"Kalo menurut saya nanti aja mau gak? Soalnya usia bayi kamu masih rentan. Takutnya kamu kecapean kalo pulang ke indonesia sekarang. Khawatirnya kenapa-napa. Saya cemas soalnya." ucap Lucas."Oh jadi maksudmu kita tinggal disini dulu sampai bayi ini lahir?" tanya Alika."Iya gimana?" tanya Lucas."Boleh deh, terserah kamu aja." ucap Alika. Lucas segera menghadapkan Alika kedepannya. Lucas bersimpuh didepan Alika mencium perut istrinya itu. "Bayi mungil, kamu baik-baik ya didalam. Semoga kamu nanti keluar enggak susah ya? Dan jadi anak yang baik seperti ibumu. Siap-siap jadi bayi bule ya disini?" ucap Lucas. Alika tertawa."Bayi bulenya kalo rambutnya item gimana?" tanya Alika."Dicat pake nodrop biar bule." seloroh Lucas. Mereka saling tertawa geli saat itu. "Anti bocor dong haha. Dasar gak jelas." tawa Alika.Siang harinya mereka checkup ke rumah sakit bersalin dekat sana. Itu adalah kegiatan mingguan yang sering mereka lakukan.Mereka pun masuk ke dalam ruang dokter setelah namanya
"Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Ibu, kalau sekarang Ibu sedang mengandung anak kedua Ibu. Selamat ya Bu, usia kandungan Ibu kini baru dua minggu." ucap sang dokter. Alika tidak percaya ini, ia melihat ke arah Lucas yang juga tampak bahagia menanti responnya. "Ya ampun Lucas, aku hamil! Astaga, syukurlah." ucap Alika berkaca-kaca. Ia merasa sangat gembira atas ini.Lucas langsung memeluk Alika saat itu juga dan mengusap kepalanya, mengecup keningnya penuh sayang. "Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku. Terima kasih telah memberiku kado terindah didalam hidup ini. Terima kasih telah menjadi istriku Al." ucap Lucas tersenyum memandangnya. Alika terharu dikatakan seperti itu, ia mengangguk dan memeluk suami tercintanya itu. "Terima kasih juga selalu ada disampingku. Terima kasih telah menjadi suamiku, Lucas." ucap Alika semakin mengeratkan pelukannya.Memiliki Lucas dan dua anak darinya adalah kado terindah dari perjalanan terjal yang pernah ia alami. Cintanya yang perna
"Namanya Michael. Usianya sepantaran saya, rencananya dia ingin berkunjung ke rumah besok. Dia dalam perjalanan penerbangan dari Amerika ke Indonesia sekarang. " ucap Lucas."Oh yasudah, besok kamu enggak masuk kerja gitu?" tanya Alika "Enggak, saya tetap masuk kerja. Cuma mau mampir ke rumah sebentar buat temuin dia." ucap Lucas."Iya. Enggak apa-apa. Emang kenapa kok dia mau kesini? Kamu memang sedekat itu sama dia?" tanya Alika."Kita saling kenal dan setahu saya dia cukup baik berbeda jauh dengan Ibu. Dia berencana ingin kerja sama dengan perusahaan Angela's group." ucap Lucas."Oh itu bagus. Dia memiliki perusahaan ya." ucap Alika."Itu vendor perusahaan ayah saya, yang diturunkan ke ibu tiri saya. Lalu ibu tiri saya memberikannya pada anak yang diasuhnya selagi beliau sendiri memegang kendali perusahaan Cardinal group." ucap Lucas. "Oh begitu yasudah tidak masalah. Aku menunggu kabar dari kamu aja." ucap Alika.Esok paginya Alika baru saja membajukan Shanice yang sudah mandi.
