"Sekumpulan orang bodoh. Ternyata kalian menaruh harapan pada seorang penipu!"Saat melihat Dojan yang menjilat dirinya berlutut memohon sama Deon, sekujur tubuh Sandi bergetar karena marah. Ekspresinya muram dan menyindir dengan nada dingin.Namun, sekarang Dojan sama sekali tidak menghiraukan perasaan Sandi. Dia menelepon terus untuk mendesak pengurus rumah dan dokter pribadi, agar mengantar ayahnya ke Grup Lixon.Dengan segera, beberapa pengawal mengangkat tandu masuk ke ruang rapat.Orang yang berbaring di tandu justru, ayah Dojan.Saat ini, raut wajah ayahnya pucat pasi dan bibirnya agak bergetar. Dia sudah tidak bisa mengatakan sesuatu, matanya juga terpejam!"Pak Dojan, kamu sudah berusaha."Dokter yang menyusuli mereka menundukkan kepala dan berkata dengan suara kecil.Dojan mengepalkan kedua tinju dan menyunggingkan ekspresi menderita.Meskipun dia tidak mengerti medis, juga bisa menyadari bahwa ayahnya sudah sekarat!Satu-satunya hal yang diimpikannya adalah mengabulkan harap
"Adrenalin nggak dapat menunda kematian sampai 2 jam."Deon tersenyum dingin dan tatapan terhadap Sandi juga bagaikan sedang melihat orang bodoh."Kamu jangan terlalu cepat merasa bangga! Mungkin detik berikutnya orang tua ini bakal mati!"Sandi mengentakkan kaki dan berteriak keras.Setelah mendengar itu, ekspresi Dojan berubah menjadi sangat ganas.Jika bukan karena latar identitas Sandi, sekarang Dojan telah menghancurkannya!"Dojan, cepat berangkatlah!"Direktur yang hubungannya agak baik sama Dojan maju, karena takut dia dan Sandi berselisih.Di depan Sandi yang berkuasa, jangankan mereka, meskipun Grup Lixon, juga hanyalah perusahaan kecil baginya.Dojan menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan amarah sambil mengangguk.Dengan segera, ayahnya diantar ke Kota Risan dengan pesawat carter.Seluruh direktur perusahaan Grup Lixon juga pergi bersamanya.Mereka ingin menyaksikan keajaiban dengan mata sendiri.Pesawat tiba di Kota Risan pada satu setengah jam kemudian.Untuk pulang ke
"Pak Deon, Anda jangan bercanda padaku."Dojan agak mengerutkan kening, tetapi dia tetap berusaha menyunggingkan senyuman karena Deon telah mengabulkan harapan ayahnya."Hanya tersisa 20 detik."Deon melirik jam tangan sambil berkata."Tuan Deon ...."Dojan baru saja buka suara, Deon menyelanya."Lima belas menit.""Kalau ... Anda bisa menyelamatkan ayahku, aku bakal memberikan apa yang aku punya dan melakukan apa yang dapat aku lakukan! Kamu ambil semua itu saja!"Dojan berkata dengan geram.Meskipun apa yang Deon katakan tiada bedanya dengan cerita dongeng.Akan tetapi, bagaimana jika dia benar-benar bisa?Dojan baru habis bicara, Deon segera bertindak!Hanya tersisa belasan menit, dia tidak boleh membuang waktu sesaat pun!Dia mengayunkan satu tangan, lalu berbagai jarum perak terbang dari lengan baju Deon, kemudian menusuk pada titik akupunktur tubuh Tuan Leon.Deon tidak salah bicara.Meskipun Tuan Leon sudah tidak bergerak, tetapi masih ada secercah kesempatan hidup terakhir!Sek
"Kalau kamu mempermalukan aku, aku pasti akan membunuhmu!"Ekspresi Sandi muram dan berjalan ke depan Deon sambil berkata dengan geram."Oh, lalu? Cepat menggonggong saja!"Deon tampak acuh tak acuh dan mengangkat bahunya."Bagaimana aku nggak mau? Apa kamu berani bertindak kasar padaku?"Sandi menyipitkan kedua mata sambil bertanya."Menurutmu aku berani atau nggak? Apa kamu melihat teknik melemparkan jarum perak barusan tadi dengan jelas? Kali ini, aku jamin dapat menusuk tepat pada titik akupunktur, tapi kamu pasti bakal berubah menjadi landak."Deon tersenyum menyeringai.Saat teringat adegan barusan tadi, sekujur tubuh Sandi menggigil."Baik! Kamu hebat!"Sandi memelototi Deon dengan kejam, lalu menarik napas dalam-dalam,"Gong! Gong! Gong!""Apa yang sedang aku gonggong? Apa yang sedang aku gonggong? Apa yang sedang aku gonggong?"Setelah mengucapkannya, Sandi menundukkan kepala dan berbalik pergi.Saat dia keluar dari rumah, langsung terdengar suara tertawa terbahak-bahak dari d
