Ayunda bergegas turun dari mobilnya dan segera memasuki rumahnya. Kakinya berjalan cepat menuju kamarnya. Dia segera membuka lemari pakaian nya dan mengambil perhiasan yang dia miliki dan beberapa berkas penting. "Sayang, sebenarnya ada apa?" tanya Andi yang sudah sampai di kamar Ayunda. Ya, setelah Ayunda memintanya untuk datang, Andi segera bergegas menuju rumah Ayunda. Andi sudah sangat sering datang kerumah ini. Jadi, dia tak sulit untuk menemukan di mana letak kamar mantan istrinya ini. Bahkan, dia juga sengaja mengontrak sebuah rumah yang berada di dekat rumah mantan istrinya ini. Sebenarnya, Andi masih sangat mencintai Ayunda. Bahkan, rumah tangga mereka terbilang sangat harmonis. Tetapi semenjak perusahaan milik Andi bangkrut, Ayunda meminta berpisah. Andi yang masih sangat mencintai Ayunda, tentu saja tidak setuju. Tetapi Ayunda yang tak ingin hidup susah, melakukan segala cara agar ia berpisah dengan Andi. Ayunda tidak mempedulikan penolakan Andi, dia tetap mengajukan
Reno berjalan menuju kamarnya, dia ingin menemui Ayunda dan ingin memberi pelajaran terhadap wanita itu. Sebenarnya dokter menyarankan untuk Reno dirawat selama satu hari lagi. Tetapi Reno menolaknya, dia ingin cepat keluar dari rumah sakit dan memberi pelajaran pada Ayunda. Berani sekali wanita itu membodohi nya. Sebab wanita itu, dia melakukan kekerasan pada Aurel yang sampai saat ini tidak ia ketahui keadaan nya. Bahkan, dia sampai menyuruh orang untuk mencari keberadaan Aurel, tetapi sampai sekarang dia belum menemukan nya. Sepertinya Aries memang tak ingin dia menemukan wanita itu dengan mudah! jadi, lelaki itu menutup akses bagi dirinya untuk melacak keberadaan Aurel. Brak.... Reno membuka pintu dengan sangat kasar, membuat wanita yang tengah berbaring terlonjak kaget mendengar suara pintu yang terbuka dengan sangat kasar. "Mas kau sudah pulang?" tanya Ayunda. Dia bisa melihat kemarahan di wajah tampan sang suami, sekuat tenaga ia menyembunyikan rasa takut yang menghamp
Daniel segera memencet bel darurat untuk memanggil dokter. Sementara Aries, berusaha untuk mengajak Aurel berbicara. "Kak," lirihnya. "Iya, ini Kakak Sayang! katakan, apa yang kau rasakan?" tanyanya dengan raut wajah bahagia. Bagaimana tidak, sudah hampir seminggu Aurel tak sadarkan diri dan kini, adiknya sudah mulai tersadar meski, keadaan nya masih lemah. "Minum," lirihnya. Mendengar hal itu, Aries segera mengambil gelas yang berisi air lalu membantu Aurel untuk meminumnya. Tak butuh waktu lama, dokter akhirnya datang. Daniel mengajak Aries untuk menjauh memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa keadaan Aurel. "Dokter," panggil Aurel saat sang dokter selesai memeriksanya. "Ya, mana yang sakit?" tanya dokter itu dengan nada lembut. "Dokter, bagaimana keadaan anakku?" tanya Aurel dengan lemah. Jangan lupakan, tangannya yang mengelus perutnya yang kembali rata. Hatinya merasa tak enak, sesuatu yang buruk pasti terjadi pada anaknya. Tetapi, dia berusaha untuk berpikiran pos
Setelah selesai makan siang, Daniel dan Aries segera kembali ke ruangan Aurel di rawat. Mereka berjalan beringian sembari mengobrol. "Aries!"Mendengar namanya dipanggil, Aries segera menghentikan langakahnya begitu juga Daniel. Mereka menoleh dan melihat ke asal suara. "Kau, kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Aries dengan nada terkejut. "Aku di sini ingin bertemu Aurel, sebelum aku masuk penjara!" jawab Reno dengan penuh harap. "Bisa jelaskan ini?" tanya Aries kepada dia polisi yang menjaga Reno. "Maaf Tuan, tetapi Tuan Reno sudah dijamin oleh pengacara. Jadi kami hanya melakukan tugas kami sampai beliau bertemu dengan Nona Aurel!" jelas salah satu petugas. "Cih, aku takkan mengijinkan nya untuk bertemu dengan adikku!" tegas Aries. "Aries, tolong pertemukan aku dengan Aurel," Reno masih berusaha memohon kepada kakak dari Aurel. "Pergilah, sampai kapanpun aku takkan mengijijnkanmu! dan kalian cepat bawa dia pergi, karena saya tidak mengijinkan adik saya bertemu dengan lelaki
