Share

[44] Bergerak

Author: midgardst
last update Last Updated: 2021-08-31 09:37:29

KETIKA TERLIBAT MASALAH dengan orang lain, Airi selalu mencoba untuk memahami sudut pandang orang tersebut agar dia bisa mengerti.

Kebiasaan itu dia terapkan kepada siapa saja, termasuk Kei Hasegawa.

Oleh karenanya, fakta bahwa dia masih belum bisa memahami motif di balik semua tindakan Kei sangatlah mengganggu. Airi tahu, Kei sudah banyak berubah dari pertama kali dia mengenalnya. Kei bukan lagi anak lelaki yang diliputi trauma dan membutuhkan kehadiran seorang teman. Dia bukan lagi cowok tak acuh yang tidak peduli pada kehidupannya sendiri. Sorot mata Kei juga tidak lagi mati.

Akan tetapi, pegangan apa yang saat ini dia miliki sampai bertindak sejauh ini?

Airi terus bertanya-tanya sepanjang perjalanan pulang. Nilai moral yang dimiliki pria itu mungkin memang jauh lebih gelap dibanding kebanyakan orang. Tapi, apa yang membuatnya rela dikendalikan oleh orang lain sampai pada tahap setuju untuk menempatkan anak kandungnya pada ancaman besar?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Shadow of The Past   [45] Kunci

    KEI HASEGAWA ADALAH seseorang dengan kehidupan janggal. Airi sudah merasakannya sejak pertama mengenal dia di bangku SMA. Kejanggalan tersebut bukan melulu disebabkan oleh masalah entah apa yang berlangsung dalam keluarga besarnya. Juga bukan pada fakta tentangnya yang selalu mencoba kabur dari pengawasan banyak pria bertubuh besar dengan setelan formal dan kacamata hitam. Kehidupan pribadi Kei tak pernah diketahui secara pasti oleh Airi. Dulu mereka hanya bisa bertemu di lima belas menit waktu istirahat dan beberapa jam saja usai waktu sekolah. Airi tak pernah ingin mengulik kehidupan pribadi Kei. Selain karena tak bermaksud ikut campur, tetapi juga karena reaksi tidak nyaman yang ditunjukkan lelaki itu ketika Airi mencoba mengangkat topik personal. Baginya, asal usul dan latar belakang seorang teman tidaklah penting. Untuk itu, dia tak pernah memperhatikan kejanggalan kecil yang dia dapati dari diri Kei. Seperti dia yang mempunyai beberapa luka sayat di pin

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [46] Perlawanan

    KALKULASINYA TIDAK MUNGKIN keliru. Kei berkali-kali mencetuskan pernyataan ini dalam kepalanya ketika rapat dewan komisaris tidak berjalan sesuai dengan harapan. Dua orang eksekutif dan sepuluh orang pemegang saham utama, termasuk dia sendiri. Empat dari pemegang saham utama merupakan anggota keluarga besar Hisaya, sementara lima lainnya berasal dari pihak luar—beberapa merupakan pemilik perusahaan asing dan sisanya merupakan pengusaha besar yang telah menekuni bisnis selama lebih dari separuh hidupnya. Dari kesembilan pemegang saham ini, enam orang sudah dipastikan berpihak padanya. Rapat yang sedang berlangsung tidak mungkin meleset jauh dari rencana hanya karena pendapat satu anak baru. Meskipun demikian, fakta menunjukkan hal yang sebaliknya. Suasana dalam ruang konferensi mulai memanas. Kei menyadari tajam tatapan Shou yang seolah mempertanyakan kenapa mereka bisa sampai pada kondisi ini—kondisi di mana pendapat yang dia ajukan j

