Diana mendecakkan lidahnya dan berkata dengan terkejut."Kakakku bajingan? Nggak mungkin! Dia bukan orang seperti itu!""Ssst!" Nadya bergegas mengangkat jari telunjuknya dan mencibir dengan sinis."Berdasarkan pengalamanku dikejar oleh lebih dari 20 pria selama bertahun-tahun, kemungkinan besar kakakmu adalah bajingan!"Begitu membicarakan tentang bajingan, Nadya menggertakkan gigi dengan kebencian dan berkata."Aku paling benci pria seperti ini. Dia menipu perasaan wanita, Diana! Kalau kakakmu benar-benar orang seperti ini, kita harus mengunci pintunya di malam hari. Takutnya akan punya pemikiran yang nggak semestinya tentangku!"Diana menelan ludah dan berkata."Ternyata itu sebabnya kamu ingin tidur denganku!""Tapi Nadya, aku bisa memberitahumu secara bertanggung jawab! Kakakku jelas bukan orang seperti itu!""Kamu juga nggak tahu kakak iparku adalah wanita tercantik di dunia! Nggak ada orang lain seperti dia! Dia sangat cantik!""Dengan istri secantik itu, siapa yang akan memikir
"Maaf, tempatnya terlalu kecil dan nggak ada tempat untuk meletakkan kakiku. Aku terpaksa berdesakkan denganmu!"Nadya mengangkat poninya dan tersenyum menawan.Deon melirik dari sudut matanya, wanita itu berbohong dengan terang-terangan.Ada ruang terbuka yang begitu besar di sebelahnya, tetapi mengapa harus berdesakkan dengannya?Terlebih lagi, tubuhnya juga penuh dengan aroma parfum yang begitu kuat hingga membuatnya mati lemas.Deon menjawab dengan tenang."Nggak apa, lagi pula ini adalah rumah kalian. Aku nggak masalah."Setelah Nadya mendengar ini, sudut bibirnya membentuk lengkungan aneh.Heh! Berpura-pura menutupi sifat bajingannya!Akan tetapi, tidak masalah. Ada sesuatu yang bisa membuat pria melepas semua penyamarannya.Nadya mengedipkan mata pada Diana.Diana menyerahkan belasan bir kepada Deon dan membukanya satu per satu dengan pembuka botol."Kak, ayo minumlah! Saat aku masih kecil, kamu selalu nggak mengizinkanku minum bersamamu! Sekarang aku sudah dewasa, kita bersauda
Di luar kamar, Diana tetap berada di balkon dengan cemas.Mereka berdua telah berduaan di kamar selama lebih dari dua jam ....Di tengah-tengah, Nadya bahkan meminta dirinya untuk membeli arak dan terus minum."Ya ampun! Nadya ini berencana membuat kakakku mabuk!"Diana mulai merasa khawatir tentang Deon.Dia khawatir kalau kakaknya benar-benar mabuk dan sengaja dirayu oleh Nadya, dia tidak akan mampu menahan godaan dan melakukan sesuatu yang keterlaluan.Begitu saatnya tiba, tidak ada yang bisa dikatakan untuk menjelaskannya lagi.Saat ini teriakan serak Nadya terdengar dari kamar."Nadya!"Wajah Diana memucat karena ketakutan dan dia tidak berani berlama-lama. Dia bergegas menuju ke kamar dan mendorong pintu hingga terbuka sebelum berkata."Kak! Jangan bertindak sembarangan!"Akan tetapi, dia langsung tercengang setelah melihatnya dengan jelas.Ini bukan Deon yang menyentuh Nadya.Melainkan Nadya langsung menarik tali bahunya ke posisi paling bawah, memperlihatkan bagian montok berbe
"Kalau begitu, apa kamu tahu dia pergi ke mana?"Deon merasakan ada sesuatu yang salah.Diana berkata dengan panik."Biasanya dia bekerja di agensi model, cuma melakukan pengambilan foto atau melakukan pertunjukkan dan lainnya. Jarang sekali ada bahaya!""Oh iya! Dengar-dengar perusahaannya ada banyak wanita cantik dan pemilik perusahaannya adalah anak orang kaya. Dia sering mengajak mereka ke pesta dan sebagainya, tapi dulu dia selalu membalas pesanku saat ada hal seperti itu.""Kamu tinggallah di rumah, aku akan pergi mencarinya!"Mendengarkan penjelasan Diana, Deon menyadari sepertinya perusahaan Nadya bukan perusahaan yang serius.Harus diketahui kalau kehidupan pribadi para model itu kacau balau.Akan tetapi, begitu Deon memakai jaketnya dan berencana keluar.Diana tiba-tiba berteriak keras, "Kak! Kak!"Raut wajah Deon berubah dan dia langsung bertanya, "Apa yang terjadi?""Aku baru saja memeriksa ponselku dan melihat ... banyak orang meneruskannya di internet ...."Diana terengah
"Itu sebabnya kubilang percuma memberitahumu! Untuk apa begitu banyak tingkah?"Resepsionis mengeluh dengan rasa takut yang tiada henti.Deon mengabaikannya dan tersenyum sambil berkata, "Oke, terima kasih!"Klub Mahkota? Deon ingat ini adalah industri milik Aldy.Kalau memang demikian, semuanya sudah menjadi mudah. Menyuruh Aldy maju pasti akan bisa membawa Nadya kembali.Terlepas dari benar atau tidaknya, keselamatan orang adalah yang terpenting.Dalam perjalanan ke Klub Mahkota, Diana menelepon."Kak! Nadya sudah pulang! Itu palsu! Dia bilang itu cuma video editan orang lain!""Dia juga bilang dia mencari alasan untuk menyelinap kembali lebih awal dan nggak ada yang menyakitinya."Dalam setiap kata terdengar kegembiraan Diana.Deon berkata dengan lega, "Oke! aku akan segera kembali!"Akan tetapi setelah mengakhiri panggilan, dia langsung menyadari ada yang tidak beres.Deon masih bisa membedakan apakah itu editan atau bukan.Video tersebut jelas menunjukkan tanda-tanda keaslian, ter
"Aku nggak tahu kalau itu adalah kata-kata terakhirnya! Ini semua salahku! Aku benar-benar bodoh sampai nggak bisa melihat apa-apa! Aku benar-benar nggak berguna!"Mata Diana berkaca-kaca dan dia terus menampar wajahnya dengan tangan dengan penuh rasa bersalah.Deon menarik lengan Diana dengan kuat dan mencoba menenangkannya."Diana! Ini bukan salahmu! Ini nggak ada hubungannya denganmu!""Ini ... salah mereka."Begitu menyebut orang-orang yang menyakiti Nadya, mata Deon memerah dan dia benar-benar marah.Raut wajahnya terlihat penuh niat membunuh.Niat membunuh yang begitu kuat hanya muncul dua kali. Satu kali saat Luna dijual ke Klub Meranda dan ini adalah kedua kalinya."Kak, ayo panggil polisi! Biarkan hukum yang mengadili mereka!"Diana menyeka air matanya dan berkata dengan marah.Ekspresi mencela diri sendiri muncul di wajah Deon dan dia mencubit pipi Diana."Adikku yang konyol, ini ibu kota provinsi!""Hukum nggak berfungsi saat menghadapi orang-orang besar seperti mereka di ib
Deon melirik Suzie dengan acuh tak acuh. Lalu, dia mengulurkan tangannya ke bokong Suzie dan meremas dengan kuat.Deon berkata dengan serius,"Jangan main-main, aku ada urusan penting."Suzie bergidik dan nyaris mendesah. Dia memelototi Deon.Namun, wajah Deon sangat suram dan seperti ada angin topan dalam tatapan matanya!Ekspresi Suzie juga menjadi serius. Dia mengikuti Deon ke dalam kantor."Ayo katakan, apa urusanmu?""Apa kamu kenal Adam Riyanto?" tanya Deon langsung.Sebagai sesama anggota keluarga elite di ibu kota provinsi, Suzie memiliki jaringan koneksi yang lebih luas daripada Liana sang pendatang dari luar.Suzie adalah terobosan satu-satunya.Suzie berseru dengan kaget,"Adam? Tentu saja aku kenal! Dia itu anak orang kaya, tipikal anak playboy! Kehidupannya sangat kacau. Katanya, dia sudah mencelakai banyak mahasiswi!""Dalam bertahun-tahun ini, dia meminta uang pada keluarganya untuk membuka perusahaan model. Sepertinya cukup berkembang!"Deon bertanya, "Apa kamu bisa men
Pukul delapan malam keesokannya, di Klub Mahkota.Beberapa anak orang kaya sedang berkumpul.Mereka asyik menari dan menyanyi di bawah lampu disko."Tuan Adam datang!""Tuan Adam tetap seperti biasanya!""Anak keluarga bangsawan memang berbeda dengan rakyat jelata seperti kita!"Melihat Adam datang, para anak orang kaya segera beranjak dari kursi dan menyanjungnya.Sebagai anak adipati, Adam berpakaian jas, lengannya bertato, dan sangat tampan.Adam mengeluarkan sebungkus rokok dan membagikannya pada semua orang."Ini rokok khusus istana yang ayahku bawa dari Kota Risan, nggak bisa dibeli di luar! Ayo! Jangan sungkan, biar kalian coba apa rasanya rokok keluarga bangsawan di Kota Risan!""Lalu, aku tanggung semua biaya makan dan minum hari ini!""Tuan Adam sangat murah hati!"Semua orang bersorak kegirangan dan mempersilakan Adam duduk di tengah.Adam tersenyum cuek seraya berkata,"Waktu adalah yang paling berharga bagi pria! Pemilihan selir dimulai!"Belasan gadis muda yang cantik dan