Beranda / CEO / Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku / Bab 102 Siapa yang Berani Memperlakukannya Seperti Ini?

Share

Bab 102 Siapa yang Berani Memperlakukannya Seperti Ini?

Penulis: Bunga Bakung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-02 18:00:00
Nadia mengerahkan segenap kekuatannya untuk meronta sambil berseru, "Lepaskan aku!"

"Plak!"

Pria itu balas menampar Nadia dengan kencang.

Saking kencangnya, telinga Nadia sampai berdenging. Nadia bahkan nyaris tidak bisa berdiri tegak.

Pria itu menyeret Nadia ke dalam mobil, lalu memerintahkan si sopir dengan nada dingin, "Kita pergi dari sini."

Nadia tidak berani bertindak dengan gegabah lagi. Dia tahu kekuatannya kalah jauh dari pria ini!

Jika Nadia sembarangan bertindak, dia justru akan membahayakan anak dalam kandungannya.

Pada akhirnya, Nadia hanya bersandar pada pintu mobil sambil menatap pria itu dengan saksama.

Dia memasukkan tangannya ke dalam saku dengan hati-hati. Nadia berniat menelepon Yuda yang sudah Nadia jadikan kontak darurat.

Nadia cukup menekan tombol kunci sebanyak tiga kali untuk menelepon Yuda.

Namun, belum sempat Nadia menekannya, tiba-tiba pria itu merebut ponselnya. Pria itu bahkan menurunkan kaca jendela mobil dan melemparkan ponsel Nadia ke luar.

Nadia sontak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 103 Nadia Menghilang

    "Tadi, Nona Nadia keluar sekitar jam enam sore. Ada apa, Tuan?" tanya Bibi Ratih dengan cemas."Oke!" jawab Gio, ekspresinya mendadak berubah menjadi dingin.Setelah menutup telepon, Gio menelepon Sena lagi."Pak Gio! Apa Nadia ada?" tanya Sena dengan segera.Alih-alih menjawab, Gio justru balik bertanya dengan nada tajam, "Kamu mengajaknya makan?""Iya dan dia sudah menyetujuinya. Tapi, sedari tadi saya menunggu di restoran dan Nadia nggak datang-datang. Ponselnya juga mati!" jawab Sena dengan gelisah.Gio sontak bangkit berdiri, sorot matanya terlihat begitu dingin mencekam. "Aku tutup dulu!"Gio pun langsung menelepon Yuda dan memerintahkannya, "Nadia menghilang. Suruh orang untuk mencarinya sampai ketemu."Setelah berkata seperti itu, Gio pun segera keluar dari kantornya.Di dalam restoran."Aduh, bagaimana ini! Nadia nggak ada di Pondok Asri!" ujar Sena dengan kesal saking gelisahnya.Sam pun langsung bangkit berdiri sambil berkata, "Ayo, kita ke Kompleks Cemara. Mungkin Nadia ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 104 Tahu Aturan Tidak?

    Gio terdiam selama beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, "Ya, baiklah."Setelah meletakkan ponselnya, Gio pun langsung memerintahkan Yuda, "Ikuti Yuvira ke mana pun dia pergi dengan saksama!""Siap," jawab Yuda sambil mengangguk.Setelah memberikan perintah itu, Gio pun mengambil mantelnya dan keluar dari vila.Dia masuk ke dalam mobil, lalu bergegas melaju ke rumah Keluarga Cakra.Sesampainya di sana, ternyata Brian sedang sarapan.Brian bisa merasakan aura permusuhan yang menguar dari tubuh Gio, jadi dia meletakkan sendok dan garpunya dengan kesal, lalu bertanya, "Ngapain kamu ke sini pagi-pagi begini?""Apa Ayah yang membawa Nadia pergi?" tanya Gio balik dengan nada dingin."Kamu ini lancang sekali!" bentak Brian, dia sontak bangkit berdiri dan mengomel dengan marah, "Lihat sekarang jam berapa! Baru jam setengah tujuh!""Kamu baru datang saja sudah menginterogasi Ayah begini? Kamu masih menganggap Ayah sebagai ayahmu atau nggak? Tahu aturan nggak?"Sorot mata Gio berubah menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 105 Di Mana Nadia?

