"Dia itu ya... aku kira dia seorang malaikat yang memiliki niat tulus untuk membantuku. Tapi nyatanya.. dia benar benar memiliki motif untuk menggodaku dan membuatku memiliki hutang budi padanya lalu kemudian berpaling padanya, mennggalkan Yustaf! Dipikir aku wanita seperti apa?!" ucap Alika kesal.
Albert terdiam mendengar perkataannya. Ia ikut kecewa dengan hal ini. "Lalu bagaimana dengan kerja sama dan rencana akuisisi ini?" tanya Albert."Batal! aku tidak mau seluruh aset perusahaanku bahkan tubuhku ikut dibeli olehnya! dipikir dia orang paling kaya?! dipikir dia satu satunya orang didunia ini yang tersisa?!" tandas Alika.Albert menghela nafas, ia tampak lelah dengan semua permasalahan ini. Ia coba mentidakperdulikan hal ini dan beralih menyalakan mobilnya kemudian berkata. "Terserah anda saja." ucapnya.Malam harinya Alika yang sedang tertidur diatas kasurnya tiba tiba merasa jika tubuhnya seakan dipeluk oleh seseorang. Alika pun segera membuka kedua matanya dan"Selamat siang Yth. Direktur Alika's group.Saya Lucas E.C dari Angela's group.Sebelumnya saya sampaikan permohonan maaf atas tindakan berlebihan saya kemarin. Hal itu hanya sebatas candaan saja, jadi saya mohon untuk tidak memasukkannya ke dalam hati. Sejak awal, saya benar benar tidak bermaksud untuk merebut hati anda apalagi menggoda anda. Terlebh saya sudah tahu jika anda memang orang yang cukup setia pada pasangannya. Saya berharap anda tidak begitu saja membatalkan rencana kerja sama kita yang sudah setengah jalan ini. Seperti yang anda ketahui, semua persiapan dan rencana sudah kami perhitungkan jika semuanya batal maka kemungkinan kami bukan hanya rugi waktu akan tetapi rugi tenaga juga. Begitupun dengan perusahaan anda sendiri. Maka dari itu, saya mengundang anda kembali untuk membicarakan kelanjutan proyek diantara kita ini, tapi sebelum itu saya ingin anda menghadiri acara seminar yang sedang kami selenggarakan hari ini.. Salam hormat, Lucas E.C."Alika
"Siapa kamu? heh, sepertinya kamu masih terlalu muda untuk mengerti masalah kami. Baiknya kamu urusi saja masalah pribadimu sendiri tanpa ikut campur dalam masalah orang lain!" tandas Andrew pada Angela."Saya tidak berniat ikut campur atas masalah kalian. Tapi saya hanya sedang membela orang yang sedang anda rendahkan!" tandas Angela tidak mau kalah.Andrew mendecih. "Heh, dasar anak muda jaman sekarang. Paling kalau tidak pacar selingkuhannya, pengagum rahasianya." Andrew meremehkan."Sepertinya anda perlu tahu fakta sebenarnya siapa pria yang sedang anda rendahkan ini." ucap Angela dan langsung membuat mereka semua tersentak."Dia adalah.. kakak saya sekaligus pimpinan perusahaan Angela's group ini! Lucas Esther Cardinal." tandas Angela yang langsung membuat mereka bertiga terbelalak, berbeda halnya dengan Yustaf yang merasa tidak siap karena ini, Padahal ia benar benar belum berniat membongkar itu semua sekarang, masih ada beberapa jam lagi menuju dimulainya acar
Karena dia... aku mengerti apa arti cinta dan kasih sayang sebenarnya dari seorang suami... kasih sayang yang sudah lama tidak pernah kuperoleh dari Andrew. Dia membuatku sadar.. jika didunia ini masih banyak orang baik yang mau menerimaku, mengusap tiap air mataku yang tumpah dan selalu ada dipihakku..Dan rasa kehilangan bukanlah opsi terbaik untuk mengakhiri kisah cintaku itu...Tuhan... tolong kabulkan satu permintaanku... Aku ingin menua bersamanya.... Satu minggu kemudian.Alika berencana mengunjungi sebuah rumah sakit sekarang. Ia mengendarai mobilnya dengan cepat melintasi jalan raya yang lurus dan datar itu.Saat ini tepatnya ia sedang berniat akan menjenguk sang suami yang masih belum siuman meski belakangan sudah berhasil keluar dari fase kritis. Selama seminggu ini, Alika sangat sering berkunjung untuk menjenguk Yustaf, ia tidak pernah melewatkan sehari saja tanpa berada disamping Yustaf. Ia dengan setia menunggunya, menggenggam tanganny
"Iya, karena kamu adalah wanita yang menarik. Makanya saya bisa memprediksi jika di masa depan, saya pasti akan jatuh cinta dengan kamu." ucap Lucas yang langsung membuat Alika senyum senyum sendiri. Alika mencubitnya lagi hingga sang suami meringkih. "Kamu nih ya, bisa banget rencananya! udah kayak peramal aja kamu!" ucap Alika, Lucas hanya tertawa mendengarnya. Setelahnya mereka saling menatap wajah satu sama lain. "Mulai dari sekarang, panggil saya Lucas ya? istri beneran." pinta Lucas. Alika tiba tiba menyodorkan tangannya ke depan sang suami, mengajaknya bersalaman. "Ayo berkenalan lagi kalau begitu. Namaku Alika. Nama kamu?" Lucas segera menerima salaman tangannya seraya berkata "Lucas." mereka saling melempar senyum saat itu. Alika merasa sangat senang sampai berkali kali ia menyebut nama suaminya itu. "Lucas...Lucas...Lucas... nama yang keren hehe." ucap Alika antusias. "Lucas...Lucas.."Mendengar suara lembut Alika yang terus memanggil namanya, Lucas jadi gem
