Share

Ikut, Mas!

"Ayo ikut Ibu!"

Bu Retno menarik tangan Bastian dengan kuat. Anak itu sempat memberontak dan menegur ibunya.

"Pelan-pelan, Bu. Lututku terbentur meja. Memangnya ada apa?" Bastian terlihat sangat kesakitan. Dia dipaksa mengikuti langkah ibunya yang cepat. Padahal kondisi Bastian saat ini tidak bisa melihat.

"Sudah lah! Ikut Ibu saja! Di depan ada Mbah Sirat."

"Mbah Sirat?"

"Iya. Kamu pijitin dia! Sekarang kamu telah resmi menjadi tukang pijat. Ibu sudah promosi ke orang-orang. Ibu juga sudah pasang papan nama di depan rumah, bahwa kamu menawarkan jasa pijat."

Langkah Bastian terhenti. Tubuhnya mendadak kaku. Bahkan sang Ibu berusaha keras untuk mendorong tubuhnya keluar menuju ruang tamu, namun tak bisa.

"Tukang pijat? Bu, aku gak bisa. Aku gak punya keahlian jadi tukang pijat."

"Ah … itu mah gampang. Apalagi untuk lansia seperti Mbah Sirat. Kamu tinggal pijat-pijat ala kadarnya saja. Sudah lah, lakukan apa yang Ibu minta. Memangnya kamu mau Arista kekurangan makanan karena kamu tak la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status