Jantung Aldy berdetak dengan cepat dan berkata dengan terkejut."Memusnahkan keluarga mereka? Tuan Deon, nggak sulit untuk bunuh mereka, tapi sama sekali nggak mudah kalau mau memusnahkan keluarga mereka ...."Tidak peduli bagaimanapun juga keluarga mereka adalah keluarga konglomerat di ibu kota provinsi yang memiliki banyak jaringan koneksi yang rumit, mereka pasti memiliki pendukung yang tidak bisa dianggap remah selama bertahun-tahun.Meskipun Aldy tidak menganggap penting keluarga tingkat dua dan tiga, siapa yang bisa tahu kalau mereka akan membalas dengan gila-gilaan kalau memaksa mereka untuk mati!"Lupakan saja kalau kamu nggak berani, aku saja yang bertindak!"Deon berkata dengan ekspresi datar.Tidak peduli bagaimanapun juga Hardo dan yang lain harus mati! Mereka sudah menyentuh keluarganya dan harus membayar bayaran yang mahal!Saat Deon mengeluarkan ponsel dan ingin memberi perintah pada Liana.Aldy segera menghentikan Deon, "Tunggu sebentar!""Tuan Deon nggak perlu repot-re
Beberapa orang di dalam sedang bersenang-senang.Aldy melangkah maju untuk memperkenalkan Deon."Bos Fendo! Aku sudah membawakan Tuan Deon yang sudah lama mau kamu temui!"Salah seorang dari mereka yang berambut pendek, memakai jimat dan cincin giok segera meletakkan mikrofon dan berkata sambil tertawa."Hahaha! Aldy, kamu benar-benar adalah saudaraku yang bisa menepati janjimu!""Tuan Deon, aku sudah lama ingin bertemu denganmu dan akhirnya keinginanku tercapai!"Dia menjabat tangan Deon dengan penuh semangat."Aku bahkan nggak begitu menderita saat mengejar perempuan sebelumnya!"Sudut mulut Deon berkedut, terlihat jelas bahwa dia merasa terkejut.Pria ini sama sekali tidak terawat dan terlihat seperti seorang orang kaya baru yang datang dari pedesaan.Hanya saja, hubungan mereka berdua menjadi lebih dekat karena kerendahan hatinya!Hal ini membuat Deon merasakan rasa akrab yang tidak terduga."Tuan Deon, namaku adalah Fendo Klin! Ini adalah istriku yang bernama Marget dan pengurus r
Marget segera membuka matanya lebar-lebar saat mendengar ini."Dasar dokter gadungan, apakah kamu punya sertifikasi dokter? Beraninya kamu periksa denyut nadiku dengan sembarangan!"Aldy berkata untuk menghilangkan kecanggungan ini."Kakak ipar, aku sendiri sudah merasakan keterampilan medis Tuan Deon dan sama sekali nggak kalah dari dokter hebat lainnya!""Aku sedang mengandung satu-satunya keturunan dari Keluarga Klin. Kalian berdua nggak akan bisa keluar dari pintu ini kalau terjadi sesuatu padaku!"Marget berkata dengan tegas dan penuh arogan."Sepertinya aku harus membujuk Fendo untuk jangan berhubungan dengan sembarangan orang yang malah akan merendahkan derajat kami!"Ucapan Marget membuat wajah Aldy memucat.Fendo berkata dengan tidak senang, "Marget, jangan bicara dengan keterlaluan, mereka adalah tamuku!""Lagipula apa salahnya periksa denyut nadi?"Aldy juga berkata sambil tersenyum."Aku akan jadi jaminan! Aku akan menyerahkan nyawaku padamu kalau terjadi sesuatu pada kandu
Begitu kata-kata ini terlontarkan, suasana seluruh ruangan langsung menjadi sunyi.Raut wajah semua orang menjadi sangat suram.Fendo sangat marah. Dia pun berbalik dan menampar Marget."Dasar wanita jalang! Kalau aku memang mandul, terus bagaimana kamu bisa hamil!?"Marget menutupi wajahnya dan terisak."Fendo! Kamu benar-benar memercayai omong kosong seorang penipu dan meragukan istrimu!? Aku sudah bersamamu selama bertahun-tahun dan memberimu masa mudaku yang paling berharga!"Diko juga langsung menimpali."Benar! Tuan, kamu sering berada jauh dari rumah untuk perjalanan bisnis, betapa kesepiannya nyonya nggak ditemani oleh suami di sisi! Dia telah memberikan semuanya kepadamu, kok kamu bisa meragukannya?""Terlepas Deon ini seorang dokter atau bukan, kata-katanya nggak bisa dijadikan bukti. Dia bahkan nggak bisa menunjukkan sertifikat kualifikasi medis!"Fendo terkejut dan terlihat agak ragu.Marget berkata dengan air mata berderai."Bagus sekali kamu. Kamu menamparku demi si pembo
"Tanda lahir? Tanda lahir apa?"Amarah Fendo tertahan oleh ucapan tak terduga ini dan dia bertanya dengan penasaran.Deon berkata dengan datar, "Tanda lahir di pantat janin dalam pelukan istrimu."Semua orang tercengang.Aldy terkejut dan bertanya, "Tuan Deon, ka ... kamu bisa melihat tanda lahir janin ibu hamil dengan mata telanjang!?"Ini terlalu jauh di luar batas kemampuan manusia.Diko tiba-tiba menjadi panik dan berkata dengan tegas."Masih saja berbicara omong kosong dan membuat onar di sini! Cepat bunuh mereka!"Dalam sekejap, belasan pengawal pasukan khusus melayang dan menerkam mereka."Ah! Jangan bunuh aku! Fendo, tolong ampuni aku!"Aldy sangat ketakutan hingga otot wajahnya berkedut dan wajahnya memucat.Akan tetapi dalam sekejap mata.Belasan orang mulai meratap pada saat yang sama dan melayang ke segala arah."Cuma karena aku nggak suka berkelahi bukan berarti aku nggak bisa berkelahi."Deon hanya merentangkan tangan dan tekanan udara yang menakutkan muncul.Aldy menghel
Semua orang tercengang melihat adegan menyedihkan ini.Jantung Aldy berdebar dengan kencang. Sial! Ini jauh lebih mengasyikkan daripada menonton film.Memang benar seni berasal dari kenyataan, tetapi kenyataan jauh lebih tinggi dari seni.Fendo benar-benar naik pitam."Dasar pasangan jalang! Bawa dan habisi mereka!"Para bawahan membawa Diko pergi tanpa bersusah payah.Tidak peduli seberapa berisik keduanya, satu tamparan langsung menghancurkan gigi mereka.Langkah selanjutnya adalah memotong lidah dan seluruh tulang anggota tubuh hancur.Dalam sekejap, Diko yang kekar telah menjadi orang lumpuh.Sekarang Marget sudah tahu takut dan merangkak ke kaki Fendo sambil menangis tersedu-sedu."Fendo, aku cuma buta sesaat! Aku masih mencintaimu! Kita memulai semuanya kembali dari awal, oke?""Semua ini salah Diko! Semua ini salah si budak sialan itu! Dia telah melecehkanku, huhu!"Pasangan mesra yang berselingkuh ini langsung terpisah dalam bencana yang melanda.Fendo membelalakkan mata karena
"Bos Fendo, apa yang terjadi?"Melihat Fendo naik pitam, Deon pun bertanya.Fendo terlihat marah dan berkata."Awalnya perusahaan kami punya kerja sama jangka panjang dengan siaran langsung penjualan, tapi mereka tiba-tiba mengingkari kontrak dan pergi ke pesaing kami!""Kali ini nggak cuma biaya awal yang terbuang sia-sia, tapi juga akan berdampak negatif pada perusahaan dan kemungkinan kerugiannya mencapai puluhan miliar!"Tidak ada uang yang jatuh dari pohon. Sekalipun Fendo sekaya negaranya dan merugi puluhan miliar, dia jelas tidak begitu senang."Pergi dan hubungi pengacara! Aku akan menuntut penyiar itu dan membuatnya bangkrut!"Fendo benar-benar marah.Aldy pun membujuknya."Fendo, sepertinya penyiar barangmu adalah penyiar terkemuka di Provinsi Hollow, 'kan? Dia punya puluhan juta penggemar. Kalau ada yang ingin mencari masalah denganmu, menggunakan kekuatan opini publik dari para penggemar akan cukup untuk membuatmu terjerat dalam masalah!""Terlebih lagi, proses gugatan itu
"Aku juga bisa memberikan 30% dari uang muka kepadamu di muka dan kerja sama ini bisa bertahan selama sepuluh tahun! aku cuma mau hak kuasa eksklusif dan prioritas kerja sama perusahaanmu!"Apa yang Aldy katakan sangat jelas.Deon tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Terlalu sedikit?" Fendo tiba-tiba merasa canggung.Akan tetapi kalau dipikir-pikir, dia memang agak pelit.Meskipun Perusahaan Windy baru saja berada di tahap awal di industri siaran langsung, kelak perusahaan ini pasti akan menjadi raksasa di bidang penjualan dengan momentum perkembangan ini.Akan tetapi, dia hanya menggunakan status penyiar dengan puluhan juta penggemar untuk memonopoli orang lain selama sepuluh tahun.Hanya orang bodoh yang akan setuju."Kalau Tuan Deon menganggapnya terlalu sedikit, kita bisa terus mendiskusikannya. Saat ini biaya jaminan sebesar 3 miliar bisa diberikan kepadamu dan kelak akan berlipat ganda!"Fendo berkata dengan tulus.Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya Aldy bekerja bersama,
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco