Share

Bab 63. Mulai mencari

Penulis: Sulistiani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-27 07:16:15

Salman keluar dari mobil dan mencari Kanaya ke seluruh penjuru pasar, tetapi setelah mengitari pasar kesana kamari ia tak menemukan istri kecilnya itu.

"Kanaya, ke mana aku harus mencari mu? Kau boleh membenci ku, kau boleh menghukum ku, tapi tolong jangan pergi dariku seperti ini," ucap Salman dengan hati yang sangat hancur.

Karena tidak menemukan Kanaya di pasar tersebut, akhirnya Salman buat masuk ke dalam mobil dan melajukannya menuju kantor polisi. Lelaki berwajah tampan itu melaporkan kehilangan orang, tetapi karena Kanaya hilang belum satu kali 24 jam maka laporannya tidak bisa diproses.

"Kenapa tidak bisa di proses? Istri saya benar-benar meninggalkan rumah dan saya butuh polisi untuk mencarinya!" ucap Salman emosi.

"Kami hanya mengikuti peraturan, Pak. Jika belum satu kali 24 jam belum bisa kami proses," ucap polisi.

"Dasar polisi gak guna!" ucap Salman pergi meninggalkan kantor polisi dengan emosi.

Ia pulang ke rumah untuk melihat keadaan kedua anaknya, lelaki berwajah tampa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
lanjut thor
goodnovel comment avatar
anggitta
lanjutkan thor :)
goodnovel comment avatar
anggitta
aku slalu nunggu kabar Kanaya dan Salman ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 64. Hidup baru

    Kanaya tiba di sebuah desa yang jauh dari pusat kota, ia mencari tempat yang bisa ia sewa dan juga berniat mencari pekerjaan."Permisi, Bu. Saya sedang mencari kontrakan atau kos-kosan, apa disini ada kontrakan atau Kos-kosan yang murah, yang kamarnya kecil juga tidak apa-apa," ucap Kanaya."Oh kebetulan kakak saya punya kontrakan, mau saya antarkan untuk melihat?" tanya ibu-ibu berbaju biru tersebut."Boleh, terima kasih banyak, Bu."Kanaya pun diantarkan oleh ibu-ibu tersebut ke sebuah kontrakan, jejeran hunian kecil dengan masing-masing 1 ruang tamu, 1 kamar, dan 1 kamar mandi. Ada beberapa pasang pasutri tinggal di sana, bahkan ada yang sudah memiliki 1 anak. Ada juga yang masih lajang dan mengontrak dengan temannya."Gimana, Neng? Cocok sama tempatnya?" tanya pemilik kontrakan bernama Karsih."Iya, Bu. Saya ambil yang paling pojok ya!" ucap Kanaya."Ya sudah kalau gitu ini kuncinya, nanti kalau ada perlu apa-apa bilang saja!" ucap Bu Karsih."Terima kasih, Bu. Ini uang sewa selam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 65. Menemukan Jejak

    "Bagaimana? Apa kalian sudah menemukan jejak istriku?" tanya Salman melalui sambungan telepon."Ya, kami menemukan jejaknya. Dia naik kereta dari stasiun yang tak jauh dari pasar tradisional, lalu turun kemudian beberapa kali menaiki angkutan umum.""Lantas, dimana pemberhentian terakhir nya?" tanya Salman."Di sebuah desa yang cukup jauh dari pusat kota. Kami hari ini sedang mencari dimana ia tinggal.""Bagus, pastikan itu benar-benar istriku. Pantau dengan benar aku akan kesana jika sudah jelas informasinya," ucap Salman.Sambungan telepon di matikan, ia senang dengan cara kerja orang yang di rekomendasikan Haris-mantan kakak iparnya. Malam ini Salman pun bisa tidur dan menunggu info selanjutnya.Keesokan paginya, setelah mandi dan bersiap pergi ke kantor ia melihat bi Imah sepertinya kerepotan mengurus semuanya sendiri hingga tak sempat membuatkan sarapan."Sadam semalam rewel lagi, Bi?" tanya Salman."Sekarang sudah gak terlalu, Pak.""Syukurlah, Bibi kerepotan ngurus rumah ya! Na

