Share

6. Hasna Dan Hari Lebaran

Penulis: Kilau Cantika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Malam ini Hasna dan kedua anaknya dan juga bersama dengan suaminya, pergi ke toko baju untuk memilih beberapa baju yang telah dijanjikan kepada kedua anaknya.

Mereka pergi ke sana dengan berjalan kaki, karena meski jaraknya sedikit jauh tetapi untuk menaiki motor sepertinya tidak cukup mengingat anak-anaknya sudah besar.

Farhan hanya memiliki sebuah motor saja dan itu tidak mungkin mereka membawa keempat penumpang dalam satu motor. Maka diputuskan lah mereka hanya jalan kaki saja.

Risa dan juga Raihan sangat menikmati perjalanannya menuju ke toko baju. Mereka terlihat sangat bersemangat mengingat tujuan mereka pergi adalah untuk membeli baju lebaran.

Hasna memilih satu toko baju yang menurutnya harganya benar-benar murah dan terjangkau dengan isi dompetnya.

Ia menanyakan kepada Risa mengenai warna dan model baju yang akan ia pilih untuk hari besok saat mereka bersilaturahmi.

"Risa, kamu mau yang mana, Nak. Coba pilih satu atau dua supaya Ibu bisa memilih dan menentukan mana yang cocok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    7. Hasna dan Kue Lebaran

    "Risa, Raihan kuenya dicicipi, kalian beli baju baru berapa?" tanya Bu Sadi.Risa pun menjawab pertanyaan neneknya, "Alhamdulillah, kemarin beli dua, Nek," jawab Risa dengan riang.Raihan mencolek tangan adiknya supaya tidak terlalu sombong meskipun mereka membeli dua baju lebaran."Risa nggak boleh gitu meskipun bajunya ada dua tetapi kamu tidak boleh sombong,"Bu Sadi hanya tertawa melihat keduanya, ia pun mengambil sepotong kue kemudian memakannya.Ia melirik tajam ke arah Hasna yang sedang terduduk diam di ujung kursi tanpa ia tawari sedikitpun kue-kue yang ada di depan matanya.Matanya tak mau memberikan kesempatan pada menantunya untuk melihatnya tersenyum, karena ia terus menatap tajam.Kue lebaran yang banyak disajikan di atas meja tamu sepertinya tak ingin sampai menantunya menyentuhnya meski sekedar untuk mencicipi saja. "Pekerjaan mu bagaimana, Han?" tanyanya pada sang putra yang mengajaknya bicara.Farhan menunduk dan mengatakan jika untuk menjelang lebaran mendapatkan ha

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    8. Hasna dan Suaminya

    Pagi itu setelah satu bulan mereka berlebaran, Hasna kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Ia mulai mencari pekerjaan sampingan karena ternyata Farhan mulai sepi hasil parkirnya. Hari ini bahkan suaminya tak mendapat hasil apapun padahal listrik dan air belum dibayarkan. Ia banyak bertanya pada temannya tentang info lowongan kerja bagi seorang ibu rumah tangga sepertinya.Ada satu pekerjaan yang menurutnya sangat sesuai dan ia rencananya akan minta ijin pada Farhan tentang pekerjaan yang akan ia daftarkan besok.Ketika hari sudah sore, ia menunggu suaminya pulang dan kedua anaknya baru saja pulang mengaji. Mereka mengatakan padanya kalau mendapat nilai yang bagus dan diberi hadiah berupa uang lima ribu rupiah."Kalian diberi uang?" tanya Hasna tak percaya.Risa mengangguk dan tersenyum memamerkan uangnya. Begitu juga dengan Raihan, ia malah lebih besar lagi, sepuluh ribu rupiah katanya."Alhamdulillah, simpan uang kalian. Oh ya, makan dulu, ya. Ibu masak sayur asem,""Bu, ini

