"Ah!"Sontak, Gian yang bagaikan binatang raksasa langsung terjatuh dan memeluk kakinya sambil menjerit kesakitan!Adegan ini bagaikan guntur yang menggelegar dan membuat semua orang mengangakan mulut!"Sungguh keterlaluan ....""Apa dia masih layak menjadi prajurit binatang buas?""Aku malah merasa Deon lebih mirip daripada Gian itu ...."Setelah bertindak, Deon menoleh ke arah Jesy yang berekspresi kecewa di samping dengan tatapan dingin."Aku nggak sembarang memukul wanita!""Tapi hari ini kamu sangat beruntung. Demi kamu, aku melakukan satu pengecualian!"Habis bicara, dia menampar dengan cekat. Sontak, Jesy ditampar terbang sejauh belasan meter!Kepalanya menjebol ke meja makan, sedangkan serpihan kaca dan pisau menusuk ke dalam tubuhnya, sehingga berlumuran darah!Pukulan sebelumnya hanyalah pemanasan!Namun, kali ini dia serius!Wajah Jesy sontak hancur dan giginya semua tercopot. Luka di wajahnya sangat mengejutkan, bahkan bisa melihat tulangnya yang putih!Mungkin ahli operasi
Begitu Garry datang, langsung membentak Tamir."Adikku terluka seperti ini juga karena kamu yang sebagai suaminya selalu memanjakannya! Sekarang kamu malah memfitnah orang lain? Kalau aku mendengarkan kata-katamu, benar-benar korpusi dan melanggar hukum!"Tamir menutupi wajah dirinya dan mundur beberapa langkah. Dia sontak terkejut dan menangis tanpa air mata,"Kakak Ipar, aku ...."Padahal dia mengira ada yang kerabat yang akan membantu dirinya, siapa sangka Garry malah menampar dirinya!"Sudah aku bilang, panggil posisiku! Panggil aku Direktur Garry!"Garry berteriak dengan marah,"Cepat minta maaf sama Nona Suzie dan Pak Deon!"Tamir terpaksa menelan amarah ini, lalu berjalan terpincang-pincang ke depan Deon dan Suzie,"Maaf!"Satu kata ini seperti telah mengisap seluruh energi tubuhnya, sontak membuat dia lebih tua 10 tahun.Semua orang tidak tahan menepuk tangan saat mendengar perkataan ini."Baik!""Aku pikir setelah Direktur Garry ke sini pasti mau marah-marah! Nggak sangka, dia
Di luar hotel.Diana tiba-tiba berhenti melangkah dan berkata, "Kak, maaf!""Kenapa?" Deon menolehkan kepala."Kalau bukan karena aku, kamu juga nggak bakal menyinggung Real Estat Palmer dan Konstruksi Kota Sielo. Apa ini bakal memengaruhi kariermu?"Diana mengatupkan bibir dan berkata dengan rasa bersalah.Jika dipikir-pikir, semua kejadian malam ini ditimbulkan oleh dirinya.Deon tersenyum tanpa suara dan mencubit pipi Diana sambil berkata,"Nggak perlu menghiraukan siapa mereka. Berani menindas adikku, aku bakal menghajar mereka!""Kak ...." Saking tersentuhnya membuat Diana ingin menangis.Dia memeluk Deon secara refleks dan matanya merah."Jangan begitu baik padaku! Kamu juga harus berpikir demi dirimu!"Deon juga memeluk Diana dengan erat dan berkata dengan senyuman yang penuh kasih sayang,"Aku nggak punya banyak kerabat. Kamu dan Ibu adalah salah dua kerabatku di dunia ini. Kalau aku nggak melindungi kalian, siapa lagi yang pantas aku lindungi?"Tentu saja, Luna yang bersikap d
Deon tertegun saat mendengar kabar ini!Sejak perusahaan mereka berdiri sampai sekarang baru beberapa hari! Mana mungkin mengutang gaji karyawan!Apa mungkin para buruh migran ini salah sasaran?"Apa kamu yakin orang-orang ini sedang mencari kita?" tanya Deon sekali lagi!"Benaran! Nama dan jabatan kita berdua pun ditulis dengan jelas! Mereka justru datang mencari kita!"Suzie berkata dengan sangat cemas, "Kamu cepat ke sini! Aku hampir kehilangan kendali!"Deon terpaksa keluar secara terburu-buru ke depan pintu perusahaan.Memang ada sekumpulan buruh migran yang menarik spanduk dan meminta gaji!Terdengar berbagai macam slogan."Bos yang berhati hitam menahan gaji keringat karyawan!""Hal ini menyebabkan para buruh migran nggak bisa pulang ke rumah, terpaksa tidur di kolong jembatan.""Menggunakan uang keringat para buruh migran untuk bermain di klub, mobil dan kapal pesiar mewah!"Sekumpulan wartawan di samping sedang memotret."Semuanya, kalian salah orang! Kami adalah Perusahaan Wi
Suzie juga berjalan dengan cepat ke depan dan berkata dengan suara kecil,"Deon, aku mencurigai hal ini bukan nggak berdasar! Mungkin ada dalang di baliknya. Kalau sekarang kamu mengurusi masalah ini, mungkin nanti mereka bakal mengambil keuntungan dari kesempatan ini!""Hal ini hanya bakal merugikan kita!"Ketua satpam juga membungkukkan badan dan berkata,"Pak Deon, nggak perlu menghiraukan para buruh miskin ini. Tim satpam ada dua puluhan orang. Kalau membawa senjata, sangat mudah menghadapi mereka!"Deon berkata,"Nggak perlu banyak bicara lagi. Aku mesti mengejar gaji mereka!""Sebab, ayahku juga seorang pekerja migran!"Sampai di sini, suasana hatinya agak kacau.Dulu ayahnya, Gerald demi mencari nafkah untuk keluarga, setiap harinya bangun pagi pulang malam, terkadang bahkan hanya bisa pulang ke rumah seminggu sekali!Orang-orang ini menafkahi keluarga dengan kemampuan diri masing-masing, malah dikendalikan oleh beberapa bos yang berhati busuk!Terkadang mengajukan dakwaan juga
Ternyata dia langsung menuju rumah Keluarga Yossef di Vila Willowtree.Tanpa banyak bicara, Deon langsung mengetuk gerbang pintu Keluarga Yossef."Aku Deon! Bu Luna suruh aku kemari untuk menegosiasikan sesuatu bersama kalian! Situasi sangat kritis!"Dengan segera, Deon dibawa ke aula vila Keluarga Yossef.Simon yang mengenakan pakaian batik keluar dengan semangat tinggi, bagaikan seekor ayam jantan yang meraih kemenangan,"Apa Bu Luna suruh kamu ke sini untuk tunduk padaku?""Tanpa dana dari Keluarga Yossef, perusahaanmu bisa beroperasi sampai sekarang, pasti sudah mencapai batasnya, 'kan?"Simon berkata sambil tersenyum menyeringai,"Kalau mau Keluarga Yossef turun gunung, kamu masih belum pantas! Mesti suruh Luna ke sini untuk meminta maaf secara pribadi dan berjanji menyerahkan posisi CEO dan komisaris. Kalau nggak, jangan berharap!"Deon mengerutkan bibir,"Bajingan tua! Apa kamu sedang bermimpi di siang hari?"Ternyata Simon pikir tujuan dirinya ke sini ingin mewakili Luna tunduk
Deon menunjukkan senyuman yang menakutkan.Julian langsung kejang-kejang karena ketakutan."Ayah! Dia orang gila! Orang gila sialan!""Diam!" Simon memelototinya dengan kejam."Semua ini gara-gara kamu si orang nggak berguna ini!""Deon, kamu bilang dia berutang lebih dari 2 miliar untuk proyek ini. Apa kamu punya buktinya?"Deon mengeluarkan nota utang dan berkata dengan datar."Tanda tangan dan sidik jarinya nggak bisa dipalsukan, 'kan?""Proyek Taman Gordiana ini juga terdaftar di perusahaan dan saat itu penanggung jawabnya adalah Julian!"Deon mencibir dan berkata."Aku meminta seseorang untuk pergi ke departemen keuangan perusahaan untuk menyelidikinya. Saat itu perusahaan memberinya 2 miliar tanpa kurang sepeser pun!""Jadi hanya ada satu kebenaran, yaitu dia telah menggelapkan 2 miliar itu!"Julian berteriak dengan marah."Seluruh Grup Lixon milik Keluarga Yossef! Masuk akal bagiku untuk mengambil sejumlah uang, apa urusannya denganmu? kamu cuma mencari alasan untuk memprovokasi
