"Dok."
Dokter itu hanya menatap wajah Dike dengan tatapan sendiri. Bahkan ketika Duke serius untuk mendengarkan apa pun yang akan dikatakan dokter tersebut, pria tampan itu berjalan menuju ke arah ruangan kerjanya."Tak ada harapan lagi sebenarnya. Namun semnagat Nyonya Rindu yang membuat tubuhnya masih kuat bertahan sampai detik ini. Maka dari itu dia memutuskan untuk fokus pada dunianya sendiri karena tidak menginginkan semua orang yang ada di sekitarnya terluka."Duke menahan napas ketika dikter tampan itu menjelaskan semua yang terjadi pada Rindu."Bahkan sampai mengorbankan pernikahannya yang memang sudah tak seumur jagung lagi. Bersyukur mereka belum mempunyai keturunan karena ini akan sangat menyakitkan Nyonya Rindu kalau sempat mengandung. Namun hal itulah yang memicu rumah tangga mereka berantakan. Berbarengan dengan semua moment ini, Nyonya Rindu memilih bercerai."Duke hapal betul dengan apa yang dikatakan oleh Dokter Lucas."Saya tahu itu, Dok. Apa tidak ada tindakan khusus yang perlu dilakukan untuk membuat Nyonya Rindu sehat dan sembuh atau setidaknya pulih dari penyakitnya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin.”Dokter itu menghela naps panjang ketika mendnegar kukuhnya sosok Duke yang jngin melanjutkan pengobatan Rindu."Semua bisa diurus, Tuan. Tapi semua itu tergantung pada Nyonya Rindu. Karena beliaubtidak peenah mau untuk melakukan terapi dan pengobatan. Beliau hanya berpasrah diri. Dan ini tugas dari orang-orang terdekat Nyonya Rindu untuk lebih memberi semangat hidup pada beliau."Kembali ada helaan kapas panjang dari Duke lantas pria itu mengangguk paham. Setelah menghabiskan waktu beberapa saat akhirnya perbincangan mereka berdua itu oun selesai.Beberapa Saat Kemudian“Nyonya.”Ada hembusan napas yang sangat lemah bahkan mata itu seolah gak mampu terbuka dengan lebat. Namun sejenak mata itu menemukan sosok lain yang barusan memanggil namanya.“Duke. Kamu masih ada di sini?”“Saya akan selalu ada di samping Anda, Nyonya.”Ada sedikit keharuan yang tiba-tiba menyeruak ke relung hati Rindu.Tak menyangka kalau sosok Duke malah akan siap ada di sampingnya di saat dia sedang terpuruk bahkan mungkin bisa saja meregang nyawa.“Kamu gak perlu susah payah merawat aku, Duke. Aku bisa sendiri. Lagi pula aku baik-baik saja. Bahkan sekarang pun kita harus segera pergi dari tempat ini. Beberapa menit lagi akan ada pertemuan penting di gedung sebelah.”Ada keterkejutan di dalam wajah Duke mendengar apa yang disampaikan oleh sosok Duke. Memang benar bahwasannya ada jadwal pertemuan penting yang seharusnya dihadiri oleh Rindu. Karena Rindu termasuk salah satu investor tertinggi di perusahaan yang sedang mengadakan tender itu.“Tapi, Nyonya. Anda masih sangat lemah. Injeksi yang diberikan di tubuh Anda belum sepenuhnya mengalir. Tidak ada salahnya Anda istirahat dulu biar saya dan Nyonya Anin yang menghadiri pertemuan itu.”Rindu tertegun sebentar namun kemudian wanita dewasa itu menggeleng dengan pelan.“Tidak, Duke. Ini tanggung jawabku. Aku sudah berjanji untuk menghadiri dan memenangkan tender itu.”Duke hanya menghela napas saat mendengar alasan Rindu. Dia paham sekali kenapa wanita itu bersikeras untuk datang menghadiri acara pertemuan itu.Lalu dengan sedikit berkata pria tampan itu membantu Rindu merapikan diri. Kondisi lemah itu wanita itu sesungguhnya membuat dokter Lucas menyesalkan tindakan nekad Rindu.Namun dokter itu tidak bisa berbuat banyak karena memang Rindu harus menjalankan tugasnya."Rindu. Ingat pesanku. Kamu masih punya harapan dalam doa. Jangan menyerah. Yang kamu perlukan saat ini hanya dukungan dari orang-orang sekitarnya. Aku masih berharap kamu bisa sembuh."Rindu hanya menebarkan senyum tipis untuk Dokter Lucas. Kemudian wanita itu dengan bantuan sosok Duke meninggalkan gedung rumah sakit."Anda yakin bisa melanjutkan perjalanan ini, Nyonya?" Rindu mengangguk dengan mata terpejam.Merasakan sakit yang kini menyerang tubuhny. Seolah memang sudah waktunya. Wanita cantik itu sudah tak berdaya."Apa memang sudah waktunya, Ya Tuhan. Benarkah aku akan berpulang ke rumahmu saat ini? Berbarengan dengan luka yang ada dj hatiku."Batin wanita itu rungkad dan tak mampu menahan rasa sqkit dibdalam hati juga di dalam tubuhnya. Serasa dia sudah tak mampu lagi bertahan.Duke yang melihat majikannya seolah terkapar sqngat terkejut. Pria itu menepikan mobil yang sedang dikemudikannya."Nyonya. Anda tidak apa-apakan? Badan Nyonya sepertinya sangat lemah. Apa kita kembali ke rumah sakit lagi?"Rindu menggel3ng lantas kembali memejamkan matanya. Dadanya bergemiruh saat menyadari dirinya ternyata tak cukup kuat dan mampu untuk melewati apa yang sedang terjadi kali ini."Ya Tuhan! Apa shdah saatnya Akh berpulang padamj? Apa dengan cara seperti ini aku kemvali padamu? Rasa sakit yang bertubi dan kesakitan yang luar biasa."Tubuh Rindu tiba-tiba berguncang hebat dnegan jsak tangis yang terdengar sangat miris. Duke yang melihat majikannya terlihat sangat menyedihkan itu dengan segera tanpa menyadari apa yang dia lakukan memeluk bahkan mendekap tubuh ringkih dan kurus itu."Nyonya! Jangan seperti ini. Bangkitlah serta yakin bahwa Anda mampu untuk kembali seperti dulu. Ada seseorang yang menunggu kebahagiaan Anda. Ada seseorang yang menginginkan hiduo bersama Abda. Dan prang itu ada tak jauh dari Anda. Apa Abda tidak merasa penasqran? Bangunlah dan berusaha jntuk tetap sembuh. Tentang keputisan semua itu ada di tangan Tuhan. Mari kita berusqha untuk kesembuhan anda jadikan irang yang ingin hiduk bersama itu adalah semangat untuk Anda. Percayalah, bahwa apa yang sekarang terjadi adalah bagian dari kasih sayang Tuhan. Bahkan saya yakin Anda bisa sembuh total."Seketika Rindu terhenyak. Wanita itu baru menyadari bahwa dirinya ada di dalam delapan pengawal pribadinya yang berusaha menenangkan dirinya saat kalut dan histeris."Duke," lirihnya sambil.masih terisak.Suaranya serak dan terdengar sangat lirih dengan nada berbisik. Mata sembab itu memandang ke arah wajah tampan milik Duke.Entah bagaimana awalnya tiba-tiba dada Rindu bergetar hebat saat kedua manik biru milik Duke itu menatapnya tajam.Setelah hatinyaembeku karena ulah mantan suaminya ini yang pertama kali dia merasqkan getaran luar biasa saat bersentuhan dengan lawan jenisnya."Nyonya harus sembuh. Apakah Anda tidak ingin membalaskan luka hati Anda ini? Sayq akan membantu kesembuhan Anda. Percayalah, Anda pasti sembuh meskiojn dokter sudah memvonis seperti itu."Mata Rindu nanar dan liar menatap wajah Duke. Ada sesuatu yang membuat sosok wanita itu tiba-tiba bangkit dan duduk dengan tegak."Duke. Kita berangkat ke gedung pertemuan. Percayalah aku mampu menghadiri pertemuan hari ini."Duke yang tadinya merasakan sangat khawatir dan juga cemas mendadak terkejut melihat tubuh Rindu tiba-tiba terlihat sehat dan baik-baik saja.Wanita itu tampak sangat bersemangat saat ink. Dan itu membuat sosok Duke kembali dnegan cepat mengemudikan mobilnya dengan laju yang kencang.Tak ada 20 menit mereka sampai di gedung itu. Sungguh tak dapat dipercaya bahwa sosok Ri du benar-benar tampak sehat dan