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    1. Hasna dan Keluarga

    Hari ini ia tidak bisa memasak apapun kecuali hanya bisa membeli kecap satu sachet, tempe satu potong berukuran sedang dan juga garam untuk menambah rasa pada bumbu.Hasna menahan sakit perutnya karena ia belum makan sedari tadi.Dari kemarin ia sudah berpuasa dan hari ini ia tidak bisa berpuasa karena sedang datang bulan yang baru saja keluar tadi pagi.Hasna pulang dengan disambut teriakan kedua anaknya yang masih kecil-kecil mereka melompat kegirangan mengira dia membawa makanan.Kedua anak Hasna yaitu Raihan yang berumur 7 tahun dan Risa yang berumur 5 tahun."Hore! Ibu pulang ... Ibu pulang."Kedua anak Hasna sangat senang ketika ia pulang tetapi ketika melihat kantong plastik yang berisi bumbu dan juga tempe saja mereka langsung cemberut dan meninggalkan kantong plastik itu di atas meja."Yahh ... Ibu nggak bawa makanan padahal kami sudah lapar, Bu,"Hasna tersenyum menanggapi ucapan Raihan barusan. Sedangkan anak perempuannya Risa mau nasehati kakaknya agar tidak mengeluh karen

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    2. Hasna dan Tetangga

    Angin dingin terasa merasuk hingga ke dalam tulang saat cuaca sedang begitu dingin. Rumah Hasna yang begitu kecil tampak seperti terombang ambing kena angin yang lumayan kencang.Ia menutup jendelanya dengan rapat kemudian mengepel lantai yang basah kena air tetesan hujan.Saat siang begini, Raihan dan Risa sedang tidur di kamarnya. Sedangkan Hasna tidak bisa tidur karena ia baru selesai mencuci pakaian.Karena di luar masih hujan maka ia putuskan untuk membiarkan dulu bilasan terakhir dan ia keringkan kemudian ditaruh di atas ember yang diberi penyangga di bawahnya agar airnya bisa tersaring.Nanti malam adalah malam pertama umat Islam melaksanakan salat tarawih bersama untuk pertama kalinya di tahun ini.Hasna sudah menyiapkan mukena dan juga sarung yang sudah dicuci dan diberi pewangi supaya anak-anaknya lebih bersemangat lagi melaksanakan salat tarawih.Sarung untuk Farhan juga sudah ia siapkan dan semuanya sudah bersiap-siap saat menjelang jam setengah tujuh.Risa lebih dulu bera

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    3. Hasna dan Ipar

    Hari ini hari kedua mereka berpuasa, Hasna sudah menyiapkan masakan untuk mereka berbuka dan juga minuman teh hangat sebagai pembukanya.Piring dan sendok sudah dijajarkan sedemikian rupa di atas meja yang mereka sebut dengan meja makan, meskipun bentuknya tidak seperti meja makan seperti umumnya."Risa, Raihan, ayo kita bersiap-siap untuk berbuka! Kalian duduk di depan meja makan ya, supaya kita bisa langsung berbuka nanti,"Kedua anaknya pun langsung mendekat dan duduk di kursi yang sudah disediakan oleh Hasna.Tetapi mereka bertanya-tanya kenapa ayah mereka belum pulang juga."Ayah kalian mendapat giliran sore hari sampai waktu isya nanti, sehingga sekarang belum pulang," jawab Hasna.Kedua anaknya pun mengangguk dan mengerti bahwa pekerjaan ayahnya itu memang kadang mendapat giliran untuk parkir saat pagi ataupun siang dan juga bisa sore hari.Risa menunggu sambil memukul-mukul meja, begitu juga dengan Raihan mereka berdua kompak saling membunyikan meja dengan ketukan-ketukan yang

