Beranda / Romansa / Si Bangsawan dan Gadis Desa / Batas Antar si Kaya dan si Miskin

Share

Batas Antar si Kaya dan si Miskin

Penulis: Zhang A Yu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-06 07:45:52

"Elinoure."

Mendengar nama sang kekasih tercinta disebut, Carlos lekas berbalik.

Ditatapnya dengan sorot serius pelayan wanita tersebut. Lalu, Carlos agak mendekat. Setengah berbisik, ia bertanya. "Siapa Elinoure?"

Carlos tidak mau rahasia terbongkar. Ia terpaksa pura-pura tidak mengenali Elinoure.

Sudut bibir si pelayan wanita itu terangkat. Ada senyum yang tidak bisa dijelaskan melalui kata-kata. Namun, satu yang membuat Carlos takut.

Bagaimana kalau pelayan wanita itu melaporkannya pada Yolanda?

"Elinoure adalah tetangga saya di kampung halaman, tuan. Semua penduduk menyebut gadis itu sebagai lambang kecantikan desa. Ia cantik, anggun, penurut dan satu hal pasti, ia berhasil merebut hati tuan muda. Benar begitu?"

Carlos terkejut sesaat. Lantas, bola matanya mengarah pintu. Syukurlah tidak ada seorangpun yang lewat.

"Tidak," balas Carlos, "aku tidak ada hubungan apapun dengan Elinoure," lanjutnya, membantah.

Si pelayan wanita tersenyum kembali. "Itu karena Tom memaksa tuan muda mengakhiri hubungan terlarang ini."

Kedua mata Carlos terbuka lebar. Keterkejutannya kian menjadi. Dalam kebungkaman, hatinya berucap, "Kenapa Bi Anne bisa tahu?"

Anne, nama pelayan wanita di depannya. Tidak ada nama belakang atau nama tambahan lain. Biasanya, itu karena status keluarga mereka kurang berposisi.

Tahu apa yang dipikirkan sang tuan muda. Pelayan bernama Anne itu melanjutkan kata-katanya.

"Tom mengingkari janji tuan muda. Pelayan senior itu begitu setia pada nyonya. Mustahil sekali, ia membuat kebohongan," ungkap Anne. Spontan membuat Carlos mengepalkan tangan dengan gigi menyatu menahan emosi.

"Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Saya permisi, tuan muda."

Kemudian Anne membungkuk, berjalan mundur. Pintu kembali ditutup dari luar.

Detik itu juga, Carlos menendang tembok. Sebuah bingkai jatuh ke permukaan. Carlos tidak peduli. Pria itu benar-benar sangat marah.

***

Hiaaa

Hiaaa

Sang fajar baru saja menyembulkan semburat jingga. Mega-mega kelabu masih menyelimuti langit. Di kejauhan sana, tampak cahaya bulan yang kian memudar.

Sesuai perkataan Yolanda. Di waktu itulah, ia dan Tom membawa Carlos melakukan perjalanan jauh.

Saking jauhnya, mereka sampai membawa bekal beraneka ragam. Tentunya bekal dengan kualitas terbaik.

Dalam perjalanan, kedua mata Carlos tidak henti-hentinya menatap tajam pada Tom Lousi. Kebencian meletup-letup di dadanya. Ingin sekali Carlos mencekik pria pengkhianat itu. Namun, Carlos sadar, Tom Lousi hanyalah seorang pelayan yang akan setia pada Nyonya.

Yolanda tahu maksud tatapan tajam Carlos, tetapi wanita itu bersikap acuh tak acuh. Ia memandangi mereka secara bergantian sambil menikmati biskuit bertabur kacang almond.

Di sisi lain.

Plakkk

Tamparan mendarat tepat di pipi kanan Elinoure. Seketika kepalanya tertunduk dengan tangan terangkat, mengusap bekas tamparan tersebut.

Rambut ikal nan indah milik wanita itu terurai. Menutup sebagian wajah, sekaligus kecantikannya.

"Bodoh!!!" Kata itu menyusul. Menelisik gendang telinganya sampai hati wanita itu tersentil, sakit.

"Berapa kali Ibu katakan padamu? Jangan berhubungan dengan keluarga bangsawan seperti mereka!!" bentak wanita bernama Larissa. Yakni seorang Bibi yang dianggap ibu oleh Elinoure.

Elinoure bukan tipe pembantah. Wanita itu diam tak mengeluarkan sepatah kata pun.

Larissa memutar badan seraya mengusap kasar wajahnya. Biar ia suka ngomel-ngomel pada Elinoure, tetapi hati wanita itu sungguh tidak rela kalau harga diri Elinoure diinjak-injak.

"Tom hanyalah perwujudan anjing, tetapi ia berani menyebutmu rendahan!" geram Larissa.

"Bu." Lirih sekali, Elinoure memanggil.

Bibinya bergeming. Elinoure memberanikan diri mengangkat wajah.

"Aku mencintainya, ia mencintai ku. Kami saling cinta, Bu," ungkap Elinoure.

Sontak Larissa berbalik. Hendak ia tampar lagi pipi keponakannya itu, akan tetapi tangannya hanya sampai di udara.

Tidak tega jika ia melukai wajah cantik sang keponakan. Ia pun menahan diri. Ia mengepal lalu menarik kasar tangannya sendiri.

"Status kau dan tuan muda Carlos berbeda, Noure!" tekan Larissa.

"Aku tahu, Bu," balas Elinoure.

"Kalau kau tahu. Lantas, mengapa kau menggali lubang dalam untukmu sendiri?"

Elinoure membisu. Ia pun bingung awal mula kejadiannya seperti apa, sampai detik ini, ia teramat mencintai Carlos. Bahkan, saking cintanya, ia telah menyerahkan satu-satunya kehormatan seorang wanita untuknya.

"Nak." Kemarahan Larissa sedikit meredam. Wanita itu mengusap pundak Elinoure. "Kita orang rendah. Jangan dekat-dekat orang bangsawan. Mereka hanya punya dua pandangan mengenai kita. Satu, kita dianggap pengemis. Dua, kita bagai pelampiasan amal mereka. Jadi, mengertilah, nak. Sudahi semua ini, sebelum kau masuk terlalu dalam ke jurang yang kau buat," tutur wanita setengah baya tersebut.

Elinoure mengangguk, toh semalam ia sendiri yang telah mengakhiri hubungan percintaannya dengan Carlos.

Larissa tersenyum lega. Ia mendekap sang keponakan. Dielus rambutnya yang tergerai.

***

Sore hampir sampai.

Kereta kencana milik Yolanda memasuki pusat kota.

Keramaian menyambut kedatangan keluarga bangsawan itu.

Dengan menyibakkan gorden kereta, Yolanda dapat melihat aktifitas padat para penduduk kota. Ada yang sibuk mengasah pedang, berniaga, berkumpul antar pria-pria berjas serta beberapa orang yang memandang kereta milik wanita itu.

Yolanda menutup gordennya lagi. Ia tersenyum riang. "Sebentar lagi, kita sampai," kata wanita itu pada Carlos.

Carlos tak merespon.

Yolanda terlampau senang. Ia tidak peduli Carlos menanggapi atau tidak. Yang jelas, saat ini ia akan sampai tujuan datang.

Hiii

Kereta berhenti. Sebuah bangunan megah bertema klasik berdiri kokoh di depan mereka.

Tom keluar lebih dulu. Ia membantu Yolanda turun. Disusul Carlos yang menolak bantuan Tom.

Seorang wanita berusia 50 tahunan membuka gerbang rumah. Senyumnya ramah menyambut.

"Nyonya Yolanda, silahkan masuk. Tuanku beserta yang lain telah menunggu," kata si wanita 50 tahunan itu.

Dengan bersemangat, Yolanda mengayunkan kakinya melewati gerbang. Begitu juga Carlos dan Tom, yang mengekor.

Tiba di dalam rumah.

Yolanda bersama para bangsawan lain saling membungkuk memberi hormat. Carlos juga melakukan hal serupa.

Setelah itu, keduanya dipersilahkan duduk bersama anggota keluarga. Mereka adalah sepasang suami istri pemilik rumah, dua anak perempuan yang dewasa dan cantik menawan, serta seorang putra gagah berusia lebih tua dari Carlos.

"Lama tidak bersua, apa kabarmu saudariku, Yolanda?" Tanya tuan besar pemilik rumah. Sebut saja tuan M Johannes.