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [47] Alasan

    “HEH, TERLALU LEBAR, pukulan seperti itu tidak akan bisa mengenaiku. Kapan kau akan belaja—“ Kepalan tangan melayang mengenai rahang seorang pria dari arah belakang, mengejutkannya. Ucapan terpotong dari mulut. Senyum terhibur tersemat di bibir. Dia membalikkan badan dengan cepat untuk menghadapi lawan-nya. Kaki kanan dan kiri bergantian melangkah mundur selagi lengannya dengan lincah memblokir rentetan pukulan datang. Manik mata mengamati pergerakan lawan dengan seksama, melihat jarak yang terbentang, daerah jangkauan, hingga tipuan kecil yang dimainkan mata si pemuda. Area di sekitar mereka cukup luas. Keduanya sedang berada di sebuah basement sebuah gedung tua yang biasa digunakan sebagai area parkir. Beberapa pilar penyangga melengkapi area tersebut, berdiri sejajar antara satu sama lain. Sang pria masih melakukan gerakan bertahan akibat serangan yang dilemparkan tanpa henti oleh si pemuda. Di belakangnya terdapat sebuah pilar penyangga.

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [48] Peluru Pertama I

    KETIKA MEMBUKA MATA, Airi sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan mendapati dirinya berada di sebuah kamar hotel bersama tiga perempuan lain yang kelihatan terlalu tenang untuk orang yang diculik. Kondisi tersebut sangat ganjil. Airi belum memproses keadaan dengan baik ketika salah satu dari mereka membantunya bangun dan menawarinya minum. Tepi gelas berisi air mineral sudah berada tepat di depan mulut begitu Airi ingat bahwa dia tak bisa mengonsumsi sesuatu dengan sembarangan setelah diberi bius oleh orang asing. Menolak tawaran minum dengan sopan, Airi mulai memperhatikan ruangan dengan seksama. Asumsi awalnya tentang sebuah hotel memanglah benar. Dia bisa mengenalinya dari fasilitas, tata ruang, dan desain khas hotel yang menghiasi tempat ini. Mulai dari keberadaan TV, pendingin ruangan, jendela kaca yang lebar, keberadaan kamar mandi, hingga adanya dua tempat tidur double size yang saling berhadapan. Perempuan yang tadi menawarinya minum tiba-

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [49] Peluru Pertama II

    KEJADIAN ITU BERLANGSUNG amat cepat. Airi tak dapat menangkapnya dengan jelas ketika tiba-tiba dia mendengar umpatan keras Nogawa dan manuver mendadak yang ditujukan untuk berpindah tempat. Usaha pria itu tak begitu berjalan mulus. Sebuah peluru meluncur begitu cepat ke arahnya, meleset beberapa senti saja dari leher. Airi telah mematung. Kecepatan tembakan itu sangat luar biasa hingga dia bisa merasakan desing angin yang sempat melewati sisi telinganya, amat dekat dan hampir melubangi daun telinga. Jika bukan karena kaca yang pecah dan pintu yang tiba-tiba dihiasi sebuah lubang tajam, dia takkan tahu keberadaan peluru. Jika tidak ada tembakan lanjutan yang ditargetkan tepat ke arah pendingin ruangan yang terpasang di atas tempat Nogawa berdiri, dia takkan tahu bahwa baru ada serangan senjata laras panjang dari entah mana. Ashida, Sayuri, dan Ritsuki berteriak histeris, amat terkejut dan takut pada keributan yang tiba-tiba hadir. Airi mematung sesaat. Jantung

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [50] Peluru Kedua I

    TAKTIK YANG DIRENCANAKAN berjalan dengan lancar. Raungan alarm terdengar di sepenjuru gedung, diikuti oleh pancaran air dari langit-langit ruangan. Kei menarik kaki yang sempat menendang alat pendeteksi kebakaran. Melalui panggilan telepon, dia menyuruh Chisaki dan dua orang lainnya untuk segera pergi dari lokasi awal mereka di gedung ini. Semuanya disuruh berpencar untuk dapat mencapai lantai-lantai atas, tempat keberadaan orang yang hendak dikirimkan ke negara lain. Sebelum menyusup ke dalam gedung, Kei telah memberi arahan khusus untuk Nora, Akaba, Chisaki, dan tiga orang lainnya. Akaba diminta menerobos sistem keamanan hotel dan menyadap tiap kunci keamanan elektronik yang digunakan. Kemudian, selagi Akaba melakukannya, dia telah menyuruh Nora dan satu orang anggota lain untuk pergi ke gedung seberang, bersiap sedia di sana selagi menunggu Akaba mendapatkan data identitas pengunjung hotel. Data tersebut digunakan untuk menemukan lokasi keberadaan Airi. Begitu men

