Share

Salah Sasaran

Author: Young Lady
last update Huling Na-update: 2025-02-02 17:21:40

“Aku tidak yakin kamu akan mendapatkannya,” bisik Irish dengan senyum miring sembari melepas rangkulan di pundak Arthur.

Irish meraih tas dan ponselnya, kemudian beranjak lebih dulu dari ruangannya. Kemarin-kemarin pertahanannya terlalu longgar hingga Arthur berpikir bisa mendapat yang lelaki itu inginkan. Apalagi setelah pernyataan perasaannya tak sengaja terlontar, Arthur tampak semakin percaya diri.

“Aku dengar minggu depan kamu ikut peragaan busana. Mana undanganku?” tanya Arthur begitu mereka memasuki mobilnya.

“Itu hanya peragaan busana kecil-kecilan. Undangannya terbatas. Memangnya orang sepertimu punya waktu?” sahut Irish yang sedang melakukan touch up.

Sahabat mendiang ibunya mengadakan acara peragaan busana pekan depan. Wanita itu meminta Irish ikut serta. Acaranya memang tidak semewah fashion show lainnya. Namun, ini bisa menjadi awal yang baik untuk memperkenalkan rancangan Irish.

Irish memberikan undangan tersebut pada Billy dan kakeknya juga ibu dan kakak tirinya. Ia
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Larangan Tanpa Penjelasan

    Irish merasa familiar dengan perawakan orang itu. Namun, saat ia ingin mengejar, lelaki itu sudah menghilang entah ke mana. “Siapa dia? Apa yang dia lakukan di sini?”Firasat Irish mendadak tak enak. Tempat ini memang bisa dilalui oleh siapa pun. Akan tetapi, lelaki dengan pakaian serba hitam tadi tampak sangat mencurigakan. Apalagi lelaki itu tampak ketakutan dan menghindar saat bertemu pandang dengannya. Arthur sudah pergi, Irish tak bisa meminta bantuan lelaki itu. Ia menghentikan langkah di ujung jalan dan mengedarkan pandangan, mencari sosok itu. Dirinya benar-benar kehilangan jejak. Irish hendak menyeberangi jalan, namun seseorang menyentuh lengannya. “Maaf membuat Ibu terkejut,” tutur asisten Irish yang menyusul wanita itu keluar. “Ada yang menunggu Ibu di ruangan.”“Oh baiklah,” jawab Irish seraya berbalik dan mengikuti langkah asistennya. Irish mengusir pikiran buruknya. Bisa jadi, ia salah sangka. Irish tak ingin asal menuduh orang tanpa alasan yang jelas. Firasatnya saja

    Huling Na-update : 2025-02-03
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Butik Irish Terbakar

    Bentakan Arthur membuat Irish terlonjak. Namun, Irish di buat lebih terkejut lagi saat Arthur tiba-tiba memeluknya. Matanya langsung memerah dan berkaca-kaca. Arthur sering marah, namun tak pernah membentaknya sampai seperti barusan. Seharusnya sekarang Arthur tak berada di rumah. Irish tahu perjalanan dinas lelaki itu paling sebentar tiga hari. Sebab, ada banyak hal yang perlu lelaki itu selesaikan. Setelah itu dilanjut dengan acara Elyza yang sudah masuk dalam agenda kegiatan lelaki itu. Namun, belum genap 24 jam pergi, Arthur malah sudah kembali. Arthur mengurai pelukan dan menangkup wajah Irish. Saat itu pula ia baru menyadari jika wajah cantik itu berlinang air mata. Ia menghapus lelehan air mata itu dengan ibu jarinya dan bergumam, “Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu. Ayo masuk.”Arthur menggandeng Irish memasuki kamar dan mengunci pintu. Irish yang terlihat syok membuatnya merasa bersalah. Ia membantu Irish duduk dan mengambilkan air minum untuk Irish dari galon yang terse

    Huling Na-update : 2025-02-04
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kejanggalan

    “Kenapa pintunya terkunci?!” pekik Irish panik. Kunci itu tak menempel di tempatnya. Irish kelimpungan mencari kunci ruangannya di setiap sudut. Bahkan, isi tanya sudah berhamburan ke mana-mana. Namun, tetap saja ia tak dapat menemukan kunci ruangannya. Padahal seingatnya ia tidak mengunci ruangannya. “Tolong! Tolong! Siapa pun tolong aku!”Irish berteriak sekuat tenaga sembari berusaha membuka pintu. Berharap ada orang yang melintas dan mendengar suaranya. Namun, sekarang sudah larut malam. Toko-toko di dekat butik ini pasti sudah tutup. Bahkan, seharusnya Irish juga tak berada di sini lagi. Asap yang mengepul sudah memenuhi ruangannya. Irish terus terbatuk karena sesak yang membelenggu dadanya. Ia masih berusaha membuka pintu ruangannya, namun tak berhasil. Ia mundur dari pintu dan berusaha mencari ponselnya yang entah berada di mana. Matanya perih dan berair, membuat penglihatannya kian minim. Irish nyaris tak bisa melihat apa pun. Listrik di butiknya juga sudah padam. Satu-sat