Aries menatap lekat wajah adiknya yang tengah tertidur pulas. Tadi, setelah berhasil membuat adiknya tenang, ia membawa sang adik kembali ke kamarnya. Beruntung dia datang tepat waktu, sehingga Aurel tidak melakukan tindakan yang bisa membahayakan dirinya.Aries juga tak menyangka jika sang adik akan melakukan hal seperti itu. Apalagi, setelah mendengar cerita dari Aurel, membuatnya yakin untuk membawa sang adik pergi dari negara ini. Berharap Aurel bisa melupakan kesakitan yang dialaminya selama ini. Ya, dia ingin memulai hidup baru bersama dengan Aurel tanpa ada barang-batang Reno atau anak-anak Aurel yang sudah meninggal. Bukan maksud ia ingin Aurel melupakan anak-anaknya! tetapi dia hanya tidak ingin bayang-bayang mengerikan itu menghantui sang adik. Ia yakin, lambat laun Aurel bisa menerima kalau anak-anaknya sudah tidak ada dan akan menempatkan mereka di tempat yang kusus di hatinya. "Sekarang apa yang ingin kau lakukan?" tanya Daniel. "Aku ingin membawa Aurel ikut bersama
Seketika mata Aurel melotot saat tak sengaja menjatuhkan benda yang ada di tangan nya. Ia perlahan menatap pria yang baru saja menegurnya. "Oh Tuhan, apa yang sudah aku lakukan?" rutuknya dalam hati. Aurel merasa sangat takut, apalagi saat melihat tatapan tajam dari pria tersebut. Pria yang bernama Zain itu, berjalan mendekati Aurel dan menunduk mengambil patung yang sudah menjadi beberapa bagian. "Kau tahu berapa harga patung ini?" tanyanya dengan menahan amarah. "Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja!" ucap Aurel menunduk. "Apa dengan maafmu bisa mengembalikan patung ku? bahkan gajimu setahun, tidak akan bisa menggantikan nya!" ucapnya tajam. "Maaf Tuan, saya benar-benar tidak sengaja!" Aurel masih berusaha untuk meminta maaf. Aurel benar-benar merasa takut dan bersalah. Ia tahu, yang dimaksud bosnya itu bukan masalah ganti rugi, tetapi barang itu adalah peninggalan dari sang kekasih yang sudah lama tiada. Aurel sangat tau, kalau patung itu sangat berharga bagi Zain. Tetapi,
Aries mengerutkan kedua alisnya, ia berusaha mencerna setiap ucapan yang keluar dari mulut bibinya itu. "Apa maksud kalian?" tanyanya tak mengerti. "Dengar Aries, ibumu adalah seorang pembunuh! dia membunuh nenek dengan cara meracuninya agar nenek cepat meninggal dan harta warisan jatuh pada ayahmu! beruntung aku mengetahui rencana liciknya itu, sehingga kami bisa melaporkan nya! tetapi, ayahmu tidak mpercayai ku dan memilih membawa kalian pergi. Tetapi karma datang begitu cepat sehingga mobil yang di kendarai oleh orang tuamu mengalami kecelakaan saat akan kabur!" Jelas Sandra panjang lebar."Itu tidak mungkin, ibuku wanita yang sangat lembut, jadi tidak mungkin beliau melakukan hal sekejam itu! lagi pula, Aurel tidak ada sangkut pautnya dengan hal itu, lalu apa gunanya kalian membencinya. Aku juga tidak percaya jika ibuku bisa sekejam itu!" tegas Aries. Dia benar-benar tak mempercayai ucapan Sandra, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Sandra. Karena menurut Aries, ada sedik
Aries berjalan menuju kamar adiknya setelah pan dan bibinya pergi. Ia yakin saat ini adiknya itu pasti sedang sedih. "Dek, kakak boleh masuk?" tanya Aries seteleh mengetuk pintu kamar Aurel. Tak berapa lama Aurel membukakan pintu, terlihat wajah Aurel yang sembab. Aries segera membawa adiknya itu dalam pelukan nya. "Sudah, tidak apa-apa! ada Kakak disini!" ucapnya menenangkan. "Kak, Ibu tidak mungkin sejahat itu kan Kak?" tanya Aurel dengan tangisan nya. Ya, Aurel mendengar semuanya. Meski sebenarnya tidak sopan dirinya menguping, tetapi dia penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Karena Aurel yakin, mereka pasti sedang membicarakan nya. Ternyata benar dugaan nya, mereka membicarakan tentang alasan kenapa paman dan bibinya tidak menyukainya. Aurel merasa sangat terkejut dengan apa yang dia dengar. Aurel sangat mengenal ibunya. Ibunya adalah seorang wanita yang lembut dan baik, jadi mana mungkin beliau tega melakukan hal yang sekeji itu. "Sssttt, jangan di dengar tentang ap