Share

1028. Part 16

last update Last Updated: 2024-05-19 01:04:11

Selangkah demi selangkah kakinya pun maju mendekat. Dua tombak di hadapannya, Hantu Tangan Api terus mengumbar suara tawanya. Lagaknya pongah sekali. seolah-olah dialah yang paling berkuasa di muka bumi ini. Lalu dengan pandang mata melecehkan dibalasnya tatapan Pendidik Ulung.

"Heaaattt...?"

Pendidik Ulung yang tak dapat lagi mengendalikan amarah telah menerjang beringas. Jari-jari telunjuknya yang telah berubah putih berkilauan berkali-kali berkelebat cepat di antara tubuh Hantu Tangan Api.

Namun sayang meski telah mengeluarkan segenap kepandaiannya, tetap saja Pendidik Ulung tak mampu menghadapi sepak terjang Hantu Tangan Api. Malah berkali-kali tubuhnya dijadikan sasaran empuk serangan-serangan tokoh sesat dari Bukit Pedang itu.

-o0o-

Sementara itu, Si Buta dari Sungai Ular beserta Ratu Adil dan Pembunuh Iblis terus berkelebat cepat menelusuri hutan kecil.

"Manggala! Apakah kau yakin Hantu Tangan Api tengah mencari Pendidik Ulung?" tanya

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1029. Part 17

    Wesss! Wesss!Namun Hantu Tangan Api yang saat itu tengah bertarung hebat melawan Si Buta dari Sungai Ular dapat menghindar dengan melenting ke atas. Sehingga serangan-serangan Ratu Adil terus menerabas ke belakang menghantam semak-semak belukar hingga kontan terpangkas habis dalam keadaan hangus."Jangan gegabah, Yustika! Biar aku yang mengurus tua bangka ini!" teriak Si Buta dari Sungai Ular gusar bukan main. Langsung dipeganginya Ratu Adil yang hendak menyerang Hantu Tangan Api kembali. Sebab bukan mustahil Hantu Tangan Api yang telengas tak segan-segan untuk membunuh gadis itu."Tidak, Si Buta dari Sungai Ular! Tua bangka itu harus modar di tanganku!" geram Ratu Adil keras kepala."Dengarlah, Yustika! Tolong kau urus Pendidik Ulung! Ia sangat membutuhkan pertolongan!" tegas Si Buta dari Sungai Ular.Ratu Adil sejenak bimbang di tempatnya. Pendidik Ulung memang sangat berjasa terhadap dirinya. Dialah yang telah menyelamatkan nyawanya dari cengke

    Last Updated : 2024-05-20
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1030. Part 18

    Namun kejap kemudian ganti kebalikannya.Hingga pada titik puncaknya...."Hea...!"Tiba-tiba Si Buta dari Sungai Ular menyentakkan kedua telapak tangan dengan kekuatan tenaga dalam penuh. Hasilnya, kabut putih tipis dari kedua telapak tangannya melesat ke depan, menindih gulungan kobaran api milik Hantu Tangan Api."Ah...!"Hantu Tangan Api kaget bukan kepalang. Perlahan-lahan kabut putih yang berkilauan dengan sinar beraneka warna itu makin menindih gulungan kobaran api miliknya. Tanpa sadar peluh sebesar jagung membasahi keningnya. Dan dengan mata membeliak lebar, tokoh sesat dari Bukit Pedang itu dapat melihat jelas kalau kabut putih dari kedua telapak tangan lawan mulai membungkus tubuhnya. Hal ini membuat gusar hatinya bukan main.Pada saat kabut putih tipis dari kedua telapak tangan Si Buta dari Sungai Ular membungkus sekujur tubuh, Hantu Tangan Api meraung-raung hebat. Namun gulungan kabut itu terus membungkus tubuhnya tanpa ampun. Hi

    Last Updated : 2024-05-20
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1031. Wasiat Maut

    LANGIT di ufuk sebelah barat sana telah berwarna merah menembaga. Bulatan besar sang Raja Siang yang mengambang di kaki langit, mengisyaratkan kalau hari telah beranjak senja. Bintang-bintang di angkasa mulai terlihat satu-dua. Sesekali, terdengar beberapa kicau burung liar di ranting-ranting pohon.Dari arah matahari terbenam, dua sosok bayangan tengah berkelebat menuju sebuah hutan kecil. Gerakan mereka cepat luar biasa, seolah mengambang. Hingga dalam waktu yang tidak lama, mulai memasuki kawasan hutan.Srakkk! Srakkk!Dua sosok bayangan itu menghentikan langkah di jalan setapak di hutan kecil ini. Untuk sesaat, dua sosok yang ternyata sepasang anak muda itu mengedarkan pandang ke sekeliling.Tak ada sesuatu yang mencurigakan. Hanya desau angin semilir sore yang terdengar. Sosok gadis yang berada di sebelah kanan menghela napasnya. Wajahnya cantik. Usianya kira-kira tujuh belas tahun. Tubuhnya yang ramping padat dibalut pakaian indah terbuat dari benan

