Share

Butik Irish Terbakar

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 17:31:22

Bentakan Arthur membuat Irish terlonjak. Namun, Irish di buat lebih terkejut lagi saat Arthur tiba-tiba memeluknya. Matanya langsung memerah dan berkaca-kaca. Arthur sering marah, namun tak pernah membentaknya sampai seperti barusan.

Seharusnya sekarang Arthur tak berada di rumah. Irish tahu perjalanan dinas lelaki itu paling sebentar tiga hari. Sebab, ada banyak hal yang perlu lelaki itu selesaikan. Setelah itu dilanjut dengan acara Elyza yang sudah masuk dalam agenda kegiatan lelaki itu. Namun, belum genap 24 jam pergi, Arthur malah sudah kembali.

Arthur mengurai pelukan dan menangkup wajah Irish. Saat itu pula ia baru menyadari jika wajah cantik itu berlinang air mata. Ia menghapus lelehan air mata itu dengan ibu jarinya dan bergumam, “Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu. Ayo masuk.”

Arthur menggandeng Irish memasuki kamar dan mengunci pintu. Irish yang terlihat syok membuatnya merasa bersalah. Ia membantu Irish duduk dan mengambilkan air minum untuk Irish dari galon yang terse
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
doblel up dong thor ngantung ini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kejanggalan

    “Kenapa pintunya terkunci?!” pekik Irish panik. Kunci itu tak menempel di tempatnya. Irish kelimpungan mencari kunci ruangannya di setiap sudut. Bahkan, isi tanya sudah berhamburan ke mana-mana. Namun, tetap saja ia tak dapat menemukan kunci ruangannya. Padahal seingatnya ia tidak mengunci ruangannya. “Tolong! Tolong! Siapa pun tolong aku!”Irish berteriak sekuat tenaga sembari berusaha membuka pintu. Berharap ada orang yang melintas dan mendengar suaranya. Namun, sekarang sudah larut malam. Toko-toko di dekat butik ini pasti sudah tutup. Bahkan, seharusnya Irish juga tak berada di sini lagi. Asap yang mengepul sudah memenuhi ruangannya. Irish terus terbatuk karena sesak yang membelenggu dadanya. Ia masih berusaha membuka pintu ruangannya, namun tak berhasil. Ia mundur dari pintu dan berusaha mencari ponselnya yang entah berada di mana. Matanya perih dan berair, membuat penglihatannya kian minim. Irish nyaris tak bisa melihat apa pun. Listrik di butiknya juga sudah padam. Satu-sat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Dia Mencintaimu

    Arthur bangkit dari tempat duduknya dan berbicara dengan sang penelepon di dekat pintu. Irish dapat menangkap ekspresi panik sekaligus marah dari wajah lelaki itu. Sepertinya terjadi sesuatu yang fatal lagi hingga memancing amarah lelaki itu. “Arthur, ada apa?” tanya Irish khawatir. “Rumahku kebakaran,” jawab Arthur setelah mengakhiri panggilan tersebut. Irish terbelalak. “Ya ampun. Kapan kejadiannya? Apa penyebabnya? Bagaimana dengan Mama? Mama baik-baik saja, ‘kan?”Hubungan Irish dan Maudy memang sangat kacau. Namun, Irish pernah menganggap wanita paruh baya itu seperti ibunya sendiri. Mendengar kabar seperti ini membuatnya khawatir. Selain itu, ada banyak orang yang menempati rumah tersebut. Meskipun tak banyak kenangan indah yang Irish rasakan di rumah tersebut. Rumah itu telah menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun pernikahannya dengan Arthur. Mendengar kabar ini membuat Irish sedih. Sebab, tak akan ada lagi kenangan yang tersisa. “Satu jam lalu. Aku tidak tahu apa peny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kaki Tangan yang Setia

    “Berapa banyak dia membayarmu?” Bukannya senang apalagi terharu, malah pertanyaan seperti itu yang meluncur dari bibir Irish. Sejak dulu, Karina selalu membela apa pun yang berkaitan dengan keluarga Jumantara. Tak peduli benar atau salah. Bahkan, saat wanita paruh baya itu mengetahui Arthur telah memiliki kekasih, dia tetap meminta Irish melanjutkan pernikahan. Oleh karena itu, Irish hanya menganggap pujian Karina pada Arthur sebatas bualan semata. Baiklah, Irish akui kepedulian Arthur padanya memang meningkat belakangan ini. Namun, itu pasti karena dirinya sedang mengandung darah daging lelaki itu. Namun, tentang cinta, tentu saja Irish tak percaya. Jelas-jelas yang Arthur cintai adalah Elyza. Itu tidak akan berubah apa pun yang terjadi. Kepedulian Arthur padanya hanya sebatas tanggungjawab dan kebetulan lelaki itu sedang gemar merecokinya belakangan ini. “Kenapa kamu sulit sekali mempercayai orang?” cibir Karina mendengar sindiran Irish. “Biar bagaimanapun, dia masih suamimu, j

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Ini Rencana Arthur?

