Share

SMP 42

Penulis: Aery18
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-11 18:35:35

“Sudah selesai, kamu boleh masuk nemuin pelatih mu sana,” kata Ira.

“Ayo kita masuk bersama, kamu juga harus kembali ke teman-teman, Tidan pasti menunggu mu,” kata Furkam.

“Kalau begitu aku pulang duluan ya Furkam, kamu nanti hati-hati kalau pulang,” kata Ira sekalian pamit pulang.

“Iya Ira, jangan khawatir, terimakasih sudah mau datang dan melihat pertandinganku,” kata Furkam.

Ira pun tersenyum dan mengangguk.

Mereka berjalan masuk ke dalam.

“Kemana Ira?” tanya Tidan.

“Aku baru saja mengobati luka Furkam, lihatlah wajah nya penuh dengan darah dan sekarang sudah bersih,” kata Ira.

“Kamu memang cocok menjadi perawat Ira, besok kamu sekolah perawat saja,” kata Tidan.

“Ya besok, kita tidak akan tahu kemana arah kita pergi selanjutnya,” jawab Ira.

“Benar juga ya,” kata Tidan mengangguk.

“Ya sudah yu

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Seruni Senja   Kecurigaan 43

    “Apa sebenarnya yang dilakukan oleh Navi?” kata Ira dalam hati.Ira begitu khawatir dan gelisah, tetapi dia selalu bisa menutupi kegelisahannya itu dengan tawanya.Mereka pun sampai di sekolahan, Ira duduk termenung di dalam kelas memikirkan omongan dari Tidan. Tak lama setelah itu Furkam pun datang.“Ira, kamu sudah datang?” tanya Furkam.Ira pun menganggukkan kepalanya.“Kamu kenapa sih?” tanya Furkam.“Tidak papa, memangnya aku kenapa?” tanya Ira balik.“Sepertinya ada yang sedang kamu pikirkan?” kata Furkam.“Tidak ada Fur, duduklah jangan pedulikan aku,” kata Ira.“Tidak bisa, kalau aku kamu suruh tidak memperdulikan kamu itu tentu tidak bisa Ira,” kata Furkam.“Terserah kamu saja lah Fur, aku benar-benar tidak sedang memikirkan apa-apa,” jawab Ira.Tidak lama kemudian Mahli pun datang,“Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-17
  • Seruni Senja   Rencana 44

    “Aku akan mengatakan semua perasaanku,” jawab Furkam dengan lantang.“Kamu yakin?” tanya Mahli.“Ya, aku yakin dengan rencanaku,” jawab Furkam.“Jika kamu ditolak?” tanya Mahli.“Ya anggap saja pengalaman,” jawab Furkam sudah mantap dengan keputusannya.“Baiklah kalau memang inginnya kamu seperti itu,” kata Mahli tidak bisa berkata-kata lagi selalu mendukung temannya itu.Ira pun selesai absen pinjaman buku dan mengajak mereka berdua kembali ke kelas. Di jalan menuju kelas bertemu dengan eorang wanita yang Mahli ukai.“Hai Ra!” panggil seorang wanita itu.“Hai Di, kamu dari mana?” tanya Ira.“Dari kelas sebelah, niatnya mau lihat seeorang tapi ternyata dia sedang tidak ada dikelas,” jawab Dian.Dian adalah wanita yang sesungguhnya Mahli sukai.“Ah begitu, memang di kelas mana kekasihmu itu?&rdqu

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20
  • Seruni Senja   Hari Ujian Pertama Kelulusan

    Keeokan harinya Ira pun bangun dengan rasa kecewa, karena setelah melihat HP-nya Ira merasa sedih, Navi semalam tidak menirim satu pesan pun padanya.“Bagaimana aku bisa semangat jika begini caranya,” guam Ira sambil bersiap berangkat.“Ira kenapa lusu sekali, ini ujian kelulusan loh,” kata Mama Ira.“Tidak papa ma, semalam belajar hingga larut,” jawab Ira.“Kalau begitu minum susu ini sebelum berangkat,” kata Mama Ira.Ira pun minum dan berangkat setelah selesai sarapan pagi.Saat sampai di tempat biasa Tidan menunggu, Ira pun melihat Tidan sudah ada di sana.“Ira ada apa dengan wajahmu itu, lecek amat,” kata Tidak.“Kamu gila ya?” kata Ira kesal.“Beneran loh, wajahmu kayak belum di setrika gitu, ceritalah,” kata Tidan.“Nanti ujian matematika, apa kamu sudah belajar?” tanya Ira.“Sudah dong,” jawab

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • Seruni Senja   Hari Kelulusan Kedua 46

    Sesampainya di rumah Ira pun mendapatkan telepon dari Navi.“Halo,” jawab Ira.“Ira, gimana ujian tadi?” taya Navi.“Lancar,” jawab Ira.“Besok pelajarannya apa? Apa mau aku ajarin kamu?” tanya Navi.“Tidak, udah telat,” jawab Ira.“Kenapa telat, bukankah matematikannya besok?” tanya Navi.“Sudah tadi,” jawab Ira.“Jadi aku salah jadwal ya?” kata Navi.“Mungkin saja,” jawab Ira yang merasa Navi tidak terlalu mempedulikan Ira lagi.“Apa kamu marah?” tanya Navi.“Oh, ya tentu tidak, untuk apa aku marah denganmu?” tanya Ira.“Aku tidak menghubungi kamu beberapa hari ini, kamu tahu kan aku juga ujian kelulusan bukan hanya kamu yang ujian jadi aku tidak ada waktu untuk pegang HP, aku belajar dan belajar terus,” kata Navi.“Untuk apa kamu menjelaskanny

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-23
  • Seruni Senja   Hari Ujian Kelulusan Terakhir 47

    “Ira, ayo pulang!” ajak Tidan yang baru saja lewat di depan Ira dan yang lainnya yang asyik dengan obrolan mereka.“Kamu udah selesai?” tanya Ira.“Ya, kalian belum selesai?” tanya Tidan.“Ah sudah kok,” jawab Ira.“Ya sudah kalau begitu ayo kita pulang,” kata Tidan.“Baiklah, aku pulang dulu ya semuanya, besok ujian terakhir jadi di lanjut besok ya,” kata Ira berpamitan.“Oke deh sampai bertemu besok,” jawab Rani yang ikut pulang.“Kalau begitu hari ini bubar saja ya besok bertemu lagi,” kata Mahli.“Baiklah kalau begitu aku juga pulang,” kata Furkam.Mereka pun pulang bersama dengan arah yang berbeda-beda.“Kalian asyik bicarakan apa?” tanya Tidan.“Tidak ada, hanya basa-basi saja,” jawab Ira.“Besok pulang sekolah lansung pulang saja ya Ra, aku sudah jadwalkan a

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Seruni Senja   Berkumpul Kembali 48

    Sesampainya di rumah Ira pun berusaha berpenampilan cantik tidak seperti biasanya.“Ah sekali-kali kan mau bertemu teman lama,” gumam Ira.“Wah … cantik sekali kamu Ra, mau kemana?” tanya Mama.“Mau pergi ma,” jawab Ira.“Ya sudah jangan pulang malam,” kata Mama.“Siap Ma,” jawab Ira.Ira pun berangkat ke rumah Tidan agar bisa berangkat bersama dengan Tidan.“Tidan!” panggil Ira yang masuk ke rumah Tidan.“Eh Ira, Tidan di kamarnya masuk saja,” kata Mama Tidan.“Baik Budhe,” jawab Ira.Ira pun masuk ke kamar Tidan.“Tidan, sedang apa kamu?” tanya Ira.“Aku cocok pakai baju yang mana Ra?” tanya Tidan.“Apa aja udah tampan,” jawab Ira.“Benarklah, tapi tolong pilihkan satu untukku,” kata Tidan.“Baik, yang sebelah kanan lebih e

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Seruni Senja   Melepas Rindu 49