    Last Updated : 2024-05-20
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1032. Part 2

    Sementara suara merdu itu tak henti-hentinya mendendangkan bait-bait syair. Lama kelamaan suaranya terdengar jelas. Tak selang beberapa lama, terlihat sesosok bayangan hijau tengah melenggang santai di jalan setapak dengan payung yang juga berwarna hijau terkembang di tangan kanan."Siapakah dia, Manggala? Tampaknya bait-bait syairnya tadi seperti menyindir kita," bisik Ratu Adil di telinga Manggala.Si Buta dari Sungai Ular hanya menggeleng. Entah, apa makna gelengan kepalanya. Namun matanya terus ditujukan ke arah sosok bayangan hijau yang tengah mendekati tempat itu.Kening Si Buta dari Sungai Ular dan Ratu Adil kian berkerut melihat sosok bayangan hijau yang semakin dekat ternyata seorang gadis cantik. Usianya pun tak jauh berbeda dengan Ratu Adil.Lima depa di hadapan Manggala, gadis itu menghentikan langkah. Terlihat tubuhnya yang tinggi ramping terbalut pakaian ketat warna hijau pupus tampak demikian menggiurkan. Padat berisi dengan sepasang buah d

    Last Updated : 2024-05-20
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1033. Part 3

    Si Buta dari Sungai Ular sebenarnya ingin membantah. Namun karena lengan dan pundaknya keburu ditarik Putri Hijau, akhirnya pemuda itu menurut saja."Nah...! Kalau begini kan enak. Masa' pakai berlutut segala," kata Putri Hijau.Si Buta dari Sungai Ular kesal bukan main. Saking kesalnya ia hanya garuk-garuk kepala."Sobatku Putri Hijau! Bolehkah aku bertanya padamu?" kata Ratu Adil."Boleh. Katakan saja! Jangan sungkan-sungkan seperti pemuda gondrong itu!" tuding Putri Hijau ke arah pemuda dari sungai ular itu. Si Buta dari Sungai Ular meringis."Begini...," Ratu Adil menghela napasnya sebentar. "Terus terang, aku sedang mencari seseorang yang bernama Gendon Prakoso. Apa kau mengenal nama itu?""Wahai, sobatku Ratu Adil! Sungguh satu pekerjaan sulit mencari tokoh dunia persilatan hanya dengan mengetahui namanya saja. Sebab, kau pun tahu, banyak tokoh dunia persilatan yang lebih senang disebut julukannya. Apa kau tidak tahu julukan orang yang

    Last Updated : 2024-05-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1034. Part 4

    Akhirnya Gembong Kenjeran dan anak buahnya pun dapat ditaklukkan oleh Dewa Kegelapan. Namun kekuasaan Dewa Kegelapan yang ingin menguasai dunia persilatan tak berlangsung lama, tatkala Si Buta dari Sungai Ular datang mengobrak-abrik. Dan sewaktu terjadi pertarungan sengit antara Dewa Kegelapan dan Si Buta dari Sungai Ular, Gembong Kenjeran yang berakal cerdik segera melarikan diri. Kemudian lelaki telengas ini melaporkan kejadian yang menimpa Dewa Kegelapan pada Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni. Namun, apa yang diharapkan dari jerih payahnya hanya menemui kesia-siaan. Malah dengan cara kasar Gembong Kenjeran diusir oleh Empat Iblis Merah dari Hutan Seruni. Bahkan salah seorang dari Empat Iblis Merah menghadiahi satu pukulan maut. Untung saja Gembong Kenjeran masih sanggup bertahan. Walau dengan menderita luka dalam cukup parah, akhirnya ditinggalkannya Hutan Seruni."Setan alas! Seumur hidupku belum pernah aku diperlakukan sehina ini. Tak mungkin aku membiarkan penghinaan

    Last Updated : 2024-05-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1035. Part 5