"Bu Luna ... kok kamu ada di sini?"Deon terkejut.Guncangannya tiba-tiba berhenti.Melihat Luna dengan Johan di sampingnya, dia tiba-tiba mengerti.Simon benar-benar pria tua licik. Sejak Deon masuk, dia sudah meminta seseorang untuk menghubungi Luna secara diam-diam.Itu sebabnya Luna bisa tiba dalam waktu sesingkat itu.Melihat Luna datang, suasana hati Keluarga Yossef yang awalnya ketakutan tiba-tiba berubah 180 derajat."Hahaha! Akhirnya orang yang bisa mengendalikan pria ini sudah datang!""Lagi pula, dia masih memiliki darah Keluarga Yossef. Anggota keluarga nggak akan saling membunuh! Bukan berarti dia membiarkan bawahannya menghancurkan Keluarga Yossef!"Saat Simon melihat ini, dia menjadi lebih percaya diri untuk memaki."Luna, kemari dan lihatlah! Sekarang bawahan yang telah kamu latih dengan baik menyuruh kami untuk menerbitkan permintaan maaf di koran dan menghancurkan seluruh Keluarga Yossef! Bagaimana?"Mendengar ini, wajah Luna tiba-tiba memucat dan berkata."Kakek! Ada
Pria itu masih mengejek, tapi telepon dari Ernando, ayahnya sudah masuk.Dia tertegun sejenak, lalu menatap Deon dengan gugup.Tidak mungkin, 'kan?Begitu mengangkat telepon, dirinya langsung dimarahi.Pada saat ini.Sebuah kejadian heboh sedang terjadi di Kota Risan.Setelah tetua konservatif menangkap Brandon, ambisi mereka berkembang pesat. Mereka ingin mengikuti petunjuk dan menggulingkan seluruh tetua radikal.Para tetua dari faksi radikal sudah memberikan kelonggaran terhadap masalah Brandon. Mereka tidak menyangka bahwa faksi konservatif akan begitu serakah. Bagaimana mereka bisa membiarkannya begitu saja.Akibatnya, terjadi konflik sengit antara kedua belah pihak.Bahkan berubah menjadi perang panas.Seluruh Kota Risan ditutup dan berada di bawah darurat militer.Kedua belah pihak saling baku tembak dan asap memenuhi udara.Segera meluas ke seluruh Negara Lordia.Pasukan dari semua pihak sering dimobilisasi dan akan terjadi perang nasional.Pada saat kritis ini.Tetua Agung ter
Negara Siam, terletak di tenggara Negara Lordia adalah negara tetangga Negara Lordia.Ini juga merupakan negara dengan jumlah orang keturunan Negara Lordia.Banyak orang kaya di Negara Siam berimigrasi dari Negara Lordia dalam dua ratus tahun terakhir.Begitu pula dengan orang terkaya di Negara Siam saat ini."Margamu Hussein?"Deon mengangkat alisnya dan bertanya."Kamu pintar juga! Katakan saja berapa harganya!"Pria itu melambaikan tangannya dan mengeluarkan cek tersebut.Raut wajah Deon tiba-tiba menjadi dingin."Dengan aset kecil ayahmu, nggak cukup sama sekali bagiku. Kenapa kamu berpura-pura menjadi sok kaya di depanku! Cepat pergi dari sini!"Deon juga melihat bahwa pria ini hanyalah tukang membual saja.Kalaupun menindas orang lain, pasti hanya akan menggunakan uang. Meskipun keji, pasti tidak akan terlalu keji, jadi tidak repot-repot berdebat dengannya.Pria itu tertegun dan memandang Deon dengan heran."Apa kamu gila? Ayahku adalah orang terkaya di Negara Siam!""Hanya aset
Henni ingin tahu apa yang dilakukan putranya di luar hingga memprovokasi musuh seperti itu.Dia ingin tahu, apakah putranya benar-benar membunuh seratus orang?Dia ingin tahu dari mana asal cara melawan putranya ini.Apakah putranya menjalani kehidupan yang begitu mendebarkan selama beberapa tahun terakhir?"Bu, bicarakan saja di rumah."Deon menjemput Henni dan meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Deon dengan lembut menampar kepala Henni.Setelah itu, Henni pingsan.Deon menggunakan metodenya untuk menghapus sebagian ingatan Henni.Setelah sampai di rumah, Henni bangun dengan tenang."Nak! Kenapa kamu pulang tiba-tiba?"Henni sangat terkejut saat melihat Deon."Aku akan melakukan perjalanan jauh, jadi aku pulang untuk menemui Ibu dulu. Kenapa Ibu tertidur di sofa?"Deon berkata sambil tersenyum.Henni duduk dari sofa dan merasakan sakit di punggungnya."Aku sedang berbicara dengan adikmu di telepon, kenapa aku tertidur saat berbicara?"Henni mengerutkan kening dan merasa sedikit
"Ya, memang aku. Kalau nggak ada yang lolos, sekarang seluruh Keluarga Suwandi, kecuali anak-anak dan orang tua, semuanya pasti sudah mati.Deon tersenyum dan berkata.Jika tidak menggunakan cara keras untuk menakutinya, seseorang akan menggunakan metode yang sama untuk menghadapinya.Setelah mendengar ini, Milson tampak sedih dan tatapan matanya dipenuhi dengan rasa takut.Saat ini, ponsel Deon berdering.Telepon dari Briana.Deon mengangkat telepon dan menyalakan speaker ponsel."Bagaimana situasinya? Katakan padaku dan biarkan cucu di depanku ini mendengarkannya.""Ada total seratus tujuh puluh tiga orang di Keluarga Suwandi, termasuk lima puluh dua orang tua dan anak-anak, sisanya seratus orang, semuanya akan dieksekusi!"Kata Briana dengan tegas.Uh!Milson sangat marah hingga mengeluarkan seteguk besar darah."Nggak mungkin! Nggak mungkin! Keluargaku adalah Keluarga Suwandi! Keluarga Suwandi dari Kota Risan!""Bagaimana mungkin!"Milson buru-buru mengeluarkan ponselnya dan segera
"Lepaskan dia!"Jeritan terdengar.Milson melihat ke belakang tanpa sadar, ekspresinya tiba-tiba menjadi suram.Cantik! Cantik sekali!Bahkan lebih cantik dari Suzie!Bagaimana bisa ada wanita cantik di dunia ini?"Melly, kenapa kamu turun?"Mata Suzie melotot dan berteriak dengan panik.Bukankah dia sudah menyuruh mereka untuk tidak turun?"Bu Suzie, kami khawatir denganmu!"Tubuh Melly sedikit gemetar.Meskipun sangat ketakutan, Melly tetap berdiri.Tidak mungkin dia bisa menyaksikan Suzie dilecehkan begitu saja!"Oke, oke, Deon benar-benar beruntung, tapi sekarang, mereka semua milikku. Aku nggak menyangka bisa menikmati berkah seperti ini sebelum meninggalkan Negara Lordia!"Mulut Milson hampir berair.Milson melepaskan Suzie dan berjalan menuju Melly dengan tidak sabar.Melly mundur selangkah demi selangkah, tapi segera terpojok oleh Milson."Haha, gadis cantik!"Milson membuka tangannya dan bergegas menuju Melly.Melly hendak dipeluk erat olehnya.Bummm!Tembok luar perusahaan ru
Saat ini, Deon baru saja turun dari pesawat.Begitu menghidupkan ponselnya, Deon melihat deretan panjang panggilan tak terjawab dari Diana.Deon mengerutkan kening dan panik.Jika bukan karena masalah yang mendesak, Diana tidak akan meneleponnya berkali-kali.Deon hendak menelepon Diana lagi, tapi telepon Diana masuk lagi.Deon buru-buru mengangkatnya. Sebelum sempat bertanya, suara tangisan Diana terdengar,"Kak, Ibu diculik!"Tiba-tiba, raut wajah Deon menjadi suram, niat membunuh di wajahnya muncul dan udara di sekitarnya menjadi terdistorsi."Aku tahu, jangan khawatir, Ibu akan baik-baik saja."Setelah mengatakan itu, Deon menutup telepon.Deon menelepon Briana.Briana masih berada di Kota Risan, berbaring malas di tempat tidur."Apa kamu punya informasi intelijen tentang Keluarga Suwandi di Kota Risan?"Deon menggertakkan gigi dan bertanya.Dia tahu betul bahwa Milson pasti bertanggung jawab atas masalah ini.Di Kota Sielo, hampir tidak ada orang yang berani menentangnya, kecuali
