Share

Bab 78

Wajah Naomi yang semringah mendadak suram. Hilang tak berbekas begitu matanya bersinggungan dengan sosok papa dan mama tirinya. Terlebih ada bayi dua tahun dalam dekapan Ardika. Rasanya Naomi ingin menangis dan meluapkan segala amarahnya. Namun alih-alih mewujudkan apa yang ada dalam pikirannya, datar maksimal yang Naomi pilih untuk menutupi sakit di hatinya.

Katanya: ‘bahagia itu kita yang ciptakan.’

Pernah Naomi dengar kalimat itu lewat serial televisi. Entah apa judulnya, lupa adalah jalan paling tepat untuk dirinya sematkan.

“Papa kangen Omi.” Bisikan Ardika lirih. Ada cekatan suara di tenggorokannya bersamaan dengan kedua kakinya yang bertumpu pada lantai dan air matanya meluruh sembari memeluk Naomi. “Kangen banget.”

Dan Naomi memilih bungkam. Kedua tangannya terkepal di sisi kanan dan kiri. Tusukan jarum tak kasat mata sedang mengucurkan darah di jantungnya. Rasanya sakit namun juga bahagia. Rasanya pedih namun juga bersyukur. Setidaknya papanya tidak melupakan keberadaan diri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status