    “Dari mana kamu dapat kata-kata buaya seperti itu Nav?” tanya Ira.“Aku tidak tahu yang kamu maksud Ra,” jawab Navi.“Pastinya teman-teman Navi orang yang seperti itu semua,” kata Irsab.“Apa benar begitu Guntur?” tanya Ira.“Tidak semuanya, hanya sebagian saja, tapi aku juga tidak tahu kalau Navi bertemannya dengan para buaya, aku kan beda kelas dengannya,” jawab Guntur.“Benar pasti Navi berteman dengan para buaya,” lanjut Dasra.“Sudah-sudah kalau Navi buaya beneran, aku akan menjadi pawing buayanya,” kata Ira tersenyum.“Kamu memang kesayanganku, apa kamu yakin sanggup menjadi pawangnya aku?” tanya Navi.“Ya, tapi jika kamu sudah melebihi batas wajar aku akan mengundurkan diri,” jawab Ira.“Bagus, lebih cepat lebih baik Ra jika kamu ingin mengundurkan diri, masih banyak yang mau antri,” kata Nasah.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Seruni Senja   Sampai Bertemu Kembali 50

    “Navi apa kamu mau nambah minum lagi, aku pesankan satu lagi ya,” kata Ira.“Baiklah,” jawab Navi.Ira pun memanggil penjual batagor dan memesan satu minuman.“Kenapa hanya satu?” tanya Navi.“Tidak papa, nanti jika aku haus bisa ambil punya mu kan Nav?” tanya Ira.“Benar begitu lebih bagus, lebih romantir,” jawab Navi.“Kalau begitu kamu pesan satu porsi batagornya juga ya buat kita berdua, aku sangat lapar,” kata Navi.“Baiklah,” jawab Ira dan langsung memesan apa yang di minta Navi.Ira pun tersenyum malu.“Apa kalian tidak ingin bergabung dengan kami?” tanya Nasah.“Tidak, kami di sini saja, apa yang kalian bicarakan juga masih kedengaran dari sini,” jawab Navi.“Bilang saja kalian mau kangen-kangenan kan?” kata Atin.Navi pun tersenyum mengisyaratkan memang benar seperti itu ad

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01

Bab terbaru

  • Seruni Senja   Melihat Kau Bersamanya

    Satu tahun pun berlalu, satu tahun pula Ira dekat dengan Alex. Tak terasa Ira sudah menginjak kelas dua sekolah menengah atas. Hari ini Ira ada rencana main bersama dengan teman-temannya ke sebuah mall dekat sekolahannya. Sesampainya di Mall mereka pun bermain dan berjalan-jalan masih menggunakan seragam sekolah.Setelah lelah bermain Ira dan teman-temannya pun duduk diam di depan time zone, saat sedang melihat ke kanan dan ke kiri Ira melihat seseorang yang sangat mirip dengan Navi sedang berjalan dengan seorang wanita, tadi nya Ira merasa bukan Navi, karena baru saja Navi bilang dia sedang di rumah dan ingin beristirahat, tetapi setelah di lihat dengan teliti lagi ternyata benar dia adalah Navi, Ira pun mengikuti mereka agar lebih memastikan lagi, teman Ira pun terhera melihat tingkah Ira yag tiba-tiba berjalan tanpa tujuan.“Ira, kau lagi ngapain sih?” tanya Rani.Ira tidak meresponnya dan terus melangkah kan kaki mengikuti satu titik mata melihat.“Kamu mau kemana sih Ra?” tanya R

  • Seruni Senja   Bertemu Senior Ganteng

    Kakak Ira mengajak Ira main ke rumah seniornya yang rumahnya lumayan jauh dari rumah mereka. Sesampainya di rumah senior, mereka pun di sambut dengan sorakan yang menggelegar di telinga Ira, karena sebelum ini dia tidak pernah memiliki teman yang seramai ini.“Jangan kaget ya Ra, di sini memang seperti ini,” kata Kakak Ira.“Tenang saja, aku akan membiasakan diri, tapi itu semua senior mu kak?” tanya Ira.“Iya, kenapa?”“Kenapa yang itu tampan sekali?” kata Ira.“Sini aku kenalin ke dia nanti,” jawab Kakak Ira,Ira mengangguk.“Sini sini duduk dulu Ris,” kata teman kakak Ira.Ira pun duduk di samping kakaknya dan juga senior itu.“Kamu bawa siapa ini Ris kok cantik sekali?” tanya senior.“Ini adek aku, kenalin dulu ini Ira, dan Ira ini Alex senior kakak,” jawab Kakak Ira.“Halo kakak semua aku Ira adik nya kak Risti,” kata Ira.“Halo juga, senang bisa melihat adik Risti, kenapa beda sekali denganmu ris?” tanya Alex.“Ya bedalah, ak di bawah matahari terus dia di dalam kamar mulu,” jaw

  • Seruni Senja   Pendaftaran Sekolah Menengah Atas

    Ira mencoba tidak menanyakan tentang parfum lagi pada Navi, Ira mencoba berpura-pura percaya padanya, karena pada dasarnya Ira sudah tahu jika Navi sudah menghianatinya.“Ira kamu terlihat sedikit pucat apa kamu sakit?” tanya Navi.“Tidak, hanya sedikit lelah saja,” jawab Ira.“Kalau berama aku kamu selalu lelah Ra, tapi kamu tadi bersama teman-temanmu sepertinya biasa aja,” kata Navi.“Kau mulai lagi Nav,” desah Ira yang kesal dengan perkataan Navi.“Tapi aku pikir memang begitu, kamu selalu lelah denganku,” jawab Navi semakin menjadi.“Emang beda kalau, sama temanku aku di sayangi, sedangkan bersamamu aku di hianati!” gumam Ira dalam hati.“Enggak Nav,” jawab Ira santai.“Udahlah aku tidak mau ribut sama kamu hari ini, karena aku hari ini rindu,” kata Navi.“Siapa juga yang pengen ribut sama kamu Nav, memang aneh ya kamu.”Navi pun terdiam sekejap.“Ya sudahhh ayo kita pergi keluar!” ajak Navi pergi dari rumah Ira.“Aku rasa badan ku tidak ingin pergi Nav, aku sedikit merasa lelah.”

  • Seruni Senja   Ingin Segera Bertemu

    Navi yang berfikir gelisah pun ingin segega pulang ke rumah dan menemui Ira. Dia tidak tahu mengapa saat bersama Dea dia malah selalu memikirkan Ira pada hari itu.“Navi sayang, habis ini kita mau kemana? Apa kamu mau pergi ke taman hiburan?” tanya Dea.Navi tidak merespon Dea, dia terus menatap teleponnya.“Sayang!” teriak Dea.Navi pun menoleh kearah suara yang memanggilnya itu.“Kenapa kamu berteriak aku kan jadi terkejut,” kata Navi merespon teriakan Dea.“Kamu berteriak balik denganku?” tanya Dea.“Maaf aku hanya terkejut saja,” jawab Navi.“Kenapa kamu hari ini tidak fokus kepadaku? Kenapa kamu selalu melihat layar HP dan juga melamun, aku kan sudah pernah bilang sama kamu, jika kita sedang pergi kamu jangan pernah mengabaikan aku, tapi hari ini dan baru kali ini kamu mengabaikan aku,” kata Dea.“Aku mengabaikan kamu? Kapan?” tanya Navi.“Kamu tidak menyadarinya? Apa yang ada di pikiran kamu sekarang?” tanya Dea.“Sudahlah kenapa kalian malah bertengkar?” tanya Nungki teman Dea.

  • Seruni Senja   Hati Gelisah Dan Bingung

    Setelah pembicaraan mereka selesai, mereka memutuskan untuk pergi ke warung batagor yang selama ini menjadi langganan Ira.“Apa kalian keburu?” tanya Ira.“Tidak, kenapa Ra?” tanya Rani.“Kalau begitu aku ingin menlaktir kalian ke tempat batagor yang selalu aku datangi, apa kalian setuju?” tanya Ira.“Sepertinya aku yang harus menlaktir kalian deh,” sahut Mahli setelah melihat layar ponselnya.“Kenapa?” tanya Ira.“Apa ada kabar baik?” tanya Furkam.“Ya, aku sudah keterima di sekolahan yang aku inginkan, jadi ayo kita berangkat ke warung batagor,” kata Mahli.“Kamu lewat online?” tanya Ira.“Ya, karena aku mungkin tidak suka berdesak-desakan,” jawab Mahli.“Ya itulah kamu,” kata Ira.Mahli pun tersenyum dan mereka pun berangkat ke warung batagor dengan berbonceng-boncengan. Tak lupa Ira me

  • Seruni Senja   Ingin Tetap Bersama

    Sesampainya di rumah Navi pun segera mengirim pesan kepada Ira.[Ira, apa kau sudah tidur? Aku sudah sampai di rumah] kata Navi.[Aku belum tidur, tetapi aku sudah mau tidur] balas Ira.[Kalau begitu kamu tidurlah, mimpi yang indah ya] kata Navi.[Baiklah, kalau begitu kamu juga mimpi indah ya] balas Ira.Mereka berdua menghentikan percakapan mereka dan tidur hinga pagi datang. Ira pun bangun sebelum matahari terbit, dia bebersih ruang tamu dan selesai bebersh dia mandi dan makan pagi, setelah itu dia pun menyalakan musik agar kamarnya tidak merasa sepi.Dentingan pesan di HP Ira pun terdengar dengan nyaring bersamaan dengan alunan music yang Ira dengarkan.[Ira aku nanti jadi ke rumah kamu ya?] kata Rani.[Boleh, memang mau ngapain Ran?] balas Ira.[Mau main saja, kamu sudah sembuh bukan?] tanya Rani.[Sudah kok, kamu ke sini sama siapa?] tanya Ira.[Nanti kamu akan tahu jika aku sudah sampai] jawab Rani.

  • Seruni Senja   Antara Keinginan Dan Perjanjian

    “Minumlah,” kata Ira.Navi pun mengangguk dan meminum air di depannya, juga makan camilan yang ada di depannya.“Besok temanmu datang?” tanya Navi.“Sepertinya iya,” jawab Ira.“Siapa?” tanya Navi.“Rani,” jawab Ira.“Hanya Rani saja?” tanya Navi.“Mungkin Iya, karena yang menghubungiku hanya Rani saja yang mau ke sini,” jawab Ira.“Oke lah, aku besok tidak bisa ke sini, aku harus pergi daftar sekolah sama teman-temanku,” kata Navi.Ira pun senyum sinis.“Baik, aku baru tahu liburan kelulusan sudah mau mendaftar sekolah,” jawab Ira.“Iya, karena aku mau masuk dengan tes Ra, jadi harus lebih awal,” kata Navi.“Ahhh iya aku lupa jika kamu kan anak pintar yang apa-apa harus nomor satu, tapi ingatlah dari sebuah hubungan kamu tidak akan selalu menjadi nomor satu jika kamu melakuka

  • Seruni Senja   Marahnya Aku Diam

    “Memangnya aku bohong apa Ira?” tanya Navi.“Entah, hanya kamu yang tahu,” jawab Ira.“Jangan membuatku penasaran,” kata Navi.“Yang penting aku sudah tahu semuanya, aku akan menunggumu mengatakannya,” kata ra lirih.“Tahu apa memangnya?” tanya Navi.“Bukan apa-apa,” jawab Ira.“Apa aku boleh ke sana?” tanya Navi.“Untuk apa?” tanya Ira.“Aku merindukan kamu saja, aku ingin tahu keadaan kamu,” jawab Navi.“Aku baik-baik saja,” jawab Ira.“Apa aku tidak boleh ke sana? Apa aku tidak boleh menjenguk pacarku?” tanya Navi.“Boleh saja, tapi aku mungkin sedang tidak mood saja, jadi jka kamu ke sini aku tidak melayani dengan bak jangan salahkan aku ya,” kata Ira.“Baiklah aku akan ke sana nanti malam,” jawab Navi.“Emmm,” kata Ira.

  • Seruni Senja   Mencoba Untuk Memaafkanmu Kembali

    Tidan pun kembali ke kamar Ira dan mendapati Ira sedang menatap HP dengan wajah sedih. Pelan-pelan Tidan pun mendekati Ira.“Jika kamu tidak tenang, lebih baik kamu hubungi dia saja,” kata Tidan.“Apa boleh?” tanya Ira.“Ikuti kata hatimu, aku yakin kamu ini orang yang tidak tegaan dengan orang lain,” kata Tidan.“Tapi kenapa dia tega?” tanya Ira.“Semua itu tergantung pada si laki-lakinya, jika dia menyayangimu dia tidak akan tega denganmu, mungkin Navi hanya sekedar gegabah?” kata Tidan.Ira pun diam saja dan menghela nafas panjang.“Ahhh sudahlah, kita makan dulu yuk! Aku sangat lapar, setelah ini kau hubungi Navi,” kata Tidan menarik tangan Ira.“Aku tidak lapar,” jawab Ira.“Kalau begitu temani aku makan, tidak mungkin aku makan sendirian bukan?” tanya Tidan.“Baiklah ayo,” kata Ira.Mereka pun k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status