Keterkejutan itu tampak jelas di wajah cantik Rjndu. Merasa bahwa Mike sedang berhalusinasi maka Rindu membiarkan pria itu berkata semaujya."Beristirahatlah, Mike. Aku akan menemanimu sampai kamu tidur. Setelah itu aku akan kembali ke apartemenku."Mike hanya mengangguk lantas memejamkan matanya. Sesungguhnya ada penyesalan dalam hatinya. Kenapa dia harus secepat itu mengungkapkan perasaannya pada Rindu."Rindu. Ini sudah terlalu lama. Maafkan aku yang langsung membuatmu terkejut dengan pengakuanku." Dengan mata yang sudah terpejam, Mike berkata-kata dalam hati.Sedang Rindu yang masih berada di tempat itu hanya menghela napas dengan mata intens menatap ke arah wajah tampan milik Mike."Siapa sebenarnya kamu Mike? Kenapa aku merasa kamu tidak asing bagiku? Apakah sebelumnya kita pernah bertemu?"Dada Rindu seolah membengkak dengan berjuta rasa penasaran yang menggunung. Mencoba mengingat tentang sosok pria yang saat ini sedang berbaring di hadapannya.Merasa tidak asing dengan keberad
Mike menatap jauh ke depan seolah dia mampu menembus kaca jendela itu. Hari ini dia memang menjadwal akan akan pergi ke sebuah gedung pencakar langit yang sudah terkenal di Jakarta. “Silakan, Tuan.” Jeje segera keluar dari mobil lantas membuka pintu mobil belakang. Mencoba meraih tangan Mike namun pria itu menepiskannya membuat sosok Jeje sangat terkejut.“Aku bisa jalan sendiri, Je!” Dengan tegas Mike berkata dan berjalan menuju ke lantai lobi yang ada di gedung itu. Bahkan Jeje sempat terpana melihat sosok Mike berjalan bebas tanpa hambatan.“Apakah yang aku lihat ini salah? Benarkah dia sudah bisa melihat? Semenjak kapan?”BUKK!“Tuan!” Seketika Jeje berlari saat mendengar kegaduhan dan suara teriakan.“Maaf, ini bos saya. Maaf sudah meeeoykan.” Jeje segera mengangkat tubuh kekar milik Mike. Pria itu menatap Jeje seolah marah dan tidak terima dirinya dianggap buta.“Saya bantu, Tuan. Ruangan direktur berdekatan dengan ruangan karyawan. Itu ada di lantai 3.” Mike menghembuskan nap
Wajah Abraham seketika memerah. Bhakn pria itu mendapat tatapan yang sangat luar biasa dari semua tamu undangan hang hadir dalam.pertemuan itu. "Mike! Jaga mulut kamu. Kamu tebar fitnah!" Tawa sinis itu terdengar dari bibir Mike. Seolah pria itu sudah tak peduli akan apa yang sedang terjadi. Bahkan Mike baru kali ini tidak mempedulikan semua orang yang juga menatapnya tak percaya. Sudah tak heran dan lazim bagi keluarga Abraham tentang perseteruan sosok Mike dengan Abraham. Saudara sekandung satu ayah itu memang digadang sedang memperebutkan hak waris dari oria tua hang saat ini sedang koma dj rumah sakit. "Alex! Atasi manusia satu itu!" Teriakan Abraham's disambut kegaduhan seluruh tamu undangan. Mereka menyayangkan sikap Abraham yang tidak bisa mengendalikan diri. Rasanya semua tamu undangan itu ingin menendang Abraham kalau saja tidak mengingat papanya adalah Presiden Direktur di perusahaan benefit tersebut. "Abraham! Jaga sikap kamu di pertemuan ini. Setidaknya kamu menghorma
Rindu berjalan dengan tergesa bahkan wajahnya menunduk karena memerah marah. Dia tidak suka dengan cara Tantrama sepeti ini. Kedatangannya disertai dengan niat baik untuk tawar menawar proses pemngembalian hak miliknya. Yaitu perusahaan yang sudah diwariskan oleh papanya ke pada dirinya. Perusahaan yang sekarang ini ternyata berpindah tangan ke pada Tantrama dengan alasan bahwa semua hak waris sudah jatub kembali ke tangan Sahira dan wanita itu melimpahkan perusahaan tersebut kepada suaminya. “Manusia licik, serakah, jahat!” gerutunya sambil terus saja berjalan tanpa mendongak. Namun sekian detik terdengar jeritan melengking darinya dan itu sampai terdengar pada sosok pria yang sedari tadi sudah menunggunya di atas mobil pelatnya. “Rindu! Apa yang terjadi?” Pria itu berlari sekencang mungkin ke arah suara jeritan wanita berstatus janda tersebut. Sayangnya sudah terlambat. Tubuh Rindu terlihat sudah didorong ke sebuah mobil pribadi yang juga berwarna hitam pekat. Tak lama kemudi
“Kamu!” Rindu tertegun bahkan keterkejutannya beberapa menit yang lalu sirna dengan sendirinya saat melihat sosok itu berjalan masuk dan menutup pintu tuangan tersebut. “Kenapa? Kaget melihat aku yang melakukan ini?” Rindu menelan salivanya kiat-kuat. Tak dipungkiri olehnya bahwa dia memang merasa kaget. Namun keterkejutan dan rasa kagetnya itu sudah hilang seketika manakal mengetahui siapa yang menjadi dalang penculikan terhadap dirinya. “Kaget mungkin iya, namun sekarang malah terkesan kamu aneh dan langka. Aku tidak pernah mempunyai utusan apapun dengan kamu namun bisa-bisanya menculikku seperti aku ini pernah melakukan kesalahan fatal dan besar padamu.” Ada tawa kecil namun terdengar sinis dan sangat seolah sosok yang ada di hadapan Rindu itu merasakan kekecewaan yang begitu besar. “Kamu memang tidak melakukan kesalahan terhadapku. Namun kesalahan fatal kamu adalah menjadi teman kencan dari sosok Mike. Apa kamu tidak yang siapa Mike?” Sepertinya itak Rindu berjalan deng
Mike yang saat ini sudah tidak lagi bis berpura-pura akhirnya mengejar keberadaan Rindu. Wanita dewasa itu sekarang dengan leluasa bis alergi dati cengkeraman para penjahat yang menculiknya. Rindu sendiri tidak menyangka kalau Abraham akan tega melakukan ini. Padahal dia tak mengenal sosoknya sama sekali. Kenapa dia bisa tahu tentang dirinya yang saat dengan Mike. Hari ini juga Rindu seolah melihat kebenaran tentang Mike. “Akh! Memang nggak ada satu pun yang sayang sama aku. Aku kira sosok seperti Mike itu tidak akan pernah tega membohongi orang yang sudah sangat simpati kepada dirinya.” Dalam keadaan berjalan Rindu berkata-kata sendiri. “Rindu!” Alangkah terkejutnya sosok Rindu tiba-tiba ditarik oleh seseorang. “Tantrama! Apa yang kamu lakukan ini!” “Tenanglah, Rindu. Aku tidak akan menyakitimu. Hanya ingin berbicara empat mata denganmu dan itu pun aku lakukan untuk membicarakan tentang surat-surat perusahaan tersebut.”Rindu mengerutkan dahinya kuat-kuat. Wanita itu dud
“Aku mau min__ “Mike! Semua itu bukan urusanku. Aku tidak mau terlibat terlalu jauh dengan utusanmu. Sampai harus berbohong itu artinya kamu mempunyai masalah yang tidak mudah diatasi.” Mike terhenyak. Bahkan pria tampan yang awalnya diduga buta itu tersentak ketika mendengar suara Rindu yang memotong ucapannya. “Tapi, aku akan mengakui semua, Rindu. Semua yang sudah terjadi denganku.” “Itu bukan urusanku, Mike. Sekali lagi itu bukan urusanku. Jadi aku tidak mau terlibat dengan apapun yang menyangkut dirimu. Tentang kerja sama perusahaan kita, akan lebih baik lagi kita diskusikan. Tapi bukan sekarang.” Kembali Mike terhenyak mendengar kalimat pahit yang disampaikan oleh Rindu. “Semua ada sangkut pautnya dengan kamu, Rindu.” Wanita itu mengerutkan dahi mulusnya. Bahkan kedua alisnya seketika terangkat ke atas. “Maaf, Mike. Sepertinya halusinasimu terlalu tinggi. Apa boleh kalau sekarang kamu pulang ke apartemenmu dan beristirahat. Aku rasa kamu sakit.” Seketika Mike tert
“Silakan, Bu Rindu.” Rindu sedikit tersentak saat sekertaris cantik itu memanggilnya dengan sebutan Bu. Ini pertama kalinya dia dipanggil seperti itu. Namun sosok Rindu segera mengikuti langkah kaki Valencia, sekertaris pribadi sekaligus asisten Mike hanya Eliana ini sedang cuti dan baru kali ini masuk kerja. “Apa Tuan Jeje juga ada di dalam?” Oh, Tuan Jeje sedang melakukan perjalanan dinas ke luar negeri, Bu.” Lagi-lagi Rindu kaget namun kepala wanita dewasa itu mengangguk Pelan. “Berapa lama penyembuhan Tuan Mike mengalami kebutaan?” “Buta?” Tampak jelas gadis bernama Valencia itu tampak kaget saat Rindu menanyakan tentang kebutaan Mike. “Apa kamu tidak tahu kalau Mike mengalami kebutaan? Mungkin sebuah kecelakaan sudah terjadi sehingga Mike mengali kebutaan permanen. Tapi syukurlah semua kini sudah baik-baik saja.” Valencia sempat berhenti mendengar kalimat panjang Tindu. Tak menyangka kalau wanita dewasa itu banyak tahu tentang kehidupan bos besarnya itu. Apalagi in
Mata Rindu menatap tajam tak berkedip saat melihat sosok Luna makan siang bersama dengan pria yang gak lain Abraham.Sepertinya wanita dewasa itu belum sama sekali menyadari kehadirannya.“Congratultain, Honey. Kamu sukses.” Luna menyuapkan sesuatu makanan ke dalam bibir mungilnya. Kepalanya menggeleng pelan sambil mengerucutkan bibir itu.“Akh rasa nggak seperti itu, Tuan Abraham. Mungkin kita bisa menundukkan Mike tapi tidak dengan Louis. Aku percaya kalau casaanova itu akan berbuat lebih jahat daripada perbuatan kita. Faktanya perusahaan itu dibeli oleh pria mafia itu.”Dug!Jantung Rindu menggelepar seketika manakala mendengar apa yang dikatakan oleh Luna.“Luna. Aku tak menyangka kamu berbuat seperti ini. Setega itu kamu padaku, sahabat yang sudah menganggap kamu segalanya, tapi kenapa kamu berbuat maksiat begini padaku?”Kedua tangan Rindu mengepal kuat dengan tetesan air mata yang jatuh ke pipi tirusnya. Bahkan belum usai penderitaannya kini sudah diberi lagi musibah yang lai
Mata Rindu melebar saat melihat sosok itu sudah duduk di sofa ruang tamu villa milik Luna. Rasa tak percaya kini menaungi hati wanita dewasa itu. “Louis! Panggilan tajam itu membuat sosok tampan berwajah bule itu segera mendongak. Melipat ponsel genggamnya dan menyimpannya di salam saku. Akhirnya aku menemukanmu.” Itu ucapan Louis, sosok laki-laki yang datang di sore hari itu. “Da-dari mana kamu tahu tentang aku di sini.” Louis sama sekali tak menerbitkan senyum. Pria itu bangkit dan mendekat ke arah Rindu. “Itu tidak penting. Sekarang kemasi barangmu yang penting. Kita pergi sari sini!” Rindu mengernyitkan keningnya dan menatap wajah Louis dengan tatapan tanda tanya. “Luna itu tidak baik untukmu, Rindu. Dia itu musuh dalam selimut. Menusuk kamu dari belakang.” “Hei! Kamu kenal Luna?” Ada anggukan yang membuat Rindu terkejut. Padahal itu merupakan jawaban dari Rindu sendiri. “Aku mengenalnya lebih dulu daripada kamu. Dia teman sedari kecilku dan sifatnya dari dulu memang
Rindu mengapa tak Praha saat membaca dan melihat berita yang saat ini sedang menjadi trending topik itu. Rasanya dia sangat susah ejekan salivanya. Tak menyangka bahkan sama sekali tak pernah terpikir dalam benaknya Mike, laki-laki yang indah bisa membuka hatinya akan tega melakukan itu. Terhenyak saat mendengar panggilan di telpon genggamnya berdering berkali-kali bahkan seolah tak berhenti. Terlihat nomor berbeda-beda masuk ke dalam ponselnya. Sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah semua panggilan dari orang-Itang yang dikenalnya. Kolega dan seluruh manusia yang masih peduli dengan dirinya. Wanita dewasa itu memejamkan matanya degan linangan air mata yang sudah menetes dengan atasnya. Bagaimana tidak? Terlihat sangat jelas bahwa perusahaannya sekarang sudah pindah kepemimpinan. Bahkan ada andil dari laki-laki hamba angkat dikenalnya. Sampai detik ini tak ada sedikitpun niat pria itu untuk mengabari atau sekedar mencari dirinya. Bahkan Rindu juga tak mendengar kabar pria
Rindu merasakan sepi yang berlarut saat membuka matanya. Beberapa jam lalu Lina, sahabatnya sudah pergi ke kita yang dia tinggalkan. Sesaat teringat akan bayangan Louis dan Mike. Dua orang pria yang gak seharusnya mengobral-antik hidupnya setelah kehancurannya ditandai oleh Tantrama, sang mantan suami. “Akh!” desah ya kesal ketika tiba-tiba bayangan-bayangan itu muncul di benaknya bergantian dan bahkan silih berganti seolah memang sengaja mengingatkannya pada kesakitan yang sekarang ini kembali terusik. “Semua pria memang brengsek!” geramnya dengan nada marah lantas bangkit dari pembaringannya. Berjalan menuju ke teras belakang di mana di sana dia menemukan sebuah kolam tenang yang tak begitu dalam. Dalam kekalutannya Rinduntiba-tiba melompat begitu saja masuk ke dalam kolam itu. Terlihat begitu lama tubuhnya nggak muncul kembali dan sekalinya muncul tubuhnya mengapung dalam posisi tengkurap. Di luar sana terdengar suara gaduh seseorang yang berbincang dengan seseorang. “K
“Rindu, apa kamu yakin tidak ingin ikut aku ke Jakarta?” Rindu menggeleng dengan malas. Bahkan kedua matanya pin yak terbuka sama sekali. Pagi itu memang cuaca di Cisarua Bogor sangat dingin. Apalagi ditambah hujan dari semalam yang tak kunjung berhenti. “Kapan kamu kembali?” tanyanya kada sangat dekatnya itu dengan mata masih tertutup. Sedang Luna hanya sekilas menatap ke arah pembaringan wanita yang berstatus janda tersebut. “Setelah semua pekerjaan dan urusan dj sana selesai,” jawab Luna dengan menundukkan wajahnya. Memperbaiki kemeja tanpa lengannya. “Termasuk mengurusi suami orang itu?” Tiba-tiba ada suara kekehan yang terdengar dari bibir sensual Luna. “Siapa yang kamu maksud? Abrahamkah?” Sektoka Tinfu membuka matanya saat mendengar Lina menyebutkan satu nama itu. “Dia bukan suami orang. Masih single hanya saja buaya. Aku bertugas untuk menaklukannya fan menyoroti seluruh harta kekayaannya karena dia pernah menyinggung harga diriku.” Rindu semakin yakin dengan pemi
Rindu tersentak saat melepas khayalan ya yang menjijikkan itu. Ada tarikan napas yang tersengal saat dia membuka matanya. “Rindu. Kenapa? Sepertinya kamu kurang sehat?” Rindu hanya menghela napas kembali dan menghembuskannya perlahan. “Apa ini karena Sahira lagi?” Rindu menggeleng pelan lantas bangkit dati sandaran duduknya. “Bukan, Luna. Tapi ini karena seorang pria.” Luna Ananta, mode sekaligus desainer terkenal itu seketika mengernyitkan keningnya. “Tanyrama lagikah?” Sekali lagi Rindu menggeleng. “Laki-laki lain?” Anggukan itu cukup untuk menjawab rasa penasaran Luna, sahabat kental wanita berstatus janda itu. “Semenjak kapan kamu membuka hati untuk pria lain?” Pertanyaan itu membuat Rindu mendongak dan sejenak terhenyak. “Aku juga tidak tahu,” jawabnya ramdom. Kemudian menatap sosok Luna yang masih heran dengan sikap Rindu yang sepertinya pendiriannya goyah. “Ada apa? Apakah pria ini bukan Tantrama?” Kembali kepala wanita itu mengangguk. Desahan berat seketika terde