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [51] Peluru Kedua II

    AIRI HAMPIR TERLAMBAT bereaksi. Dia terselamatkan dari pukulan keras logam setelah menghindar ke samping, bersandar ke arah dinding. Lengan tangannya menahan lengan tangan lawan. Dia tersudut, tapi masih bisa bertahan. “Lari! Tetaplah di lantai atas!” seru Airi, mengerling pada Kazuki yang sedang berjuang menghindari pukulan bertubi-tubi dari lawan. Airi melihat area tangga yang sempit dan curam. Jantungnya bertalu-talu. Kazuki harus pergi dari sini. “Kau akan sendirian—“ “Pergilah! Kembali ke atas!” Tekanan di lengannya semakin kuat. Airi meringis, pegangannya sebentar lagi terlepas. Beberapa tangga di atas sana, Kazuki menendang kuat sisi tubuh masing-masing pria, menjauhkan jarak mereka. Dia kelihatan marah dan geram, tapi tak punya pilihan selain mengikuti ucapan Airi. Paling tidak, kalau dia pergi, dua orang ini akan mengejarnya. “Kalian, ikut aku!” seru Kazuki pada tiga anak lain. Mereka kemudian l

    Last Updated : 2021-08-31
  • Shadow of The Past   [52] Peluru Ketiga

    MENYERAHKAN SEBAGIAN PEKERJAAN pada orang lain yang belum pernah bekerja dengannya memang bagaikan taruhan. Selama ini, Kei mempercayai kemampuan Felix, tetapi tidak dengan anak-anak buahnya. Keraguan itu terbukti setelah dia mendapatkan laporan tentang keteledoran Chisaki. Anak itu memang telah membersihkan orang-orang Nogawa di lantai bawah. Dia memang memudahkan penyusupan yang mereka lakukan. Akan tetapi, semua itu takkan berarti di matanya ketika seseorang melakukan satu kecerobohan besar yang memperlambat ketuntasan tugas mereka. Semua hasil kerja Chisaki langsung bernilai nol di mata Kei akibat dia yang tidak sengaja menjatuhkan ponsel—satu-satunya media yang menghubungkan mereka dengan Airi. Kecerobohan adalah salah satu dari sekian banyak hal yang dibenci Kei. Kemarahan terpancar jelas di matanya ketika dia diberi tahu Nora akan kondisi ini. Bilah panjang, yang tadi digunakan untuk bermain-main dengan sepuluh orang yang telah tergele

    Last Updated : 2021-08-31

Latest chapter

  • Shadow of The Past   Epilogue

    EMBUSAN ANGIN SALJU tampak membekukan. Tumpukan es telah menutupi sebagian besar tanah lapang. Airi sedang memikirkan nasib tumbuhan di dalam rumah kaca yang dilihatnya ketika seseorang datang, membawakan seduhan teh panas untuk mereka berdua. "Teh hijau adalah favoritku. Kuharap kau menikmatinya juga." Mei Hasegawa tersenyum dan duduk di seberang Airi. Dia memperbaiki baju hangatnya, menyilangkan kaki, dan mulai menyesap minuman panas itu. Airi menghirup segar aroma teh. "Sebenarnya bukan favorit. Saya hanya sering mengonsumsinya saja." Airi sedikit mencicip, merasakan hangat yang memanja indra perasa. "Sering mengonsumsi akan membuatmu terbiasa," ujar Mei sambil melengkungkan senyum. "Ah, aku lupa mem

  • Shadow of The Past   [97] Hari Nanti

    SEJAK MEREKA MENJALIN hubungan serius, Kei belum pernah semarah ini. Airi bisa menanganinya dengan mudah kalau mereka hanya dihalangi kesalahpahaman, bukan dihalangi oleh keputusan sepihak yang dibuatnya.Sikap diam Kei nyatanya jauh mengkhawatirkan dibandingkan dengan sikap tegasnya yang biasa. Karena kondisi ini, Airi bahkan mengubah rencana menginapnya dan Yugao. Dia tak menghabiskan waktu di penginapan kantor, tapi langsung melakukan check in ulang begitu urusan kerjanya di hari kedua selesai.Pesan balasan dari Lucy, sang kawan baik, datang. Dia tampak tak masalah pada penundaan pertemuan mereka. Airi mengembuskan napas lega. Dia meletakkan tas tangan begitu saja di atas nakas. Kemudian berbaring di atas ranjang. Kedua mata menutup rapat, membayangkan guyuran hujan salju

  • Shadow of The Past   [96] Cuti

    KESEHARIAN AIRI HINGGA akhir tahun berlangsung jauh lebih normal dari yang dia duga. Menjalin hubungan dengan Kei nyatanya tidak begitu menjungkirbalikkan hidupnya. Sejak tereksposnya hubungan mereka, dia memang jadi lebih sering dihubungi wartawan majalah. Pada awalnya, mereka memang hanya memeras informasi mengenai Airi Ishihara yang merupakan kekasih Kei Hasegawa. Dia hanya dikenal sebagai kekasih seorang pengusaha kaya, bukan seorang wanita dengan karier dan pencapaiannya sendiri. Akan tetapi, selang beberapa waktu, orang-orang mulai menyadari kalau Airi bukan sekadar wanita pendamping saja. Mereka mulai menyoroti nama Airi, dia yang berhasil meniti karier dari seorang asisten produsen hingga menjadi pemimpin sebuah industri perfilman. Eksposur yang demikian jelas-jelas menguntungkan. Airi tidak merasa terganggu lagi. Dia juga mendapatkan lebi

  • Shadow of The Past   [95] Merelakan

    AIRI TAK BEGITU terkejut ketika mendengar berita kerja sama Hasena dengan Huang Industrial Group. Selama ini, dia mengira kegagalan relasi pribadi Kei dan Jia akan berimplikasi besar terhadap status kerja sama perusahaan mereka. Setelah lebih mengenal Kei, Airi pun mengerti. Kei takkan menyia-nyiakan kesempatan besar itu hanya karena masalah pribadi. Dia telah memastikan Huang bergantung padanya, membuat mereka mau tidak mau mempertahankan relasi yang telah terjalin. Strategi bisnis pria itu … Airi cukup mengaguminya. Namun, di saat yang sama dia masih sering diliputi tanya. Bagaimana kalau suatu hari nanti pria itu mengambil keputusan ekstrem yang menurut Airi tak dapat dibenarkan? Cahaya pagi di musim semi menyadarkan Airi dari lamunan. Dia menghabiskan cokelat panasnya dan segera beranjak ke dalam apartemen. Seperti yang pernah dibicarakan dengan Kei

  • Shadow of The Past   [94] Vonis

    ENTAH BERAPA TAHUN Kei menantikan momen ini tiba, momen ketika paman congkaknya terlihat marah dan menderita berkat kekalahan yang menimpa. Persis seperti prediksinya, proses persidangan berjalan lancar seperti yang dia harapkan. Rodo Hasegawa terjerat pasal berlipat, pasal mengenai penggelapan dan pencucian dana serta pasal tentang percobaan pembunuhan. Kejahatan kerah putih yang dilakukan Rodo tidaklah sedikit. Seluruh kecurangannya di bidang finansial cukup menggunung. Kei sudah merasa cukup dengan tuntutan itu. Uluran tangan Airi benar-benar memberatkan tuntutan yang menjerat Rodo. Konsekuensi tindakan rencana pembunuhan memang mendapatkan hukuman yang cukup berat. Oleh karena itu, rencana hukuman penjara yang awalnya berselang lima belas tahun, kini menjadi maksimal tiga puluh tahun. Dari hasil ketukan palu, hukuman Rodo ditetapkan menjadi du

