Share

1106. Part 12

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-08 01:02:35

Wulung Seta terkesiap mendapati serangan itu. Dengan cepat dia melompat ke belakang dengan cara memutar tubuh di udara. Masih berada di udara pemuda ini menggerakkan kedua tangannya, melepaskan pukulan 'Gerbang Marakahyangan', salah satu jenis pukulan yang diajarkan oleh gurunya, mendiang Ki Alam Gempita yang tewas di tangan Raja Setan Seruling Maut.

Namun pada saat si pemuda yang masih bertelanjang dada ini melepaskan pukulan 'Gerbang Marakahyangan', pemuda ini menjadi kaget sendiri. Karena begitu dia kerahkan tenaga dalam pada kedua lengannya, terasa ada satu kekuatan yang luar biasa besar menjalari sekujur tubuhnya. Malah tatkala si pemuda menggerakkan kedua tangannya melepaskan pukulan 'Gerbang Marakahyangan', satu kekuatan menggebrak terlebih dahulu dan menindih gelombang dingin jurus 'Kabut Es' milik Sudra Jalang, hingga pukulan 'Gerbang Marakahyangan' melesat tanpa halangan ke arah lelaki berwajah persegi itu!

"Gila! Kenapa jadi begini? Ada kekuatan lain dalam d

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1107. Part 13

    "Tidak! Aku tidak boleh terlambat bergerak sedikit pun juga!" katanya dalam hati memberi semangat pada dirinya sendiri. Dikerahkan ilmu peringan tubuhnya setinggi mungkin."Ayolah, Cah Ayu! Tak perlu kau menjauh dari Kakang mas mu ini! Ayo, kita bersenang-senang!!"seru Lodra Jalang sambil terus mengejar dengan pandangan terbuka lebih lebar.Di depan, Sri Kunting terus berlari tanpa menghiraukan akar pohon yang melintang dan melompati ranggasan semak belukar. Namun mendadak saja, si gadis menghentikan langkah seraya mengeluarkan pekikan tertahan. Satu sosok tubuh telah berdiri tegak di hadapannya sambil menyeringai lebar!"Kau tak akan bisa melarikan diri dari tangan kakangmu ini, Manis!"Mengkeret tubuh Sri Kunting mendapati sosok gemuk Lodra Jalang yang menghadangnya. Rupanya, lelaki gemuk itu memotong jalan dan akhirnya menghadang langkah si gadis."Celaka! Apakah semua yang tak kuharapkan ini akan kualami pula!" desis Sri Kunting dalam hati deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1108. Part 14

    'Ternyata, aku memang harus menghukum! Tetapi, aku tetap memberimu jalan keluar! Apakah kau...."Kata-kata yang diucapkan entah oleh siapa dan di mana orang itu berada terputus tatkala Lodra Jalang sudah lepaskan jurus 'Kabut Es'!Seketika suasana menjadi begitu dingin sekali. Sri Kunting yang diam-diam mengalirkan hawa panas dalam tubuhnya, menjadi urung. Karena entah dari mana datangnya, mendadak saja tubuhnya seperti dilingkari hawa hangat yang melindungi tubuhnya dari hawa dingin yang dilepaskan oleh Lodra Jalang.Sementara itu bersamaan hawa dingin yang menyergap, terdengar lagi suara penuh santun, "Aku tak bosan-bosannya untuk memberimu jalan keluar! Silakan kau keluarkan apa yang kau miliki."Makin ganas Lodra Jalang sembari terus menerus melepaskan jurus 'Kabut Es'. Di tempat itu mendadak saja seperti diliputi oleh kabut putih yang sangat dingin. Beberapa pohon seperti membeku dan tak bergeming terkena tiupan angin.Dalam suasana yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1109. Part 15

    Dengan geraman keras dan sentakan yang sangat kuat, gadis berpakaian biru muda ini sudah menggebrak maju. Sepasang pedangnya bergerak ke atas ke bawah. Mendapati serangan yang ganas semacam itu, Sudra Jalang segera mengangkat kedua tangannya seraya melepaskan jurus 'Kabut Es'!Hamparan hawa dingin langsung pupus tatkala sepasang pedang di tangan Sri Kunting digerakkan. Bahkan tubuh gadis itu sudah meluncur dengan kedua tangan dijadikan satu!"Gila!!"Berteriak tertahan Sudra Jalang sambil membuang tubuh ke samping. Sementara itu, Wulung Seta sendiri berpikir kalau lelaki celaka itu memang harus diajar adat. Makanya, begitu tubuh Sudra Jalang terlempar ke samping, pemuda ini sudah menggebrak dengan pukulan 'Gerbang Marakahyangan'!Makin keras teriakan Sudra Jalang. Sebisanya dia menahan serangan itu dengan kedua tangannya. Namun terlambat. Pukulan 'Gerbang Marakahyangan' telak menghantam dadanya hingga lelaki ini tersungkur ke belakang seraya muntahkan dar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1110. Part 16