berjalan di samping Duke dengan terlihat sangat elegan.Semua irang me.perhatikan mereka. Terutama sosok Duke yang mencuri perhatian. Bahkan Duke seolah memberikan kode keras pada semua irang yang terpana melihattnya agar menutup mulut mereka."Silakan, Tuan dan Nyonya."Staf dari pertemuan yang dihadiri oleh pembisnis internasional itu kemidoan membawa Duke dan Rindu ke tempat duduk yang sudah disediakan.Ada keterlejutan dari Rindu saat melihat dua orang yang sudah tak asing lagi. Bahkan keterkejutanitu ternyata bukan milik Rindu saja. Melainkan sosok yang sudah terlebih dahulu tiba di tempat itu."Ternyata dia wanita murahan! Baru sehari bercerai sudah menggandeng pria lain sebgai pemggantiku!" geram seseorang yag tak lain Tantrama itu."Ternyata kamu tak lebih murahan daripada aku, Rindu!" Tiba-tiba ada pergerakan yang begitu ceoat sudah berada tepat di hadapan Rindu.Wanita itu tampak tak terkejut bahkan yang kaget setengah mati adalah sosom Duke yang berada di sampingnya. Ada sosok lain yang juga hampir saja mengeluarkan teriakan saat sosok Tantrama sudah berada tepat di hadapan Rinduu dnegan kata-kata sarkasnya."Tuan Tantrama. Apakah ada masalah dengan Anda saat melihat saya dalam pertemua tender ini?" tanya Rindu dengan wajah dan nada bicara tenang.Sedang sosok Tantrama yang saat ini menatap wajah Rindu yang terlihat pucat itu menggeram di dalam hati. Rupanya pria itu masih belum bisa mengendalikan dirinya akibat perceraiannya dengan wanita yang ada di hadapannya tersebut."Ada masalah apa Anda dengan Nyonya Rindu, Tuan. Tak bisakah Anda menjaga etika dan attitude. Ini di depan umum dan banyak orang melihat apa yang Anda lakukan pada Nyonya Rindu. Apakah Anda ini bisa disebut seorang laki-laki?"Bukk!Sebuah pu
Wajah itu pucat dengan mata terpejam. Ada kegelisahan yang kini sedang menyelimuti Rindu. Wanita itu berkali-kali menengok waktu di ponsel genggamnya."Aku harus pergi. Sudah waktunya aku menjnggalkan tempat ini," ucapnya segera mengambil langkah seribu karena memang ada hal penting yang tidak bisa dia tinggalkan.Namun baru saja dia membalikkan tubuhnya tiba-tiba terdengar suara memanggilnya."Rindu!" Tak lantas membalikkan tubuhnya, wanita dewasa itu menghentikan langkah kakinya."Jangan pergi! Aku membutuhkanmu." Ada desahan berat terdengar lirih dari Rindu. Wanita itu kemudian memutar tubuhnya menatap ke arah Tantrama yang saat ini masih berbaring di pembaringan rumah sakit."Maaf, Tantrama. Aku harus pergi. Ada pertemuan yang tidak bisa aku tinggalkan. Kamu bisa menghubungi keluargamu atau minimal selingkuhan kamu untuk menemanimu di rumah sakit. Jangan terlalu khawatir dengan kondisimu. Dokter bilang kamu hanya mengalami luka ringan dan sudah bisa kembali ke rumah dalam waktu dek
Ada senyum tipis namun samar menyelimuti bibir sosok itu lantas dengan cepat memasukkan ponsel genggamnya ke dalam tas kecil yang dia sengaja ditaruh di sofa sebelah dirinya mengemudikan mobil.Melajukan mobil itu meninggalkan gedung rumah sakit itu. Membiarkan Tantrama bergelut dan berperang batin dengan dirinya sendiri setelah dia mengetahui bahwa di dalam rahimnya kini ada janin yang sedang berkembang.“Selamat menikmati kesakitanmu, Rindu. Aku sudah membuktikan padamu siapa aku yang sesungguhnya.” Gumaman itu keluar dari bibir tipis Sahira. Sambil melajukan mobilnya, wanita yang berstatus janda itu saat bahagia dengan adanya janin di rahimnya.Janin yang nantinya akan membuatnya menjadi wanita yang bisa mengendalikan Tantrama dan menjatuhkan bahkan menyakiti sosok Rindu, adik kandungnya. Sedang Duke yang memabwa Rindu terus melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal."Nyonya. Are you, okey?" Tak ada jawaban apapun dari sosok Rindu bahkan perempuan itu memejamkan matanya dengan