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    4. Hasna dan Mertua

    Siang hari yang begitu terik membuat keringat bercucuran di saat Hasna harus menyalakan kipas anginnya.Kedua anaknya baru saja bangun tidur dan mereka langsung bermain bersama.Tetapi teman Risa datang sehingga Raihan kini bermain sendirian saja. Seperti biasanya, ia tidak mau untuk bermain di luar, paling nanti ada temannya yang datang untuk mengajaknya bermain dan dia akan mengajaknya bermain di dalam rumah saja.Begitulah Raihan sifatnya agak susah dibandingkan dengan Risa yang mudah bergaul dengan temannya.Hasna menyalakan kipas angin untuk kemudian diputar ke segala arah supaya anaknya juga mendapatkan angin yang lumayan agar tidak kepanasan.Sudah hari ke-4 mereka berpuasa dan semuanya belum ada yang bolong ataupun batal puasanya.Hasna masih ingat betul ketika siang hari kemarin ini saat ibu mertuanya datang bagaimana mereka mengatakan bahwa rumah mereka ini sangatlah kecil.Tapi meskipun begitu Hasna sangat bersyukur ia masih memiliki rumah yang bisa ia tinggali dan miliki da

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    5. Hasna dan Kehidupannya

    Hari ini, Hasna pergi ke pasar untuk membeli ber macam-macam bahan untuk keperluan memasak besok di hari lebaran. Ia telah memiliki tabungan yang telah ia kumpulkan selama hampir sebulan ini. Uang yang telah ia kumpulkan memang sengaja ia gunakan untuk hari ini supaya bisa membeli keperluan untuk hari lebaran besok. Ia pergi dari rumah dari pukul 05.00 pagi agar ia bisa kebagian semuanya, semua harga sayuran dan juga bumbu serta sesuatu yang akan ia beli harganya sudah pada naik. Pertama masuk pasar, ia membeli sayuran, bumbu-bumbu, barulah ia membeli ayam meskipun dengan harga yang cukup tinggi tetapi ia membelinya juga. Hasna telah merencanakan jauh-jauh hari, belanjaan apa saja yang akan ia beli dan hasilnya semuanya bisa sesuai dengan rencananya. Ia bisa membeli semua yang ada dalam daftar keinginannya dan uang yang ia bawa melebihi dari cukup. Ia hanya membeli ayam sebanyak 1 kg saja karena memang harganya sudah termasuk cukup tinggi dan tabungannya hampir menipis. Setelah

Bab terbaru

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    8. Hasna dan Suaminya

    Pagi itu setelah satu bulan mereka berlebaran, Hasna kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Ia mulai mencari pekerjaan sampingan karena ternyata Farhan mulai sepi hasil parkirnya. Hari ini bahkan suaminya tak mendapat hasil apapun padahal listrik dan air belum dibayarkan. Ia banyak bertanya pada temannya tentang info lowongan kerja bagi seorang ibu rumah tangga sepertinya.Ada satu pekerjaan yang menurutnya sangat sesuai dan ia rencananya akan minta ijin pada Farhan tentang pekerjaan yang akan ia daftarkan besok.Ketika hari sudah sore, ia menunggu suaminya pulang dan kedua anaknya baru saja pulang mengaji. Mereka mengatakan padanya kalau mendapat nilai yang bagus dan diberi hadiah berupa uang lima ribu rupiah."Kalian diberi uang?" tanya Hasna tak percaya.Risa mengangguk dan tersenyum memamerkan uangnya. Begitu juga dengan Raihan, ia malah lebih besar lagi, sepuluh ribu rupiah katanya."Alhamdulillah, simpan uang kalian. Oh ya, makan dulu, ya. Ibu masak sayur asem,""Bu, ini

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    7. Hasna dan Kue Lebaran

    "Risa, Raihan kuenya dicicipi, kalian beli baju baru berapa?" tanya Bu Sadi.Risa pun menjawab pertanyaan neneknya, "Alhamdulillah, kemarin beli dua, Nek," jawab Risa dengan riang.Raihan mencolek tangan adiknya supaya tidak terlalu sombong meskipun mereka membeli dua baju lebaran."Risa nggak boleh gitu meskipun bajunya ada dua tetapi kamu tidak boleh sombong,"Bu Sadi hanya tertawa melihat keduanya, ia pun mengambil sepotong kue kemudian memakannya.Ia melirik tajam ke arah Hasna yang sedang terduduk diam di ujung kursi tanpa ia tawari sedikitpun kue-kue yang ada di depan matanya.Matanya tak mau memberikan kesempatan pada menantunya untuk melihatnya tersenyum, karena ia terus menatap tajam.Kue lebaran yang banyak disajikan di atas meja tamu sepertinya tak ingin sampai menantunya menyentuhnya meski sekedar untuk mencicipi saja. "Pekerjaan mu bagaimana, Han?" tanyanya pada sang putra yang mengajaknya bicara.Farhan menunduk dan mengatakan jika untuk menjelang lebaran mendapatkan ha