    Pada saat yang sama Si Buta dari Sungai Ular sedang berkata, "Hujan semakin deras turun! Sebaiknya kita masuk ke dalam gubuk itu! Meskipun tidak begitu luas, tetapi cukup untuk menahan tubuh dari derasnya air hujan! O ya, ada seorang temanku di dalam gubuk! Baiknya, kalian kuperkenalkan padanya!"Setelah mendapatkan persetujuan dari ketiga lelaki berpakaian keraton itu, Si Buta dari Sungai Ular segera masuk ke dalam gubuk itu tetap dengan tubuh kering. Menyusul ketiga orang itu masuk ke sana, setelah menambatkan kuda masing-masing dan dibiarkan terguyur hujan deras.Si Buta dari Sungai Ular segera memperkenalkan ketiga orang itu pada Putri Lebah yang menyambut dengan senyuman padahal dalam hatinya dia mendumal tak karuan."Kalian akan mampus!" geramnya sengit dalam hati.Setelah memperkenalkan Putri Lebah, Si Buta dari Sungai Ular berkata, "Melihat kemunculan kalian, rasanya ada masalah yang sangat penting. Bolehkah aku tahu masalah apa yang sedang kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1111. Part 17

    "Raja Setan Seruling Maut?" ulang Gandung Pulungan."Pendekar! Seingatku, kami pernah pula mendengar julukan manusia celaka itu! Memang, kehidupan yang kita jalani ini tak luput dari perbuatan manusia-manusia celaka! Baiklah, kami bisa mengerti akan urusanmu sekarang!""Tetapi bila dalam waktu delapan hari ini aku belum juga mendapatkan petunjuk atau menemukan di mana manusia celaka itu berada, aku akan segera menuju Puncak Kahmuntu.""Terima kasih atas kesediaanmu itu, Pendekar."Mereka terus bercakap-cakap sampai kemudian hujan berhenti. Dan ketiga orang berpakaian keraton itu pun segera berpamitan. Masing-masing segera menaiki kuda tunggangan mereka.Sebelum berangkat Gandung Pulungan berkata, "Kami gembira karena berjumpa dengan tokoh muda yang namanya telah menjulang dan berdiri di pihak lurus!"Manggala cuma tersenyum."Semoga kalian berhasil menemukan dan membawa Ratu Kegelapan ke Keraton Wedok Mulyo!"Lalu ketiga orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1112. Part 18

    Si nenek menarik napas dulu seraya memandang Raja Dewa sebelum melanjutkan, "Cara satu-satunya menghadapi manusia sesat itu sekarang, adalah mendapatkan Seruling Gading milik Raja Seruling yang direbutnya! Tanpa seruling mustika itu, Raja Setan Seruling Maut tak akan bisa banyak berbuat, karena sebenarnya dia bukanlah orang yang patut diperhitungkan! Terbukti sebelumnya Dewa Tanpa Nama berhasil mengalahkannya! Tetapi seperti sifatmu, Dewa Tanpa Nama selalu berbaik hati agar manusia keparat itu mau mengubah seluruh watak sesatnya hingga dia tak pernah membunuhnya! Padahal akhirnya, justru Dewa Tanpa Nama yang tewas akibat Seruling Gading milik Raja Seruling yang disalahgunakan oleh Raja Setan Seruling Maut!""Gagasanmu sangat baik. Peri Gelang Rantai!" kata Raja Dewa tanpa tersinggung dengan kata-kata yang dibaluri kecaman dari si nenek tadi. "Hanya saja... bagaimana caranya mendapatkan Seruling Gading itu sementara kita belum mengetahui di mana Seruling Maut berada? Dan apaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-09
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1113. Memburu Si Buta dari Sungai Ular

    SEKETIKA masing-masing orang mengalihkan pandangannya ke arah kanan. Dewi Topeng Perak sudah keluarkan dengusan tatkala mengenali satu sosok tubuh tinggi kurus dengan wajah cekung yang sedang melangkah sambil tertawa-tawa. Sementara Nenek Cabul menjerengkan sepasang matanya dengan kedua tinju dikepalkan mendengar kata-kata lelaki berkepala lonjong dengan rambut yang bisa dihitung itu."Iblis Lembah Ular!" berseru Dewi Topeng Perak dengan tatapan tajam dari balik topeng perak yang dikenakannya. "Apakah kau sendiri sudah bertemu dan mengalahkan Si Buta dari Sungai Ular, hah!""Urusan mengalahkannya sangat mudah! Tetapi menemukannya yang hingga saat ini belum bisa kulakukan!" sahut lelaki berpakaian hitam gombrang bergaris merah yang tak lain memang Iblis Lembah Ular adanya."Jangan banyak omong bila ternyata kau masih kosong melompong! Dan jangan jual lagak di hadapanku!" hardik Dewi Topeng Perak gusar.Hardikannya itu hanya disambut tawa nyaring oleh Iblis

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1114. Part 2

    Setelah cukup lama...“Hmmm... sebaiknya aku kembali saja ke tempat semula! Mudah-mudahan kedua manusia kotor itu telah menuntaskan apa yang mereka inginkan!"Dengan mempergunakan ilmu peringan tubuhnya, Dewi Topeng Perak kembali ke tempat semula. Dan dia menggeram hebat dengan kaki kiri dihentakkan ke tanah hingga amblas sebatas lutut tatkala melihat Iblis Lembah Ular dan Nenek Cabul masih bergulat di atas rumput!"Keparat betul!" makinya sengit seraya mengangkat kaki kirinya yang amblas, hingga begitu kakinya diangkat tanah itu ambrol. Lalu dengan segera dibalikkan tubuhnya. Setelah menunggu beberapa saat dengan hati direjam kemarahan, Dewi Topeng Perak mendengar kata-kata Nenek Cabul yang terkikik-kikik, "Luar biasa! Kau kuat sekali bisa melakukannya berkali-kali!”Iblis Lembah Ular yang tengah mengenakan pakaiannya kembali berkata sambil melirik Dewi Topeng Perak yang berdiri membelakangi, "Bila perempuan itu menghendaki, aku masih sanggup

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-10

Bab terbaru

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status