  • Shadow of The Past   [93] Persidangan

    “PROSES ITU TAKKAN mudah, tapi semuanya akan berjalan lancar.” Adalah kalimat Kei yang sempat Airi ragukan.Selama kurun waktu sebulan ini, terdapat banyak hal yang terjadi. Airi merasa kewalahan dan terburu-buru, sulit untuk tenang, seolah dia sedang dituntut untuk berlari secepatnya selagi melepaskan diri dari jerat di belakang sana. Dikenal menjadi pasangan Kei Hasegawa tidaklah mudah. Menjadi penuntut hukum seseorang dari keluarga Hasegawa tidaklah enteng. Airi masih dihantui oleh ledakan besar yang hampir merenggut nyawanya. Dia masih sering terbangun di tengah malam, tersentak hebat karena peristiwa tersebut masih mengejarnya hingga ke alam mimpi.Airi telah melalui banyak kesulitan sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sekarang adalah salah satu masa yang membuatnya lelah. Pemberitaan di berbagai media elektronik, bisikan gosip d

  • Shadow of The Past   [92] Pemulihan Diri

    SEPERTI PERKIRAAN KEI, sidang pertama Rodo Hasegawa memang dilaksanakan satu minggu kemudian. Airi sempat mendengar beritanya kemarin. Pagi tadi, Kei juga sempat menghubunginya, memberitahukan mengenai dia yang akan hadir di persidangan. Proses peradilan itu bersifat terbuka sehingga masyarakat umum diperbolehkan datang, asal tidak mengganggu proses peradilan. Airi akan mencoba datang juga kalau saja dia tidak mempunyai agenda tersendiri.“Catatan rapat tadi sudah saya back-up pada akun perusahaan, Ishihara-san. Apakah ada yang perlu saya agendakan lagi untuk hari ini?” ujar Mayumi, sekretaris sementara Airi.Kolega kerja mereka sudah meninggalkan ruang pertemuan. Airi pun menoleh pada Mayumi yang telah selesai berberes.

  • Shadow of The Past   [91] Keponakan

    PENAHANAN RODO HASEGAWA memudahkan polisi melakukan pengusutan lebih lanjut. Mereka bekerja sama dengan detektif swasta yang dipekerjakan oleh pengacara penuntut utama. Tak hanya Rodo dan Seizu, nama Toshiki Furuma juga sudah ikut terseret. Salah satu anggota dewan paling berpengaruh itu sudah mendapatkan surat panggilan dari polisi sejak tiga hari lalu. Dari beberapa tahun terakhir, baru kali ini kepolisian pusat menangani kasus yang melibatkan tiga orang besar sekaligus. Pemberitaan kasus pun jadi semakin marak diperbincangkan. “Rodo adalah anak angkat kakekku. Dia tidak sedarah dengan paman ataupun ayah,” jelas Kei. Pintu geser kaca di dekat dapur tampak sedikit terbuka, menampakkan sinar matahari pagi yang masih terasa hangat. Tata letak rumah milik sang lelaki memang jauh lebih lenggang dan terbuka. Mereka dapat melihat keberadaan taman belakang melalui pintu geser yang ada di sana. Airi baru selesai memasukkan es batu ke dalam wadah berisi minuman rasa

  • Shadow of The Past   [90] Obrolan

    AIRI TIDAK INGAT kapan dia terlelap. Matanya tertutup begitu saja setelah mendaratkan diri di atas ranjang. Dia sudah sangat mengantuk sejak selesai berendam. Ketika mengerjap, dia tak tahu sudah jam berapa. Kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Sampai kemudian dia merasakan erat rangkulan di belakangnya, juga hangat ciuman yang menjatuhi perpotongan lehernya.Airi sempat lupa kalau dia sedang tinggal di apartemen sang kekasih. Harum maskulin menggelitik hidung. Airi menoleh, menatap dalam remang cahaya kamar.“Aku ketiduran,” ungkap Airi, terdengar parau. “Maaf, tak sempat menunggumu.”Kei hanya membalas dalam gumaman. Dia tak mengatakan apa pun ketika kembali mengeratkan pelukan. Kecupan panas itu lagi-lagi hadir pada lekuk leher Airi, terus hingga rahang dan belakang telinga. Airi kontan meremang.“Ada apa?” tanya Airi, bernada rendah.“Kenapa kau tidak tidur di kamarku?” gumam Kei, sedikit tere

DMCA.com Protection Status