Beranda / Pendekar / Si Buta Dari Sungai Ular / 572. Kitab Katak Bulan Sakti

Share

572. Kitab Katak Bulan Sakti

last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-12 01:01:24

BENARKAH Manggala alias Si Buta dari Sungai Ular meninggalkan Lembah Katak Bulan? Apakah ia sudah tega membiarkan Angkin Maut terancam bahaya maut di Istana Ular Emas? Ternyata tidak. Begitu lelaki bermata besar tadi berkelebat, Si Buta dari Sungai Ular cepat berbalik kembali, Dengan, mengerahkan ilmu lari cepatnya 'Jejak Kilat', tubuhnya terus berkelebat.

Hingga akhirnya, bayangan hitam lelaki bermata besar yang sedang memanggul adik seperguruannya kini terlihat di kejauhan sana. Manggala terus berkelebat mengikuti lelaki di depannya. Dengan cara itu, berarti Si Buta dari Sungai Ular akan lebih mudah dapat menemukan letak persembunyian Tiga Jenggot, Empat Brewok dan Tujuh Kumis para penghuni Lembah Katak Bulan.

Si Buta dari Sungai Ular menghentikan larinya ketika lelaki yang diikutinya berhenti di depan sebuah gubuk kecil yang kira-kira jaraknya duapuluh tombak dari gubuknya. Kemudian setelah meletakkan mayat adik seperguruannya, lelaki bermata besar itu me

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   573. Part 2

    Lelaki itu memandang cerah pada Manggala."Terima kasih, Anak Muda. Aku Daksapati. Kau siapa?" tanya lelaki berkumis yang ternyata bernama Daksapati."Aku Manggala, simpan dulu terima kasih mu itu, Paman. Rupanya kelima tokoh sesat yang menghadangmu tak suka dengan tindakanku. Lihat! Mereka mulai bersiap-siap menyerang."Daksapati menatap tajam lima tokoh sesat itu yang mulai menggerakkan tangannya. Namun belum sempat terjadi sesuatu..."Siapa kalian berani mengotori Lembah Katak Bulan?! Apa kalian semua tidak tahu peraturan di sini?!"-o0o-Semua yang ada di Lembah Katak Bulan ini kaget begitu mendengar bentakan yang disertai tenaga dalam tinggi. Bahkan tak lama kemudian, berlompatan beberapa sosok berpakaian serba hitam.Berdiri paling depan adalah seorang lelaki tua bertubuh kurus kering. Wajahnya pucat pasi seperti mayat. Jenggot putihnya panjang menjuntai. Disampingnya berdiri dua orang lelaki tua kurus kering yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   574. Part 3

    "Kok...! Kok...!"Terdengar dua kali bunyi mirip katak dari mulut lelaki brewok bertubuh sedang. Bersamaan dengan itu, mendadak serangkum angin dingin dari kedua telapak tangannya menyerang ke arah Tengkorak Serigala.Tengkorak Serigala kaget bukan main. Sebelum pukulan lelaki brewok itu mengenai sasaran, terlebih dahulu sudah terasa angin dingin yang menyerang sekujur tubuh. Tentu saja Tengkorak Serigala tidak ingin dirinya celaka. Maka tanpa pikir panjang lagi, segera dikeluarkannya pukulan Tongkat Putih Penggebuk Dewa-nya.'Wesss! Wesss!Blarrr...!Terdengar satu letusan hebat di udara akibat pertemuan dua tenaga dalam di udara tadi. Tubuh Tengkorak Serigala terpental beberapa tombak ke belakang! Wajahnya pucat pasi! Tampak darah segar pun membasahi sudut-sudut bibirnya!Sementara itu lelaki brewok bertubuh sedang hanya sempat tergetar hebat. Kedua kakinya melesak beberapa jari ke dalam tanah. Kemudian dengan menggeram penuh kemarahan, ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   575. Part 4

    "Bocah sinting itu mencari penyakit saja. Beraninya ia masuk ke dalam 'Jalan Kematian'." Terdengar salah seorang pengejar menggerutu panjang pendek, membuat Manggala melengak kaget. Apa yang didengar barusan membuat hatinya bergidik ngeri. Betapa dalam lorong gua itu samar-samar terlihat beberapa buah kubangan besar yang menghadang jalannya. Maka segera langkahnya dihentikan. Tubuhnya langsung merapat di dinding lorong yang membentuk ular."Mungkinkah bocah sinting itu masuk kemari?" terdengar suara bernada ragu-ragu."Kurasa bocah sinting itu tidak mungkin mengambil jalan tolol ini, Manduro," sahut salah seorang.Di tempat persembunyiannya, Manggala menahan jalan pernapasannya sebentar. Dengan cara ini, para pengejarnya yang berkepandaian tinggi dapat dikecohnya. Karena hanya mendengar tarikan napas saja, bukan mustahil para pengejar akan dapat menemukan tempat persembunyiannya.Samar-samar dari tempat persembunyiannya Manggala dapat melihat berkelebatny