    Ucapan Karina pada seseorang di telepon itu membuat Irish heran. Tanpa sadar, ia mulai fokus menguping. Entah siapa yang menghubungi wanita paruh baya itu. Tetapi, sepertinya seseorang yang hendak datang kemari. Tak mungkin orang itu Elyza, kan?Karina selalu berada di kubu Arthur. Namun, seharusnya ibu tirinya itu tak mengenal Elyza. Akan tetapi, Karina memang sering mendekati orang-orang yang memiliki koneksi ataupun ketenaran. Dan jika Karina benar-benar bersekongkol dengan Elyza, Irish tak akan segan mengusir ibu tirinya itu. “Tenang saja. Aku akan mengaturnya. Tapi, aku tidak bisa menjamin kapan Arthur kembali,” ucap Karina lagi. “Baiklah, aku tunggu!” Karina langsung mengakhiri panggilan tersebut usai selesai berbincang dengan sang penelepon di seberang sana. Selepas bertelepon, Karina kembali melangkah mendekati bangsal Irish. Kemudian, meletakkan ponselnya pada tas jinjing yang dibawanya. Setelah itu, Karina langsung membereskan sampah bungkus makanan yang berserakan di sof

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Bermain Api Di Belakangmu

    “Atas dasar apa kamu bisa berasumsi seperti itu?” tanya Irish spontan. Nada bicaranya terdengar seolah tak terima dengan tuduhan Billy pada Arthur. Ketika Billy menduga jika asistennya terlibat, Irish menganggap itu cukup masuk akal. Namun, tidak dengan yang ini. Arthur yang menyelamatkannya. Tak mungkin lelaki itu terlibat. Ini bukan karena Irish pernah memiliki perasaan lebih pada Arthur. Akan tetapi, dilihat dari sisi manapun, menurutnya tuduhan Billy tak masuk akal. Jika Arthur adalah dalang dari insiden malam itu, Arthur tidak mungkin nekat menyelamatkannya padahal itu sangat berbahaya. “Aku tahu kalian selalu bersaing dalam segala hal. Tapi, kamu tidak bisa asal menuduhnya tanpa alasan yang jelas,” lanjut Irish. “Biar bagaimanapun, dia yang menyelamatkan aku malam itu. Jika dia tidak datang, mungkin aku tidak berada di sini lagi.”Irish tahu Billy sangat mengkhawatirkan dirinya. Namun, bukan berarti lelaki itu dapat menuduh banyak orang tanpa bukti yang jelas. Terlebih belum

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Membayar Utang Budi

    “Mau ke mana?” tanya Irish yang masih enggan membuka mata. Namun, pergerakan Arthur membuatnya terbangun. Sekarang hari minggu, seharusnya Arthur tidak pergi ke mana pun. Semalam, lelaki itu berjanji akan menemaninya hari ini. Sepertinya sekarang masih terlalu pagi dan Arthur sudah membuat kegaduhan yang membuatnya tak bisa tidur lagi. “Aku ada urusan sebentar. Aku akan segera kembali,” jawab Arthur seraya turun pelan-pelan dari bangsal Irish. Mendengar jawaban Arthur membuat Irish benar-benar membuka mata. Ia pikir Arthur hanya ingin ke toilet atau pergi mencari sarapan. Namun, ternyata lelaki itu benar-benar ingin pergi. Irish yang sudah membuka matanya langsung melirik jam yang menggantung di dinding. 04.30. Sekarang memang masih sangat pagi. “Se pagi ini? Kurasa di luar juga masih gelap,” jawab Irish heran. “Ya. Lebih baik kamu tidur lagi. Ada yang berjaga di depan, kamu bisa minta bantuan kalau butuh sesuatu. Aku pergi dulu.” Arthur mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Memutuskan Tanpa Kompromi

    Penolakan Arthur membuat Irish mengingat apa yang pernah Billy sampaikan tentang kemungkinan Arthur juga tahu sesuatu. Sebenarnya ia tidak menaruh kecurigaan sama sekali pada lelaki itu. Dan sekarang kecurigaan itu mendadak muncul. Butik itu kini menjadi miliknya, Irish memiliki hak untuk melihat sehancur apa pun keadaannya. Bahkan, seharusnya ia sudah melihatnya dalam bentuk foto ataupun video. Namun, tak ada yang menunjukkan bagaimana keadaan butiknya sekarang padanya. Bahkan, pihak kepolisian yang kata Arthur akan memintai Irish keterangan pun tak datang sampai sekarang. Billy pun malah membahas kecurigaan aneh-aneh tentang orang-orang yang kemungkinan terlibat. Padahal untuk saat ini yang ingin Irish tahu adalah kondisi butiknya terlebih dahulu. “Apa maksudmu? Tahu apa? Kondisi butikmu hancur, apa yang mau kamu lihat? Puing-piungnya juga sudah dibereskan,” jawab Arthur yang kembali menoleh ke arah Irish. “Bagaimana pun kondisinya, aku ingin datang ke sana dan melihatnya sec

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kamu Lupa Sesuatu

    Jawaban santai Arthur membuat Irish melongo. Ia tak membenci ibu mertuanya, namun setidaknya jika ingin pindah ke sini meskipun hanya sementara waktu, dirinya perlu tahu. Tahu sejak awal. Bukan tahu paling akhir, itu pun karena ketahuan. Irish curiga Arthur melarangnya pulang lebih cepat dari rumah sakit karena tak ingin rencananya terbongkar. Bukan karena lelaki itu masih mengkhawatirkan kondisinya. Menyebalkannya, Karina juga tidak bercerita jika Maudy pindah kemari untuk sementara waktu. “Kamu punya banyak waktu untuk bercerita. Kurasa di rumah ini tidak ada kamar lain yang bisa digunakan Mama,” balas Irish yang berusaha tampak santai. Meskipun Irish merasa tersinggung karena tak ada yang memberitahunya. Namun, ia tak ingin Arthur merasakan hal yang sama. Toh, sebenarnya ini wajar saja karena mereka memang masih berstatus sebagai keluarga. Walaupun tak mirip dengan keluarga. “Untuk sementara waktu aku memindahkan ruang kerjaku ke kamar kita. Jadi, Mama memakai ruangan itu. A

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Aku Tidak Bisa Kehilangannya

    BRAK! CIITTT ....Irish tak tahu apa yang terjadi hingga seseorang mendorongnya sangat kuat. Wanita itu jatuh terjerembab dan belanjaannya berhamburan ke mana-mana. Di saat yang sama, terdengar suara tabrakan sangat kencang di belakangnya. “Arthur!” pekik Irish melihat Arthur yang kini sudah bersimbah darah di tengah jalan. Tanpa memedulikan luka pada kaki dan tangannya, Irish langsung berlari menghampiri Arthur. Tangannya gemetar bersamaan dengan air matanya yang bercucuran. Lelaki itu masih setengah sadar, namun tampak sudah sangat tak berdaya. “Apa yang kamu lakukan? Bodoh! Kenapa kamu menyelamatkan aku?” tanya Irish dengan suara bergetar di sela isak tangisnya. Arthur terkekeh pelan dengan mata setengah terpejam. “Aku lebih bodoh kalau membiarkan kamu celaka di depan mataku. Mungkin dengan cara ini kamu bisa memaafkaanku. Aku tidak akan bisa mengganggumu lagi setelah ini. Jangan khawatir.”“Kamu bicara apa?! Jangan pejamkan matamu!” Irish bergegas bangkit dan hendak mencari ba

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Selamat Tinggal, Tuan Putri

    Irish mengejapkan matanya. Ia ingat hari anniversary pernikahannya, namun tak memiliki niatan untuk merayakannya lagi. Irish malah mengantarkan surat gugat cerainya pada Arthur di hari anniversary pernikahan mereka. Tentunya, ia tak berharap Arthur akan mengingat hari itu juga. “Aku ingat. Tapi, baru sempat datang kemari. Aku ingin langsung memberikannya padamu, bukan melalui kurir,” jelas Arthur yang tak ingin Irish salah paham. “Oke, terima kasih.” Irish tetap menerima buket bunga dan paper bag tersebut. Anggap saja untuk menebus rasa bersalahnya karena membuat Arthur semalaman berada di sini. “Harusnya kamu tidak perlu repot-repot membelikan apa pun. Proses perceraian kita sedang berjalan. Tidak ada yang perlu dirayakan,” imbuh Irish datar. Irish meletakkan buket dan paper bag pemberian Arthur di bangku taman yang tersedia. Kemudian, duduk di sana tanpa menawari Arthur untuk duduk juga. Lelaki itu sudah kembali berlutut di depan stroller si kembar sembari mengajak keduanya meng