"Sungguh, bertemu kalian membuatku merasa lebih baik usai perjalanan panjang ini," jawab Yolanda.

Johannes tersenyum, begitu pula dengan anak dan istrinya. Lalu, pandangan pria tua itu tertambat pada wajah tampan Carlos.

Segera, Yolanda menjelaskan, "Ini putra bungsu ku, yang kali terakhir kalian lihat saat berusia sepuluh tahun."

Johannes berdecak kagum. "Sangat tampan anak bungsumu ini."

Yolanda mengulas senyum sambil menatap singkat anaknya.

"Perjanjian kita telah dibuat beberapa tahun silam. Apa sekarang masih berlaku, Johannes?"

Johannes menatap istri dan kedua putrinya sebentar. Kemudian bibirnya mengembang.

Pria tua itu membalas, "Tentu, Yolanda. Lihatlah kedua putriku. Carlos bisa memilih salah satunya."

Merasa disebut, kedua putri Johannes serta merta memasang pose anggun nan menawan. Sayang sekali, dari keduanya, tidak ada satupun yang mampu menggetarkan hati Carlos.

Berbeda sekali saat Carlos kali pertama melihat Elinoure. Meski baru pertama, ia langsung dibuat terhipnotis.

Yolanda lega. Ia mengelus-elus pundak Carlos seolah memberi dukungan penuh.

"Pilihlah salah satunya, Nak," pinta Yolanda.

Bab terkait

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Cintaku

    Rosita Johannes dan Ivory Johannes. Itulah nama kedua anak perempuan yang saat ini menebar pesonanya, demi memikat hati Carlos.Nampak mereka saling bersaing mengerahkan seluruh kecantikannya. Harap-harap, Carlos dengan segera menentukan. Namun, malang. Bukannya Carlos terpikat, justru ia enggan menatap mereka.Hal itu menimbulkan raut kekecewaan di wajah kedua perempuan itu, disusul tatapan resah dari sang tuan rumah."Nak Carlos, di depanmu pemandangan indah disajikan. Lantas, mengapa, kau berpaling?"Carlos mau tak mau menoleh. Terlihat wajahnya yang masam. Lalu, dengan perasaan seadanya, ia berucap, "Maaf, Paman. Kedua anak perempuanmu tidak membuatku terpikat."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-07
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Pergilah

    Elinoure terhenyak hebat. Reflek, ia menjauhkan kepala Carlos dari lehernya. Namun, sulit bagi Elinoure melakukan itu.Pagutan bibir Carlos terasa kuat. Hampir-hampir seperti hisapan vampir yang gila darah."Berhenti, Carlos! Berhenti!" Minta Elinoure dengan wajah merah menahan birahi sekaligus panik.Tatapan Larissa kian tajam. Baru Elinoure sadari, sang bibi ternyata membawa kayu rotan yang biasa dipakai untuk membersihkan kasur.Sekarang kayu rotan itu diayun-ayunkan. Tampaknya siap mendarati tubuh Carlos. Dan sebelum hal itu terjadi, Elinoure lantas berteriak."Jangan, Bu!!!"Spontan Carlos men

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Dua Pihak Memisahkan

    "Apa begini caramu membalas kebaikan kami semua, Smith Carlos?" Lontar sang kakek, mengawali persidangan panas.Carlos terdiam. Ia mematung, memandangi satu persatu wajah anggota keluarganya.Lengkap. Semua anggota keluarga hadir. Terkecuali para keponakan, termasuk Diego Marvel.Lalu, pandangan Carlos berhenti pada sang ibu. Wanita bergaun putih tulang yang dihiasi brokat itu seolah sedang sesak nafas. Wajahnya merah, matanya nyaris keluar. Dan semenjak Carlos datang, ia terus mengipasi wajahnya dengan kipas mewah keluaran desainer terkenal asal Amerika.Carlos merasa bersalah telah membuatnya malu, kemarin. Ia pun tidak berani memandang mereka lagi. Ia tertunduk menahan segala perasaan dalam dadanya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-10
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Penghinaan

    "Jadi, Elinoure sayang. Anggap itu adalah bentuk lamaran ku untuk mu. Dan bulan depan, kita bisa melangsungkan pernikahan."Kalimat itu sukses membuat Elinoure terbelalak. Spontan ia menarik kalung yang baru saja dikenakannya secara paksa."Akhh."Wanita itu memekik kesakitan. Kulit di lehernya sedikit tergores."Elinoure! Apa yang kau lakukan?" bentak Larissa. Sementara pria pemberi kalung itu sudah melotot tajam, siap memuntahkan amarah.Elinoure tidak berpikir panjang. Kalung batu Ruby itu ia lemparkan begitu saja di wajah pria pemberinya."Aku tidak sudi menikah denganmu!" Tolaknya mentah-menta

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-13
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Ancaman

    "Elinoure! Bangun!"Seruan ibunya tak digubris. Ia mengeluarkan surat itu, ia membukanya sambil berjalan menuju jendela.[Pejamkan matamu]Dua kata itu diikuti Elinoure. Ia memejamkan matanya selama beberapa detik."Carlos," sebutnya lirih.Dengan wajah tenang dan senyum tipis mengukir, Elinoure kembali membuka matanya. Ia lanjut membaca surat itu.[Gelap, bukan? Begitulah aku saat ini]Elinoure menghela nafas. Dulu, ia dan Carlos juga pernah melakukan hal serupa. Disetiap Carlos membuka mata, maka ia akan berkata, "Hidupku gelap tanpamu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-18
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Menembus Malam Hanya Untukmu.

    Siang berganti malam.Carlos berdiri di tengah hamparan rumput. Tempat ia menemukan sosok Elinoure yang sangat ia cintai itu, menjadi sepi seperti pemakaman tapi disana tidak ada batu nisan tertancap.Carlos mengedarkan pandangan. Entah kenapa, ia merasa pohon-pohon di sekeliling hamparan rumput menjadi buram, dan hampir semuanya seolah tertutup kabut.Carlos mengecek kedua matanya agar penglihatan jelasnya kembali, tetapi tidak. Apa yang ia lihat masih buram kecuali hamparan rumput yang ia pijakki.Diantara keheningan itu, suara wanita tiba-tiba muncul. "Carlos, tolong!"Carlos otomatis balik badan mencari sumber suara. Namun, selain pandangan buram, ia tidak menemukan apapun! Apapun!"Carlos!!!" Suara wanita itu semakin jelas. Carlos kini dapat mengenal siapa pemilik suara itu."Elinoure!" Carlos balik berseru. "Elinoure!" Sekaligus berputar mengedarkan pandangan tanpa melewati satu jengkal pun."Carlos!!!" Suara Elinoure terdengar lagi, tetapi anehnya Carlos tidak menemukan wujud w

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Tetap Pada Pendirian.

    Bulan masih bertahta. Dingin seolah enggan pergi. Sepasang kekasih yang lama tak berjumpa itu masih sibuk dengan kegiatan menghangatkan tubuh masing-masing.Desahan demi desahan memenuhi ruang utama dan satu-satunya ruangan di menara itu. Desahan di tengah kabut dingin sungguh indah di telinga Carlos. Itu membuatnya kian bersemangat, lebih bersemangat hingga akhirnya sesuatu yang sangat ingin dia keluarkan tumpah ruah di atas perut Elinoure."Aku mencintaimu," bisik Carlos menyusul.Elinoure tersenyum di sela nafasnya yang tersengal-sengal.Kemudian Carlos jatuh ke pelukan Elinoure. Lalu gadis itu merangkul serta menyelimuti sebagian tubuhnya menggunakan gaun yang dia tanggalkan sejak satu jam lalu.Selang beberapa saat, Carlos beranjak bangun. Dan Elinoure ikut beranjak duduk.Carlos menggunakan pakaiannya satu persatu, sekaligus membantu Elinoure menggunakan gaunnya yang agak lembab karena keringat percintaan mereka.Setelah semua pakaian kembali melekat, Carlos merangkul Elinoure d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya.

    Selang beberapa detik setelah Andrew memacu kencang kuda hitam milik Ayahnya ke arah padang rumput, Carlos menyusul menggunakan kuda putih kesayangannya.Bola mata Tom membesar. Dengan helaan nafas kasar, dia mengguyar rambutnya ke belakang.Hia! Hia! Hia!Berdasarkan keahlian berkuda Carlos, pria itu dapat menyusul Andrew. Akan tetapi, Andrew yang menyadari Carlos tengah mengejarnya pun sengaja menambah kecepatan kuda hingga dari kejauhan mereka akan tampak seperti pekuda saling mendahului.Di tengah kecepatan tinggi itu, kuda Carlos mendadak meringkik seraya mengangkat kedua kakinya ke depan.Carlos nyaris jatuh!Andrew menoleh dan tersenyum lebar penuh kemenangan. Sementara Carlos tidak bisa lanjut mengejar lantaran kudanya kehilangan kendali."Tenang, kawan! Tenang!" seru Carlos pada telinga kuda.Bukannya patuh, si kuda kian menjadi sampai Carlos pun berhasil terlempar; terguling-guling dari dataran yang lumayan tinggi lalu berhenti karena tubuhnya terhalang batu."Ah! Sialan!" p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14

Bab terbaru

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Faktanya!

    Memikirkan rencana Kakeknya, Carlos tidak bisa tertidur. Pria itu berjalan mondar-mandir mencari cara supaya pernikahan tersebut tidak terjadi, karena jika Kakeknya sudah berencana maka semuanya akan berjalan cepat.Tok! Tok! Tok!Pintu kamar pria itu tiba-tiba diketuk.Carlos spontan mengarahkan matanya ke jam dinding, dan keningnya seketika berkerut. "Siapa yang tengah malam masih terjaga?"Tok! Tok! Tok! Ketukan berlangsung lagi.Karena penasaran, Carlos membuka perlahan pintunya dengan kepala tertunduk lalu terangkat dan …"Bibi Anne!" Rupanya asisten rumah tangga pria itu yang datang semalam ini.Sambil memastikan tidak ada orang melihat, Anne bertanya pelan. "Apa saya diperbolehkan masuk, Tuan muda?"Carlos membuka pintunya lebih lebar. "Silahkan."Anne segera masuk kemudian Carlos menutup pintunya sesegera mungkin."Ada yang harus saya sampaikan, Tuan muda," ungkap Anne serius."Katakan," suruh Carlos pun tak kalah serius. Anne mendekatkan kepalanya pada telinga Carlos untuk

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Dua Anak Pembangkang.

    Begitu sampai rumah, Carlos mendapati kuda hitam legam gagah milik Krunoslav Marion; sang Kakek, tengah asyik memakan jerami.Perasaan Carlos tak enak. Pria itu berinisiatif tidak langsung memasuki rumah, melainkan berjalan mengendap-endap dari pintu belakang menuju tembok perbatasan ruang tamu dengan ruang belakang."Tu—" Melihat Carlos, Anne selaku Pelayan bagian dapur nyaris bersuara. Bagus wanita itu sadar Carlos sedang menghindari sesuatu, jadi mulutnya lekas dibekap rapat-rapat.Melalui tembok pembatas, Carlos mengintip apa yang sekarang Kakek dan Ibunya lakukan.Meski mereka terlihat duduk normal seperti biasanya, tetapi wajah mereka terlihat serius apalagi saat Tom ikut andil.Sayangnya, suara mereka tidak berhasil sampai ke telinga Carlos. Pria itu balik badan menghela nafas menyayangkan."Apa Tuan muda ingin aku menghampiri mereka?" tawar Anne.Kelopak mata Carlos membuka lebar bersemangat. "Ya! Kalau bisa."Anne menunjuk baki berisi satu set teko keramik putih. Berdasarkan

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Gadis Tidak Tahu Diri???

    Sampai di rumah, Larissa sudah berdiri di depan pintu masuk seperti penjaga. Berhubung Carlos ada di antara mereka, Larissa langsung berkacak pinggang siap memarahi."Apa-apaan ini, Andrew! Kalian …" Larissa berpikir bahwa Andrew sengaja mendekati Elinoure supaya Carlos lebih gampang menjumpai gadis tersebut.Andrew segera menjelaskan, "Tidak seperti yang Bibi Larissa duga."Larissa mengernyitkan kening dengan kepala sedikit miring.Andrew melanjutkan, "Carlos menyusul kami ke danau."Karena fakta, Carlos tak mengelak. Dia bahkan membenarkan ucapan Andrew. "Benar, aku yang menyusul mereka. Bukan Elinoure yang mendatangiku atau kami yang sengaja ketemuan."Di antara dua pria itu, Elinoure tak beraksi; menundukan kepala.Kemudian Larissa menarik tangan Elinoure, serta memposisikan gadis itu di belakangnya. "Terima kasih telah menjaga Elinoure, Andrew. Sekarang silahkan bawa Tuan muda bangsawan ini pergi dari hadapanku!"Dari nada bicara Larissa, jelas sekali tidak ada kebaikan sedikitpu

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Dua Pria Satu Wanita.