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 66. Pertemuan

    "Kenapa berhenti di sini? Ada apa?" tanya Salman saat anak buahnya berhenti dan berjalan kearahnya."Tempat tinggal dan tempat kerja istri Tuan di dalam gang, tidak masuk mobil. Jadi mobilnya di parkir dan titip sama yang punya rumah di sana saja," ucap orang bayaran Salman.Salman menganggukkan kepala lalu memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar halamannya, tak lama kemudian seorang wanita keluar dari rumah dan anak buah sama pun mengajak bicara wanita tersebut."Numpang parkir sebentar ya, Bu. Nanti saya kasih uang parkirnya.""Oh iya, silakan. Memangnya mau ke mana?" tanya ibu-ibu tersebut."Mau ke kontrakan hj Romlah, dan mau lihat laundry-nya Bu Rohmi.""Oh ada keperluan sama mereka ya, kelihatannya kalian dari kota."Orang suruhan Salman pun menganggukkan kepalanya, setelah itu Salman dan orang suruhannya berjalan kaki menuju kontrakan yang ditempati oleh Kanaya. Setelah beberapa menit berjalan akhirnya mereka pun tiba di kontrakan tersebut."Di mana istriku t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 67. Penolakan Kanaya

    "Kalau kau benar-benar mencintai ku, maka biarkan aku bahagia dengan caraku sendiri, dengan hidup seperti ini, jangan paksa aku untuk terus bersamamu," ucap Kanaya."Nay ...."Bagaikan ada ribuan anak panah yang menancap di dada Salman, sakit, sesak, dan tidak bisa diungkapkan kata-kata lagi perasaannya setelah mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Kanaya."Kau benar-benar ingin berpisah, kau yakin tidak ingin kembali?" tanya Salman mencoba menahan rasa sesak di dadanya."Iya, dulu aku sudah mencoba dengan sekuat tenaga dan berbagai cara untuk meluluhkan hatimu. Namun, semua itu hanya sia-sia, di hatimu hanya ada Mbak Hani dan aku hanya mendapatkan luka bukan cinta. Jadi sekarang bebaskan aku dari luka itu," ucap Kanaya."Kau sudah mendapatkannya, Kanaya. Kau sudah meluluhkan hatiku, Aku mencintaimu," ucap Salman seraya menatap Kanaya dalam-dalam dan mencoba menggenggam tangannya.Kanaya menarik tangannya tak ingin di genggam oleh Salman, ia memalingkan wajah menyembunyikan matany

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 68. Langkah pertama

    "Seribu kali kau menolak, maka seribu kali pula aku mengejar mu," gumam Salman.Karena tangannya terluka Salman pun kini diantar oleh orang yang ia bayar pulang ke Jakarta, berapa jam berkendara hingga melewati padatnya Jalan ibukota akhirnya mereka sampai di rumah Salman."Terima kasih sudah mengantarku pulang, tugas utamamu tetap untuk mengawasi Kanaya. Jangan sampai ada lelaki lain yang mendekati apalagi menyakitinya, untuk hari ini aku beri kamu uang di luar pembayaran tugas utama karena sudah mengantar ku pulang," ucap Salman."Terima kasih banyak, Tuan. Saya akan mengawasi istri anda dengan baik."Salman pun memberikan uang kepada orang itu dan tak lama kemudian orang itu pun pergi meninggalkan rumah Salman, saat masuk ke dalam rumah ia disambut oleh gadis kecilnya."Papa, mana tante cantik? Katanya Papa mau bawa pulang tante cantik," ucap Syafana."Tante cantik belum bisa pulang sekarang, Sayang. Ana sabar ya, Papa sedang berusaha membujuknya," ucap Salman."Tante cantik pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 69. Membawa Sadam

    "Apa itu?" gumam Kanaya saat berada di depan kontrakannya.Wanita cantik itu berjongkok untuk mengambil sebuah goodie bag yang terdapat di depan pintu kontrakan. Saat melihat isinya ternyata itu adalah sebuah kotak makan.Kanaya lalu membuka pintu kontrakan dan melihat isi dari kotak makanan itu, di atasnya ada sebuah kertas dengan tulisan tangan."Pasti dari Salman lagi," gumam Kanaya.Benar saja kotak makanan itu dikirim oleh sang suami untuknya, Kanaya pun membaca tulisan di kertas tersebut.~Setiap pagi, siang, dan sore akan ada makanan untukmu. Aku tidak ingin kamu telat makan atau makan sembarangan yang bisa mengganggu kesehatan. Kau harus tetap sehat dan cantik, Sayang.~"Andai dari dulu kamu seperti ini, mungkin luka di hatiku tidak akan sedalam ini dan aku masih bersama dengan kalian sekarang," ucap Kanaya.Meskipun sebenarnya kesal, tetapi karena lapar Kanaya pun memakan makanan tersebut. Tidak ada kegiatan yang bisa ia lakukan setelah selesai bekerja dan sendiri di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 70. Mama Kanaya

