Share

213. Part 22

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-11 01:02:26

Langkah kakinya bergegas melintasi taman, langsung menuju kamar khusus itu. Ki Rampit mengetuk pintu yang sedikit terbuka. Tak ada sahutan dari dalam. Perlahan-lahan didorongnya daun pintu itu. Matanya membeliak lebar begitu mendapati kamar sudah kosong. Buntalan kain milik Seruni masih teronggok di atas pembaringan. Bergegas Ki Rampit berlari meninggalkan kamar itu.

"Raden...! Raden...!" teriaknya memanggil.

Pada saat Ki Rampit hampir mencapai pintu lorong, Raden Bantar Gading muncul dengan tergesa-gesa. Ki Rampit segera menjatuhkan diri berlutut. Napasnya tersengal, seolah baru saja berlari jauh.

"Ada apa?!" tanya Raden Bantar Gading setengah membentak.

"Celaka, Raden. Mereka kabur...." sahut Ki Rampit dengan napas terengah-engah.

"Apa...? !"

"Mereka kabur, Raden," ulang Ki Rampit.

"Bodoh!"

Plak!

Ki Rampit mengaduh begitu telapak tangan Raden Bantar Gading mendarat dipipinya. Laki-laki tua itu terjungkal jatuh. Belum s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   214. Part 23

    Kesamaan nasib antara dirinya dengan Seruni, membuat hati Si Buta dari Sungai Ular itu tergerak untuk membantu. Terlepas sampai kapan Manggala bisa mengungkap asal-usul wanita itu. Sedangkan orang-orang yang ingin memanfaatkan kepolosan Seruni saja belum bisa dipastikan. Saat ini Manggala menghadapi dua persoalan yang hampir berlawanan. Dan itu pasti menyangkut keluarga Kerajaan Gantar Angin.Manggala tersentak dari lamunannya ketika tiba-tiba Seruni menubruk dan memeluknya dengan erat. Sebentar Manggala gelagapan. Buru-buru dilepaskan pelukan wanita itu. Tapi Seruni malah memperketat pelukannya. Bahkan tanpa sungkan-sungkan lagi, diciuminya wajah Si Buta dari Sungai Ular itu.Tentu saja hal ini membuat hati Manggala tidak menentu."Seruni...," desah Manggala agak tersengal. Dengan halus, Manggala melepaskan pelukan wanita itu. Digeser kakinya dua langkah kebelakang. Sedangkan Seruni tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Si Buta dari Sungai Ular itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   215. Part 24

    "Aneh...!" desis pemuda itu. Tanpa menghiraukan cegahan gadis putri Ki Rampit, pemuda berbaju kulit ular bersisik hijau itu mendekati mayat Ki Rampit, lalu mengangkatnya. Gadis itu seperti terpaku dan tidak mencegah lagi. Malah diikutinya pemuda yang membawa mayat laki-laki tua pemilik kedai dan rumah penginapan itu. Langkah pemuda itu berhenti di samping kamar sewa khusus. Mayat Ki Rampit diletakkan di atas balai balai bambu yang beralaskan tikar daun pandan.Tanpa menghiraukan putri Ki Rampit, pemuda itu mengambil cangkul di belakang, dan mulai menggali lubang..Agak lama juga dia membuat lubang yang cukup besar di samping rumah sewa itu. Setelah dirasakan cukup dalam, diangkatnya tubuh Ki Rampit untuk dikuburkan. Gadis berbaju biru muda itu mulai terisak begitu tubuh ayahnya mulai tertimbun tanah."Ayah...," rintihnya lirih.Pemuda berbaju kulit ular bersisik hijau itu menghampiri putri Ki Rampit setelah selesai mengubur mayat Ki Rampit Gadis itu diajak masuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-12
  • Si Buta Dari Sungai Ular   216. Part 25

    Sementara pesta kembali dilanjutkan. Raden Bantar Gading sibuk memberi keterangan tentang ciri-ciri Si Buta dari Sungai Ular pada sepuluh orang jago dari seberang itu. Bahkan para patih dan panglima juga menanyakan ciri-ciri Si Buta dari Sungai Ular. Mereka juga tertarik dengan hadiah yang dijanjikan Raden Bantar Gading. Tentu saja hal ini membuat putra mahkota itu gembira."Ayah. Bolehkah Ananda beristirahat? Rasanya kepala ini pening," kata Raden Sangga Alam yang sudah tidak tahan lagi berada di ruangan itu."Pergilah," sahut Prabu Abiyasa.Raden Sangga Alam beranjak bangkit. Diajaknya Paman Nampi. Laki-laki tua berjubah putih itu memberi hormat pada Prabu Abiyasa, kemudian beranjak pergi mengikuti langkah Raden Sangga Alam. Mereka bergegas meninggalkan ruangan yang besar itu. Raden Sangga Alam langsung masuk ke dalam kamar peristirahatannya. Sedangkan Paman Nampi menunggu didepan pintu. Dia baru melangkah masuk setelah Raden Sangga Alam memanggilnya. Paman Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   217. Part 26