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    6. Hasna Dan Hari Lebaran

    Malam ini Hasna dan kedua anaknya dan juga bersama dengan suaminya, pergi ke toko baju untuk memilih beberapa baju yang telah dijanjikan kepada kedua anaknya.Mereka pergi ke sana dengan berjalan kaki, karena meski jaraknya sedikit jauh tetapi untuk menaiki motor sepertinya tidak cukup mengingat anak-anaknya sudah besar.Farhan hanya memiliki sebuah motor saja dan itu tidak mungkin mereka membawa keempat penumpang dalam satu motor. Maka diputuskan lah mereka hanya jalan kaki saja.Risa dan juga Raihan sangat menikmati perjalanannya menuju ke toko baju. Mereka terlihat sangat bersemangat mengingat tujuan mereka pergi adalah untuk membeli baju lebaran.Hasna memilih satu toko baju yang menurutnya harganya benar-benar murah dan terjangkau dengan isi dompetnya.Ia menanyakan kepada Risa mengenai warna dan model baju yang akan ia pilih untuk hari besok saat mereka bersilaturahmi."Risa, kamu mau yang mana, Nak. Coba pilih satu atau dua supaya Ibu bisa memilih dan menentukan mana yang cocok

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    5. Hasna dan Kehidupannya

    Hari ini, Hasna pergi ke pasar untuk membeli ber macam-macam bahan untuk keperluan memasak besok di hari lebaran. Ia telah memiliki tabungan yang telah ia kumpulkan selama hampir sebulan ini. Uang yang telah ia kumpulkan memang sengaja ia gunakan untuk hari ini supaya bisa membeli keperluan untuk hari lebaran besok. Ia pergi dari rumah dari pukul 05.00 pagi agar ia bisa kebagian semuanya, semua harga sayuran dan juga bumbu serta sesuatu yang akan ia beli harganya sudah pada naik. Pertama masuk pasar, ia membeli sayuran, bumbu-bumbu, barulah ia membeli ayam meskipun dengan harga yang cukup tinggi tetapi ia membelinya juga. Hasna telah merencanakan jauh-jauh hari, belanjaan apa saja yang akan ia beli dan hasilnya semuanya bisa sesuai dengan rencananya. Ia bisa membeli semua yang ada dalam daftar keinginannya dan uang yang ia bawa melebihi dari cukup. Ia hanya membeli ayam sebanyak 1 kg saja karena memang harganya sudah termasuk cukup tinggi dan tabungannya hampir menipis. Setelah

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    4. Hasna dan Mertua

    Siang hari yang begitu terik membuat keringat bercucuran di saat Hasna harus menyalakan kipas anginnya.Kedua anaknya baru saja bangun tidur dan mereka langsung bermain bersama.Tetapi teman Risa datang sehingga Raihan kini bermain sendirian saja. Seperti biasanya, ia tidak mau untuk bermain di luar, paling nanti ada temannya yang datang untuk mengajaknya bermain dan dia akan mengajaknya bermain di dalam rumah saja.Begitulah Raihan sifatnya agak susah dibandingkan dengan Risa yang mudah bergaul dengan temannya.Hasna menyalakan kipas angin untuk kemudian diputar ke segala arah supaya anaknya juga mendapatkan angin yang lumayan agar tidak kepanasan.Sudah hari ke-4 mereka berpuasa dan semuanya belum ada yang bolong ataupun batal puasanya.Hasna masih ingat betul ketika siang hari kemarin ini saat ibu mertuanya datang bagaimana mereka mengatakan bahwa rumah mereka ini sangatlah kecil.Tapi meskipun begitu Hasna sangat bersyukur ia masih memiliki rumah yang bisa ia tinggali dan miliki da

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    3. Hasna dan Ipar

    Hari ini hari kedua mereka berpuasa, Hasna sudah menyiapkan masakan untuk mereka berbuka dan juga minuman teh hangat sebagai pembukanya.Piring dan sendok sudah dijajarkan sedemikian rupa di atas meja yang mereka sebut dengan meja makan, meskipun bentuknya tidak seperti meja makan seperti umumnya."Risa, Raihan, ayo kita bersiap-siap untuk berbuka! Kalian duduk di depan meja makan ya, supaya kita bisa langsung berbuka nanti,"Kedua anaknya pun langsung mendekat dan duduk di kursi yang sudah disediakan oleh Hasna.Tetapi mereka bertanya-tanya kenapa ayah mereka belum pulang juga."Ayah kalian mendapat giliran sore hari sampai waktu isya nanti, sehingga sekarang belum pulang," jawab Hasna.Kedua anaknya pun mengangguk dan mengerti bahwa pekerjaan ayahnya itu memang kadang mendapat giliran untuk parkir saat pagi ataupun siang dan juga bisa sore hari.Risa menunggu sambil memukul-mukul meja, begitu juga dengan Raihan mereka berdua kompak saling membunyikan meja dengan ketukan-ketukan yang

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    2. Hasna dan Tetangga

    Angin dingin terasa merasuk hingga ke dalam tulang saat cuaca sedang begitu dingin. Rumah Hasna yang begitu kecil tampak seperti terombang ambing kena angin yang lumayan kencang.Ia menutup jendelanya dengan rapat kemudian mengepel lantai yang basah kena air tetesan hujan.Saat siang begini, Raihan dan Risa sedang tidur di kamarnya. Sedangkan Hasna tidak bisa tidur karena ia baru selesai mencuci pakaian.Karena di luar masih hujan maka ia putuskan untuk membiarkan dulu bilasan terakhir dan ia keringkan kemudian ditaruh di atas ember yang diberi penyangga di bawahnya agar airnya bisa tersaring.Nanti malam adalah malam pertama umat Islam melaksanakan salat tarawih bersama untuk pertama kalinya di tahun ini.Hasna sudah menyiapkan mukena dan juga sarung yang sudah dicuci dan diberi pewangi supaya anak-anaknya lebih bersemangat lagi melaksanakan salat tarawih.Sarung untuk Farhan juga sudah ia siapkan dan semuanya sudah bersiap-siap saat menjelang jam setengah tujuh.Risa lebih dulu bera

  • Sepuluh Ribu Terakhir Untuk Hasna    1. Hasna dan Keluarga

    Hari ini ia tidak bisa memasak apapun kecuali hanya bisa membeli kecap satu sachet, tempe satu potong berukuran sedang dan juga garam untuk menambah rasa pada bumbu.Hasna menahan sakit perutnya karena ia belum makan sedari tadi.Dari kemarin ia sudah berpuasa dan hari ini ia tidak bisa berpuasa karena sedang datang bulan yang baru saja keluar tadi pagi.Hasna pulang dengan disambut teriakan kedua anaknya yang masih kecil-kecil mereka melompat kegirangan mengira dia membawa makanan.Kedua anak Hasna yaitu Raihan yang berumur 7 tahun dan Risa yang berumur 5 tahun."Hore! Ibu pulang ... Ibu pulang."Kedua anak Hasna sangat senang ketika ia pulang tetapi ketika melihat kantong plastik yang berisi bumbu dan juga tempe saja mereka langsung cemberut dan meninggalkan kantong plastik itu di atas meja."Yahh ... Ibu nggak bawa makanan padahal kami sudah lapar, Bu,"Hasna tersenyum menanggapi ucapan Raihan barusan. Sedangkan anak perempuannya Risa mau nasehati kakaknya agar tidak mengeluh karen

DMCA.com Protection Status