    "Tua bangka budek! Aku tak butuh ocehanmu!" terabas Gembong Kenjeran kasar bukan main. Di akhir kalimatnya, kaki kanan Gembong Kenjeran menghentakkan kuat-kuat ke bawah. Seketika lobang besar kontan tercipta dari bekas pijakan kakinya. Sedang Gembong Kenjeran sendiri telah berpindah dua tombak di hadapan si kakek. Sementara, tanah dan bebatuan berpentalan ke sana kemari, membuat tempat itu jadi gelap. Namun anehnya kakek renta di hadapan Gembong Kenjeran malah menyunggingkan senyum. Sedikit pun hatinya tidak tersinggung atas kekasaran sikap maupun omongan Gembong Kenjeran."Anak manusia! Kulihat luka di tubuhmu masih belum seberapa bila dibanding luka hatimu. Buanglah semua yang membebani hatimu. Niscaya kau akan hidup tenang selama-lamanya," ujar kakek renta itu arif. Nada suaranya pun enak didengar telinga.Gembong Kenjeran yang tak dapat lagi mengendalikan amarah malah maju selangkah ke depan. Kedua telapak tangannya yang terkepal erat, siap meremukkan batok kepala

    Last Updated : 2024-05-21
  • Si Buta Dari Sungai Ular   1036. Part 6

    Sebentar saja, sosoknya menghilang di balik mulut tebing hijau jauh di atasnya. Melihat kehebatan ilmu meringankan tubuh Eyang Bromo, mau tidak mau Gembong Kenjeran jadi berdecak kagum. Rasanya sulit masuk akal kalau orang tua renta yang tampaknya tak bertenaga itu mampu mendaki tebing terjal di hadapannya dengan kecepatan luar biasa!"Edan! Benar-benar lihai, Tua Bangka Keparat itu! Hm...! Tak heran kalau ia menduduki papan atas dunia persilatan. Tapi, sial! Ia tak mau menyembuhkan luka dalamku. Eh..., tunggu! Kenapa hawa panas yang mengaduk-aduk dalam tubuhku sirna? Kenapa tiba-tiba saja tubuhku jadi segar begini? Apa yang telah dilakukannya padaku? Bukankah tadi ia tak melakukan apa-apa selain bicara? Tapi, kenapa luka dalamku sembuh seperti sediakala. Ah...! Menyesal sekali aku telah memperlakukannya kasar. Hm.... Jelas! Secara diam-diam, Eyang Bromo pasti telah menyembuhkan luka dalamku. Entah dengan cara apa luka dalamku bisa disembuhkan olehnya...."Gembong Kenj

    Last Updated : 2024-05-21

Latest chapter

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1283. Part 20

    Roh Dewa Petir segera melayang ke atas dengan membawa batu hitam tadi. Kendati sinar-sinar hitam yang mencelat dari batu itu tak putus, namun bahaya mulai mereda karena semakin lama batu itu semakin tinggi dibawa terbang. Mendapati hal itu, Si Buta dari Sungai Ular menghela napas lega. "Rasanya... sudah berakhir ketegangan ini." Tetapi dia keliru! Rupanya bahaya belum berhenti sampai di Sana. Karena mendadak saja terdengar suara berderak yang sangat keras laksana topan hantam pesisir. Menyusul rengkahnya tanah di beberapa penjuru. Si Buta dari Sungai Ular seketika berseru seraya menyambar tangan Dewi Awan Putih, "Menyingkir!" Hantu Caping Baja yang semula tercengang tak percaya melihat Roh Dewa Petir raksasa yang keluar dari dada Manggala, segera bertindak cepat. Kedua kakinya dijejakkan di atas tanah, saat itu pula tubuhnya mumbul ke angkasa! Tanah yang rengkah itu bergerak sangat cepat, membujur dan memburu disertai suara menggemuruh yang mengerikan. Debu-debu beterbangan disert

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1282. Part 19

    Bukan hanya Manusia Angin yang palingkan kepala, Dayang Harum pun segera menoleh. Sepasang mata si gadis mendadak terkesiap, tatkala sinar hitam berkilat-kilat menggebah ke arahnya.Mendapati serangan yang ganas itu, salah seorang dari Dayang-dayang Dasar Neraka segera surutkan langkah tiga tindak ke belakang. Kejap itu pula dia siap lepaskan pukulan 'Kabut Gurun Es'!Namun sebelum dilakukan, mendadak saja terdengar suara letupan yang sangat keras dan muncratnya sinar hitam yang dilepaskan oleh Iblis Tanpa Jiwa. Menyusul kemudian tubuh lelaki itu mencelat ke belakang disertai seruan tertahan, "Keparat busuk!"Tatkala kedua kakinya hinggap kembali di atas tanah, kepalanya segera dipalingkan ke kanan dan ke kiri. Makiannya terdengar walau pelan, "Setan keparat! Siapa lagi orangnya yang hendak bikin masalah!"Bukan hanya Iblis Tanpa Jiwa yang heran mendapati putusnya serangan yang dilakukannya, Dayang Harum pun terkesiap kaget dengan mulut menganga. Gadis in

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1281. Part 18

    Buang Totang Samudero tak mau tinggal diam. Disertai teriakan keras, mendadak saja terdengar deru angin kencang yang disusul dengan berkelebatnya seberkas sinar kuning dan merah mengarah pada Iblis Tanpa Jiwa!Blaaar! Blaaarr!Terdengar letupan sangat dahsyat bersamaan muncratnya sinar hitam, kuning dan merah ke berbagai tempat! Masing-masing orang surut ke belakang. Sosok Iblis Tanpa Jiwa nampak bergetar. Hanya sekejap karena kejap lain kedua kakinya telah tegak berdiri.Di seberang, sosok Buang Totang Samudero bergetar kendati tubuhnya tetap berada sejengkal di atas tanah. Darah mengalir dari sudut-sudut bibirnya."Celaka! Rasanya aku tak akan mampu menghadapi manusia satu ini!" desisnya tegang. Tetapi di lain kejap sepasang matanya terbuka lebih lebar. "Peduli setan! Apa pun yang terjadi, aku akan tetap bertahan!"Habis membatin begitu, mendadak saja membersit sinar kuning dan merah dari tubuh Buang Totang Samudero. Menyusul sosoknya telah meles

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1280. Part 17

    Berpikir demikian, mendadak saja Manggala melepaskan diri dari rangkulan Dewi Awan Putih disertai dorongan keras. Gadis berbaju jingga itu terkejut. Seraya keluarkan pekikan tertahan, tubuh gadis itu terguling ke depan.Manggala langsung melompat ke udara, berputar dua kali guna hindari sambaran sinar hitam, lalu berdiri tegak di atas tanah dengan wajah tegang dan kesiagaan tinggi. Begitu berdiri tegak, dengan cepat diputar kedua tangannya ke atas, lalu ke bawah dan kembali ke atas. Menyusul diusapnya kedua tangannya satu sama lain. Lalu diusapkan tangan kanannya pada dadanya yang terdapat rajahan petir. Usai dilakukan semua itu, mendadak saja sebuah bayangan raksasa melesat dari rajahan petir yang terdapat pada kanan kiri lengannya. Melayang-layang tanpa mengeluarkan suara sama sekali. Rupanya Si Buta dari Sungai Ular telah mengeluarkan ilmu 'Inti Roh Dewa Petir'.Kejap kemudian, sambil dongakkan kepala, pemuda dari Sungai Ular ini berseru, "Dewa Petir! Angkat dan baw

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1279. Part 16

    "Ada satu kekuatan yang nampaknya melingkupi batu ini," Manggala membatin tatkala menyadari Dewi Awan Putih belum berhasil menggeser batu itu. Bahkan dilihatnya gadis itu sudah berkeringat.Hantu Caping Baja berkata, "Menyingkir! Biar aku coba untuk menggulingkannya!"Setelah Dewi Awan Putih menyingkir dengan masih tak mempercayai apa yang lelah dilakukannya, si nenek yang sebagian wajahnya ditutupi caping terbuat dari baja yang sangat berat namun si nenek kelihatan biasa-biasa saja, segera mendorong batu besar hitam itu. Yang terjadi kemudian, sama seperti yang dialami oleh Dewi Awan Putih. Batu itu tetap tak bergeser!Menjadi ngotot Hantu Caping Baja. Tetapi sekian lama mencoba mendorongnya dengan lipat gandakan tenaga dalamnya, batu itu tetap tak bergeser.Manggala membatin, "Benar-benar luar biasa. Kekuatan yang ada pada batu ini seperti mengisyaratkan satu bahaya lain." Lalu katanya, "Sebaiknya... kita bersama-sama mendorong batu ini. Dan bersiap bil

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1278. Part 15

    Pemuda dari Sungai Ular itu tak segera menjawab pertanyaan si nenek berpakaian putih gombrang. Pandangannya tertuju lekat ke depan."Menurut Dewi Awan Putih, di tempat yang bernama Bulak Batu Bulan akan terdapat sebuah batu yang disebut Batu Bulan. Di bawah batu itulah terdapat petunjuk di mana Kitab Pamungkas berada. Dan dikatakannya juga, kalau bahaya akan mengancam bila ada yang berhasil menggeser Batu Bulan. Bila memang tak jauh dari dua bukit itu adalah tempat yang disebut Bulak Batu Bulan, apakah Guru sudah berada di sana?" pikir Manggala.Si nenek yang sebagian wajahnya tertutup caping lebar terbuat dari baja namun sedikit pun tak merasa kepayahan mengenakannya, arahkan pandangannya pada Si Buta dari Sungai Ular yang masih terdiam, "Apakah kau memikirkan sesuatu?"Manggala mengangguk."Ya! Aku seperti... ah, sudahlah. Untuk memastikan apakah tempat itu yang disebut Bulak Batu Bulan, kita memang sebaiknya segera ke sana."Habis kata-kata itu

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1277. Part 14

    Pemuda berpakaian abu-abu ini terkesiap mendapati serangan perempuan bertopeng perak yang ganas. Segera dia membuang tubuh ke kiri. Bersamaan dengan itu tubuhnya langsung dihempos ke depan seraya mendorong kedua tangannya.Dewi Topeng Perak kertakkan rahangnya. Tubuhnya segera dienjot ke atas menghindari gebrakan Wulung Seta. Masih berada di udara, dia memutar tubuhnya. Kejap lain tubuhnya sudah menderu deras ke arah Wulung Seta.Terburu-buru murid mendiang Ki Alam Gempita ini menghindar dan mengangkat kedua tangannya.Des! Des!Dua pukulan bertenaga dalam tinggi itu berbenturan keras. Sosok Dewi Topeng Perak langsung melenting ke belakang dan tegak kembali di atas tanah dengan kedua kaki dipentangkan. Dari balik topeng perak yang dikenakannya, sepasang mata perempuan berpakaian kuning cemerlang ini menusuk dalam.Sementara itu, Wulung Seta surut tiga tindak ke belakang. Dadanya terasa nyeri dengan kedua tangan yang terasa remuk."Aku tak bo

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1276. Part 13

    "Aku juga belum dapat memastikan ke mana arah yang akan kita tempuh, Rayi. Sayangnya Raja Siluman Ular Putih tidak memberitahukan secara pasti. Rayi... apakah kau pikir Manggala sudah tiba di sana?""Aku tidak tahu. Tetapi mengingat waktu yang diberikan oleh Raja Siluman Ular Putih, seharusnya Kang Manggala sudah tiba di Bulak Batu Bulan. Bagaimana menurutmu sendiri?""Aku tidak tahu pasti."Di tempatnya sepasang mata Dewi Topeng Perak membuka cerah. "Hmmm... kedua remaja ini rupanya juga menuju ke Bulak Batu Bulan. Wajah keduanya nampaknya tak asing dalam ingatanku. Mendengar kata-kata keduanya, rupanya Raja Siluman Ular Putih juga melibatkan diri dalam urusan ini. Setahuku, lelaki itu adalah salah seorang dari guru Si Buta dari Sungai Ular. Peduli setan! Bila aku berhasil memiliki Kitab Pamungkas, semua keinginanku termasuk membunuh Si Buta dari Sungai Ular dan Buang Totang Samudero akan terlaksana dengan mudah."Karena terlalu gembira itulah tanpa seng

  • Si Buta Dari Sungai Ular   1275. Part 12

    Berlutut dan menangis tersedu-sedu Dayang Pandan meratapi nasib sialnya. Beberapa saat kemudian terdengar teriakannya kalap, "Kubunuh kau! Kubunuh kau!"Tanpa membetulkan pakaiannya, gadis yang baru saja mengalami nasib sial ini berkelebat ke arah perginya Iblis Tanpa Jiwa dengan teriakan-teriakan keras.-o0o-DUA hari berlalu lagi dalam kehidupan manusia. Sesungguhnya, waktu kerap datang bertubi-tubi. Meluruk dan terkadang menikam dalam, hingga manusia yang lupa, khilaf ataupun mencoba tak perduli akan tergilas oleh waktu. Tetapi yang kerap menghargai waktu, maka dia akan berjalan lurus dan dapat mengendalikan waktu.Dalam hamparan malam yang pekat, tiga sosok tubuh menghentikan kelebatan masing-masing di sebuah jalan setapak yang dipenuhi semak belukar. Bintang gemintang yang biasanya bertaburan malam ini entah pergi ke mana. Sejenak sunyi mengerjap disertai suara binatang-binatang malam."Dua hari sudah kita mencoba melacak di mana

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status