“Nyonya Rindu. Sebentar lagi ada rapat penting. Apa Anda sudah siap!” Sosok Eindu hanya mengangguk dengan wajah datar tanpa ekspresi.Wanita itu emisi an memakai jas kebesarannya yang menampakkan keelegannya.“Ini petama kalinya di Kakrtq. Apa ada yang kamu ingat?” Kali ini Rindu menoleh. Sosok pria tampan yang sudah berpakaian rapi dan tampan itu tampak menghampirinya.“Sudah berapa kali aku bilang. Aku tak butuh kamu. Di mana laki-laki itu?”“Siapa maksud kami? Duke? Sudah berapa kali aku ulang, dia meninggalkan kamu saat kamu koma. Tepatnya di Rimah asakit Center Singapura.”Akh! Rindu menggelengkan kepalanya dengan berat. Dia tak percaya kalai Duke akan tega meninggalkan dirinya yang sedang koma.“Anin sendiri setelah menunggu operasimu selesai juga berpamitan untuk pergi. Aku rasa dia juga meninggalkan kita ini. Setelah kamu dirawat di Singapura langsung dibawa ke Vietnam dan menetap di sini. Aku hanya ditugasi menjagamu sampai kamu bis mandiri menjalankan perusahaan yang selama i
Jakarta"Sudah berapa lama Christ aku tidak menginjakkan kaki di kota kelahiranku?" Christ menatap wajah Rindu yang tampak memerah karena teekena sinar matahari setelah keluar dari Bandara soetta."Di Jakarta suhunya lebih tinggi. Kamu harus mencari hotel yang sejuk dan benar-benar cocok dnegan kulit kamu suasananya, Rindu."Rindu tersenyum lantas menoleh ke arah Christ lantas tersenyum."Kamu sangat detail sekaliemperhqtikanku, Chrisf. Sayangnya waktu peristiwa itu terjadi Kamu sedang hodup berbajagia di diniamu." Sindiran itu telak ke ulu hati Christ yang sektika itu merasa sangat bersalah."Maafkan aku, Rindu. Tak seharusnya aku meninggalkan kamu waktu bahkan membiarkan kamu menikah dengan laki-laki brengsek itu. Tapi kamu pasti dia sangat menyesal telah menyakitimu. Satu hal yang membuatku sangat bahagia sekarang. Kamu sembuh total dari penyakit mematikan itu. Dan ini adalah keajaiban Tuhan."Hembusan napas itu milik Rindu. Wanita dewasa itu kemudian mengedarkan pandangannya menjel
Rindu bukan lagi marah. Wanita dewasa itu mengepalkan kedua tangannya dengan rahang yang mengeras saat kalimat itu meluncur bebas dari bibir tebal milik Sahira, Kakak kandungnya."Kamu keterlaluan, Sahira. Aku hanya menitipkan perusahaan itu padamu untuk sementara. Bukan untuk kamu miliki."Bukannya merasa bersalah mendengar apa yang disampaikan oleh Rindu, Sahira malah memperdengarkan tawanya yang seolah mengejek sosok Rindu."Kamu memang beruntung, Rindu. Masih bisa hidup dengan adanya penyakit mematikan itu. Tapi sayangnya aku tetap bodoh seperti dulu. Bagaimana tidak? Suami saja bisa kecolongan diambil kakak jandung kamu sendiri apalagi perusahaan? Dan yang perlu kamu ingat, bahwa kamu wanita mandul Rindu."Plak! Plak!Dua kali tamparan itu mamlu membuat tubuh Sahira terhuyung dan menyingsut ke belakang. Melihat itu dengan cepat Tantrama menghampiri Sahira, istrinya."Rindu! Apa yang jamu lakukan? Kenapa kamu sekarang berubah menjadi begini? Toxic dan bukan sosok wanita yang aku ke
Pertemuan dengan manta suaminya Tantmansan istri barunya yang tak lain adalah kakak kandungnya tersebut membuat darah Tindu seketika naik. Tubuhnya melemah dengan kepala terasa sangat pusing. “Apa kamu membutuhkan seorang dokter, Rindu?” Gelengan kepala itu membuat sosok Christ menghela napas panjang melihat kekerasan hati wanita yang pernah menjadi incaran dalam hidupnya itu.“Yang aku butuhkan adalah seorang pengacara. Carikan secepatnya! Aku tidak ingin menunda untuk menggugat mereka bersua.” Bukan main terkejutnya Christ mendengar keputusan Rindu.Wanita dewasa itu tidak memprediksikan keterkejutan Christ. Saat ini yang ingin dia lakukan adalah secepatnya mengambil haknya yang sudah lama dia tinggalkan dan bahkan kini malah menjadi milik orang lain.“Aku mau beristirahat. Kalau tidak ada yang penting jangan hubungi aku, Christ. Kamu boleh kembali ke apartemenmu.”Christ seketika menghentikan langkah kakinya dan membiarkan Rindu masuk ke dalam apartemenennya. Tak lama kemudian terd
“Maaf. Tidak sengaja tadi mendengar katanya Tuan Jeje mau buat makanan untuk Anda. Kebetulan saya tadi pagi memasak dan belum sama sekali sqya makan. Bolehkah saya bergabung di suni untuk makan malam. Karena saya tidak mempunyai teman sama sekali.”Terpana dengan kedatangan soso Rindu laki-laki buta itu terbungkam diam di depan pintu apartemennya. Jeje yang melihat kedatangan Rindu segera menyusul ke sepan pintu tersebut.“Silakan, Nyonya. Dengan senang hati.” Sosok buta itu menatap ke arah Jeje seolah bisa melihat bagaiman sekarang raut wajah dan reaksi laki-laki tampan tersebut.“Tuan Mike, ini sebuah kehormatan ada wanita bertamu. Akan lebih baik daripada Muonya Tindu makan malam sendiri.” Rindu menerbitkan senyum setuju dengan apa yang dikatakan oleh Keje. Laki-laki itu kemudian menuntun sosok Mike, laki-laki buta itu. Ternyata mempunyai nama yang sangat indah dan bagus.Mereka berada di ruangan makan sekarang. Namun tiba-tiba ponsel Jeje berbunyi. “Baik-baik. Saya akan segera k
Mata Rindu menatap tajam tak berkedip saat melihat sosok Luna makan siang bersama dengan pria yang gak lain Abraham.Sepertinya wanita dewasa itu belum sama sekali menyadari kehadirannya.“Congratultain, Honey. Kamu sukses.” Luna menyuapkan sesuatu makanan ke dalam bibir mungilnya. Kepalanya menggeleng pelan sambil mengerucutkan bibir itu.“Akh rasa nggak seperti itu, Tuan Abraham. Mungkin kita bisa menundukkan Mike tapi tidak dengan Louis. Aku percaya kalau casaanova itu akan berbuat lebih jahat daripada perbuatan kita. Faktanya perusahaan itu dibeli oleh pria mafia itu.”Dug!Jantung Rindu menggelepar seketika manakala mendengar apa yang dikatakan oleh Luna.“Luna. Aku tak menyangka kamu berbuat seperti ini. Setega itu kamu padaku, sahabat yang sudah menganggap kamu segalanya, tapi kenapa kamu berbuat maksiat begini padaku?”Kedua tangan Rindu mengepal kuat dengan tetesan air mata yang jatuh ke pipi tirusnya. Bahkan belum usai penderitaannya kini sudah diberi lagi musibah yang lai
Mata Rindu melebar saat melihat sosok itu sudah duduk di sofa ruang tamu villa milik Luna. Rasa tak percaya kini menaungi hati wanita dewasa itu. “Louis! Panggilan tajam itu membuat sosok tampan berwajah bule itu segera mendongak. Melipat ponsel genggamnya dan menyimpannya di salam saku. Akhirnya aku menemukanmu.” Itu ucapan Louis, sosok laki-laki yang datang di sore hari itu. “Da-dari mana kamu tahu tentang aku di sini.” Louis sama sekali tak menerbitkan senyum. Pria itu bangkit dan mendekat ke arah Rindu. “Itu tidak penting. Sekarang kemasi barangmu yang penting. Kita pergi sari sini!” Rindu mengernyitkan keningnya dan menatap wajah Louis dengan tatapan tanda tanya. “Luna itu tidak baik untukmu, Rindu. Dia itu musuh dalam selimut. Menusuk kamu dari belakang.” “Hei! Kamu kenal Luna?” Ada anggukan yang membuat Rindu terkejut. Padahal itu merupakan jawaban dari Rindu sendiri. “Aku mengenalnya lebih dulu daripada kamu. Dia teman sedari kecilku dan sifatnya dari dulu memang