    "Maaf, aku tidak bisa mengatakannya di sini." Secepat Manggala berkata, secepat itu pula jari tangannya bergerak menotok jalan darah laki-laki tua itu. Ki Maruta hanya sempat mengeluh sedikit, sedangkan tubuhnya langsung melorot turun. Manggala cepat-cepat menyangga, dan memanggulnya di pundak. Saat itu juga dia melompat meninggalkan rumah berdinding papan itu. Begitu cepat gerakannya, sehingga dalam sekejap saja bayangan tubuhnya lenyap ditelan ke gelapan malam.Tepat, pada saat bayangan tubuh Si Buta dari Sungai Ular yang membawa Ki Maruta pergi, Paman Nampi tiba dengan menunggang kuda. Panglima Perang Kerajaan Gantar Angin itu langsung melompat turun dari punggung kudanya.Dengan langkah tergesa-gesa dia menerobos masuk ke rumah Ki Maruta."Ki...! Ki Maruta...!" panggil Paman Nampi.Keningnya agak berkerut ketika melihat keadaan rumah yang sunyi senyap. Paman Nampi membuka pintu sebuah kamar. Kosong! Tak ada seorang pun dikamar itu. Kemudian dibukanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Si Buta Dari Sungai Ular   218. Part 27

    Sementara itu, jauh di perbatasan Kerajaan Gantar Angin. Tepatnya di sebuah hutan yang cukup lebat, Manggala berdiri tegak memandang laki-laki tua bernama Ki Maruta yang duduk bersila diatas tumpukan dedaunan. Tidak jauh dari Ki Maruta duduk, dua orang wanita juga duduk berdampingan. Mereka semua memandang pada laki-laki tua itu."Aku tidak tahu, apakah kau salah seorang pemimpin atau hanya pengikut kaum pemberontak. Tapi bukan itu yang ingin kuketahui darimu...," kata Manggala tegas.Ki Maruta mengangkat kepalanya. Tatapan matanya langsung tertuju pada wajah Pemuda berpakaian kulit ular bersisik hijau di depannya. Manggala menggeser kakinya sedikit ke kanan, lalu duduk di atas batu pipih, tidak jauh dari Seruni dan Rintan duduk."Kau kenal dengan kedua wanita ini?" tanya Manggala."Aku hanya kenal satu," sahut Ki Maruta. "Rintan.""Satunya lagi?"Ki Maruta tidak segera menjawab. Dipandanginya wajah Seruni lekat-lekat. Tapi kepalanya menggel

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   219. Part 28

    "Aku mengerti perasaanmu, Seruni. Cobalah mengendalikan diri dan berpikir dengan tenang. Tidak mudah untuk mengetahui asal-usulmu. Sedangkan saat ini nyawamu terancam," bujuk Manggala."Kakang! Benarkah aku putri Ratu Kunti Boga?" tanya Seruni pelan."Kita akan mencari jawabannya, Seruni.""Kapan?"Manggala tidak segera menjawab, dan hanya mendesah panjang sambil mengajak wanita itu kembali ke dalam goa. Sementara Rintan hanya memandang saja dengan tatapan tidak mengerti. Gadis belia itu hanya duduk tanpa mengucapkan satu patah kata pun."Seruni! Bukan hanya kau saja yang menderita. Coba lihatlah Rintan. Dia juga sangat menderita karena baru kehilangan ibunya. Bahkan kini ayahnya menyusul. Aku yakin, Rintan juga ingin membalas sakit hatinya. Sama seperti kau. Mungkin juga masih banyak yang lebih menderita lagi darimu. Kau harus berpikir dengan tenang, Seruni. Kendalikan dirimu," lemah lembut Manggala menasehati.Seruni hanya diam saja. Kata-

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Si Buta Dari Sungai Ular   220. Part 29

    “Maaf! Urusanku tidak ada sangkut pautnya dengan suasana di sini,” selak Manggala cepat.“Senang atau tidak, kau telah tersangkut. Ayahanda Prabu dan Kakang Bantar Gading sudah mencap-mu sebagai ancaman besar melebihi kaum pemberontak. Dan sekarang kau datang hendak mencari Panglima Nampi… Tanpa disadari, kau telah melibatkan dirimu sendiri dalam arus yang terjadi di sini, Kisanak,” lembut namun tegas kata-kata Raden Sangga Alam.Manggala jadi tertegun mendengar kata-kata itu. Sungguh tidak disadari akan sejauh itu jadinya. Si Buta dari Sungai Ular itu tersentak ketika mendengar suara pintu diketuk. Tanpa berpikir banyak lagi, bergegas dia melompat ke palang atap. Raden Sangga Alam tersenyum dan beranjak turun dari pembaringan, lalu melangkah menghampiri pintu dan membukanya.Ternyata Raden Bantar Gading telah berdiri di ambang pintu dan membukanya bersama dua orang berpakaian aneh dan memegang senjata aneh pula yang berdiri di bel

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Si Buta Dari Sungai Ular   221. Part 30

    “Aku telah mencoba menembus benteng istana.”“Kau bertemu dengan Panglima Nampi?”“Tidak. Aku hanya bertemu Raden Sangga Alam. Dari dialah aku tahu kalau Panglima Nampi ditangkap. Bahkan sampai saat ini tidak jelas nasibnya.”“Kakang, apa yang harus kita lakukan sekarang?”“Aku tidak tahu, Seruni. Orang satu-satunya yang kita harapkan, entah bagaimana nasibnya sekarang. Rasanya kita menghadapi jalan buntu,” keluh Manggala.“Hanya ada satu cara, Kakang…!” sentak Seruni tiba-tiba.Manggala menatap wanita di sebelahnya.“Ratu Kunti Boga.”“Mustahil…! Tidak ada seorangpun yang tahu, di mana Ratu Kunti Boga disekap. Lagi pula, kita tidak tahu apakah masih hidup atau sudah mati!” ujar Manggala seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. Nada suaranya menyiratkan kepasrahan.“Tapi banyak orang yang bilang, kalau Ratu K

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

DMCA.com Protection Status