    Siang berlanjut hingga malam, lalu malam berubah kembali menjadi siang.Nadia berbaring di atas lantai sambil menatap celah pintu dengan putus asa. Tangannya sudah bengkak, memerah dan gemetar.Ruangan yang kecil dan sesak ini, serta bayang-bayang kematian yang menakutkan membuat semangat hidup Nadia menjadi pudar.Jika bukan karena Nadia ingat ada tiga nyawa lain dalam perutnya, mungkin dia sudah bunuh diri.Nadia memejamkan matanya. Sosok Gio pun muncul dalam benaknya.Selama beberapa hari terakhir ini, Nadia sudah banyak merenung. Pelaku di balik semua ini mungkin adalah Keluarga Wren atau Keluarga Cakra.Baik Keluarga Wren maupun Keluarga Cakra sama kuatnya. Mereka sama-sama sangat berkuasa.Nadia bukanlah siapa-siapa, dia tidak mungkin bisa melawan mereka.Saat ini hanya dia seorang diri, tetapi bagaimana setelah anak-anaknya lahir?Anak-anaknya tidak bersalah. Selain itu, Nadia juga belum sempat membalaskan dendam ibunya.Nadia perlahan meringkuk.Jika dia bisa keluar dari sini d

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 106 Aku Nggak Akan Segan-segan Membatalkan

    Yuvira bergegas menghampiri meja kerja Ian, lalu bertanya sambil menangis, "Kakek, apa Kakek membawa Nadia pergi?""Aku tahu Kakek melakukan itu demi aku. Kalau benar Kakek yang membawa Nadia pergi, apa Kakek bersedia untuk melepaskannya?""Yuvira, kamu sudah lupa betapa dia merendahkanmu?" tanya Ian dengan ekspresi yang berubah menjadi kesal."Kamu nggak mau bersama Gio lagi? Sudah nggak mau menikah dengannya lagi?"Yuvira menangis sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kakek, tadi waktu aku di Pondok Asri, Gio nyaris mencekikku.""Perasaan itu nggak boleh diburu-buru. Aku yakin aku bisa membuat hati Gio kembali padaku!""Tapi, kalau sampai Nadia kenapa-kenapa, hubungan kami berdua akan benar-benar berakhir! Gio juga mengancam akan menggugurkan anakku!""Dia benar-benar bilang begitu? Kalau begitu, Kakek juga nggak akan segan-segan membatalkan!" sahut Ian dengan sorot mata marah.Jantung Yuvira sontak seolah berhenti selama sepersekian detik. Jadi, Ian benar-benar menculik Nadia

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 107 Dia Menyayangimu

    Sebenarnya, Nadia menyadari segala tindakan dan ucapan Gio.Akan tetapi, Nadia terlalu lemah untuk sekadar membuka matanya. Setelah mengalami stres berat selama beberapa hari terakhir, kondisi fisik dan mental Nadia sangat lemah.Setelah merasa dia sudah benar-benar aman, barulah Nadia tertidur dengan pulas....Dua hari kemudian.Ketika Nadia bangun, Gio sedang berbaring di sampingnya. Hal pertama yang Nadia lihat setelah membuka matanya adalah garis wajah Gio yang tegas.Matanya yang hitam legam itu tampak terpejam dengan erat. Sepertinya, sudah beberapa hari Gio tidak tidur.Bahkan saat tidur pun dahi Gio tetap mengernyit.Jangan-jangan kondisi Gio menjadi separah ini karena mengkhawatirkan Nadia?Nadia jadi merasa terharu. Dia menoleh, lalu melihat cairan infus yang tergantung di sampingnya.Dari ekor matanya, Nadia juga bisa melihat semangkuk bubur lengkap dengan telur yang diletakkan di samping tempat tidurnya.Nadia refleks menelan ludahnya. Dia ingin sekali menyantap bubur itu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 108 Kamu Mau Kembali ke Sisi Gio?

    Ucapan Sena membuat perasaan Nadia menjadi berkecamuk.Sebenarnya, Nadia mendengar seruan Gio saat itu."Selain itu, Bibi Ratih juga bilang Pak Gio hanya makan beberapa suap setiap harinya selama tiga hari kamu menghilang," lanjut Sena lagi sambil mendecakkan lidahnya."Kamu banyak ngobrol dengan Bibi Ratih, ya?" tanya Nadia.Sena mengangguk dengan keras, "Lagi pula, aku tidur di bawah sepanjang malam ketika kamu kembali dan Bibi Ratih merawatku dengan baik.Lalu aku menyampaikan pendapatku dengan halus. Yang paling penting adalah Pak Gio benar-benar mengancam Yuvira hanya untuk menemukanmu!"Nadia sontak menjadi kebingungan.Sena pun menyampaikan apa yang Bibi Ratih beritahukan kepadanya."Gio mengancam akan menggugurkan anaknya?" tanya Nadia dengan mata yang terbelalak kaget."Iya, Bibi Ratih yang bilang begitu. Ugh, sebenarnya aku sih berharap Gio memang menggugurkan anak itu!" kata Sena sambil cemberut."Dengan begitu, ketiga calon bayimu ...."Sena sontak menutup mulutnya.Nadia m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 109 Membalikkan Situasi

    "Berani-beraninya kamu mencari ribut begini denganku cuma demi selingkuhanmu!" maki Ian dengan murka.Gio sudah gila, ya! Berani-beraninya pria itu datang dan berkata seperti ini!Gio perlahan berdiri dan menatap Ian dengan mata dingin."Kalau begitu, aku juga nggak akan memedulikan persahabatan di antara keluarga kita lagi.""Gio! Kamu pikir kamu sehebat itu sampai bisa menguasai Kota Mesia sendirian, hah!" tanya Ian dengan marah."Sepertinya, Tuan Besar Ian sudah terlalu tua untuk bisa membaca situasi saat ini dengan jelas," sahut Gio."Tanpa Gavin, Keluarga Wren nggak mungkin masih bisa tetap berkuasa seperti sekarang, 'kan?"Setelah berkata seperti itu, Gio pun membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.Ian hanya menatap punggung Gio dengan tubuh yang gemetar menahan amarah.Beberapa saat kemudian.Ian bisa kembali berpikir jernih. Dia langsung mengambil ponselnya dan menelepon Brian....Dalam tiga hari.Perusahaan MK menyerang satu per satu perusahaan yang dinaungi oleh Keluarga Wr

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 110 Ada yang Ingin Kuberitahukan Padamu

    Yuvira tercengang, bagaimana Kak Hedi pulang secepat ini? Dia 'kan baru menjalani operasi plastik sebulan yang lalu?Kalau Kak Hedi tahu sekarang Yuvira berada di kediaman Keluarga Wren, bisa-bisa pria itu akan mengancamnya gila-gilaan.Apalagi kondisinya sekarang, Gavin selalu mengawasi setiap gerak geriknya.Cepat atau lambat, dia akan ketahuan kalau diam-diam bertemu dengan Kak Hedi.Yuvira menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba suatu ide tebersit di benaknya.Dia tahu apa yang harus dilakukan!Sekali tepuk dua lalat mati! Dia punya cara untuk melenyapkan Nadia dan Kak Hedi sekaligus!Yuvira pun menjawab, "Kak Hedi, selamat ya sudah pulang. Ah, aku mau memberitahumu sesuatu."Kak Hedi menyahut, "Nanti saja kita bicarakan waktu ketemu, aku kangen sekali padamu!"Yuvira berkata, "Kak Hedi jangan buru-buru, sekarang aku ada di rumah Keluarga Wren."Kak Hedi pun terkejut, "Hah? Keluarga Wren? Maksudmu keluarga tiga teratas di Kota Mesia itu?"Yuvira menjawab, "Ya, jadi kita harus hati-hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04

Bab terbaru

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 169 Kenapa Tidak Pernah Ketahuan?

    Setelah berpikir selama beberapa saat, Nadia tiba-tiba bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar anak-anaknya.Timmy kaget sekali saat Nadia membuka pintu kamar, dia refleks menutup layar laptop.Nadia menatap laptop itu, lalu bertanya dengan nada serius, "Kamu lagi nonton apa, Timmy?""Kartun, Ibu," jawab Timmy dengan perasaan bersalah."Kalau cuma kartun, terus kenapa kamu mematikan laptopmu dengan panik begitu?" tanya Nadia.Timmy langsung memutar otak mencari alasan. "Aku nggak mau Ibu merasa aku nggak membuat kemajuan."Selama ini, Nadia tidak pernah memaksa Timmy mengaku.Nadia beranggapan bahwa anak-anak harus diberikan ruang privasi tersendiri.Akan tetapi, masalah hari ini bukanlah masalah sepele.Orang dewasa saja pasti akan merasa malu melihat adegan tidak senonoh dalam video itu, apalagi anak-anak yang pola pikirnya masih dalam proses perkembangan?Karena Timmy masih belum mau mengaku, Nadia pun menarik napas dalam-dalam. Dia melangkah menghampiri anaknya, lalu duduk di seb

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 168 Siapa yang Membocorkannya?

    "Wah, wah, memang putri Keluarga Wren beda kelas, ya," puji para selebriti itu sambil tertawa."Tentu saja, Yuvira itu bukan cuma lembut dan baik hati, tapi pendidikannya juga nggak main-main ...."Yuvira tersenyum bangga mendengar semua pujian itu.Ya, semua ini memang harusnya menjadi miliknya!Hanya dia yang pantas disanjung seperti ini!Yuvira berjalan turun bersama para selebriti itu dengan sepatu hak tingginya, lalu dengan anggun lanjut menuju panggung tempat foto-fotonya ditampilkan.Yuvira berdiri di depan mikrofon, lalu memberikan kata sambutan, "Terima kasih sudah datang ke pesta ulang tahunku ...."Sementara itu, di Vila Harmonisa.Timmy duduk di depan laptop sambil menonton rekaman kamera pengawas di tempat acara pesta ulang tahun Yuvira. Dia juga menggunakan headphone untuk memudahkan berkomunikasi dengan Ivan."Ya ampun, dia pintar banget bicara," komentar Timmy dengan gusar."Dia pasti bangga banget karena ada banyak orang yang mendukungnya," sahut Ivan dengan nada datar

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 167 Akan Kuhancurkan Reputasinya

    Gio berusaha menahan amarahnya, lalu memerintahkan dengan dingin, "Cari tahu kapan Kiano pulang ke tanah air!"Yuda sontak tertegun. Tuan Muda Kiano sudah kembali?Gawat, Brian benar-benar sudah mengusik batas kesabaran Gio.Brian paling sayang dengan Kiano yang merupakan anak sulung. Seandainya bukan karena skandal yang menghebohkan itu, sekarang Kiano pasti sudah menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Cakra.Walaupun Gio adalah adik kandung satu ayah dengan Kiano, Yuda tahu betapa Gio membenci Kiano.Sebagai asisten pribadi Gio, Yuda tahu betul betapa Gio ingin sekali membunuh Kiano.Yuda pun diam-diam menghela napas. Seandainya saja Kiano menurut dan tetap tinggal di luar negeri, Gio pasti bersedia mengampuni nyawa Kiano.Sementara itu, di Vila Harmonisa.Mona menatap kakaknya yang terus sibuk dengan laptopnya, lalu berkata dengan kesal sambil cemberut, "Kak, Kakak sibuk banget sih! Kakak bahkan sudah nggak mau main lagi dengan Mona!"Timmy menghentikan aktivitasnya sejenak, lalu mem

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 166 Mengusik Batas Kesabaran

    Gio mengambil serbet yang diletakkan di atas meja, lalu menyeka tangannya sambil menjawab, "Ivan mengalami gangguan mental karena disiksa oleh Yuvira.""Yuvira menyiksa Ivan? Dia 'kan ibunya Ivan! Menyiksa bagaimana maksudmu?" tanya Tuan Besar Brian dengan kaget.Gio pun melirik ke arah Tuan Besar Brian yang terlihat gelisah. "Dengan memukul dan memakinya."Tuan Besar Brian sontak menggebrak meja dan berseru dengan marah, "'Kan sudah kubilang dari dulu kalau wanita itu nggak layak menjadi menantu Keluarga Cakra!""Jadi, kenapa Anda menyuruhku pulang malam ini?" tanya Gio mengalihkan topik pembicaraan, sorot tatapannya dengan kesal."Mantan pacarmu masih hidup?" tanya Tuan Besar Brian."Apa hubungannya itu dengan Anda?" tanya Gio, sorot tatapannya terlihat dingin."Jangan berani-beraninya kamu pacaran sama seorang pembunuh! Nanti reputasi Keluarga Cakra jadi rusak!""Apa gara-gara dia juga kamu membatalkan kontrak di Kota Herna dan bergegas pulang ke Kota Mesia?" tanya Tuan Besar Brian

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 165 Akan Kubuat Dia Tersiksa dan Jatuh Miskin

    Saat sedang istirahat dari jam pelajaran, Ivan mengajak Timmy untuk melihat informasi yang dia temukan.Timmy membaca-baca informasi itu sebentar, sorot tatapannya terlihat marah. "Apa ini semua adalah perseteruan Ibu dengan Yuvira?"Ivan mengangguk. "Tapi, aku nggak tahu apa ada yang terlewat atau nggak.""Yuvira benar-benar orang jahat! Bisa-bisanya dia mencuri posisi Ibu sebagai penyelamat Ayah!" ujar Timmy dengan marah."Dia bahkan berpura-pura menjadi adik Paman! Yang lebih jahatnya lagi, dia yang menculikmu!"Walaupun Ivan tidak berkomentar apa-apa, ekspresinya juga terlihat kesal."Masih ada lagi."Ivan berujar, lalu menunjukkan gambar lain di layar laptopnya.Kali ini, Ivan memperlihatkan sebuah rekaman kamera pengawas.Itu adalah rekaman Nadia yang memasuki sebuah kafe pada lima tahun lalu. Tidak sampai setengah jam kemudian, tiba-tiba ada dua orang yang tidak dikenal menggendong Nadia, lalu memasukkan Nadia ke dalam sebuah mobil berwarna hitam melalui pintu belakang.Ivan jug

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 164 Aku Bisa Memberimu Kompensasi

    "Dia adalah dewiku!" puji Alva dengan bersemangat."Coba jelaskan," kata Yosef sambil mengangkat alisnya.Alva menghela napas, "Nadia itu hidupnya menyedihkan banget. Waktu aku bertemu dengannya, dia bahkan nggak sempat makan.""Dia belajar sambil bekerja paruh waktu dan masih harus mengurus kedua anaknya.""Dia berusaha sebisa mungkin untuk memberikan anak-anaknya makanan enak, sedangkan dia sendiri cuma ala kadarnya.""Aku bertemu dengannya di lomba desain pakaian.""Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Dia bilang dia akan membantuku memenangkan perlombaan asalkan aku menggajinya 1.500 dolar.""Lomba itu mempertaruhkan reputasiku yang kudapatkan setelah bekerja keras selama sepuluh tahun. Jangankan 1.500 dolar, 10 ribu dolar saja aku rela keluarkan!""Setelah itu, dia mengubah hasil rancangan karya-karyaku sehingga salah satu lawanku yang meniru langsung kalah.""Sejak saat itulah Nadia menjadi dewiku!"Gio dan Yosef sontak terdiam.Yosef akhirnya mengerti maksud kata-kata Nadia sore

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 163 Bukan Urusanku

    Malam harinya.Nadia bergegas pergi ke restoran terbuka itu untuk menepati janjinya.Sesampainya di sana, ternyata Alva sudah duduk menunggu.Begitu melihat Nadia, Alva langsung menarik kursi supaya Nadia bisa duduk dengan gaya yang sudah seperti pria sejati sambil berkata, "Nah, silakan duduk, G-ku sayang."Nadia hanya balas menatap Alva dengan tidak berdaya. "Jangan begini, Alva, aku belum terbiasa.""Gimana? Penampilan dariku boleh juga, 'kan?" tanya Alva sambil terkekeh.Penampilan?"Penampilan apa?" tanya Nadia dengan bingung.Alva pun mengedikkan bibirnya ke suatu arah. "Itu, tuh. Bukannya itu pria yang kamu cintai sekaligus kamu benci?"Nadia sontak tertegun, lalu mengikuti arah pandangan Alva.Nadia langsung melihat Gio yang sedang duduk tidak jauh dari sana bersama Yosef. Gio balas menatap Nadia dengan dingin.Sudut mulut Nadia sontak berkedut. Ya ampun, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Gio dan main masuk!Seandainya dia tahu ada Gio di sini, sampai mati pun Nadia tid

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 162 Jaga Dia Baik-Baik

    "Dasar orang gila," komentar Nadia sambil langsung berjalan menuju gedung sekolah. Dia merasa terlalu malas untuk meladeni Yuvira."Oh, kamu nggak berani mengaku, ya? Kalau kamu nggak berani, akan kubuat kamu mengaku secara paksa!" seru Yuvira dari belakang Nadia.Jantung Nadia seolah berhenti berdetak selama sepersekian detik, dia teringat akan mimpi buruknya.Nadia pun berbalik badan menatap Yuvira dengan ekspresi yang terlihat serius. "Mau apa kamu?""Kenapa? Kamu takut aku membawa anak-anakmu pergi, hah?" sindir Yuvira.Nadia berusaha menenangkan dirinya. "Kamu belum bisa melakukan sesuatu seperti itu!""Bukan kamu yang berhak menentukan aku bisa atau nggak, Nadia. Aku sudah pernah mengalahkanmu, jadi aku bisa melakukannya lagi!" sahut Yuvira sambil tersenyum dingin.Nadia hendak menyahut lagi, tetapi dia tiba-tiba melihat seseorang yang bertubuh tinggi dan tegap.Nadia pun tertawa kecil, lalu balik bertanya dengan tenang, "Yuvira, memangnya kamu bisa melakukan apa terhadapku? Mau

  • Setelah Berhenti Kerja, Direktur Tak Bisa Hidup Tanpaku   Bab 161 Aku dan Dia Hanyalah Masa Lalu

    Nadia tidak sempat menyela penjelasan Yosef.Nadia sebenarnya tidak berniat mencari tahu tentang hidup Gio selama lima tahun ini, tetapi begitu mendengar penjelasan Yosef, tangannya refleks menggenggam gelas kopinya dengan sedikit lebih erat.Ternyata Gio kecanduan alkohol selama dua tahun gara-gara dia?Nadia tahu Gio memang terus mencari keberadaannya selama lima tahun ini, tetapi Nadia tidak percaya Gio sampai kecanduan alkohol selama dua tahun."Kamu tahu nggak kenapa Gio memutuskan pertunangannya dengan Yuvira?" tanya Yosef lagi sambil menatap Nadia."Aku nggak tertarik dengan hubungan mereka berdua, Pak Yosef," jawab Nadia."Karena kamu." Yosef menjawab pertanyaannya sendiri. "Karena Gio tahu bahwa kamulah yang menyelamatkannya waktu itu.""Gio pernah mengaku padaku saat lagi mabuk. Dia bilang dia nggak seharusnya memperlakukanmu seperti itu. Kalau sampai kamu kembali, kali ini dia rela menyerahkan nyawanya demi kamu."Nadia pun mengatupkan bibirnya dengan rapat.Ternyata Gio tah

DMCA.com Protection Status