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Dia Mencintaimu

    Arthur bangkit dari tempat duduknya dan berbicara dengan sang penelepon di dekat pintu. Irish dapat menangkap ekspresi panik sekaligus marah dari wajah lelaki itu. Sepertinya terjadi sesuatu yang fatal lagi hingga memancing amarah lelaki itu. “Arthur, ada apa?” tanya Irish khawatir. “Rumahku kebakaran,” jawab Arthur setelah mengakhiri panggilan tersebut. Irish terbelalak. “Ya ampun. Kapan kejadiannya? Apa penyebabnya? Bagaimana dengan Mama? Mama baik-baik saja, ‘kan?”Hubungan Irish dan Maudy memang sangat kacau. Namun, Irish pernah menganggap wanita paruh baya itu seperti ibunya sendiri. Mendengar kabar seperti ini membuatnya khawatir. Selain itu, ada banyak orang yang menempati rumah tersebut. Meskipun tak banyak kenangan indah yang Irish rasakan di rumah tersebut. Rumah itu telah menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun pernikahannya dengan Arthur. Mendengar kabar ini membuat Irish sedih. Sebab, tak akan ada lagi kenangan yang tersisa. “Satu jam lalu. Aku tidak tahu apa peny

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kaki Tangan yang Setia

    “Berapa banyak dia membayarmu?” Bukannya senang apalagi terharu, malah pertanyaan seperti itu yang meluncur dari bibir Irish. Sejak dulu, Karina selalu membela apa pun yang berkaitan dengan keluarga Jumantara. Tak peduli benar atau salah. Bahkan, saat wanita paruh baya itu mengetahui Arthur telah memiliki kekasih, dia tetap meminta Irish melanjutkan pernikahan. Oleh karena itu, Irish hanya menganggap pujian Karina pada Arthur sebatas bualan semata. Baiklah, Irish akui kepedulian Arthur padanya memang meningkat belakangan ini. Namun, itu pasti karena dirinya sedang mengandung darah daging lelaki itu. Namun, tentang cinta, tentu saja Irish tak percaya. Jelas-jelas yang Arthur cintai adalah Elyza. Itu tidak akan berubah apa pun yang terjadi. Kepedulian Arthur padanya hanya sebatas tanggungjawab dan kebetulan lelaki itu sedang gemar merecokinya belakangan ini. “Kenapa kamu sulit sekali mempercayai orang?” cibir Karina mendengar sindiran Irish. “Biar bagaimanapun, dia masih suamimu, j

    Huling Na-update : 2025-02-06
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Ini Rencana Arthur?

    Ucapan Karina pada seseorang di telepon itu membuat Irish heran. Tanpa sadar, ia mulai fokus menguping. Entah siapa yang menghubungi wanita paruh baya itu. Tetapi, sepertinya seseorang yang hendak datang kemari. Tak mungkin orang itu Elyza, kan?Karina selalu berada di kubu Arthur. Namun, seharusnya ibu tirinya itu tak mengenal Elyza. Akan tetapi, Karina memang sering mendekati orang-orang yang memiliki koneksi ataupun ketenaran. Dan jika Karina benar-benar bersekongkol dengan Elyza, Irish tak akan segan mengusir ibu tirinya itu. “Tenang saja. Aku akan mengaturnya. Tapi, aku tidak bisa menjamin kapan Arthur kembali,” ucap Karina lagi. “Baiklah, aku tunggu!” Karina langsung mengakhiri panggilan tersebut usai selesai berbincang dengan sang penelepon di seberang sana. Selepas bertelepon, Karina kembali melangkah mendekati bangsal Irish. Kemudian, meletakkan ponselnya pada tas jinjing yang dibawanya. Setelah itu, Karina langsung membereskan sampah bungkus makanan yang berserakan di sof

    Huling Na-update : 2025-02-07
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Bermain Api Di Belakangmu

    “Atas dasar apa kamu bisa berasumsi seperti itu?” tanya Irish spontan. Nada bicaranya terdengar seolah tak terima dengan tuduhan Billy pada Arthur. Ketika Billy menduga jika asistennya terlibat, Irish menganggap itu cukup masuk akal. Namun, tidak dengan yang ini. Arthur yang menyelamatkannya. Tak mungkin lelaki itu terlibat. Ini bukan karena Irish pernah memiliki perasaan lebih pada Arthur. Akan tetapi, dilihat dari sisi manapun, menurutnya tuduhan Billy tak masuk akal. Jika Arthur adalah dalang dari insiden malam itu, Arthur tidak mungkin nekat menyelamatkannya padahal itu sangat berbahaya. “Aku tahu kalian selalu bersaing dalam segala hal. Tapi, kamu tidak bisa asal menuduhnya tanpa alasan yang jelas,” lanjut Irish. “Biar bagaimanapun, dia yang menyelamatkan aku malam itu. Jika dia tidak datang, mungkin aku tidak berada di sini lagi.”Irish tahu Billy sangat mengkhawatirkan dirinya. Namun, bukan berarti lelaki itu dapat menuduh banyak orang tanpa bukti yang jelas. Terlebih belum

    Huling Na-update : 2025-02-08
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Membayar Utang Budi

    “Mau ke mana?” tanya Irish yang masih enggan membuka mata. Namun, pergerakan Arthur membuatnya terbangun. Sekarang hari minggu, seharusnya Arthur tidak pergi ke mana pun. Semalam, lelaki itu berjanji akan menemaninya hari ini. Sepertinya sekarang masih terlalu pagi dan Arthur sudah membuat kegaduhan yang membuatnya tak bisa tidur lagi. “Aku ada urusan sebentar. Aku akan segera kembali,” jawab Arthur seraya turun pelan-pelan dari bangsal Irish. Mendengar jawaban Arthur membuat Irish benar-benar membuka mata. Ia pikir Arthur hanya ingin ke toilet atau pergi mencari sarapan. Namun, ternyata lelaki itu benar-benar ingin pergi. Irish yang sudah membuka matanya langsung melirik jam yang menggantung di dinding. 04.30. Sekarang memang masih sangat pagi. “Se pagi ini? Kurasa di luar juga masih gelap,” jawab Irish heran. “Ya. Lebih baik kamu tidur lagi. Ada yang berjaga di depan, kamu bisa minta bantuan kalau butuh sesuatu. Aku pergi dulu.” Arthur mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa

    Huling Na-update : 2025-02-09

Pinakabagong kabanata

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Perasaan yang Berbalas

    “Selamat atas pembukaan butikmu. Mama akan mengajak teman-teman mama kemari. Mama yakin butikmu akan sukses,” tutur Maudy sembari menggandeng tangan Irish. “Terima masih, Ma. Kalau mama butuh gaun untuk acara apa pun, kabari aku. Aku akan menyiapkan yang terbaik,” jawab Irish seraya mengikuti langkah Maudy menelusuri butiknya yang baru saja diresmikan. Butuh waktu dua tahun hingga Irish yakin untuk kembali terjun ke dunia fashion. Sebenarnya, butik ini telah selesai dibangun sejak tahun lalu, namun karena masih banyak yang perlu dipersiapkan, peresmiannya baru dilaksanakan sekarang. Karina, Tristan, Billy, Prayoga hingga Maudy turut mempromosikan butik ini. Sedangkan Arthur sudah memesan beberapa jas untuk menghadiri beberapa acara besar, sekaligus membantu Irish promosi. Arthur juga telah merekomendasikan pakaian rancangan Irish pada beberapa kolega bisnisnya. Kini, butik Irish dipenuhi oleh teman-teman sosialita Maudy. Kejutan yang luar biasa bagi Irish. Sebab, ia tak menyang

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Rencana Licik yang Berhasil

    “Kemarilah. Kenapa mengintip di sana?” tanya Arthur yang mendapati keberadaan Irish dari ekor matanya. Irish yang sedang memperhatikan gerakan tangan terampil Arthur kontan tersentak. Lelaki itu sedang menyuapi Kenneth dan Kennedy secara bergantian. Ia hanya ke toilet sebentar setelah menyiapkan makanan untuk si kembar dan anak-anaknya malah sudah disuapi oleh Arthur. “Bisa bicara sebentar?” pinta Irish pada Arthur yang sedang menyuapi Kenneth dan Kennedy di balkon penthouse. “Bicara saja. Kamu tidak perlu meminta izin.” Arthur masih sibuk mengelap mulut putra-putranya yang belepotan. Irish mengelap tangannya yang basah, lalu menyusul ke balkon. Ia duduk di samping Arthur, kemudian mengambil alih mangkuk makanan Kenneth dan menyuapi sang putra. Sedangkan Arthur berlanjut menyuapi Kennedy yang sudah tidak sabaran. “Biar aku yang menyuapi anak-anak. Kamu makan juga. Sekarang sudah siang,” ucap Arthur sembari menatap Irish sekilas. “Nanti saja. Aku masih kenyang,” jawab Irish semba

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Batal Cerai?

    Arthur masih berbaring dengan posisi membelakangi pintu spontan menoleh ke sumber suara. Bukan suara mamanya yang terdengar, melainkan suara Irish. Dan benar-benar saja, ketika dirinya berbalik, Irish yang berdiri di depan pintu sembari membawa anak-anaknya di dalam stroller. “Ya sudah kalau kamu tidak menerima kami di sini, kami akan pergi.” Irish berpura-pura berbalik dan mendorong stroller si kembar, seolah-olah benar-benar akan pergi. Arthur spontan bangkit dan berakhir meringis karena tubuhnya masih nyeri. Irish yang hendak bermain-main dengan Arthur pun akhirnya dibuat khawatir dan langsung menghampiri lelaki itu. Lalu, membantu Arthur duduk dengan benar. “Mana yang sakit? Kenapa kamu bergerak sekaligus begitu? Apa aku harus menghubungi dokter?” berondong Irish yang tampak benar-benar khawatir. Arthur baru keluar dari rumah sakit kemarin. Lelaki itu belum benar-benar pulih. Pergerakan mendadak mungkin dapat membuat luka Arthur semakin parah. Irish hendak merogoh tasnya dan m

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Hanya Ingin Irish

    Tangan Maudy nyaris mendarat di wajah Irish, namun Irish lebih dulu menangkis tangan wanita paruh baya itu. Ia dapat membaca pergerakan Maudy dan tentu saja ia tak akan membiarkan itu terjadi. Meskipun saat ini dirinya memang bersalah atas kecelakaan Arthur. “Kamu mulai berani, hah?!” bentak Maudy sembari menarik tangannya yang masih dipegang oleh Irish. “Mama tidak mau menyapaku dulu? Sudah lama kita tidak bertemu.” Irish menyunggingkan senyum tipis. Ia tetap bersikap santai, berbanding terbalik dengan Maudy yang tampak sangat murka. “Mama mau minum apa? Sudah sarapan atau belum? Mau sarapan bersamaku?” tawar Irish yang sebenarnya tak memiliki apa pun untuk disuguhkan pada Maudy. Irish melakukan ini hanya untuk basa-basi saja sekaligus mencairkan suasana. Walaupun tampaknya Maudy sudah tidak mau diajak berbasa-basi lagi. Apalagi dengan banyaknya orang yang wanita paruh baya itu bawa. Ini seperti penggerebekan. Irish sudah bisa menebak jika Maudy akan bersikap seperti ini saat me

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Gengsi untuk Mengakui

    “Aku minta maaf. Dugaanku membuat rumah tangga kalian berantakan,” sesal Billy karena selama ini bersikukuh jika Arthur ingin mencelakai Irish. Billy pun tak menduga jika Elyza se licik ini sampai bisa merencanakan semuanya dengan mulus dan menjadikan Arthur sebagai kambing hitam. Billy sampai terkecoh dan mengira Arthur adalah dalang dari semuanya karena seluruh bukti mengarah pada lelaki itu. “Tidak apa-apa. Hubungan kami memang sudah berantakan sejak lama,” jawab Irish dengan senyum kaku. “Aku mau lihat buktinya. Apa saja yang dia katakan?” Irish memilih mengalihkan pembicaraan. Tak ingin memperpanjang pembahasan tentang rumah tangganya. Billy membuka tas dan menyalakan laptopnya. Ia langsung membuka file berisi bukti-bukti tentang keterlibatan Elyza dalam insiden di butik Irish. Bukan itu saja. Namun, juga beberapa insiden yang menimpa Irish. Semuanya karena perbuatan Elyza. Bahkan, orang yang menabrak Irish dan berujung menabrak Arthur hingga membuat lelaki itu lumpuh. Pemil

