Tiba-tiba Lucas menarik Alika hingga dirinya berbalik menghadapnya kembali. "Al, saya ingin mengajak kamu makan siang sekarang. Mau ya? Sekalian ke lantai satu sekarang. Kamu saat ini mau kemana?" tanya Lucas.
Alika langsung melihat jam tangannya. Sudah pukul 11.30 sekarang. "Sebentar lagi istirahat sih. Mau makan dimana? Restoran biasa?" tanya Alika."Iya. Sekalian sama Angela dan Albert saja." usul Lucas. "O,oh yasudah." ucap Alika. Semoga saja mereka tidak jadi cinlok nanti.Di lobby kantor AND group. Rachel terduduk di sofa dengan berpangku tangan seraya menghela nafas sebal. Ia lihat berkali-kali jam tangannya atau jam di dinding.Sudah setengah jam lamanya Rachel menunggu Andrew, tapi sampai sekarang masih belum muncul juga. Baru akan bangkit dari kursi untuk menyusul Andrew di ruang kerjanya, seorang pria pun mendekatinya."Sori lama nunggu ya?" tanya Andrew yang baru saja berlari dari arah samping sana. Rachel mencebik. "Ish lama banget sih.. kamu makanAlbert pun ikut turun tangan melerai mereka hingga bersama juga dengan satpam yang menyadari kejadian itu. Hingga pada akhirnya mereka pun berhasil dipisahkan.Tak selang beberapa lama, Alika, Angela, Lucas dan Albert saling duduk di kursi taman sibuk mengobati luka dengan obat merah maupun hansaplas.Alika mengobati Lucas, sedangkan Albert mengobati Angela. "Gagal deh rencana makan siangnya." ucap Alika terkekeh."Lainkali jangan deh makan di restoran itu lagi. Mending kita cari yang jauh sekalian." balas Lucas."Mereka itu hobi sekali ngejulidin orang." keluh Angela. "Tapi gimanapun tindakan yang mereka lakukan itu mungkin pelampiasan dari rasa kecewanya juga. Kasian juga sih. Harusnya saya juga enggak tersulut emosi waktu itu, harusnya saya biarin aja dia mau bicara apapun mengingat dirinya sedang hamil besar." ucap Alika tampak menyesal."Mereka ngeselin Mbak, semua itu enggak akan terjadi kalo mereka enggak mulai." ucap Angela."Yaudahlah udah
"Saya akan menaruhnya ke dalam botol." ucap Albert, Alika tertawa kecil. "Sepertinya kamu terlalu sering menonton film. Ayo kita kesana, biar cepet pulang." ucap Alika seraya pergi masuk ke dalam apartemen. Albert mengikutinya.Ada sekitar lima lokasi di apartemen tersebut yang menjadi tempat dimana sang kuntilanak sering menampakkan dirinya. Pertama adalah di tangga darurat lantai kedua. Mereka pun kesana saat itu, menaiki tangga darurat dari lantai satu ke lantai dua. Alika jalan duluan ketika itu, Albert menyusul dibelakangnya dengan menenteng alat kejut listrik dan pentungannya.Lokasi pertama aman, lokasi kedua dan ketiga juga aman, hingga lokasi kelima juga aman. Alika menoleh ke belakangnya, ia kaget saat melihat Albert sedang duduk sambil tidur di ujung lorong sana, bersandar pada dinding. Alika langsung berlari mendekatinya meski sempat menggeleng. "Sudah menyerah jadi bodyguard saya hmm? Padahal kamu dibayar lembur untuk ini." ucap Alika.Albert membuka sedikit
Beberapa saat kemudian, Alika pun pulang dalam keadaan baju dan rambut berantakan seperti habis melakukan perkelahian. Dan ya, ternyata feeling Lucas benar adanya. Istrinya itu baru saja bertengkar dengan Rachel."Astaga, kamu sampai pergi kesana, Al?" tanya Lucas duduk disofa sebelah Alika terduduk. "Ya habis, kesal kan. Selalu dia yang membuat masalah, labrak aja sekalian." ucap Alika.Lucas setengah tertawa. "Ada-ada saja kamu ini." ucap Lucas. Setelahnya ia melihat ke arah bagian tangan Alika yang terluka. "Itu kenapa? Hadiah dari Rachel?" tanya Lucas menggoda. Alika menyikut tangannya. "Iya! Dia memberiku hadiah ini, puas kamu?" tandas Alika seraya mencebik, Lucas yang gemas pun lantas mencubit pipinya. Alika menepuk tangannya. "Ish!" "Ya enggak masalah sih kamu mau gimana juga." ucap Lucas seraya mengambil obat merah dari kotak p3k di atas meja. Lalu pegang tangan Alika dan obati lukanya. Kemudian kembali berkata. "Tapi siap-siap aja besok bakal ada kehebohan apal
"Mungkin Andrew, dia mencoba untuk membalas dendam atas yang kamu lakukan beberapa hari lalu terhadap istrinya. Tapi untuk mencelakakan kamu sampai membuat sebuah teror yang mengancam keselamatanmu itu keterlaluan. Saya benar-benar tidak terima! Ini tindak pidana namanya!" ucap Lucas. Alika terdiam merasa sedikit bersalah. "Ini salahku, seharusnya waktu itu aku tidak melabrak Rachel. Masalah jadi runyam seperti ini." ucap Alika."Sebenarnya tindakan yang kamu lakukan tidak salah, mereka juga dari awal sudah salah karena menyebar berita palsu untuk menjatuhkan reputasi perusahaanmu. Yang paling saya tidak terima adalah kenapa mereka melakukan teror, padahal kamu hanya melabrak Rachel saja waktu itu. Kalau mereka berniat membalas ya balas dengan labrak lagi, bukan dengan melakukan ancaman teror bahkan hingga berniat membunuh begini. Enggak rasional." ucap Lucas. Alika terdiam. "Yasudah kamu coba suruh Albert cek CCTV, barangkali ketahuan siapa pelakunya." ucap Lucas.Alik
"Tidak, tapi dalam proses seperti itu." ucapnya."Tapi mereka itu siapa? Perusahaannya bergerak di bidang apa?" tanya Alika."Sebelumnya akan saya informasikan terlebih dahulu. Cardinal group merupakan perusahaan mobil besar yang ada di Amerika. Perusahaan ini memiliki ratusan ribu karyawan di negara tersebut, bahkan termasuk ke dalam perusahaan bonafit didaerah sana. Presiden direkturnya bernama Beatrice Curt yang tidak lain merupakan ibu tiri dari suami anda Lucas Esther Cardinal." ucap Albert. Seketika Alika seperti melohok sepanjang mendengar penjelasan Albert. "Astaga!" ia langsung meminum segelas air putih yang ada di mejanya. "Apakah itu sungguh nyata?!" tanya Alika masih tidak percaya. "Kalau ini mimpi kenapa anda bisa meminum air putih?" tanya Albert."Ah tidak, maksudku. Apakah beliau sungguh mertuaku?" tanya Alika."Iya." ucap Albert."Waah senang sekali rasanya ingin bertemu ibu mertua. Saya harus kasih dia apa ya Al? Dia itu bisa bahasa indonesia tid
"Dia... meninggal karena diracun." ucap Beatrice. Alika tersentak, kasihan sekali. Jadi karena hal itu ibu ini terus disalahkan oleh Lucas. "Kalau begitu nanti saya akan coba bantu berbicara pada Lucas terkait masalah ini." ucap Alika. Beatrice tampak senang mendengar hal ini. Ia langsung memegang kedua tangan Alika dengan antusias. "Benarkah? Kalau begitu apa bisa kamu sekalian suruh dia kembali ke Amerika? Supaya dia bisa mengelola perusahaan mendiang ayahnya bersama saya?" tanya Beatrice."Lucas kembali ke Amerika?! Lalu bagaimana denganku?!" batin Alika."Saya mohon, please." ucap wanita itu dengan air mata berkaca-kaca. Alika merasa tidak enak untuk menolak. Dirinya pun mengiyakan hal tidak tersebut meski terpaksa.Selepas kepergian Beatrice dari kantornya, Alika kembali dijemput oleh Lucas. Didepan pintu utama mobil lelaki itu pun sudah berhenti. Kebetulan sekali, Alika pun segera berjalan terburu-buru mendekati mobil tersebut lalu buka pintu mobilnya dan masu
"Kakimu sudah tidak sakit lagi?" tanya Albert. Angela mengangguk. "Berkat ditiup olehmu." balasnya seraya tersenyum. Albert ikut tersenyum tipis."Rumahmu dekat sini?" tanya Angela."Tidak dekat dan tidak terlalu jauh juga." jawabnya."Kucingmu dititipi siapa?" tanya Angela."Dititipi rumah." jawabnya."Hah?" "Tidak dititipkan pada siapapun. Karena ditaruh di kandang." balas Albert. Angela mengangguk. "Kucingnya nurut ya? Makanya kamu tinggalkan sendiri. Tapi kasihan juga sih seharian dikandang terus." ucap Angela."Iya memang, tapi saya sudah memberinya makanan yang banyak di dalam kandang." ucap Albert. "Iya, tapi kalau setiap hari di kurung terus juga kasihan. Dia bisa stres loh, minimal dilepas didalam rumah aja deh. Dia juga ingin jalan-jalan ke sekitaran rumah." ucap Angela. Albert memandang Angela seraya terdiam. Angela terheran melihatnya terus memperhatikannya. "Kenapa?" tanyanya. "Maaf, apa saya terlalu menggurui barusan?" tanyan
"Ya benar, mereka saling berebut. Tapi sudahlah, saya kesana ingin meluruskan saja apa yang sudah hak saya. Atau nanti bisa kami bagi secara rata tentang masalah itu, dan mencocokkan dengan wasiat yang ditinggalkan ayah saya." ucap Lucas."Aku sangat berharap kamu baik-baik saja disana. Khawatirnya nanti muncul hal yang tidak diinginkan dari segala perseteruan ini. Aku takut kamu celaka." ucap Alika."Ssst, jangan ngomong begitu. Jika Tuhan berkehendak, saya pasti akan pulang dengan selamat. Tunggu aja." ucap Lucas. Alika tersenyum dan mengangguk.Dua hari kemudian, Alika pun melepas kepergian Lucas dan Beatrice yang memang berada dalam satu pesawat. Alika melambai tangan pada mereka berdua yang kian menjauh pergi bersama lima bodyguardnya. Kemudian dirinya kembali lagi ke perusahaan dengan masih ditemani oleh bodyguard barunya yang bernama Rino.Meskipun sempat ditanyakan apakah dirinya akan menyusul Lucas ke Amerika, akan tetapi Alika menolak untuk ikut karena diri