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Merasa Bersalah

    Mendengar pemberitahuan pelayan tersebut membuat ekspresi Irish berubah seketika. Ia nyaris tak percaya. Namun, ketika mengintip dari jendela di kamarnya yang terhubung dengan halaman depan rumah, Irish tak bisa menyangkal. Arthur benar-benar ada di sini. Arthur tahu dirinya dan anak-anak mereka berada di sini sejak melarikan diri dari rumah ayahnya. Selama itu juga, Arthur tak pernah sekali pun datang kemari. Dan sekarang, setelah lelaki itu mengacaukan sidang perceraian mereka, dia malah muncul di depan rumah kakeknya. “Apa dia ingin cari mati?” gerutu Irish sembari menatap Arthur yang bersandar di belakang pintu gerbang tinggi yang kini masih tertutup rapat. Dari kamarnya yang berada di lantai dua, Irish dapat melihat lelaki itu dengan jelas. Pintu gerbang yang tak dibuka padahal ada tamu menunjukkan jika Arthur tak boleh masuk. Seharusnya lelaki itu mengerti dan langsung pergi, bukan malah menunggu. Hari ini, kakeknya dan Billy memang sedang berada di luar kota. Seharusnya Iri

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Lakukan yang Kamu Inginkan

    Penuturan Arthur membuat Irish terbelalak. Ia bisa menerima jika Arthur marah padanya karena dirinya tiba-tiba menggugat cerai lelaki itu. Namun, seharusnya kemarahan itu hanya Arthur perlihatkan saat bersamanya saja. Tak perlu membuat onar di tempat seperti ini. Irish tak menyangka Arthur akan melakukan ini. Memfitnah keluarganya seolah-olah keluarganya telah melakukan kesalahan. Keluarganya tak pernah memperalatnya. Justru, Irish mengurus gugatan ini sendirian. Kakeknya hanya membantunya mencari pengacara saja. “Jangan bicara sembarangan! Aku memang ingin bercerai denganmu!” balas Irish tajam. Irish sampai spontan berdiri. Jika akhirnya akan seperti ini, lebih baik Arthur tak perlu mendatangi persidangan ini. Ia kembali duduk saat menyadari orang-orang mulai menatapnya dengan sorot aneh. Ia memejamkan matanya sejenak, tak ingin semakin tersulut emosi. “Hubungan kita baik-baik saja. Lalu, tiba-tiba keluargamu membawamu pergi diam-diam. Kalai mereka mengancammu, harusnya kamu kata

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kejutan dari Arthur

    “Mario masih belum mau mengaku siapa yang menyuruhnya. Tapi, aku sudah yakin orangnya pasti Arthur. Dia sangat loyal pada Arthur. Apa pun yang Arthur katakan pasti dituruti,” ucap Billy pada Irish yang sengaja ia ajak makan siang di ruangannya. Kunyahan Irish terhenti sejenak. Namun, setelah itu ia kembali melanjutkan makan siangnya dengan tenang. Sebenarnya Irish sudah mengetahui persoalan ini dari kakeknya. Dan entah bagaimana cara menyelesaikannya karena Mario benar-benar tak mau mengatakan apa pun. Mario sudah Billy jebloskan ke penjara sejak lelaki itu menyerangnya tempo hari. Akan tetapi, hingga saat ini Mario tak mau membuka suara tentang siapa yang menyuruhnya. Lelaki itu malah mengatakan bergerak sendiri karena keinginannya. Alasan tersebut kurang masuk akal karena Irish tak memiliki masalah dengan Mario. Jangankan bersinggungan, saling berbicara pun hanya beberapa kali saja selama bertahun-tahun ini. Padahal jika lelaki itu mengaku, penyidikan akan lebih mudah dilakukan.

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Tidak Ada Perceraian

    Bunyi ketukan high heelsnya terdengar seiring laju langkah Irish. Hampir setahun dirinya tak berani memakai high heels lagi karena khawatir akan membahayakan kandungannya. Setelah itu pun, sandal biasa masih menjadi andalannya karena lebih nyaman digunakan. Irish sudah terbiasa menangani butik, namun belum pernah bekerja di kantor sungguhan. Apalagi kantor sebesar milik kakeknya. Namun, cepat atau lambat, ia memang harus ikut mengelola perusahaan tersebut. Sebenarnya kakeknya memberinya pilihan, bekerja di kantor atau mencari butik baru, dan Irish memilih bekerja di kantor. Irish masih belum selesai dengan traumanya atas insiden di butik lamanya. Ia belum siap mengelola butik baru, lengkap dengan segala persiapannya. Untuk saat ini, masuk ke perusahaan kakeknya lebih masuk akal. Ini juga menjadi caranya untuk mempelajari strategi bisnis yang baik.“Selamat pagi, Bu Irish!” sapa beberapa karyawan yang berpapasan dengan Irish. “Pagi semuanya!” Irish menghentikan langkah sejenak dan m

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Hanya Teguran Kecil

    Bukan hanya Arthur yang terkejut, Irish tampak jauh lebih terkejut lagi. Mendadak wanita itu menyentuh tangan Arthur, khawatir Arthur kalap dan memukul kakeknya. Dan benar saja, Arthur sudah menunjukkan gelagat akan mengamuk. Namun, orang-orang kakeknya lebih dulu datang. “Belum cukup Anda membunuh ayahku?! Anda juga ingin membunuh ibuku dan semua orang yang ada di sana?!” sentak Arthur dengan suara menggelegar. Beberapa orang sudah memegangi Arthur, seolah takut lelaki itu akan bertindak nekat. Melihat itu membuat Irish tak tega. Seharusnya tak perlu sampai seperti itu. Lelaki itu hanya ingin menuntut penjelasan darinya, bukan ingin menyakiti siapa pun. “Itu karena kamu membakar butik milik mendiang putriku. Ibunya Irish. Kamu yang menggunakan cara kotor untuk menjerat cucuku, itu hanya balasan kecil yang aku berikan. Rumahmu tidak rata dengan tanah seperti butik milik putriku!” balas Prayoga tak kalah tegas. “Aku menentang hubunganmu dan Irish. Selama ini kamu hanya menyakiti cu

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Kamu Milikku Selamanya

    Arthur menjadi tamu terakhir yang tiba di pesta yang diselenggarakan oleh Prayoga Mahesa. Ekspresi malas dan enggan tampak jelas di wajahnya. Namun, Arthur terpaksa mendatangi pesta tak penting ini demi mencari keberadaan Irish. Asistennya mengatakan jika supir taksi online yang Irish tumpangi saat melarikan diri itu pernah menemui Billy dan pergi bersama. Sejak awal, Arthur sudah curiga jika Billy ada kaitannya dengan menghilangnya Irish dan anak-anaknya. Dan ia harus menemukan Irish di sini. Arthur dan sekretarisnya menempati satu-satunya meja yang kosong di dekat pintu masuk. Karena saat ini sudah detik-detik menjelang waktu pembukaan acara, tidak perlu ada basa-basi tak penting. Arthur bisa langsung duduk dan mengabaikan beberapa orang yang menyapanya. “Ck! Kenapa acaranya lama sekali?!” Belum sampai 10 menit duduk, Arthur sudah mulai menggerutu. Arthur hanya ingin melihat Irish. Namun, sejauh mata memandang, ia belum menemukan keberadaan wanita itu. Entah karena memang Irish

  • Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku   Penyakit Rindu

    “Bagaimana pun caranya, cari keberadaan istri dan anak-anakku secepatnya. Atau kalian akan aku pecat!” titah Arthur pada asisten dan lima orang anak buahnya. Sudah seminggu berlalu dan tidak ada satu pun anak buahnya yang berhasil menemukan Irish. Memang tak ada petunjuk mengenai keberadaan istri dan anak-anaknya. Meskipun begitu, seharusnya mereka tetap bisa menemukan petunjuk. Satu minggu bukan waktu yang singkat. “Baik, Tuan!” jawab seluruh anak buah Arthur secara bersamaan sebelum melenggang pergi dari ruangan sang tuan. Hanya asisten baru Arthur yang tersisa di sana. Sang asisten meletakkan sebuah undangan di atas meja Arthur. “Ada undangan dari Billy Mahesa. Acaranya pekan depan.”Arthur tak berminat melirik undangan tersebut sama sekali. Ia sedang tidak mau menghadiri acara tak penting, apalagi hanya undangan dari Billy. Fokusnya sekarang adalah mencari dan menemukan keberadaan Irish dan anak-anaknya. Bahkan, selama seminggu ini ia selalu menolak undangan di luar jam kerjany

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status