"Kak Milson, kenapa kamu berada di Kota Sielo?"Saat melihat Milson, Sandi tampak sangat terkejut.Usia Milson tidak lebih besar dari mereka. Selain itu, mereka sama-sama terlahir sebagai keluarga super di Kota Risan.Akan tetapi, Milson adalah idola dalam lingkaran generasi kedua di seluruh Kota Risan.Saat mereka masih berfoya-foya dan tidak ada pencapaian, Milson telah meraih jasa yang sangat besar!"Urus sesuatu."Milson tersenyum dan berkata."Ada yang bisa aku bantu?"Sandi sungguh seperti seorang anak yang patuh di depan Milson, tampak agak segan.Dia hanya sembari bertanya, bukan merasa dirinya dapat memberi bantuan urusan besar yang dilakukan oleh Milson."Memang ada."Milson mengangguk dan sama sekali tidak sungkan.Sandi tertegun sejenak, lalu menyunggingkan senyuman ceria dan merasa sangat terkejut."Anda katakan saja! Asalkan aku bisa bantu, pasti nggak bakal menolaknya!"Dia menepuk dada sambil berkata.Bukan karena dia suka membantu orang, melainkan jika dia dapat member
Meskipun Pil Harimau Naga ditujukan untuk pasaran kelas atas.Akan tetapi, demi meningkatkan popularitas dan pasaran, Luna meyakinkan untuk mempromosikannya dengan diskon 50% di mal seluruh kota pada hari pertama diedarkan. Selain itu, jika setelah mengonsumsi tidak berkhasiat, dapat direturkan dalam waktu 7 hari tanpa alasan!Meskipun berkhasiat atau tidak memang hanya bergantung pada klaim konsumen, setelah menyaksikan efek ajaib dari Pil Harimau Naga dengan mata sendiri, Luna merasa tiada orang bisa menolak produk ini!Setelah diskon 50%, harga Pil Harimau Naga tetap berharga 100 juta per butir.Akan tetapi, hanya pada sore hari, 5,000 butir Pil Harimau Naga yang dipajangkan tetap habis terjual!"Bu Luna, setiap supermarket sedang mendesak kita untuk mengirim stok tambahan!"Direktur Departemen Pemasaran masuk ke kantor Luna dan berteriak.Luna juga sangat terkejut.Dia pernah berpikir bahwa 5,000 butir Pil Harimau Naga akan terjual dengan cepat, tetapi tidak sangka begitu cepat!In
Deon mengetahui kabar ini dan bergegas menuju mal."Kamu jangan panik dulu. Sekarang segera suruh seluruh karyawan Departemen Pemasaran bergerak untuk mengumpulkan semua konsumen yang keracunan."Dalam perjalanan, Deon terus berkomunikasi sama Luna.Saat ini, Luna sudah kehilangan pikiran, sama sekali tidak bisa membuat keputusan.Di bawah instruksi Deon, para konsumen di berbagai mal datang berturut-turut.Terjadi hal seperti ini, mal juga tidak bisa beroperasi secara normal, sehingga untuk sementara berhenti beroperasi. Mereka meluangkan lantai satu untuk dipinjamkan kepada Grup Lixon.Jika tidak menyelesaikan masalah ini, mereka jangan berharap untuk terus beroperasi.Para direktur perusahaan tiba di mal lebih awal dari Deon.Saat mereka melihat sekumpulan yang berbaring di lantai, para direktur tidak tahan menarik napas dalam-dalam."Ini ....""Kita sudah tertipu! Si Deon menipu kita!""Mungkin hanya Pil Harimau Naga yang dia berikan kepada Tuan Besar Leon adalah pil asli. Obat yan
"Dengan segera, kamu bakal punya uang sebanyak itu."Deon mengerutkan bibir dan menoleh ke arah para direktur grup itu."Boleh saja dibeli kembali, tapi tiga hari kemudian baru membayarnya. Bagi yang bisa terima, sekarang boleh menandatangani perjanjian."Habis bicara, Deon langsung mengeluarkan setumpuk surat perjanjian.Para direktur grup tercengang saat melihatnya.Apakah dia datang dengan persiapan?Bukan Deon telah meramalnya, melainkan dia melihat sifat orang-orang ini dengan jelas.Sebab itu, sebelum ke sini, dia telah menyuruh Suzie untuk menyiapkan surat-surat ini."Nggak boleh! Sekarang kamu mesti membayar lunas!""Betul! Siapa tahu apa kalian bakal membayarnya pada 3 hari kemudian! Ganti rugi untuk para konsumen ini saja bakal membuatmu bangkrut!"Mereka pada berkomentar.Saat ini, ponsel salah seorang berdering.Dia mengeluarkan ponsel dan berbicara di samping. Beberapa lama kemudian, raut wajahnya pucat pasi."Perusahaan sudah disegel!"Begitu mengucapkannya, para direktur
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco