Home / Romansa / Shadow of The Past / [39] Tenggat Waktu

Share

[39] Tenggat Waktu

Author: midgardst
last update Last Updated: 2021-08-27 16:29:39

NADA SAMBUNG TELEPON kembali terdengar, lagi-lagi diikuti ketiadaan jawaban.

Sudah entah ke berapa kali Kei melakukannya, mulai dari pagi hingga siang ini. Akibat penyusunan ulang jadwal kerja demi menemui Felix, Kei jadi benar-benar tak mempunyai waktu luang untuk hari-hari berikutnya. Janji pertemuan dengan para kolega sudah mengantri, begitu pula rapat dan laporan berbagai perkembangan proyek dari tiap departemen. Waktu luangnya hanya berada di antara rapat satu dan rapat lainnya, ditambah dengan istirahat makan siang. Kesibukan ini sudah biasa. Kei tak pernah merasa dikejar-kejar waktu—paling tidak hingga sekarang.

Sudah dua hari sejak dialog tak menyenangkan itu. Sudah dua hari pula Kei berusaha menghubungi Airi di sela-sela waktu luang yang hampir tidak ada. Tak jarang, dia merasa sangat ingin menemui perempuan itu. Keinginan tersebut pupus begitu dia didatangi asisten yang mengingatkan agenda lain yang belum terlaksana.

Untuk pertama kali dalam hidupny

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Shadow of The Past   [40] Tawaran

    SAAT TIBA DI rumah sakit yang dituju, Kei masih belum terlambat. Ambulans yang membawa sang kakek tiba sekitar sepuluh menit setelah kedatangannya. Dia baru berbincang sebentar dengan beberapa pekerja medis yang bertugas ketika mobil khas bercat putih berhenti tepat di hadapan pintu utama. Para perawat dan seorang dokter yang memang sudah menunggu segera bergegas mengurus pasien mereka, membawanya ke ruang gawat darurat menggunakan tempat tidur khusus yang biasa digunakan untuk membawa pasien. Kei sempat melihat kondisi kakeknya. Tajima Hasegawa tiba tanpa kesadaran. Alat bantu pernapasan terpasang di hidung dan mulut. Begitu pula dengan alat infus dan beberapa alat kesehatan lain yang tak begitu dipahami oleh orang awam. Wajah pria sepuh itu pucat. Tulang pipinya tampak lebih menonjol dari yang terakhir kali Kei ingat. Menolehkan pandangan kepada seorang karyawan rumah sakit yang ikut mengantar kakeknya, Kei menerima dokumen yang diperlukan untuk masalah adm

    Last Updated : 2021-08-27
  • Shadow of The Past   [41] Hukum

    “ISHIHARA-SAN, ADA KIRIMAN buket bunga lagi untuk Anda. Di mana saya harus meletakkannya?” Airi yang sedang menata meja kerjanya pun menoleh. Dia melihat Yugao di ambang pintu kantor. Sebuah buket bunga berwarna ungu tergenggam di tangannya—jenis bunga yang sama seperti beberapa bunga yang sejak kemarin dia dapat. “Untukmu saja,” balas Airi tanpa minat. Dia meraih ponsel, mengetikkan sesuatu di sana, tak sempat melihat Yugao yang menatapnya bingung. “Eh,” komentar sang sekretaris, matanya memandang buket bunga di genggaman. “Tapi, bunga ini ditujukan untuk Anda ….” Menyimpan ponsel ke dalam tas. Airi kembali menimpali, “Daripada aku kembali membuangnya karena terlalu banyak?” Yugao mengembuskan napas pelan, masih amat teringat dengan ketidakrelaan yang menimpa ketika disuruh untuk membuang bunga-bunga nan cantik ini. Entah diketahui Airi atau tidak, bunga yang diterimanya adalah bunga hyacinth ungu—jenis bunga yang biasa dimaknai sebag

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [42] Lawan I

    “AKU AKAN BERUSAHA sebisaku untuk membantumu memenangkan persidangan. Kalau pihak yang menuntut hanya orang biasa, kau sudah terjamin menang. Tapi, kita sedang membicarakan Hasegawa. Peradilan tidak pernah sepenuhnya adil bagi orang-orang biasa. Hasegawa berbeda. Mereka seolah kebal hukum. Aku bisa menyebutkan nama-nama orang yang akan berpihak dan bekerja untuk mereka di meja hijau. Jadi, aku tak mau memberi omong kosong tentang kau yang sepenuhnya aman.” Pengakuan Itsuki tentang dia yang tidak menjamin keberhasilan keputusan sidang masih terus merongrong kepala Airi. Terlebih setelah dia mendapatkan pesan singkat dari Mei Hasegawa yang mengucapkan maaf karena telah memberi tahu Kei sehari lebih awal dari tenggat waktu yang dijanjikan. Mei tak terlalu membahas rincian tuntutan yang jelas-jelas akan mendatangi Airi. Dia hanya berucap bahwa sekarang keputusan tersebut akan dilanjutkan oleh Kei sendiri. Saat itu, Airi hanya menatap kosong layar ponsel

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [43] Lawan II

    BARU KALI INI Airi merasa seperti sedang berjalan di atas jurang hanya dengan menggunakan seutas tali. Tiap jam yang berlalu membuatnya resah. Dia mencoba memfokuskan diri pada pekerjaan, tetapi pikiran tentang persidangan tetap saja datang. Airi seperti sedang menunggu sesuatu yang tidak pasti. Surat dari meja hijau bisa mendatanginya kapan saja—datang dengan tiba-tiba dan merusak keseluruhan harinya. Apa yang akan Kei putuskan? Kedua mata memandang kosong layar monitor. Dia melirik ke arah telepon kantor ketika mendengarnya berdering dengan mendadak. Suara Yugao segera menyapanya. “Ada apa?” tanya Airi langsung. “Presdir Izanagi ingin panggilannya dihubungkan dengan Anda, Ishihara-san. Apakah Anda akan menerimanya?” Jantung Airi serasa berhenti berdetak. Mulutnya mengatup rapat. Genggaman pada gagang telepon mengerat. “Ya, tolong sambungkan,” balasnya singkat. Airi mengetukkan jemari ke atas meja, me

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [44] Bergerak

    KETIKA TERLIBAT MASALAH dengan orang lain, Airi selalu mencoba untuk memahami sudut pandang orang tersebut agar dia bisa mengerti. Kebiasaan itu dia terapkan kepada siapa saja, termasuk Kei Hasegawa. Oleh karenanya, fakta bahwa dia masih belum bisa memahami motif di balik semua tindakan Kei sangatlah mengganggu. Airi tahu, Kei sudah banyak berubah dari pertama kali dia mengenalnya. Kei bukan lagi anak lelaki yang diliputi trauma dan membutuhkan kehadiran seorang teman. Dia bukan lagi cowok tak acuh yang tidak peduli pada kehidupannya sendiri. Sorot mata Kei juga tidak lagi mati. Akan tetapi, pegangan apa yang saat ini dia miliki sampai bertindak sejauh ini? Airi terus bertanya-tanya sepanjang perjalanan pulang. Nilai moral yang dimiliki pria itu mungkin memang jauh lebih gelap dibanding kebanyakan orang. Tapi, apa yang membuatnya rela dikendalikan oleh orang lain sampai pada tahap setuju untuk menempatkan anak kandungnya pada ancaman besar?

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [45] Kunci

    KEI HASEGAWA ADALAH seseorang dengan kehidupan janggal. Airi sudah merasakannya sejak pertama mengenal dia di bangku SMA. Kejanggalan tersebut bukan melulu disebabkan oleh masalah entah apa yang berlangsung dalam keluarga besarnya. Juga bukan pada fakta tentangnya yang selalu mencoba kabur dari pengawasan banyak pria bertubuh besar dengan setelan formal dan kacamata hitam. Kehidupan pribadi Kei tak pernah diketahui secara pasti oleh Airi. Dulu mereka hanya bisa bertemu di lima belas menit waktu istirahat dan beberapa jam saja usai waktu sekolah. Airi tak pernah ingin mengulik kehidupan pribadi Kei. Selain karena tak bermaksud ikut campur, tetapi juga karena reaksi tidak nyaman yang ditunjukkan lelaki itu ketika Airi mencoba mengangkat topik personal. Baginya, asal usul dan latar belakang seorang teman tidaklah penting. Untuk itu, dia tak pernah memperhatikan kejanggalan kecil yang dia dapati dari diri Kei. Seperti dia yang mempunyai beberapa luka sayat di pin