    Elinoure berdiri di tepi danau. Nafasnya berulang kali diembus kasar."Untukmu." Andrew tiba-tiba memberikan sekuntum mawar merah. Elinoure melirik pelan seraya menerima sekuntum mawar tersebut. "Terima kasih.""Kamu sama seperti mawar merah itu," puji Andrew.Setiap kelopak mawar Elinoure perhatikan secara seksama. Detik berikutnya, dia tersenyum getir. "Keindahan mawar ini tidak bisa dibandingkan denganku."Andrew menggeleng dengan tatapan melarang. "Bahkan bunga pun akan malu bila bertemu kamu.""Kenapa?" Tampak berkerut halus kening Elinoure.Andrew lebih mendekatkan posisi lalu menjawab, "Karena kecantikanmu mengalahkan keindahan mereka."Elinoure tersenyum tertahan tapi akhirnya terkekeh singkat. "Berlebihan sekali."Andrew ikut terkekeh sambil mundur beberapa langkah. "Aku tidak bohong. Kamu sungguh cantik. Kalau tidak, mana mungkin kita saling memperebutkanmu."Kening Elinoure kembali berkerut. "Kita?"Andrew berkedip satu sisi. "Aku dan Carlos."Nama Carlos langsung mengheni

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Di Mata Carlos, Elinoure Tetap Tercantik.

    Di lain sisi.Guna mengusir Elinoure dari perasaan Carlos, Yolanda mendatangkan gadis yang konon paling cantik di desanya, sekaligus dikenal sebagai Nona muda keluarga ternama.Gadis itu diminta duduk, sementara Yolanda pergi membujuk Carlos turun."Kamu tidak bisa terus seperti ini, Carl," ujar Yolanda, "kamu tidak pernah melihat gadis selain Elinoure, jadi perasaanmu masih bisa berubah kalau melihat gadis lain."Carlos tersenyum satu sisi. "Dalam urusan cinta, ibu pikir aku sebodoh itu?"Yolanda menggeleng. "Bukan, tetapi tindakan kamu selama ini memang seperti kebodohan. Kamu harus merubahnya."Carlos menggeleng tak habis pikir pada pola pikir ibunya."Carl! Turun dan lihatlah gadis lain. Ibu menjamin, kamu akan dibuat terpesona oleh kecantikannya yang melebihi kecantikan Elinoure."Carlos melotot tidak terima lantaran kecantikan kekasihnya dibanding-bandingkan."Carl! Ayolah!" bujuk Yolanda, setengah memaksa.Carlos memutar bola matanya kesal, hingga akhirnya dia beranjak tanpa me

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Demi Keuntungan.

    "Andrew!" Tom langsung menegur kemudian minta maaf pada Yolanda. "Maafkan kelancangan Putraku, Nyonya."Yolanda tersenyum satu sisi sambil mengisyaratkan Andrew mendekat.Walau tidak yakin Yolanda bisa mengikuti keinginannya, tetapi Tom tetap menghampiri.Begitu Andrew jauh lebih dekat menghadap Yolanda, pria itu diminta mengulurkan tangan.Andrew tidak melihat Yolanda membawa uang, dan Tom melihat cambuk di belakang kursi Yolanda.Tom berpikir, Yolanda akan menghukum Andrew dengan mencambuk tangannya, sehingga Ayah pria itu memilih memejamkan mata."Berapa yang kamu butuhkan?" tanya Yolanda membuat Tom mengerjap lebar.Andrew membalas, "Sekali lagi, aku bukan orang kaya, Nyonya. Selain harga makanan pokok, aku mana tahu harga barang bagus. Aku pikir Nyonya yang lebih paham, jadi terserah padamu hendak memberi berapa."Setiap ucapan Andrew selalu dianggap memuaskan oleh Yolanda. Baginya, meski secara tidak langsung tapi Andrew jelas merendah sekaligus meninggikan Yolanda. Wanita itu t

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Bangsawan Hanya Boleh Bersama Bangsawan.

