Share

Bab 48

"Zia ...! Jika kau mendengar, ayo cepat pulang!" teriakku.

Hening.

Tak ada jawaban. Tak lama Mang Ujang mendekat.

"Hati hati den! Semalam gerimis, tanah disekitar situ licin, nanti bisa terpeleset," ujar Mang Ujang mengingatkan. Aku memandang rimbunan dedaunan semak ini. Mungkinkah jika Zia terpeleset kejurang ini?

***'

Aku menepis jauh pikiran buruk itu, namun tak bisa kupungkiri jika hatiku kini mulai semakin khawatir dan gelisah.

"Mang, seberapa dalam jurang ini?" Tanyaku menunjuk jurang yang berada tepat dua meter didepanku ini.

"Sekitar dua puluh meter lebih den, dan banyak batu batu besar didasar tuk kulihat ada tiga tangkai Bunga Marigold yang tergeletak diatas tanah, tak jauh dari tempatku berdiri saat ini, segera, aku bergegas mengambilnya.

Tangkai bunga yang sama, dan kelihatannya juga baru dipetik. Mungkinkah Zia terpeleset di jurang ini?

"Mang, tolong bantu aku. Kita turun kejurang ini! Aku khawatir jika Zia terpeleset ke dasar jurang," pintaku.

"Baik den. Sebent
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status