Rindu mengapa tak Praha saat membaca dan melihat berita yang saat ini sedang menjadi trending topik itu. Rasanya dia sangat susah ejekan salivanya. Tak menyangka bahkan sama sekali tak pernah terpikir dalam benaknya Mike, laki-laki yang indah bisa membuka hatinya akan tega melakukan itu. Terhenyak saat mendengar panggilan di telpon genggamnya berdering berkali-kali bahkan seolah tak berhenti. Terlihat nomor berbeda-beda masuk ke dalam ponselnya. Sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah semua panggilan dari orang-Itang yang dikenalnya. Kolega dan seluruh manusia yang masih peduli dengan dirinya. Wanita dewasa itu memejamkan matanya degan linangan air mata yang sudah menetes dengan atasnya. Bagaimana tidak? Terlihat sangat jelas bahwa perusahaannya sekarang sudah pindah kepemimpinan. Bahkan ada andil dari laki-laki hamba angkat dikenalnya. Sampai detik ini tak ada sedikitpun niat pria itu untuk mengabari atau sekedar mencari dirinya. Bahkan Rindu juga tak mendengar kabar pria
Rindu merasakan sepi yang berlarut saat membuka matanya. Beberapa jam lalu Lina, sahabatnya sudah pergi ke kita yang dia tinggalkan. Sesaat teringat akan bayangan Louis dan Mike. Dua orang pria yang gak seharusnya mengobral-antik hidupnya setelah kehancurannya ditandai oleh Tantrama, sang mantan suami. “Akh!” desah ya kesal ketika tiba-tiba bayangan-bayangan itu muncul di benaknya bergantian dan bahkan silih berganti seolah memang sengaja mengingatkannya pada kesakitan yang sekarang ini kembali terusik. “Semua pria memang brengsek!” geramnya dengan nada marah lantas bangkit dari pembaringannya. Berjalan menuju ke teras belakang di mana di sana dia menemukan sebuah kolam tenang yang tak begitu dalam. Dalam kekalutannya Rinduntiba-tiba melompat begitu saja masuk ke dalam kolam itu. Terlihat begitu lama tubuhnya nggak muncul kembali dan sekalinya muncul tubuhnya mengapung dalam posisi tengkurap. Di luar sana terdengar suara gaduh seseorang yang berbincang dengan seseorang. “K
“Rindu, apa kamu yakin tidak ingin ikut aku ke Jakarta?” Rindu menggeleng dengan malas. Bahkan kedua matanya pin yak terbuka sama sekali. Pagi itu memang cuaca di Cisarua Bogor sangat dingin. Apalagi ditambah hujan dari semalam yang tak kunjung berhenti. “Kapan kamu kembali?” tanyanya kada sangat dekatnya itu dengan mata masih tertutup. Sedang Luna hanya sekilas menatap ke arah pembaringan wanita yang berstatus janda tersebut. “Setelah semua pekerjaan dan urusan dj sana selesai,” jawab Luna dengan menundukkan wajahnya. Memperbaiki kemeja tanpa lengannya. “Termasuk mengurusi suami orang itu?” Tiba-tiba ada suara kekehan yang terdengar dari bibir sensual Luna. “Siapa yang kamu maksud? Abrahamkah?” Sektoka Tinfu membuka matanya saat mendengar Lina menyebutkan satu nama itu. “Dia bukan suami orang. Masih single hanya saja buaya. Aku bertugas untuk menaklukannya fan menyoroti seluruh harta kekayaannya karena dia pernah menyinggung harga diriku.” Rindu semakin yakin dengan pemi
