Share

34. Secercah Cahaya

Naya mengetuk pintu kamar Andri. Ia baru saja pulang dari kantor, dan tak melihat anak gadisnya yang biasanya akan turun jika ia pulang. Setelah kembali dari Samarinda tadi siang, Andri memang belum keluar kamar kata Mbok Nah, tapi perempuan paruh baya itu memaklumi, mungkin saja Andri kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh.

Namun, firasat Naya tak enak. Ia merasa seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran putrinya. Naya sudah menghapal kebiasaan gadis itu.

“Sayang, buka pintunya!” Naya berkali-kali mengetuk pintu sambil membujuk gadis itu untuk keluar, dan makan malam. Setelah sekian lama, Naya merasa gadis itu telah sembuh atau setidaknya merasa lebih baik atas luka-lukanya. Ternyata setiap luka bisa kembali menganga kapan saja.

Pertama kali, setelah sekian lama, Andri kembali murung dan mengurung diri di kamar.

“Mama tunggu di meja makan ya!” Naya berlalu dari depan pintu kamar mewah itu. Berharap anak gadisnya segera turun, dan menceritakan apa yang membebani pikirannya.

Di d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status