    Sepulangnya Andrew, Elinoure langsung memarahi Larissa!"Ibu meninggalkan kandang singa tapi masuk kandang harimau!"Larissa menggeleng samar. "Aku melihat perbedaan dari ayah dan anak itu.""Seperti yang Carlos Katakan padaku, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dan seperti itu pula sifat Andrew," ucap Elinoure, "aku yakin, dia memiliki niat lain untuk kita."Larissa kembali menggeleng samar. "Sebelumnya pilihanku salah tapi kali ini Ibu yakin sekali dia anak yang baik, dan lagi derajatnya tidak jauh berbeda dengan kita, jadi di masa depan tidak akan ada masalah antar perbedaan langit dan bumi."Merasa pikiran Larissa sudah terdoktrin oleh kelembutan tutur kata Andrew, Elinoure pun menyerah berdebat. Akan tetapi, bukan berarti dia bersedia menikah dengan pria tersebut."Terserah Ibu mau berkata apa. Yang jelas aku tidak akan mau menikah dengan Andrew."Larissa marah mendengarnya. "Meski telah direndahkan kamu bersikukuh ingin menikahi Carlos?"Elinoure tidak bereaksi tapi harusnya L

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Permintaan Konyol!

    Tom pada akhirnya tidak bisa berbuat apapun. Pria itu lekas menaiki punggung kuda hitamnya kemudian berbalik pergi.Setelah kepergian Tom, barulah Andrew balik badan menghampiri Elinoure kembali.Dengan tatapan tulus berpadu kekaguman, Andrew menyentuh pipi Elinoure tapi segera gadis itu tepis.Wajah Elinoure dipalingkan, sembari mengingat perkataan Carlos untuk jauh-jauh dari Andrew, dia berucap, "Terima kasih sudah menolongku."Merasa Elinoure dua kali lebih cantik, Andrew tersenyum bertambah kagum.Mbek! Domba mengembik. Elinoure tersadar dan bergegas mengisyaratkan domba-dombanya berkumpul sebelum digiring kembali ke rumah.Dalam menggiring domba kembali, sesekali dia melirik pelan. Meski tidak melihat secara langsung tapi dia tahu Andrew masih di tempat, pun memusatkan perhatian padanya.Langkah Elinoure dipercepat, domba-dombanya pun digiring agar ikut bersicepat. Dan pada saat yang sama, Larissa muncul di tepi desa seraya melambaikan tangan."Kenapa lama sekali!" seru Larissa.

  • Si Bangsawan dan Gadis Desa   Mengambil Kesempatan.

    Plak!!! Tamparan keras seketika mendarati pipi kanan Andrew, sekaligus membuatnya terbelalak lebar."Ayah! Kamu menamparku!"Tampak sesal di wajah Tom. Akan tetapi, dengan cepat dia tersenyum hambar. "Aku sangat membenci gadis itu, dan kamu malah menginginkannya.""Dia cantik! Apa aku salah suka padanya?" Kesal Andrew. "Lagi pula, dia dan Tuan muda tidak mungkin bisa bersatu.""Mereka tidak mungkin bisa bersatu, tetapi mereka telah mencuri start!" geram Tom.Andrew mengerutkan alis tak mengerti. "Apa yang Ayah maksud?""Pulanglah! Jangan buat kekacauan disini!" Usir Tom.Andrew bukan anak kecil yang mudah diatur lagi. Dia melompat turun dari punggung kudanya lantas memasuki gerbang kediaman seolah-olah itu rumahnya sendiri."Andrew!" teriak Tom, tak dihiraukan.Tom bimbang antara menyusul Andrew atau lanjut mencari Carlos. Namun, berhubung dia terikat pekerjaan dengan Yolanda, maka dia terpaksa melanjutkan pacuan kudanya menuju padang rumput.Di lain sisi, Andrew telah memasuki kedia

DMCA.com Protection Status