedikit terobati. Di hadapannya, Nenek Rambut Putih tengah mengurut dadanya yang tadi terkena hantaman tangannya. Dan Dewa Kegelapan tahu si nenek itu tengah menderita luka dalam. Itu bisa dilihat dari wajahnya yang pucat.Dewa Kegelapan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Dengan garangnya diterjangnya Nenek Rambut Putih yang masih mengurut-urut dada. Telapak tangan kanannya diarahkan ke dada. Sedang telapak tangan kirinya siap meremukkan kepala."Tua bangka keparat! Terimalah kematianmu hari ini! Heaa...!"Hebat bukan main serangan Dewa Kegelapan kali ini. Sebelum serangan-serangan itu mengenai sasaran, hawa dingin bukan main telah menyambar-nyambar kulit.Nenek Rambut Putih mengeluh tertahan."Setan! Tak kusangka pemuda pongah in

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   924. Part 12

    Terdengar dua kali ledakan di udara, disertai mengepulnya asap hitam tebal bergulung-gulung memenuhi pertarungan.Dewa Kegelapan gusar bukan main. Sekali jubahnya dikebutkan, lenyaplah gulungan-gulungan hitam itu. Namun bersamaan dengan itu, sosok Nenek Rambut Putih telah lenyap dari tempat ini."Setan alas! Beraninya kau mempermainkan Dewa Kegelapan seperti ini, Nenek Keriput!"Dewa Kegelapan menggeram penuh kemarahan. Hawa membunuh dalam dirinya yang terberangus membuat hatinya murka bukan main.Dan sekali menjejakkan kaki ke tanah, tubuhnya telah berkelebat jauh.-o0o-"Kena kau!"Si Buta dari Sungai Ular tersenyum-senyum senang di hadapan Arum Sari. Baginya mudah saja untuk mengejar Arum Sari. Dengan ilmu lari cepat 'Jejak Kilat' Arum Sari mudah sekali dilewatinya. Arum Sari menggeleng-gelengkan kepala.Namun... diam-diam dalam hatinya amat mengagumi ilmu meringankan tubuh Si Buta dari Sungai Ular. Tidak disangka sama sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Si Buta Dari Sungai Ular   925. Part 13

    "Aku tidak akan membiarkan guruku tewas di depan mataku. Aku harus menuntut balas sekarang juga!" desis si gadis. Arum Sari bangkit seraya memukul-mukulkan tinjunya penuh kemarahan. Raut wajahnya yang bersimbah air mata menegang. Kilatan-kilatan matanya terlihat beringas."Aku tahu. Kita memang harus menuntut balas. Tapi bukanlah sebaiknya kita kuburkan dulu jenazah gurumu ini?" sahut Si Buta dari Sungai Ular enteng."Huh...!"Arum Sari menggedikkan bahunya. Tak sepatah kata pun terucap dari kedua bibirnya yang bergetar. Namun manakala Si Buta dari Sungai Ular bersiap menguburkan jenazah si nenek, tangis Arum Sari pun reda. Bergegas gadis ini membantu Si Buta dari Sungai Ular menguburkan jenazah Nenek Rambut Putih.-o0o-SATU SOSOK bayangan berkelebat cepat sekali laksana terbang, memasuki Hutan Kenjeran. Sosoknya yang tinggi kekar dibalut jubah besar warna hitam. Rambutnya gondrong awut-awutan tak terawat dengan sepasang mata mencoro

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   926. Part 14

    Sementara melihat kenyataan ini, Gembong Kenjeran jadi geram bukan main. Tadi memang sempat dilihatnya betapa dengan mudahnya Dewa Kegelapan menurunkan tangan maut pada dua orang anak buahnya. Jelas lelaki berjubah kuning ini tak dapat terima keadaan itu. Lebih jengkelnya lagi manakala melihat para anak buahnya hanya terpaku di tempatnya."Anak-anak! Kenapa melongo saja? Cepat hajar bocah pongah itu!" perintah Gembong Kenjeran, berteriak kalap.Sejenak anak buah Gembong Kenjeran itu hanya saling berpandangan. Tampak sekali kalau mereka ragu-ragu. Namun bila teringat akan kekejaman Gembong Kenjeran, mau tidak mau perintah pimpinan harus dituruti. Walaupun, harus nyemplung ke dalam kobaran api sekalipun!"Bodoh! Dasar cecurut-cecurut comberan! Kalau saja aku mau, apa kalian pikir masih dapat menjual lagak seperti ini, he!" dengus Dewa Kegelapan.Tak ada jawaban dari mulut para anak buah Gembong Kenjeran. Yang ada hanya kilatan-kilatan mata pedang, mereka ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Si Buta Dari Sungai Ular   927. Part 15

    Gembong Kenjeran menggeram murka. Sungguh tak disangka serangan-serangannya dapat dihindari lawan dengan begitu mudah. Maka diiringi teriakannya yang nyaring, serangannya pun makin diperhebat. Putaran-putaran rantai bajanya pun makin mengiriskan. Saking cepatnya, membuat rantai baja itu berubah jadi gulungan hitam yang siap mengancam tubuh Dewa Kegelapan kapan saja. Belum lagi hantaman tangan kirinya yang setiap waktu bisa saja merenggut nyawa.Serrr! Serrr!Namun ringan saja Dewa Kegelapan melemparkan tubuhnya ke sana kemari menghindari serangan. Dan setelah beberapa jurus berlangsung, barulah Dewa Kegelapan melompat jauh mengambil jarak. Kedua telapak tangannya kini telah memerah hingga ke pangkal siku, pertanda mulai mengeluarkan jurus andalan 'Tangan Merah'."Bangsat tua! Apakah kau tetap tidak mau mengakui kekuasaanku dan tunduk di bawah perintahku?" kata Dewa Kegelapan sebelum melepas serangan balasan. Sengaja ia memberi kesempatan pada lawan untuk berpiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status