Tiba-tiba Lucas menarik Alika hingga dirinya berbalik menghadapnya kembali. "Al, saya ingin mengajak kamu makan siang sekarang. Mau ya? Sekalian ke lantai satu sekarang. Kamu saat ini mau kemana?" tanya Lucas.Alika langsung melihat jam tangannya. Sudah pukul 11.30 sekarang. "Sebentar lagi istirahat sih. Mau makan dimana? Restoran biasa?" tanya Alika."Iya. Sekalian sama Angela dan Albert saja." usul Lucas. "O,oh yasudah." ucap Alika. Semoga saja mereka tidak jadi cinlok nanti.Di lobby kantor AND group. Rachel terduduk di sofa dengan berpangku tangan seraya menghela nafas sebal. Ia lihat berkali-kali jam tangannya atau jam di dinding. Sudah setengah jam lamanya Rachel menunggu Andrew, tapi sampai sekarang masih belum muncul juga. Baru akan bangkit dari kursi untuk menyusul Andrew di ruang kerjanya, seorang pria pun mendekatinya. "Sori lama nunggu ya?" tanya Andrew yang baru saja berlari dari arah samping sana. Rachel mencebik. "Ish lama banget sih.. kamu makan
Albert pun ikut turun tangan melerai mereka hingga bersama juga dengan satpam yang menyadari kejadian itu. Hingga pada akhirnya mereka pun berhasil dipisahkan.Tak selang beberapa lama, Alika, Angela, Lucas dan Albert saling duduk di kursi taman sibuk mengobati luka dengan obat merah maupun hansaplas.Alika mengobati Lucas, sedangkan Albert mengobati Angela. "Gagal deh rencana makan siangnya." ucap Alika terkekeh."Lainkali jangan deh makan di restoran itu lagi. Mending kita cari yang jauh sekalian." balas Lucas."Mereka itu hobi sekali ngejulidin orang." keluh Angela. "Tapi gimanapun tindakan yang mereka lakukan itu mungkin pelampiasan dari rasa kecewanya juga. Kasian juga sih. Harusnya saya juga enggak tersulut emosi waktu itu, harusnya saya biarin aja dia mau bicara apapun mengingat dirinya sedang hamil besar." ucap Alika tampak menyesal."Mereka ngeselin Mbak, semua itu enggak akan terjadi kalo mereka enggak mulai." ucap Angela."Yaudahlah udah
"Saya akan menaruhnya ke dalam botol." ucap Albert, Alika tertawa kecil. "Sepertinya kamu terlalu sering menonton film. Ayo kita kesana, biar cepet pulang." ucap Alika seraya pergi masuk ke dalam apartemen. Albert mengikutinya.Ada sekitar lima lokasi di apartemen tersebut yang menjadi tempat dimana sang kuntilanak sering menampakkan dirinya. Pertama adalah di tangga darurat lantai kedua. Mereka pun kesana saat itu, menaiki tangga darurat dari lantai satu ke lantai dua. Alika jalan duluan ketika itu, Albert menyusul dibelakangnya dengan menenteng alat kejut listrik dan pentungannya.Lokasi pertama aman, lokasi kedua dan ketiga juga aman, hingga lokasi kelima juga aman. Alika menoleh ke belakangnya, ia kaget saat melihat Albert sedang duduk sambil tidur di ujung lorong sana, bersandar pada dinding. Alika langsung berlari mendekatinya meski sempat menggeleng. "Sudah menyerah jadi bodyguard saya hmm? Padahal kamu dibayar lembur untuk ini." ucap Alika.Albert membuka sedikit
Beberapa saat kemudian, Alika pun pulang dalam keadaan baju dan rambut berantakan seperti habis melakukan perkelahian. Dan ya, ternyata feeling Lucas benar adanya. Istrinya itu baru saja bertengkar dengan Rachel."Astaga, kamu sampai pergi kesana, Al?" tanya Lucas duduk disofa sebelah Alika terduduk. "Ya habis, kesal kan. Selalu dia yang membuat masalah, labrak aja sekalian." ucap Alika.Lucas setengah tertawa. "Ada-ada saja kamu ini." ucap Lucas. Setelahnya ia melihat ke arah bagian tangan Alika yang terluka. "Itu kenapa? Hadiah dari Rachel?" tanya Lucas menggoda. Alika menyikut tangannya. "Iya! Dia memberiku hadiah ini, puas kamu?" tandas Alika seraya mencebik, Lucas yang gemas pun lantas mencubit pipinya. Alika menepuk tangannya. "Ish!" "Ya enggak masalah sih kamu mau gimana juga." ucap Lucas seraya mengambil obat merah dari kotak p3k di atas meja. Lalu pegang tangan Alika dan obati lukanya. Kemudian kembali berkata. "Tapi siap-siap aja besok bakal ada kehebohan apal