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [46] Perlawanan

    KALKULASINYA TIDAK MUNGKIN keliru. Kei berkali-kali mencetuskan pernyataan ini dalam kepalanya ketika rapat dewan komisaris tidak berjalan sesuai dengan harapan. Dua orang eksekutif dan sepuluh orang pemegang saham utama, termasuk dia sendiri. Empat dari pemegang saham utama merupakan anggota keluarga besar Hisaya, sementara lima lainnya berasal dari pihak luar—beberapa merupakan pemilik perusahaan asing dan sisanya merupakan pengusaha besar yang telah menekuni bisnis selama lebih dari separuh hidupnya. Dari kesembilan pemegang saham ini, enam orang sudah dipastikan berpihak padanya. Rapat yang sedang berlangsung tidak mungkin meleset jauh dari rencana hanya karena pendapat satu anak baru. Meskipun demikian, fakta menunjukkan hal yang sebaliknya. Suasana dalam ruang konferensi mulai memanas. Kei menyadari tajam tatapan Shou yang seolah mempertanyakan kenapa mereka bisa sampai pada kondisi ini—kondisi di mana pendapat yang dia ajukan j

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [47] Alasan

    “HEH, TERLALU LEBAR, pukulan seperti itu tidak akan bisa mengenaiku. Kapan kau akan belaja—“ Kepalan tangan melayang mengenai rahang seorang pria dari arah belakang, mengejutkannya. Ucapan terpotong dari mulut. Senyum terhibur tersemat di bibir. Dia membalikkan badan dengan cepat untuk menghadapi lawan-nya. Kaki kanan dan kiri bergantian melangkah mundur selagi lengannya dengan lincah memblokir rentetan pukulan datang. Manik mata mengamati pergerakan lawan dengan seksama, melihat jarak yang terbentang, daerah jangkauan, hingga tipuan kecil yang dimainkan mata si pemuda. Area di sekitar mereka cukup luas. Keduanya sedang berada di sebuah basement sebuah gedung tua yang biasa digunakan sebagai area parkir. Beberapa pilar penyangga melengkapi area tersebut, berdiri sejajar antara satu sama lain. Sang pria masih melakukan gerakan bertahan akibat serangan yang dilemparkan tanpa henti oleh si pemuda. Di belakangnya terdapat sebuah pilar penyangga.

    Last Updated : 2021-08-31

Latest chapter

  • Shadow of The Past   Epilogue

    EMBUSAN ANGIN SALJU tampak membekukan. Tumpukan es telah menutupi sebagian besar tanah lapang. Airi sedang memikirkan nasib tumbuhan di dalam rumah kaca yang dilihatnya ketika seseorang datang, membawakan seduhan teh panas untuk mereka berdua. "Teh hijau adalah favoritku. Kuharap kau menikmatinya juga." Mei Hasegawa tersenyum dan duduk di seberang Airi. Dia memperbaiki baju hangatnya, menyilangkan kaki, dan mulai menyesap minuman panas itu. Airi menghirup segar aroma teh. "Sebenarnya bukan favorit. Saya hanya sering mengonsumsinya saja." Airi sedikit mencicip, merasakan hangat yang memanja indra perasa. "Sering mengonsumsi akan membuatmu terbiasa," ujar Mei sambil melengkungkan senyum. "Ah, aku lupa mem

  • Shadow of The Past   [97] Hari Nanti

    SEJAK MEREKA MENJALIN hubungan serius, Kei belum pernah semarah ini. Airi bisa menanganinya dengan mudah kalau mereka hanya dihalangi kesalahpahaman, bukan dihalangi oleh keputusan sepihak yang dibuatnya.Sikap diam Kei nyatanya jauh mengkhawatirkan dibandingkan dengan sikap tegasnya yang biasa. Karena kondisi ini, Airi bahkan mengubah rencana menginapnya dan Yugao. Dia tak menghabiskan waktu di penginapan kantor, tapi langsung melakukan check in ulang begitu urusan kerjanya di hari kedua selesai.Pesan balasan dari Lucy, sang kawan baik, datang. Dia tampak tak masalah pada penundaan pertemuan mereka. Airi mengembuskan napas lega. Dia meletakkan tas tangan begitu saja di atas nakas. Kemudian berbaring di atas ranjang. Kedua mata menutup rapat, membayangkan guyuran hujan salju

  • Shadow of The Past   [96] Cuti

    KESEHARIAN AIRI HINGGA akhir tahun berlangsung jauh lebih normal dari yang dia duga. Menjalin hubungan dengan Kei nyatanya tidak begitu menjungkirbalikkan hidupnya. Sejak tereksposnya hubungan mereka, dia memang jadi lebih sering dihubungi wartawan majalah. Pada awalnya, mereka memang hanya memeras informasi mengenai Airi Ishihara yang merupakan kekasih Kei Hasegawa. Dia hanya dikenal sebagai kekasih seorang pengusaha kaya, bukan seorang wanita dengan karier dan pencapaiannya sendiri. Akan tetapi, selang beberapa waktu, orang-orang mulai menyadari kalau Airi bukan sekadar wanita pendamping saja. Mereka mulai menyoroti nama Airi, dia yang berhasil meniti karier dari seorang asisten produsen hingga menjadi pemimpin sebuah industri perfilman. Eksposur yang demikian jelas-jelas menguntungkan. Airi tidak merasa terganggu lagi. Dia juga mendapatkan lebi

  • Shadow of The Past   [95] Merelakan

    AIRI TAK BEGITU terkejut ketika mendengar berita kerja sama Hasena dengan Huang Industrial Group. Selama ini, dia mengira kegagalan relasi pribadi Kei dan Jia akan berimplikasi besar terhadap status kerja sama perusahaan mereka. Setelah lebih mengenal Kei, Airi pun mengerti. Kei takkan menyia-nyiakan kesempatan besar itu hanya karena masalah pribadi. Dia telah memastikan Huang bergantung padanya, membuat mereka mau tidak mau mempertahankan relasi yang telah terjalin. Strategi bisnis pria itu … Airi cukup mengaguminya. Namun, di saat yang sama dia masih sering diliputi tanya. Bagaimana kalau suatu hari nanti pria itu mengambil keputusan ekstrem yang menurut Airi tak dapat dibenarkan? Cahaya pagi di musim semi menyadarkan Airi dari lamunan. Dia menghabiskan cokelat panasnya dan segera beranjak ke dalam apartemen. Seperti yang pernah dibicarakan dengan Kei

  • Shadow of The Past   [94] Vonis

    ENTAH BERAPA TAHUN Kei menantikan momen ini tiba, momen ketika paman congkaknya terlihat marah dan menderita berkat kekalahan yang menimpa. Persis seperti prediksinya, proses persidangan berjalan lancar seperti yang dia harapkan. Rodo Hasegawa terjerat pasal berlipat, pasal mengenai penggelapan dan pencucian dana serta pasal tentang percobaan pembunuhan. Kejahatan kerah putih yang dilakukan Rodo tidaklah sedikit. Seluruh kecurangannya di bidang finansial cukup menggunung. Kei sudah merasa cukup dengan tuntutan itu. Uluran tangan Airi benar-benar memberatkan tuntutan yang menjerat Rodo. Konsekuensi tindakan rencana pembunuhan memang mendapatkan hukuman yang cukup berat. Oleh karena itu, rencana hukuman penjara yang awalnya berselang lima belas tahun, kini menjadi maksimal tiga puluh tahun. Dari hasil ketukan palu, hukuman Rodo ditetapkan menjadi du