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   576. Part 5

    Manggala mengangguk-angguk penuh kagum. Tombak di tangan kanannya digerak-gerakkan sedemikian rupa. Dan anehnya, tanah lubang kecil tadi berguguran begitu terkena sambaran-sambaran sinar tombak di tangan Manggala.Manggala makin kagum. Sekali lagi Tombak Ular Emas di tangan kanannya digerak-gerakkan. Dan akibatnya lubang gua itu semakin hebat berguguran, membentuk lorong kembali. Dan kini pemuda itu bisa masuk ke dalam lorong selanjutnya.-o0o-"Ah...! Harta benda milik siapakah itu?" desah Manggala seraya menggaruk-garuk kepala, begitu tiba di sebuah ruangan yang terang-benderang."Jangan-jangan aku malah nyasar masuk ke sarangnya para rampok?"Si Buta dari Sungai Ular kini memang tiba di ruangan bawah tanah yang diterangi cahaya obor dari minyak jarak. Yang membuat Manggala terkagum-kagum, ternyata di dalam ruangan ini terdapat tumpukan-tumpukan batu permata dari berbagai ukuran.Perlahan-lahan Si Buta dari Sungai Ular mulai

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   577. Part 6

    "Cucuku! Mungkin waktu pertemuan kita ini hanya sebentar. Maukah kau menuruti permintaanku?""Tentu saja, Eyang. Mengapa Eyang berkata demikian?""Baiklah! Sudah kuduga kau pasti akan berkata demikian," kata Eyang Prana Supit seraya menyunggingkan senyum "Tapi sebelum mengatakan permintaanku, terlebih dahulu aku akan mewariskan sesuatu padamu, Cucuku""Apa itu, Eyang?" tanya Manggala girang bukan main.Lelaki renta itu hanya tersenyum. Tangan kanannya cepat mengeluarkan dua buah lembaran kain sutera berwarna kuning kemerah-merahan."Kedua benda inilah yang akan kuwariskan padamu, Cucuku. Kami, orang-orang Lembah Katak Bulan menamakan kedua benda ini adalah Kitab Katak Bulan Sakti. Karena, bila lembaran sutera ini dicelup ke dalam air panas maka tampaklah jurus-jurus 'Katak Bulan' dalam kedua lembaran sutera ini. Meski hanya terdiri dan tiga jurus. Tapi, kau harus mempelajarinya nanti sepulangnya dari sini,""Mengapa demikian, Eyang?" tanya M

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   578. Part 7

    Habis berkata begitu sang gadis menghimpun tenaga dalamnya dengan membuat beberapa gerakan tangan setelah membuat kuda-kuda kokoh. Maka seketika kedua telapak tangannya berubah putih berkilauan hingga ke pangkal. Kemudian tanpa banyak cakap lagi kedua telapak tangannya segera didorongkan ke depan.Wesss! Wesss!Saat itu pula, dua larik sinar putih berkilauan melesat dari kedua tangan gadis itu ke arah pohon yang dicurigai.Blarrr!Brakkk!Pohon yang jadi sasaran kontan berderak dan jatuh berdebum menimpa tanah! Debu-debu beterbangan! Batang pohon yang terkena pukulan gadis cantik itu hangus berlubang, mengepulkan uap putih tipis!Daun-daunnya rontok dalam keadaan kering!Bersamaan dengan tumbangnya pohon tadi, tampak melompat keluar tiga sosok bayangan serba hitam dari tempat persembunyian, Begitu melihat siapa ketiga sosok itu, si gadis menggerutkan gerahamnya kuat-kuat. Matanya tajam memandang tiga sosok yang ternyata tiga lelaki be

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   579. Part 8

    Namun di saat yang gawat bagi Tiga Setan Ruyung Baja, mendadak dari arah samping telah berkelebatan berpuluh-puluh sinar kuning keemasan yang langsung mengarah ke tubuh Gayatri!Wesss! Wesss!Bidadari Kecil cepat memutar pedangnya demikian rupa.Cring! Cring!Berpuluh-puluh sinar keemasan itu pun jatuh berguguran. Dan ketika sepasang mata Gayatri melihat sinar kuning keemasan yang menyerang dirinya ternyata adalah jarum-jarum emas, kemarahannya kontan menggelegak!"Bedebah! Lagi-lagi murid-murid Istana Ular Emas yang menghalangi maksudku!" bentak Gayatri penuh kemarahan. Sepasang matanya yang indah berkilat-kilat memandangi sosok perempuan cantik di samping sejauh tujuh tombak.Perempuan cantik berpakaian kuning keemasan dengan rambut digelung di hadapan Gayatri sama sekali tak menggubris bentakan barusan gadis itu. Hanya senyum liciknya saja yang tersungging di bibir."Teratai Emas! Kuhargai bantuanmu. Tapi rasanya, kami masih sanggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   580. Part 9

    Gayatri menautkan kedua alisnya dalam-dalam. Sepasang matanya yang indah tak henti-hentinya memandangi perempuan cantik di hadapannya."Aku tahu kelicikanmu, Teratai Emas. Kalau kau memang ingin berurusan denganku, majulah! Kau pikir aku takut menghadapi bunga-bunga terataimu?!" tantang Gayatri.Teratai Emas mendengus penuh kemarahan. Wajah dinginnya tampak makin menampakkan keberingasan."Sudah kuduga. Kau pasti akan bertingkah. Hm.... Tak ada pilihan lain, terpaksa aku harus melumpuhkanmu!"Habis berkata begitu, Teratai Emas pun segera mengibaskan tangannya, melempar bunga-bunga teratai emasnya menyerang Gayatri. Bersamaan dengan itu, tubuh tinggi rampingnya pun segera menerjang dengan totokan-totokan maut!Gayatri mendesah lirih. Apalagi ketika hidungnya mengendus bau anyir yang bukan alang-kepalang. Namun Bidadari Kecil segera membuang tubuhnya ke samping.Wuttt! Wutt...!Blarrr!Lesatan-lesatan bunga teratai itu pun langsu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status