“Aku merebutkan darinya.”Bom!Mata Rindu membelalak lebar saat mendengar perkataan Mike.“Maksudnya?”“Aku curi nomor ponselKamu dari ponse Louis. Dan aku selalu mengaku dia saat kamu chating duli. Coba kamu ingat-ingat dahulu kala. Kita pernah menjadi sahabat kecil. Tapi ketika kamu mulai mengenal Louis di ChannelMedia sosial kamu, kamu merupakan aku. Akhirnya selama bertahun-tahun ini aku yang menemanimu. Sedang Louis sibukDengan dunianya sendiri. Dia adalah manusia robot yang nggak punya kegiatan selain menyendiri dan menyibukkan diri dengan seabrek kegiatan bermanfaatnya hingga pada akhirnya kamu memutuskan untuk menikah. Di situ aku mulai gelap mata. Segala usaha yang kulakukan untuk mencegah pernikahan kamu tak bisa menggagalkan pernikahanmu dengan Tantrama. Hingga aku memutuskan untuk mengasingkan diri dari semua orang dan akhirnya Aku datan lagi menjadi Duke. Pengawal pribadimu dengan transformasi yang berbeda.”“Dan sekarang kamu menjadi Mike dengan Tanaformasi yang berbe
“Kamu mau ke mana?” Napas Rindu bukan lagi tersengal melainkan seolah berhenti berhembus saat mendengar teguran keras dari sosok Louis. Tak sadar dia meringis karena ternyata cengkeraman pria itu membuat tangan Rindu memerah. “Lepaskan, Louis,” desis Rindu sambil mencoba menepiskan tangan pria tampan itu. Tak terasa ada lelehan bening yang saat ini sudah jatuh ke pipi wanita itu. Louis terhenyak kaget. Tak menyangka apa yang dilakukan olehnya mampu membuat wanita yang ada di hadapannya itu menangis. “Apakah sesakit itu?” tanyanya sambil mencoba melepaskan tangannya yang sedari tadi mencengkeram tangan ramping Rindu. “Aku tak akan pernah melepaskan kamu, Rindu. Sudah cukup pencarian dan penantianku selama ini.” Terlihat kening Rindu mengerut hebat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Louis. “Apa maksud kamu, Louis? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?” Louis sedikit terkejut mendengar pertanyaan penuh dengan rasa penasaran itu. “Lupakan saja,” ucapnya kemudian. Setelah itu
Rindu bukan hanya terdiam mendengar perkataan pria yang saat ini sedang bersama dengannya itu. Sosok yang selama ini seolah menjadi peneror hidupnya itu sekarang seakan merasakan kemenangan yang dia dapat dari kelemahan yang saat ini sedang menimpanya. “Demi Mike! Ya, demi pria itu. Aku akan mengorbankan diriku. Karena hanya pria inilah yang bisa menolong Mike. Alan tak akan pernah tertangkap kalau dia terus menjadikan dirinya pria yang menjadi korban dalam Kasus ini. Aku harus membongkar kebusukan pria pemilik bisnis batu bara itu.” Sepertinya Rindu sudah bertekat untuk benar-benar melakukan apa yang memang seharusnya dia lakukan demi menolong Mike yang saat ini sedang berada di balik jeruji besi. Dan semua itu dilakukannya Karen ademi menolong wanita ya yang selama ini diam cintai yaitu Rindu. “Aku akan melakukan apa yang kamu minta asalkan setik ini kamu bisa menjamin Mike.” Louis seketika tergelak lantas menatap tajam ke arah Rindu. Sebegitu cintakan kamu sama pria itu sa