Pintu lift terbuka dan Suzie keluar.Mata Milson berbinar dan memandangnya dari atas ke bawah.Meskipun sudah melihat foto Suzie, Milson masih sangat takjub saat melihatnya dengan matanya sendiri."Bu Suzie membuatku menunggu lama sekali!"Milson berjalan menuju Milson dengan membawa senapan di tangan."Apa yang kamu inginkan dariku?"Suzie tidak memiliki ekspresi di wajahnya dan berkata dengan sikap yang dingin.Suzie tahu bahwa menunjukkan ketakutan di hadapan orang-orang yang keji ini hanya akan membuat mereka semakin sombong."Bu Suzie, kenapa kamu nggak menebaknya saja?"Milson mendatangi Suzie, menempelkan moncong senjatanya ke dagunya dan mengangkat wajahnya.Suzie menatapnya tanpa rasa takut."Mau uang? Perusahaan punya cadangan uang tunai 20 miliar. Kamu bisa mengambilnya sekarang. Aku berjanji nggak akan lapor polisi dan berpura-pura nggak terjadi apa-apa. Yang penting kamu jangan melukai siap pun. Adapun dana rekening perusahaan, dengan sistem jaringan keuangan saat ini, mes
Bummm!Terdengar suara keras dan pintu rumah ditendang hingga terbuka dengan keras!Milson membawa anak buahnya masuk ke rumah Deon!"Apa yang akan kalian lakukan?"Henni terkejut dan berteriak keras."Kami? Tentu saja aku akan mengikatmu!"Milson melangkah tiga langkah sekaligus dan mendatangi Henni.Milson mengambil ponsel dari tangan Henni dan langsung menghancurkannya!"Ikat lalu bawa dia!"Milson pergi dengan cepat.Diana tercengang.Siapa orang-orang itu?Sebelum benar-benar panik, Diana buru-buru menelepon Deon dengan gemetar.Namun, Deon yang sedang terbang dengan pesawat saat ini, ponselnya sedang dimatikan."Apa operasi kalian berjalan baik di sana?"Milson memanggil bawahannya dan bertanya."Empat tembok Perusahaan Windy sudah dipasang dengan bahan peledak berkekuatan tinggi. Setelah diledakkan, seluruh bangunan akan berubah menjadi abu."Bawahan Milson melaporkan."Oke, tunggu sampai aku sampai di sana."Senyuman akhirnya muncul di wajah Milson.Segera, Milson tiba di Perus
Brandon terhuyung, tatapan matanya kosong dan kusam."Bawa pergi!"Perintah pemimpin Komisi Pengawas."Brandon, tetua Istana Negara Lordia, semuanya bawa pergi bersama dengan para saksi dan bukti.""Setelah hari ini, Keluarga Tier nggak akan ada lagi, kamu juga akan bebas."Deon menghela napas lega dan berkata pada Draco sambil tersenyum.Ekspresi kebingungan melintas di wajah Draco.Tiba-tiba dibebaskan, dia tidak tahu apa yang bisa dilakukan untuk sementara waktu."Kenapa? Kamu nggak bisa menemukan tujuan hidupmu?"Deon bertanya dengan nada menggoda.Draco mengangguk dan berkata."Ya, dalam tiga tahun lebih, semua ambisi dan cita-citaku musnah. Aku memang sedikit bingung.""Bagaimana kalau aku mencarikanmu pekerjaan?"Deon berkata dengan santai."Akan lebih baik kalau aku bisa mengikuti Pak Deon!"Mata Draco berbinar dan berkata dengan tergesa-gesa."Aku punya perusahaan farmasi. Kalau kamu mau, posisi kepala R&D akan kuberikan padamu."Deon hanya bercanda, tapi tidak menyangka Draco