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kembali Satu Ranjang

    “Apa maksudmu?” tanya Arthur dengan kening mengerut. “Aku akan ikut denganmu.” Tanpa menunggu respon Arthur, Irish langsung masuk ke bangku bagian belakang mobil lelaki itu. Irish sudah memikirkan ini matang-matang. Ia memang ingin merawat Arthur. Meskipun Arthur tinggal bersama Maudy, ia tetap akan tinggal di tempat lelaki itu berada. Ini sebagai bentuk tanggungjawab dan ungkapan terima kasihnya pada Arthur. Barusan, Irish menelepon kakeknya dan meminta izin untuk tinggal bersama Arthur selama proses pemulihan lelaki itu. Entah sampai kapan, ia belum tahu pasti. Yang jelas, untuk saat ini ia benar-benar ingin merawat Arthur dulu hingga keadaan lelaki itu membaik. Cukup sulit mendapat izin dari Paryoga. Oleh karena itu, Irish agak lama berada di toilet saat bertelepon. Namun, pada akhirnya izin yang dirinya inginkan tetap ia dapatkan. Saat keluar dari sana, ia malah hampir tertinggal. Sedangkan dirinya tak tahu di mana tempat tinggal Arthur sekarang. “Kenapa kalian sangat tidak s

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Yang Penting Aku Masih Hidup

    “Itu yang membuatmu di sini sekarang?” tanya Arthur sembari terkekeh pelan. Irish yang hendak menyimpan baskom di toilet spontan kembali berbalik dan melangkah ke bangsal Arthur. Ia menggeleng samar. Dirinya berada di sini bukan karena keadaan Arthur, bukan karena rasa bersalahnya. Namun, karena dirinya memang ingin berada di sini. “Bukan karena itu. Aku memang ingin merawatmu,” jawab Irish yang sudah jatuh berlutut di samping bangsal Arthur. Ia menyentuh tangan lelaki itu yang terpasang infus. Arthur mendengus pelan. “Berarti aku memang lumpuh? Kenapa diam saja? Kamu takut?”Irish mengangkat kepalanya. Membalas tatapan Arthur dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Ia dapat melihat dengan jelas kekecewaan di mata lelaki itu. Kondisi kaki lelaki itu pasti menjadi pukulan besar bagi Arthur dan akan menghambat banyak hal ke depannya. Sungguh, jika bisa bertukar posisi, Irish tak ingin Arthur menyelamatkannya hari itu. Biarlah dirinya yang celaka sebab tabrakan tersebut terjadi karena k

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Seperti Putra Tidur

    Saat menoleh ke belakang, Irish terbelalak melihat Arthur yang sudah membuka mata dan kini menggenggam tangannya. Ia mengerjapkan matanya, tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, genggaman pada tangannya saat ini membuatnya tersadar jika ini nyata. “Apa sekarang wajahku menyeramkan?” tanya Arthur dengan suara serak dan satu alis terangkat. Irish spontan kembali melangkah ke arah Arthur dan memeluk lelaki itu. Air matanya menetes tanpa bisa dicegah. Lama-kelamaan isak tangisnya mulai terdengar. Ini benar-benar nyata, bukan bagian dari khayalannya. Bukan sekadar kelegaan yang dirinya rasakan. Perasaan menyiksa itu kini sepenuhnya hilang. “Akhirnya kamu sadar,” gumam Irish di sela isak tangisnya. Selama seminggu ini, Irish tak berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi melihat kondisi Arthur yang tak menunjukkan perubahan signifikan. Rasanya, ia ingin bertukar posisi dengan lelaki itu. Sebab, memang seharusnya dirinya yang celaka. Arthur mengangkat tangan kirinya

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Jangan Menghukum Dirimu Sendiri

    “Apa ini bagian dari rencanamu juga?” gumam Billy sembari menatap Arthur yang masih memejamkan mata. Billy berhasil memaksa Irish untuk pulang dan istirahat di rumah. Sebagai gantinya, ia yang menjaga Arthur di sini. Arthur sudah dipindahkan ke ruang perawatan VVIP. Namun, hingga saat ini lelaki itu belum sadarkan diri. Dan Irish sudah berulang kali menanyakan kondisi Arthur melalui whatsapp. Billy yang baru kembali dari kantin rumah sakit langsung menarik kursi di samping bangsal Arthur. Ia mengamati wajah dan tubuh Arthur. Bukan hanya patah kaki, tangan kanan Arthur juga patah. Wajah lelaki itu penuh luka dengan kening yang diperban. “Kamu sangat bodoh kalau ini bagian dari rencanamu juga. Kamu bisa mati dan belum tentu Irish bersedia kembali padamu,” monolog Billy pada Arthur yang masih tak sadarkan diri. Arthur terlalu sering membuat skenario untuk menarik perhatian Irish. Oleh karena itu, Billy sedikit curiga jika ini adalah bagian dari rencana Arthur juga. Sebab, lelaki itu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status