Lucas dengan cepat berkata. "Tidak bisa." Alika memandang ke arah Lucas. Ia sedikit khawatir jika akan muncul permusuhan diantara mereka setelah ini, disebabkan selisih pendapat seperti ini."Kenapa? Ibu saya dihukum penjara seumur hidup, apakah anda tega membiarkannya terus-terusan berada di penjara sepanjang hidupnya sedangkan usianya sudah cukup tua?" tanya Michael. "Seberapapun pembelaan yang kamu jelaskan. Maaf sebesar-besarnya saya tidak bisa menuruti permintaanmu. Karena kesalahan yang telah ibu kamu perbuat itu fatal. Dan vonis yang dijatuhkan oleh hakim benar adanya dan sangat pantas untuk diterimanya terlepas dari semua hal yang sudah ia lakukan selama ini kepada keluarga saya." ucap Lucas.Michael sedikit tidak percaya dengan ini, padahal barusan mereka berdua tampak sangat akrab hingga tertawa satu sama lain akan tetapi semua berubah saat dirinya membahas tentang ibu asuhnya itu.Michael pun mencoba untuk memahami hal ini dengan menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis
"A,ah saya baru mau mengejar Pak. Permisi." ucap Risha seraya kabur dari sana. Albert juga ikut mengejar. Angela dan Yudistira sedang duduk makan di tempat jualan seblak dekat kantor. Mereka saling memakan seblak masing-masing. "Gimana Njel? Enak kan seblaknya?" tanya Yudistira.Angela terlihat lahap saat memakannya. "Kamu sering makan disini?" tanya Angela."Enggak, tahu dari teman aja. Katanya ada penjual seblak baru didepan kantor." balas Yudistira."Gue betah deh liat lu makan lahap begitu. Kan kalo lu gendut gue yang seneng." ucap Yudistira seraya memandang Angela. "Masa aku gendut seneng. Aneh banget." ucap Angela seraya menyuapnya lagi."Ya kalo lu gendut kan pas gue ngantuk bisa nyender, terus kalo lagi sebel bisa unyel-unyel pipi lu." ucap Yudistira. Angela tertawa sinis. "Emang aku squishy apa!" tandas Angela."Udah deh elu gendut aja Njel, gue nerima lo apa adanya." ucap Yudistira nyengir, langsung digetok oleh sendok yang diambil Angela. "Duh, digetok sih? Emang gue kela
"Ini tolong gendongin, aduh-aduh... Berat banget sih nih anak. Makan batu apa tiap hari?" ucap Ratna merasa pinggangnya encok.Rudi menggeleng dan tertawa. Ia pun segera menyerahkan Shanice pada Rudi."Ketahuan banget udah nenek-nenek. Cucumu ini wajar berat, orang tiap hari dikasih makan.""Tapi waktu itu pas udah pup dia enteng loh." ucap Ratna."Yaudah suruh pup dulu anaknya." tawa Rudi bersama dengan Ratna. "Shanice, kamu mau pup gak?" tanya Ratna."Aku mau makan kue pup." ucap Shanice dengan bahasa inggris. Ratna yang tidak mengerti pun hanya bisa menghela nafas. "Ngomong naon teh ieu budak. Teu ngararti. Si Alika kenapa gak ngajarin bahasa indonesia sih? Bikin riweuh. Buka kamus dulu." tanya Ratna heran. "Mamanya aja yang katro, pasti pas ulangan bahasa inggris sering buka kamus kan?" tanya Rudi."Ya masih mending buka kamus, dibanding buka baju." ucap Ratna."Buka baju emangnya mau mandi. Ada-ada aja nenek-nenek." ucap Rudi.Saat itu Shanice mengenakan baju gaun berwarna biru
"Entahlah. Kayaknya dari teman Mbak atau dari sosial media Mbak." ucap Alika."Kok mereka seberani itu ya kesini? Padahal sejak awal selalu ngajakin perang." ucap Angela"Sudahlah, dia sepertinya sudah berubah. Tadi minta maaf sama kami." ucap Alika."Minta maaf? Mereka?! Sukar dipercaya." ucap Angela tidak percaya dan dibuat terheran dengan pernyataan itu. Tertawa mentah.Malam harinya Alika yang siap untuk memejamkan kedua matanya untuk tidur, tiba-tiba mendengar suara ponsel berbunyi, termyata ada chat dan yang lebih mengejutkan lagi adalah chat itu dari... Rachel!Mau apa ya dia?Alika membaca isinya. "Hai Al, mau enggak kita ketemuan besok? Aku ingin mengajak kamu ke kafe. Kita ngobrol bareng, ada sesuatu yang ingin aku berikan ke kamu." ucap Rachel. Alika terkejut. Wah sepertinya Rachel sudah benar-benar berubah sekarang. Alika jadi penasaran hal apa yang menyebabkan Rachel bisa berubah seperti ini. Alika pun segera menjawab. "Tentu, kafe mana?" balas Alika.Sembari menunggu ba
Beberapa saat kemudian Lucas menyadari pintu ruang UGD itu terbuka dan keluarlah seorang dokter dan beberapa susternya dari dalam. Lucas segera bangkit dari kursinya lalu mencegat sang dokter. "Bagaimana Dok keadaan istri saya?" tanya Lucas cemas. Dokter itu memasang raut wajah memendam kesedihan. Ia menggeleng."Dengan sangat berat hati saya harus memberitahu kalau anak anda... tidak selamat." ucap sang dokter. Lucas menahan pilu dan sesak yang meluap secara bersamaan. Ia berkaca-kaca menahan rasa kecewa yang begitu berat. "Ah.. Al.. Bayi kita... Astaga... " isak Lucas merasa sangat sedih hingga bahunya menyentuh dinding. Air matanya jatuh berguguran.Malam harinya Andrew masuk ke dalam rumahnya. Kebetulan ada Rachel disana yang sedang berada di meja makan dengan beberapa hidangan makan malam. "Nah kebetulan udah datang. Kok telat Mas pulangnya?" tanya Rachel seraya menyiuk nasinya.Andrew berjalan mendekat, melonggarkan dasinya dan taruh tasnya ke sofa. "Iya tadi lagi banyak projec