Perempuan itu tak bisa berkata-kata saat sang ibu memperkenalkan siapa sesungguhnya laki-laki yang kini sedang berdiri di hadapannya itu. Lidahnya kelu, tubuhnya mendadak kaku. Sementara jantungnya berdebar sangat kencang mengetahui kenyataan yang baru saja diketahuinya. Laki-laki yang sedang tersenyum lembut menatapnya ini... Laki-laki tampan bertumbuh tinggi ini.... Dia... Dia...
•••
Kayla Rahma, 23 tahun. Anak pertama dari pasangan Agus Wijayanto dan Tutik Wahyuni. Ia memiliki dua orang adik laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Namanya Kamal dan Kemal. Kayla tumbuh dalam keluarga dengan penghasilan yang terbilang sangat pas-pasan. Ia bisa kuliah karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Saat lulus SMA, Kayla diberikan kesempatan memilih ingin kuliah di universitas mana oleh pihak sekolah karena nilainya selalu nyaris sempurna di setiap ujian.
Sebenarnya bisa saja Kayla memilih universitas Bagus yang ada di Jakarta. Tapi, biaya kehidupan sehari-hari di Jakarta sangat mahal. Ia tidak ingin membebani keluarganya yang sudah sangat kesulitan, jadi ia meminta untuk bisa kuliah di Yogyakarta kepada pihak sekolah demi menekan biaya hidupnya sehari-hari. Itulah mengapa Kayla sampai memilih untuk menetap di Yogyakarta selama kuliah. Dia ingin menunjukkan kepada pihak sekolahnya bahwa ia mampu, ia bisa memberikan hasil yang terbaik dan tidak akan mengecewakan pihak sekolahnya.
Kini Kayla merasa sangat senang karena telah lulus kuliah. Dengan begitu ia bisa segera bekerja dan membantu mengangkat perekonomian keluarganya di Jakarta.
Pagi itu, Kayla sudah rapi dengan pakaian muslimnya. Ia hendak melamar pekerjaan di sebuah perusahaan yang di rekomendasikan oleh pihak kampusnya. Dia ingin segera bekerja supaya ayah dan ibunya tidak perlu lagi mencari uang.
"Kayla!" terdengar suara berat ayahnya memanggil. Kayla segera mengambil amplop coklat yang berisi berkas-berkas untuk melamar pekerjaan. Setelah membetulkan kerudungnya, Kayla segera melesat meninggalkan kamarnya yang tidak besar itu.
"Iya, yah?" jawab Kayla begitu berada di hadapan Pak Agus.
"Loh? Kamu mau pergi?" tanya Pak Agus terkejut melihat putrinya sudah rapi.
"Iya, yah. Pagi ini aku mau melamar pekerjaan di perusahaan Pratama Jaya." jawab Kayla sambil duduk di kursi.
"Kalau tidak hari ini tidak apa-apa, kan? Ayah ingin kamu di rumah hari ini." tanya Pak Agus.
"Memangnya ada apa, yah?" tanya Kayla bingung.
"Nanti akan ada tamu yang datang ke rumah, Kayla." jawab Bu Tutik dari dalam rumah. Beliau muncul dengan membawa secangkir teh panas untuk pak Agus.
"Memangnya tamunya penting sekali ya, Bu? Apa Kayla harus ikut menyambut juga?" tanya Kayla.
"Tamu yang datang itu keluarga sahabatnya ayah, Kayla. Namanya Pak Cahyo. Ayah dan pak Cahyo ini sudah bersahabat sejak jaman sekolah. Kebetulan, empat bulan yang lalu ayah dan pak Cahyo bertemu di kelurahan." jawab bu Tutik.
"Keluarga pak Cahyo ingin sekali bertemu dengan mantu... Ah, maksud ayah bertemu denganmu." kata Pak Agus gugup.
"Padahal aku ingin segera mencari kerja. Semakin cepat kan semakin baik." keluh Kayla sambil menunduk.
"Besok kan masih bisa, Kayla. Tidak enak kalau nanti keluarga pak Cahyo datang tapi kamu tidak ada." bujuk Pak Agus.
"Ya sudah. Jam berapa keluarga pak Cahyo datang, yah?" tanya Kayla. Pak Agus memperhatikan jamnya.
"Mungkin sekitar satu jam lagi." jawab pak Agus. Kayla mengangguk.
"Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu. Mau menyimpan amplop ini." kata Kayla. Pak Agus mengangguk.
"Setelah itu bantu ibu menyiapkan makanan untuk tamu kita, Kayla."
"Iya, bu." jawab Kayla lalu melangkah menuju kamarnya.
Di dalam kamar, Kayla mendesah. Ia sebenarnya tidak suka menunda-nunda begini. Tapi karena ayah dan ibunya yang meminta, akhirnya Kayla menurut. Ia tidak mau orang tuanya bersedih karena dirinya.
Setelah menyimpan amplop coklat miliknya, Kayla segera membantu sang ibu di dapur membuat makanan untuk disajikan kepada para tamu nanti.
Sekitar satu jam kemudian, dua buah mobil memasuki halaman rumah mereka. Kayla melihat sepasang suami istri turun dari mobil sedan. Dan di sampingnya itu seperti mobil Toyota keluaran terbaru ya? Muncul seorang laki-laki dan seorang gadis belia.
"Assalamu'alaikum..." sapa laki-laki paruh baya yang usianya tak beda jauh dari Pak Agus saat semuanya sudah mendekat.
"Wa'alaikumussalam. Cahyo! Aku sudah menunggumu." kata Pak Agus seraya memeluk tubuh laki-laki paruh baya itu yang ternyata memang Pak Cahyo. Sementara bu Tutik memeluk wanita paruh baya yang berada di samping pak Cahyo. Namanya Bu Fatma.
"Ayo masuk." ajak Bu Tutik mempersilakan tamunya masuk ke dalam.
"Apa kabar, Akmal?" tanya pak Agus saat menyalami Laki-laki yang berdiri di belakang pak Cahyo.
"Baik, Yah. Ayah bagaimana?" tanya laki-laki itu yang membuat Kayla heran. Mengapa laki-laki itu memanggil ayahnya dengan sebutan ayah?
"Alhamdulillah, baik. Ayo masuk." jawab pak Agus. Laki-laki yang bernama Akmal itu mengangguk. Lalu saat masuk ke rumah, tatapan Akmal tertuju pada Kayla. Membuat Kayla seketika menunduk menghindari tatapan laki-laki itu. Tapi saat Kayla mencoba mengangkat wajahnya, Akmal masih terus menatapnya. Membuat Kayla sekali lagi mengalihkan pandangannya.
"Tante, ini pasti mbak Kayla ya?" tanya gadis belia yang tadi turun dari mobil laki-laki di hadapannya ini. Kayla memandang gadis itu yang sedang mendekatinya sambil tersenyum manis.
"Iya. Dia mbak Kayla." jawab bu Tutik yang membuat senyuman gadis itu semakin merekah.
Melihat senyum manis gadis itu membuat Kayla tanpa sadar ikut tersenyum. Wajah gadis itu begitu cantik dengan lesung pipit menghiasi pipi kirinya."Mbak Kayla ternyata cantik sekali. Jauh lebih cantik dari yang difoto." kata gadis itu lalu menoleh pada laki-laki tinggi di hadapannya ini.
"Iya kan, mas?" tanya gadis itu.
"Ya!" jawab laki-laki itu singkat. Suaranya manly sekali. Alis Kayla bergerak saat mendengar jawaban laki-laki itu. Sesingkat itukah? Apakah tidak ada kata lain selain dua huruf itu?
Kayla menggeleng menyadari kata hatinya. Kok seolah-olah dia mengharapkan laki-laki itu memujinya. Ada-ada saja.
"Mas Akmal sangat beruntung." kata gadis itu mengagetkan Kayla dari lamunannya. Apa maksud gadis itu.
"Seperti kata Dara, kamu benar-benar sangat cantik." puji bu Fatma lalu memeluk Kayla dengan hangat. Meskipun bingung, Kayla membalas pelukan dari Bu Fatma.
"Tante terlalu memuji." kata Kayla akhirnya membuka suara. Bu Fatma tersenyum.
"Kyaaa!! Suara mbak Kayla juga lembut sekali." tiba-tiba gadis belia bernama Dara itu bersorak senang setelah mendengar suara Kayla. Membuat Kayla jadi tersipu. Baru kali ini ia mendengar ada yang memuji suaranya.
"Dara! Yang sopan!" tegur pak Cahyo kepada Dara. Sahabat ayahnya itu memiliki suara rendah yang terdengar sangat bijaksana. Mirip seperti ayahnya yang juga bersuara rendah.
Dara tersenyum sambil mendekati pak Cahyo dan duduk di sebelahnya.
"Aku sudah tidak sabar untuk tinggal bersama mbak Kayla." kata Dara penuh semangat. Membuat Kayla semakin bertanya-tanya dalam hati. Ada apa ini?
"Mbak Kayla tidak akan tinggal bersama kita, Dara! Mbak Kayla akan tinggal di rumah Mas Akmal." jelas pak Cahyo yang membuat Kayla seketika membelalakkan matanya. Apa maksudnya ini?
"M-maaf. S-sebenarnya apa maksud pembicaraan ini? Aku sama sekali tidak mengerti." tanya Kayla bingung.
"Lho? Kamu belum cerita sama Kayla, Gus?" tanya pak Cahyo. Pak Agus tersenyum lalu berdiri.
"Aku belum sempat mengatakannya pada putriku." jawab pak Agus lalu melangkah mendekati Kayla. Bersamaan dengan itu, Akmal yang sejak tadi berdiri didekat Kayla juga menghampiri perempuan itu.
Kayla terkejut saat Akmal merengkuh bahunya. Cepat-cepat ia melepaskan diri dan mencoba menjauh. Seenaknya saja laki-laki itu menyentuhnya. Tapi Akmal menarik tubuh Kayla dan membawanya kembali dalam pelukan tangannya.
"Tidak apa-apa, Kayla. Dia berhak menyentuhmu." kata pak Agus yang membuat Kayla nyaris berteriak.
"Ayah kok begitu?? Bagaimana mungkin ayah membiarkan laki-laki ini menyentuhku?" tanya Kayla tidak percaya.
"Kayla!" panggil bu Tutik lembut. Kayla menghentakkan tangan Akmal lalu berlari mendekati sang ibu.
"Ibu!!" Kayla memeluk bu Tutik dengan sedih. Bu Tutik segera mengusap-usap punggung putrinya itu dengan sayang.
"Apa maksud semua ini, bu? Aku sama sekali tidak paham." tanya Kayla dengan dahi berkerut.
"Kayla!" panggil pak Cahyo sambil berdiri. Sahabat ayahnya itu mendekat.
"Om akan menjelaskannya supaya kamu tidak bingung. Sebenarnya, sekitar seminggu yang lalu, kamu sudah resmi menjadi menantu di keluarga kami." kata pak Cahyo.
"HUH??"
"Kamu dan Akmal sudah resmi menjadi suami istri, Kayla. Akmal berhak menyentuhmu karena dia adalah suamimu." kata bu Tutik menjelaskan.
"APA???" suara Kayla terdengar menggema di seluruh rumah. Begitu terkejutnya dia sampai-sampai tidak bisa mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh ibunya.
"Se-sebentar! A-aku benar-benar tidak paham. Aku bingung. Si-siapa yang menikah?" tanya Kayla sambil tersenyum tak percaya. Alisnya bahkan nyaris bertaut.
"Kamu!" jawab laki-laki tinggi yang bernama Akmal itu. Ia perlahan mendekati Kayla.
"A-aku?" tanya Kayla tak percaya. Akmal mengangguk.
"Aku menikah dengan siapa?" tanya Kayla lagi. Kali ini kedua matanya berkaca-kaca.
Akmal semakin mendekati Kayla. Disentuhnya dagu istrinya itu dan membawanya supaya perempuan itu menatapnya.
"Aku!" jawab Akmal yang membuat air mata Kayla jatuh seketika. Kenyataan itu membuat perasaannya seolah dihantam menggunakan palu. Hancur berkeping-keping.
Akmal tersenyum lembut menatap kedua mata Kayla yang basah.
"Mulai malam ini, kamu akan tinggal bersamaku. Jadi..." kata Akmal yang membuat Kayla mendapatkan kesadarannya kembali.
"Tidak! Bagaimana mungkin aku tiba-tiba sudah menikah denganmu? Aku di rumah bahkan belum genap 5 hari!!" sangkal Kayla yang membuat laki-laki itu menghela napas.
Akmal mengambil sesuatu dari saku jasnya dan memberikannya kepada Kayla.
"Lihat baik-baik! Itu adalah bukti bahwa kita sudah resmi menjadi suami istri. Baik secara agama maupun secara hukum." kata Akmal sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya.
Kayla memperhatikan buku nikah yang baru saja diberikan oleh Akmal kepadanya. Di sana benar-benar ada namanya dan juga fotonya. Ia benar-benar sudah menikah dengan Akmal. Tapi bagaimana bisa?
Kayla segera mendekati pak Agus. Dengan kedua matanya yang basah, ia meminta penjelasan bagaimana bisa pernikahan itu terjadi tanpa kehadirannya?
"Dua bulan yang lalu, ayah dan ibu sempat datang mengunjungimu di Jogja, kan? Ayah dan ibu sudah menanyakan hal ini kepadamu. Dan saat itu kamu menjawab katanya terserah ayah dan ibu asalkan itu baik untukmu. Jadi ayah dan ibu memutuskan untuk menikahkan mu dengan Akmal lebih cepat. Kamu bahkan sudah menandatangani pernyataan yang ibu buat sebagai bukti bahwa kamu sudah setuju." jawab pak Agus yang membuat Kayla terhenyak.
Kayla ingat, saat ayah dan ibunya datang ke kosnya terakhir kali, ia sedang disibukkan dengan pengerjaan bab akhir skripsi. Saat itu ia tidak begitu memperhatikan pembicaraannya dengan kedua orangtuanya. Kayla juga ingat betul saat itu sempat diminta untuk menandatangani sebuah surat oleh ibunya. Tapi saat itu Kayla tidak membaca isi yang tertulis dalam surat yang ia tanda tangani. Ia tidak pernah memikirkan isi surat itu karena pikirannya terlalu fokus pada skripsinya.
Kayla merasa begitu bodoh. Mengapa ia bisa begitu ceroboh. Dan akibat kecerobohannya itu, kini ia harus berada dalam posisi ini. Ia sudah menikah tanpa dia sadari.
"Ini mahar yang Akmal berikan saat menikahi mu, Kayla!" kata bu Tutik setelah kembali dari kamar. Dikedua tangannya terdapat dua bingkisan yang sangat cantik. Di tangan kanannya bingkisan berupa perlengkapan alat shalat yang di hias begitu cantik. Dan di tangan kirinya terdapat sebuah bingkisan yang di dalamnya ditata banyak sekali lembaran uang seratus ribuan yang membentuk sebuah pola melingkar. Dalam bingkisan itu ada juga sebuah kotak beludru berwarna merah berukuran sedang.
"Jadi aku benar-benar sudah menikah?" tanya Kayla dengan suara bergetar. Pak Agus dan bu Tutik mengangguk. Mata Kayla segera tertuju kepada pak Cahyo dan Bu Fatma yang sedang duduk di atas sofa rumahnya. Kayla segera mendekati mereka dan mencium punggung tangan keduanya.
"Jangan merasa canggung, Kayla. Kami adalah orang tuamu juga." Kata Pak Cahyo lembut sambil mengusap-usap bahu Kayla. Sementara Bu Fatma mengusap kepala Kayla yang di balut kerudung sambil tersenyum.
Sebuah pelukan dari belakang membuat Kayla terkejut. Saat ia menoleh, terlihat olehnya Dara sedang memeluk pinggangnya.
"Mulai sekarang mbak Kayla adalah kakak ku." katanya dengan riang. Lesung pipit di pipi kirinya terlihat saat Dara tersenyum.
Melihat senyum itu, Kayla pun akhirnya tersenyum tipis dengan air mata masih menggenang di pelupuk matanya. Ia membelai rambut hitam Dara dengan tangan kirinya.
Setelah Dara melepaskan pelukannya, kini tatapan Kayla tertuju pada sosok laki-laki tampan yang berdiri tak jauh darinya. Laki-laki yang ternyata adalah suaminya itu juga sedang menatapnya. Air mata Kayla kembali meleleh di pipinya saat ia melangkah mendekati Akmal. Ia menangis saat tangan kanan laki-laki itu menyentuh pipinya dan menghapus air matanya.
"Sudah, jangan menangis! Maafkan aku karena tidak menunggumu pulang lebih dulu." ucap Akmal lirih. Laki-laki itu mengambil sesuatu di saku celananya. Kali ini ia meraih dompetnya dan mengambil sesuatu. Setelah itu ia meraih tangan Kayla dan menyematkan sebuah cincin emas yang sangat cantik di jari manis tangan kiri perempuan itu.
Kayla menatap cincin yang melingkar di jarinya. Ia menangis terisak sambil memegangi tangan kirinya. Dia benar-benar sudah menikah. Dan laki-laki di hadapannya ini adalah suami yang dipilihkan oleh orang tuanya. Kayla kini hanya bisa pasrah. Pernikahan yang tidak diketahuinya itu sudah terjadi. Ia harus bisa menerimanya dan menjalani kehidupan barunya.
@@@
Alhamdulillah... Bab pertama cerita Setulus Cinta Kayla sudah selesai. Semoga teman-teman semua menyukainya. (^_^)
.: 10 Juni 2021 :.