    "Apa ini, Non?" tanya Bi Imah."Itu asi yang sudah aku peras selama beberapa hari, Mungkin cukup untuk Saddam selama beberapa hari di rumah," ucap Kanaya."Terima kasih, Kanaya. Itu akan sangat membantu Sadam. Dia benar-benar anak lelaki yang hebat seperti tidak kenyang-kenyang minum susu formula," ucap Salman.Kanaya menghela nafas tidak ingin mendengar ucapan Salman, ia tidak ingin hatinya goyah dan tetap mengusir mereka dari tempat tinggalnya saat ini."Kalian bisa pulang sekarang!" ucap Kanaya."Tante nggak mau pulang ke rumah kita yang dulu?" tanya Syafana."Itu rumah kamu bukan rumah tante, rumah tante di sini," ucap Kanaya."Aku ingin dibacakan dongeng dan diajari PR lagi sama tante," ucap Syafana."Ana kan sudah besar, harusnya tidur tidak perlu dibacakan dongeng lagi dan sudah bisa mengerjakan PR sendiri," ucap Kanaya."Tapi aku kangen pengen main sama tante," ucap Syafana."Ana, tante kenanya tidak bisa pulang ke rumah kita dan kita tidak bisa memaksanya. Namun, kalau Ana kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Seranjang Dengan Duda Arogan    Bab 71. Sabtu ke 2

    "Jika Kanaya terus menolak, aku akan terus seperti ini. Mungkin ini hukuman untuk aku yang dulu menyakiti Kanaya, setidaknya aku berusaha sampai Kanaya mau menerima Syafana dan Sadam karena mereka tidak bersalah dalam hal ini," ucap Salman."Aku sudah mengingatkan kamu dari dulu berkali-kali, tetapi kamu tidak pernah mendengarkan apa yang aku katakan. Sekarang Kanaya sudah tidak ada, kamu baru merasakan kehilangannya!" ucap Saida.Salman yang mengusap kasar wajahnya, sikap dingin, Arogan, dan kesombongannya membuat dia tenggelam dalam rasa penyesalan yang sangat dalam. Ia kehilangan Cinta dari seorang Kanaya yang memilih pergi karena tidak pernah dianggap ada."Kapan kamu ketempat Kanaya lagi?" tanya Saida."Minggu depan, saat Ana libur sekolah," jawab Salman."Aku ikut ya! Aku ingin bertemu Kanaya juga," ucap Saida.Salman menganggukan kepala, hari berganti malam. Kebiasaan baru Salman kini melihat kedua anaknya memastikan mereka tidur dengan nyenyak sementara dia yang tidak bisa tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03

Bab terbaru

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 47. Bahagia

    Agni dan Feli saling menyalahkan, mereka berteriak saat polisi menangkap dan membawa mereka ke kantor polisi. Kedua wanita itu tidak mau dipenjara dan berusaha untuk memberontak saat dievakuasi. "Lepas, aku nggak salah tangkap aja dia yang punya ide dari semua ini," ucap Agni menuju ke arah Feli."Bukan aku, dia yang punya ide jahat bahkan ingin membunuh kakaknya sendiri," teriak Feli menunjuk Agni.Aslan mengepalkan tangannya mendengar hal itu, lelaki tampan tersebut semakin waspada dan tidak ingin kejadian serupa menimpa sang istri. Ia tidak ingin ada orang yang berniat jahat bahkan ingin membunuh istrinya, hidup Hafsa sudah cukup menderita selama ini Aslan ingin setelah menikah dengannya Hafsa bisa bahagia dan ia pun bahagia bersama wanita tersebut.Mereka tetap dibawa ke kantor polisi meskipun meronta dan berteriak-teriak sepanjang perjalanan, keesokan harinya Aslan dan bapaknya serta para direksi rapat di perusahaan. Mereka sepakat untuk mencabut sepenuhnya saham yang pernah di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 46. Feli dan Agni

    "Orang yang menculik Nona Hafsa mengaku juga Ia mendapatkan tawaran dari dua orang wanita," ucap anak buah Aslan melalui sambungan telepon. "Siapa dua orang wanita itu? Dan apa mereka sudah berhasil kalian tangkap?" tanya Aslan."Mereka bernama Agni dan Feli, beberapa orang dari kami sedang mengajar mobil mereka yang terlihat dari rekaman CCTV kabur ke luar kota.""Tangkap mereka bagaimanapun caranya!" ucap Aslan."Baik, Tuan."Setelah mengatakan itu anak buah Aslan pun mematikan sambungan teleponnya, Aslan mengalah nafas dan menatap sang istri. Lelaki berwajah tampan itu tidak menyangka jika kedua wanita tersebut bisa berbuat nekat kepada istrinya hanya karena obsesi ingin memiliki dirinya.Saida dan Lingga yang ada di ruangan itu penasaran dengan apa yang baru saja bicarakan oleh Aslan dan anak buahnya, Aslan pun menceritakan apa yang tadi dia bicarakan dengan anak buahnya kepada kedua orang tua serta istrinya. Tentu saja kedua orang tua Aslan dan Hafsa begitu terkejut mendengar

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 45. Diculik

    Setelah melihat rekaman CCTV di rumah dan mencatat plat nomor motor orang yang membawa sang istri, Aslan pun langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencari motor tersebut. Tak lama kemudian ponselnya berdering, panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Tanpa pikir panjang Aslan pun mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo, siapa ini?" tanya Aslan saat mengangkat sambungan telepon. "Istrimu ada padaku, jika ingin selamat datanglah sendiri.""Siapa kamu? Dimana istriku sekarang?!" tanya Aslan dengan suara baritonnya."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, siapkan uang 1 milyar dan kamu harus datang sendiri. Jika kamu membawa orang lain apalagi polisi maka nyawa istrimu taruhannya.""Jangan macam-macam dengan istriku. Cepat katakan kemana kau membawanya?!" tanya Aslan dengan emosi.Panggilan telepon itu di matikan, tak lama kemudian sharelok masuk ke ponselnya. Aslan tak mengenali suara orang itu, sepertinya suaranya di samarkan.Pria berwajah tampan itu menyiapkan uang yang dimint

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 44. POSITIF

    "Hah ... Mungkin pusing karena cape dan perjalanan jauh," ucap Hafsa."Iya juga, tapi kalau beneran Kakak hamil pasti seisi rumah senang," ucap Aisy."Doakan saja semoga aku segera hamil," ucap Hafsa."Aamiin," ucap Aisy.Sikap Aisy yang baik membuat Hafsa sangat senang, adik iparnya itu supel dan bisa menjadi teman baiknya. Hari-hari berlalu, Aslan bekerja seperti biasa. Hafsa mulai terbiasa hidup sebagai ibu rumah tangga di rumah barunya, terkadang ikut sang mertua ke acara pengajian. Namun, lebih sering berada di rumah sesuai keinginan Aslan.Pagi ini Aslan dan Hafsa sarapan seperti biasa sebelum Aslan berangkat kerja, Hafsa merasa mual saat sarapan dan akhirnya memuntahkan kembali apa yang telah ia makan."Kamu sakit, Sayang?" tanya Aslan seraya memijat tengkuk sang istri."Gak tahu, Mas. Mual banget," ucap Hafsa."Aku panggilkan dokter, ya!" ucap Aslan."Gak perlu, Mas. Kayanya aku cuma masuk angin, nanti minta di pijit aja dan di baluri minyak angin," ucap Hafsa."Beneran gak

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 43. Membuat Anak

    "Angkat, Mas!" ucap Hafsa."Ngapain sih, Mama ganggu aja," ucap Aslan lalu mengangkat panggilan video call tersebut.Ternyata yang menelponnya adalah Saida sang mama. Setelah diangkat Aslan melihat Saida duduk bersama Lingga sepertinya sedang di dalam kamar."Assalamualaikum ada apa, Mah?" tanya Aslan."Waalaikumsalam, kalian sampai di Paris jam berapa? Kenapa gak kasih kabar?" tanya Saida."Tadi 6 sore, Mah.""Kamu ini gimana sih, kan mama bilang sampai di sana langsung kasih kabar! Kami di sini khawatir," ucap Saida."Hehehe ... Maaf Mah. Kami sampai langsung istirahat karena sangat lelah, terus mandi dan langsung makan malam," jawab Aslan.Hafsa tersenyum ternyata sang mertua mengkhawatirkan keadaan ia dan sang suami yang tidak memberi kabar setelah sampai di Paris. Cukup lama mereka berbincang melalui video call, Lingga pun bertanya tentang kenyamanan hotel yang sudah ia booking untuk anak dan menantunya."Nyaman banget, Pah. Pemandangan dari jendela hotel langsung ke menara Eiffe

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 42. Romantis

    "Kamu cinta terakhirku, Hafsa Kalimatunnisa," ucap Aslan lalu mencium pucuk kepala sang istri.Mereka beristirahat setelah perjalanan 16 jam dari Indonesia ke Paris, Prancis. Meskipun rasa lelah itu telah terbayar dengan indahnya pemandangan di joget tersebut. Namun, Aslan ingin mereka istirahat sebelum melakukan tour ke negara tersebut."Sayang, aku laper. Kita keluar yuk cari makan," ucap Aslan membangunkan Hafsa yang masih terlelap dalam tidurnya."Emang gak bisa pesan makanan hotel aja, Mas?" tanya Hafsa seraya mengucek matanya."Bisa sih, tapi aku ingin berjalan kaki sambil mencari makanan di sini denganmu," ucap Aslan."Ya sudah kalau gitu aku mandi dan ganti pakaian dulu," ucap Hafsa.Aslan menganggukan kepala, Hafsa pun masuk ke dalam kamar mandi dan betapa terkejutnya ia setelah selesai mandi saat keluar tidak ada Aslan di kamar malah ada dua wanita asing."Siapa kalian? Kenapa ada di kamarku?" tanya Hafsa terkejut."Nona jangan takut, kamu adalah MUA dan hair stylist yang di

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 41. Bulan Madu

    "Buka aja," ucap Aslan.Hafsa membuka kotak kecil yang di berikan oleh sang suami, setelah melihat isinya ia masih bingung karena hanya beberapa lembar kertas saja. Hafsa melihat kertas tersebut dan menatap Aslan dengan mata berkaca-kaca."Tiket pesawat ke Paris?" tanya Hafsa."Kado dari mama dan papa untuk pernikahan kita, mereka juga sudah booking hotel untuk kita bulan madu ke Paris," ucap Aslan."Tapi, aku tidak bunga pasport, Mas. Gimana mau perjalanan ke luar negeri," ucap Hafsa."Semua sudah beres di urus sama papa, kita tinggal duduk manis di pesawat dan menikmati bulan madu di Paris nanti," ucap Aslan.Hafsa tak bisa berkata apa-apa lagi, memang jika banyak uang semua urusan jadi mudah. Selama ini Hafsa tak pernah bermimpi akan bisa liburan keluar negeri, itu sebabnya ia tidak punya paspor.Hafsa begitu senang ketika tahu kedua mertuanya yang sudah menyiapkan segalanya untuk ia dan suami berbulan madu ke negara yang terkenal romantis itu.Mereka berangkat bukan madu beberapa

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 40. Tidak mengakui

    Sama halnya dengan orang tua Agni. Orang tua Feli pun terkena imbas atas perbuatan anaknya, Aslan menarik sebagian investasi untuk perusahaan orang tua Feli. Tentu hal ini di lakukan setelah berdiskusi dengan ayahnya, Aslan tidak akan mengambil keputusan besar menyangkut perusahaan dengan sembarangan.Sementara ayah Feli kini sangat marah setelah mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh anaknya, dia menelepon Feli dan meminta Gadis itu untuk datang ke kantornya. Sesampainya Feli datang ke kantor sang ayah, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh ayahnya tersebut."Dasar anak bodoh! Sudah kubilang jangan pernah berani mengganggu Tuan Aslan. Kau pernah diusir saat pesta pernikahannya, sekarang malah berolahraga kembali hingga membuat dia mencabut sebagian investasinya perusahaan kita!" ucap Fernando."Papa bicara apa sih? Aku nggak ngerti. Aku tidak merasa mengganggu Aslan, kenapa Papa tiba-tiba menyalahkan aku!?""Tidak mengganggu katamu? Lalu ini apa?!" ucap Fernando seraya memutar r

  • Seranjang Dengan Duda Arogan    S2 Bab 39. Teror

    "Kurang ajar, siapa yang berani mengirim ini?!" ucap Aslan emosi saat melihat isi di dalam bingkisan."Sudahlah, Mas. Cuma hal kaya gini gak usah di pikirin," ucap Hafsa hendak membuang barang tersebut.Dalam bingkisan tersebut ternyata berisi foto pernikahan Aslan dan Hafsa, tetapi sudah digunting-gunting. Ada juga foto Hafsa sedang sendiri dan diberi tanda merah seperti darah.Aslan merasa itu adalah ancaman untuk istrinya, tetapi Hafsa tidak terlalu memperdulikan ancaman tersebut. Teror seperti itu bukan pertama kali ia alami, dulu saat sekolah SMA pun ia pernah dibully dan diberi teror seperti itu."Kenapa kamu bisa sangat santai menghadapi hal seperti ini, jelas-jelas ini adalah ancaman untuk kamu, Sayang." "Aku sudah tidak takut dengan ancaman seperti ini, dulu juga waktu sekolah pernah mendapat ancaman seperti ini," ucap Hafsa sambil tersenyum."Benarkah? Lalu apa yang terjadi padamu?" tanya Aslan.Hafsa pun menceritakan kepada sang suami, dulu ia bersahabat dengan salah satu

DMCA.com Protection Status