Rindu tersentak saat melepas khayalan ya yang menjijikkan itu. Ada tarikan napas yang tersengal saat dia membuka matanya. “Rindu. Kenapa? Sepertinya kamu kurang sehat?” Rindu hanya menghela napas kembali dan menghembuskannya perlahan. “Apa ini karena Sahira lagi?” Rindu menggeleng pelan lantas bangkit dati sandaran duduknya. “Bukan, Luna. Tapi ini karena seorang pria.” Luna Ananta, mode sekaligus desainer terkenal itu seketika mengernyitkan keningnya. “Tanyrama lagikah?” Sekali lagi Rindu menggeleng. “Laki-laki lain?” Anggukan itu cukup untuk menjawab rasa penasaran Luna, sahabat kental wanita berstatus janda itu. “Semenjak kapan kamu membuka hati untuk pria lain?” Pertanyaan itu membuat Rindu mendongak dan sejenak terhenyak. “Aku juga tidak tahu,” jawabnya ramdom. Kemudian menatap sosok Luna yang masih heran dengan sikap Rindu yang sepertinya pendiriannya goyah. “Ada apa? Apakah pria ini bukan Tantrama?” Kembali kepala wanita itu mengangguk. Desahan berat seketika terde
“Aku merebutkan darinya.”Bom!Mata Rindu membelalak lebar saat mendengar perkataan Mike.“Maksudnya?”“Aku curi nomor ponselKamu dari ponse Louis. Dan aku selalu mengaku dia saat kamu chating duli. Coba kamu ingat-ingat dahulu kala. Kita pernah menjadi sahabat kecil. Tapi ketika kamu mulai mengenal Louis di ChannelMedia sosial kamu, kamu merupakan aku. Akhirnya selama bertahun-tahun ini aku yang menemanimu. Sedang Louis sibukDengan dunianya sendiri. Dia adalah manusia robot yang nggak punya kegiatan selain menyendiri dan menyibukkan diri dengan seabrek kegiatan bermanfaatnya hingga pada akhirnya kamu memutuskan untuk menikah. Di situ aku mulai gelap mata. Segala usaha yang kulakukan untuk mencegah pernikahan kamu tak bisa menggagalkan pernikahanmu dengan Tantrama. Hingga aku memutuskan untuk mengasingkan diri dari semua orang dan akhirnya Aku datan lagi menjadi Duke. Pengawal pribadimu dengan transformasi yang berbeda.”“Dan sekarang kamu menjadi Mike dengan Tanaformasi yang berbe
“Kamu mau ke mana?” Napas Rindu bukan lagi tersengal melainkan seolah berhenti berhembus saat mendengar teguran keras dari sosok Louis. Tak sadar dia meringis karena ternyata cengkeraman pria itu membuat tangan Rindu memerah. “Lepaskan, Louis,” desis Rindu sambil mencoba menepiskan tangan pria tampan itu. Tak terasa ada lelehan bening yang saat ini sudah jatuh ke pipi wanita itu. Louis terhenyak kaget. Tak menyangka apa yang dilakukan olehnya mampu membuat wanita yang ada di hadapannya itu menangis. “Apakah sesakit itu?” tanyanya sambil mencoba melepaskan tangannya yang sedari tadi mencengkeram tangan ramping Rindu. “Aku tak akan pernah melepaskan kamu, Rindu. Sudah cukup pencarian dan penantianku selama ini.” Terlihat kening Rindu mengerut hebat saat mendengar apa yang dikatakan oleh Louis. “Apa maksud kamu, Louis? Apa sebelumnya kita pernah bertemu?” Louis sedikit terkejut mendengar pertanyaan penuh dengan rasa penasaran itu. “Lupakan saja,” ucapnya kemudian. Setelah itu
Rindu bukan hanya terdiam mendengar perkataan pria yang saat ini sedang bersama dengannya itu. Sosok yang selama ini seolah menjadi peneror hidupnya itu sekarang seakan merasakan kemenangan yang dia dapat dari kelemahan yang saat ini sedang menimpanya. “Demi Mike! Ya, demi pria itu. Aku akan mengorbankan diriku. Karena hanya pria inilah yang bisa menolong Mike. Alan tak akan pernah tertangkap kalau dia terus menjadikan dirinya pria yang menjadi korban dalam Kasus ini. Aku harus membongkar kebusukan pria pemilik bisnis batu bara itu.” Sepertinya Rindu sudah bertekat untuk benar-benar melakukan apa yang memang seharusnya dia lakukan demi menolong Mike yang saat ini sedang berada di balik jeruji besi. Dan semua itu dilakukannya Karen ademi menolong wanita ya yang selama ini diam cintai yaitu Rindu. “Aku akan melakukan apa yang kamu minta asalkan setik ini kamu bisa menjamin Mike.” Louis seketika tergelak lantas menatap tajam ke arah Rindu. Sebegitu cintakan kamu sama pria itu sa