Kayla menatap rumah besar di hadapannya dengan perasaan gamang. Seumur hidupnya dia belum pernah sekalipun bermimpi untuk tinggal di rumah sebesar ini. Tapi mulai sekarang, ia akan tinggal di rumah mewah ini bersama suaminya.Akmal Ghaisan. Itu nama dari laki-laki yang sudah menikahinya. Laki-laki pilihan orang tuanya, anak dari sahabat ayahnya. Akmal usianya 5 tahun di atas Kayla. Dia laki-laki yang tampan dengan tubuh tinggi semampai. Jika orang tidak tahu dia, pasti akan mengira bahwa Akmal adalah seorang model karena gayanya yang sangat modis."Kayla!" sebuah panggilan membuyarkan lamunan perempuan berusia 23 tahun ini. Sentuhan di punggungnya membuat Kayla segera menoleh ke arah belakang. Mertuanya, bu Fatma, sedang tersenyum lembut menatapnya."Kenapa tidak masuk?" tanya bu Fatma pada Kayla yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri."I-iya, tante." jawab Kayla gugup."Kok, tante? Mu
KaylaAku tak bisa berkata-kata saat bertemu dengan keluarganya Mas Akmal. Mereka semua sangat baik. Terlihat sekali jika Mas Akmal begitu disayang oleh seluruh keluarganya. Mereka tampak begitu berbahagia dengan pernikahan kami. Mereka bahkan mendoakan semoga aku segera mempunyai momongan.Jantungku rasanya sakit sekali mendengar harapan mereka. Segera punya momongan? Tidak mungkin aku bisa punya momongan karena Mas Akmal menikahiku bukan karena cinta. Aku yakin dia tidak akan pernah menyentuhku, wanita yang tidak dia inginkan masuk ke dalam hidupnya.Sekitar pukul delapan malam, semua keluarga mas Akmal pamit pulang. Mama dan papa yang datang belakangan juga ikut pulang bersama semuanya. Saat kutanya mengapa papa dan mama tidak menginap saja, papa dan mama hanya tersenyum. Papa sambil tersenyum kikuk mengatakan bahwa mereka tidak ingin mengganggu malamku bersama Mas Akmal. Karena itulah mereka m
Kayla terbangun saat suara adzan terdengar berkumandang. Ia bergegas untuk bangun. Tapi gerakannya terhenti saat menyadari sebuah tangan kokoh sedang memeluknya. Kayla menoleh. Terlihat suaminya tidur begitu pulas.Melihat wajah sang suami, bayangan apa yang telah dialaminya semalam terulang dengan jelas di pikirannya. Kayla memperhatikan tangannya, ada lebam biru tipis di pergelangan tangan kirinya. Ia perhatikan tubuhnya yang hanya ditutupi selimut, begitu banyak bekas ciuman. Kini dia ingat, semalam suaminya mencumbunya tanpa izin darinya. Suaminya juga tega menyakitinya karena dia berusaha menolak.Air mata Kayla seketika jatuh di pipinya. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah kenyataan bahwa suaminya sendiri telah memperkosanya karena pengaruh alkohol. Harga dirinya kini hancur berkeping-keping.Kayla bergegas turun dari tempat tidur dengan berbalut selimut demi menutupi tubuhnya. Tapi
Kayla hanya bisa bersandar di pintu saat mendengar mobil yang dikendarai oleh suaminya telah meninggalkan rumah. Percuma saja. Meskipun ia terus berteriak meminta dibukakan pintu oleh laki-laki itu, dia sudah tidak bisa mendengar teriakannya.Sambil menghapus air matanya, Kayla segera menuju dapur. Ia membereskan peralatan makan yang tadi dipakai oleh suaminya dan meletakkannya di atas wastafel. Ia segera mencuci peralatan makan kotor tersebut lalu menuju ke kamarnya.Saat berada di kamar, bayangan saat Akmal menyetubuhinya kembali terbayang. Hal itu membuat Kayla merinding. Perasaannya terasa begitu sakit saat mengingatnya."Tenang, Kayla. Jangan kamu ingat-ingat lagi apa yang sudah kamu alami semalam. Kamu harus kuat." Kata Kayla pada dirinya sendiri. Ia mencoba menghela napas panjang beberapa kali demi menenangkan perasaannya.Tiba-tiba muncul sebuah notifikasi di ponselnya. Kayla segera membuka notifik
Kayla sedang mencuci perkakas kotor yang baru saja dipakainya untuk memasak sarapan saat mendengar namanya dipanggil. Awalnya Kayla merasa salah dengar, tapi begitu ia mendengar namanya dipanggil lagi, akhirnya ia menghentikan pekerjaannya. Ia segera menuju ke ruang tamu dan melihat siapa yang memanggil namanya melalui kaca jendela. Gadis itu terkejut. Ia melihat sosok adik iparnya sedang memanggil-manggil namanya dari balik gerbang rumahnya. Kayla terburu-buru membuka pintu depan dan keluar rumah. Ia mendekati Dara yang ada di sana. "Dara?" Desis gadis itu lirih. Ia segera membuka pintu rumahnya dan berjalan menuju ke arah gerbang. Kayla memandang sekeliling. Petugas satpam yang biasanya selalu berjaga di rumah kini tidak ada. "Dara!" Panggil Kayla sambil membuka kunci gerbang. Ia membuka gerbang dan membiarkan Dara masuk. "Mbak Kayla!" Desis gadis belia itu sambil memeluk tubuh sang
Akmal menghela napas begitu ia memasuki kamar. Ia melihat adiknya sedang tertidur lelap di atas ranjang. Ia hendak membangunkan Dara, namun ia segera mengurungkan niatnya. Ia tidak tega jika harus membangunkan sang adik. Akhirnya ia segera menuju walk in closet dan berganti pakaian di sana. Setelah itu ia kembali menuju ke arah dapur.Begitu tiba di dapur, laki-laki itu mendapati sang istri sedang membersihkan cumi-cumi di atas wastafel. Ia segera mendekat dan memeluknya dari belakang. Ia bahkan mendengar suara istrinya yang terkejut."A-apa yang kamu lakukan, mas?" Tanya Kayla degan gugup."Aku sedang memelukmu." Jawab Akmal sambil mempererat pelukannya di pinggang sang istri. Ia meletakkan dagunya di bahu kiri Kayla."T-tolong hentikan!" Pinta perempuan itu sambil menolehkan kepalanya ke arah kiri demi menatap wajah sang suami. Tapi karena wajah suaminya begitu dekat dengan wajahnya, Kayla segera berpali
Kayla mendengar bel rumahnya berbunyi. Setelah membantu Dara memakai pakaian muslimnya yang paling kecil, ia segera menuju ke ruang tamu demi membuka pintu. Tapi ternyata suaminya telah membukanya terlebih dahulu.Perempuan itu hendak kembali ke kamarnya saat ia melihat Mia memegangi tangan Akmal. Matanya seketika membulat saat melihat gadis itu mencium suaminya. Ia sangat kaget, tak menyangka akan melihat adegan itu sekali lagi. Tanpa sadar kakinya menyentuh kaki kursi yang ada di hadapannya hingga menimbulkan suara berderit. Membuat sang suami dan juga Mia segera menoleh ke arahnya.Saat Akmal hendak memanggilnya, Kayla segera menyingkir dari tempat itu. Ia tidak ingin melihat suaminya berdekatan dengan perempuan lain karena itu ia bergegas menuju ke kamarnya.Laki-laki berusia 27 tahun itu menatap Mia dengan marah. Ia benar-benar tidak suka pada kelakuan sekertarisnya itu."Apa sebenarnya tujuanmu datan
Akmal baru saja selesai mengerjakan salah satu pekerjaan kantornya saat pintu ruangannya diketuk beberapa kali. Tanpa menoleh, ia menjawab ketukan itu sambil mulai mengetik lagi di laptopnya."Masuk!"Pintu ruangan laki-laki itu terbuka. Terlihat sosok Mia dan seorang laki-laki paruh baya memasuki kantornya."Pak Akmal!" panggil laki-laki paruh baya. Akmal segera mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di hadapannya dan menatap laki-laki itu."Ya, Pak Dani?" tanya Akmal sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya."Maaf, Pak. Saya ingin membahas tentang meeting hari ini. Ada beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani sebelum meeting dimulai." kata laki-laki yang dipanggil Pak Dani oleh Akmal.Laki-laki itu segera berdiri dan melangkah menuju ke sofa yang ada di ruangannya. Ia duduk di salah satu sofa. Pak Dani segera mengikutinya dan meletakkan dokumen yang di
Akmal baru saja selesai mengerjakan salah satu pekerjaan kantornya saat pintu ruangannya diketuk beberapa kali. Tanpa menoleh, ia menjawab ketukan itu sambil mulai mengetik lagi di laptopnya."Masuk!"Pintu ruangan laki-laki itu terbuka. Terlihat sosok Mia dan seorang laki-laki paruh baya memasuki kantornya."Pak Akmal!" panggil laki-laki paruh baya. Akmal segera mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di hadapannya dan menatap laki-laki itu."Ya, Pak Dani?" tanya Akmal sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya."Maaf, Pak. Saya ingin membahas tentang meeting hari ini. Ada beberapa dokumen yang harus anda tanda tangani sebelum meeting dimulai." kata laki-laki yang dipanggil Pak Dani oleh Akmal.Laki-laki itu segera berdiri dan melangkah menuju ke sofa yang ada di ruangannya. Ia duduk di salah satu sofa. Pak Dani segera mengikutinya dan meletakkan dokumen yang di
Kayla mendengar bel rumahnya berbunyi. Setelah membantu Dara memakai pakaian muslimnya yang paling kecil, ia segera menuju ke ruang tamu demi membuka pintu. Tapi ternyata suaminya telah membukanya terlebih dahulu.Perempuan itu hendak kembali ke kamarnya saat ia melihat Mia memegangi tangan Akmal. Matanya seketika membulat saat melihat gadis itu mencium suaminya. Ia sangat kaget, tak menyangka akan melihat adegan itu sekali lagi. Tanpa sadar kakinya menyentuh kaki kursi yang ada di hadapannya hingga menimbulkan suara berderit. Membuat sang suami dan juga Mia segera menoleh ke arahnya.Saat Akmal hendak memanggilnya, Kayla segera menyingkir dari tempat itu. Ia tidak ingin melihat suaminya berdekatan dengan perempuan lain karena itu ia bergegas menuju ke kamarnya.Laki-laki berusia 27 tahun itu menatap Mia dengan marah. Ia benar-benar tidak suka pada kelakuan sekertarisnya itu."Apa sebenarnya tujuanmu datan
Akmal menghela napas begitu ia memasuki kamar. Ia melihat adiknya sedang tertidur lelap di atas ranjang. Ia hendak membangunkan Dara, namun ia segera mengurungkan niatnya. Ia tidak tega jika harus membangunkan sang adik. Akhirnya ia segera menuju walk in closet dan berganti pakaian di sana. Setelah itu ia kembali menuju ke arah dapur.Begitu tiba di dapur, laki-laki itu mendapati sang istri sedang membersihkan cumi-cumi di atas wastafel. Ia segera mendekat dan memeluknya dari belakang. Ia bahkan mendengar suara istrinya yang terkejut."A-apa yang kamu lakukan, mas?" Tanya Kayla degan gugup."Aku sedang memelukmu." Jawab Akmal sambil mempererat pelukannya di pinggang sang istri. Ia meletakkan dagunya di bahu kiri Kayla."T-tolong hentikan!" Pinta perempuan itu sambil menolehkan kepalanya ke arah kiri demi menatap wajah sang suami. Tapi karena wajah suaminya begitu dekat dengan wajahnya, Kayla segera berpali
Kayla sedang mencuci perkakas kotor yang baru saja dipakainya untuk memasak sarapan saat mendengar namanya dipanggil. Awalnya Kayla merasa salah dengar, tapi begitu ia mendengar namanya dipanggil lagi, akhirnya ia menghentikan pekerjaannya. Ia segera menuju ke ruang tamu dan melihat siapa yang memanggil namanya melalui kaca jendela. Gadis itu terkejut. Ia melihat sosok adik iparnya sedang memanggil-manggil namanya dari balik gerbang rumahnya. Kayla terburu-buru membuka pintu depan dan keluar rumah. Ia mendekati Dara yang ada di sana. "Dara?" Desis gadis itu lirih. Ia segera membuka pintu rumahnya dan berjalan menuju ke arah gerbang. Kayla memandang sekeliling. Petugas satpam yang biasanya selalu berjaga di rumah kini tidak ada. "Dara!" Panggil Kayla sambil membuka kunci gerbang. Ia membuka gerbang dan membiarkan Dara masuk. "Mbak Kayla!" Desis gadis belia itu sambil memeluk tubuh sang
Kayla hanya bisa bersandar di pintu saat mendengar mobil yang dikendarai oleh suaminya telah meninggalkan rumah. Percuma saja. Meskipun ia terus berteriak meminta dibukakan pintu oleh laki-laki itu, dia sudah tidak bisa mendengar teriakannya.Sambil menghapus air matanya, Kayla segera menuju dapur. Ia membereskan peralatan makan yang tadi dipakai oleh suaminya dan meletakkannya di atas wastafel. Ia segera mencuci peralatan makan kotor tersebut lalu menuju ke kamarnya.Saat berada di kamar, bayangan saat Akmal menyetubuhinya kembali terbayang. Hal itu membuat Kayla merinding. Perasaannya terasa begitu sakit saat mengingatnya."Tenang, Kayla. Jangan kamu ingat-ingat lagi apa yang sudah kamu alami semalam. Kamu harus kuat." Kata Kayla pada dirinya sendiri. Ia mencoba menghela napas panjang beberapa kali demi menenangkan perasaannya.Tiba-tiba muncul sebuah notifikasi di ponselnya. Kayla segera membuka notifik
Kayla terbangun saat suara adzan terdengar berkumandang. Ia bergegas untuk bangun. Tapi gerakannya terhenti saat menyadari sebuah tangan kokoh sedang memeluknya. Kayla menoleh. Terlihat suaminya tidur begitu pulas.Melihat wajah sang suami, bayangan apa yang telah dialaminya semalam terulang dengan jelas di pikirannya. Kayla memperhatikan tangannya, ada lebam biru tipis di pergelangan tangan kirinya. Ia perhatikan tubuhnya yang hanya ditutupi selimut, begitu banyak bekas ciuman. Kini dia ingat, semalam suaminya mencumbunya tanpa izin darinya. Suaminya juga tega menyakitinya karena dia berusaha menolak.Air mata Kayla seketika jatuh di pipinya. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Tapi yang lebih menyakitkan lagi adalah kenyataan bahwa suaminya sendiri telah memperkosanya karena pengaruh alkohol. Harga dirinya kini hancur berkeping-keping.Kayla bergegas turun dari tempat tidur dengan berbalut selimut demi menutupi tubuhnya. Tapi
KaylaAku tak bisa berkata-kata saat bertemu dengan keluarganya Mas Akmal. Mereka semua sangat baik. Terlihat sekali jika Mas Akmal begitu disayang oleh seluruh keluarganya. Mereka tampak begitu berbahagia dengan pernikahan kami. Mereka bahkan mendoakan semoga aku segera mempunyai momongan.Jantungku rasanya sakit sekali mendengar harapan mereka. Segera punya momongan? Tidak mungkin aku bisa punya momongan karena Mas Akmal menikahiku bukan karena cinta. Aku yakin dia tidak akan pernah menyentuhku, wanita yang tidak dia inginkan masuk ke dalam hidupnya.Sekitar pukul delapan malam, semua keluarga mas Akmal pamit pulang. Mama dan papa yang datang belakangan juga ikut pulang bersama semuanya. Saat kutanya mengapa papa dan mama tidak menginap saja, papa dan mama hanya tersenyum. Papa sambil tersenyum kikuk mengatakan bahwa mereka tidak ingin mengganggu malamku bersama Mas Akmal. Karena itulah mereka m
Kayla menatap rumah besar di hadapannya dengan perasaan gamang. Seumur hidupnya dia belum pernah sekalipun bermimpi untuk tinggal di rumah sebesar ini. Tapi mulai sekarang, ia akan tinggal di rumah mewah ini bersama suaminya.Akmal Ghaisan. Itu nama dari laki-laki yang sudah menikahinya. Laki-laki pilihan orang tuanya, anak dari sahabat ayahnya. Akmal usianya 5 tahun di atas Kayla. Dia laki-laki yang tampan dengan tubuh tinggi semampai. Jika orang tidak tahu dia, pasti akan mengira bahwa Akmal adalah seorang model karena gayanya yang sangat modis."Kayla!" sebuah panggilan membuyarkan lamunan perempuan berusia 23 tahun ini. Sentuhan di punggungnya membuat Kayla segera menoleh ke arah belakang. Mertuanya, bu Fatma, sedang tersenyum lembut menatapnya."Kenapa tidak masuk?" tanya bu Fatma pada Kayla yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri."I-iya, tante." jawab Kayla gugup."Kok, tante? Mu
Perempuan itu tak bisa berkata-kata saat sang ibu memperkenalkan siapa sesungguhnya laki-laki yang kini sedang berdiri di hadapannya itu. Lidahnya kelu, tubuhnya mendadak kaku. Sementara jantungnya berdebar sangat kencang mengetahui kenyataan yang baru saja diketahuinya. Laki-laki yang sedang tersenyum lembut menatapnya ini... Laki-laki tampan bertumbuh tinggi ini.... Dia... Dia...•••Kayla akhirnya bisa bernapas lega setelah akhirnya ia bisa pulang ke Jakarta. Tiga tahun ia jauh dari rumah untuk menempuh pendidikan S1 jurusan Manejemen di Yogyakarta. Alhamdulillah, kini dia sudah lulus dengan predikat summa cumlaude dengan IPK 3,80.Kayla Rahma, 23 tahun. Anak pertama dari pasangan Agus Wijayanto dan Tutik Wahyuni. Ia memiliki dua orang adik laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Namanya Kamal dan Kemal. Kayla tumbuh dalam keluarga dengan penghasilan yang terbil