  • Shadow of The Past   [93] Persidangan

    “PROSES ITU TAKKAN mudah, tapi semuanya akan berjalan lancar.” Adalah kalimat Kei yang sempat Airi ragukan.Selama kurun waktu sebulan ini, terdapat banyak hal yang terjadi. Airi merasa kewalahan dan terburu-buru, sulit untuk tenang, seolah dia sedang dituntut untuk berlari secepatnya selagi melepaskan diri dari jerat di belakang sana. Dikenal menjadi pasangan Kei Hasegawa tidaklah mudah. Menjadi penuntut hukum seseorang dari keluarga Hasegawa tidaklah enteng. Airi masih dihantui oleh ledakan besar yang hampir merenggut nyawanya. Dia masih sering terbangun di tengah malam, tersentak hebat karena peristiwa tersebut masih mengejarnya hingga ke alam mimpi.Airi telah melalui banyak kesulitan sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sekarang adalah salah satu masa yang membuatnya lelah. Pemberitaan di berbagai media elektronik, bisikan gosip d

  • Shadow of The Past   [92] Pemulihan Diri

    SEPERTI PERKIRAAN KEI, sidang pertama Rodo Hasegawa memang dilaksanakan satu minggu kemudian. Airi sempat mendengar beritanya kemarin. Pagi tadi, Kei juga sempat menghubunginya, memberitahukan mengenai dia yang akan hadir di persidangan. Proses peradilan itu bersifat terbuka sehingga masyarakat umum diperbolehkan datang, asal tidak mengganggu proses peradilan. Airi akan mencoba datang juga kalau saja dia tidak mempunyai agenda tersendiri.“Catatan rapat tadi sudah saya back-up pada akun perusahaan, Ishihara-san. Apakah ada yang perlu saya agendakan lagi untuk hari ini?” ujar Mayumi, sekretaris sementara Airi.Kolega kerja mereka sudah meninggalkan ruang pertemuan. Airi pun menoleh pada Mayumi yang telah selesai berberes.

  • Shadow of The Past   [91] Keponakan

    PENAHANAN RODO HASEGAWA memudahkan polisi melakukan pengusutan lebih lanjut. Mereka bekerja sama dengan detektif swasta yang dipekerjakan oleh pengacara penuntut utama. Tak hanya Rodo dan Seizu, nama Toshiki Furuma juga sudah ikut terseret. Salah satu anggota dewan paling berpengaruh itu sudah mendapatkan surat panggilan dari polisi sejak tiga hari lalu. Dari beberapa tahun terakhir, baru kali ini kepolisian pusat menangani kasus yang melibatkan tiga orang besar sekaligus. Pemberitaan kasus pun jadi semakin marak diperbincangkan. “Rodo adalah anak angkat kakekku. Dia tidak sedarah dengan paman ataupun ayah,” jelas Kei. Pintu geser kaca di dekat dapur tampak sedikit terbuka, menampakkan sinar matahari pagi yang masih terasa hangat. Tata letak rumah milik sang lelaki memang jauh lebih lenggang dan terbuka. Mereka dapat melihat keberadaan taman belakang melalui pintu geser yang ada di sana. Airi baru selesai memasukkan es batu ke dalam wadah berisi minuman rasa

  • Shadow of The Past   [90] Obrolan

    AIRI TIDAK INGAT kapan dia terlelap. Matanya tertutup begitu saja setelah mendaratkan diri di atas ranjang. Dia sudah sangat mengantuk sejak selesai berendam. Ketika mengerjap, dia tak tahu sudah jam berapa. Kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Sampai kemudian dia merasakan erat rangkulan di belakangnya, juga hangat ciuman yang menjatuhi perpotongan lehernya.Airi sempat lupa kalau dia sedang tinggal di apartemen sang kekasih. Harum maskulin menggelitik hidung. Airi menoleh, menatap dalam remang cahaya kamar.“Aku ketiduran,” ungkap Airi, terdengar parau. “Maaf, tak sempat menunggumu.”Kei hanya membalas dalam gumaman. Dia tak mengatakan apa pun ketika kembali mengeratkan pelukan. Kecupan panas itu lagi-lagi hadir pada lekuk leher Airi, terus hingga rahang dan belakang telinga. Airi kontan meremang.“Ada apa?” tanya Airi, bernada rendah.“Kenapa kau tidak tidur di kamarku?” gumam Kei, sedikit tere

DMCA.com Protection Status