"Kalian ngapain?" Kaluna langsung mendorong Jonathan agar melepaskan tubuhnya, hingga membuat pria itu terjengkang ke belakang."Ya Tuhan," ucap Jonathan."Raka, Jo ... bukan Tuhan," canda Raka sambil menahan tawanya melihat Jonathan berusaha untuk menyeimbangkan badannya agar berdiri tegak."Pak Raka ngapain di sini?" tanya Kaluna salah tingkah sambil menarik baju chefnya berusaha untuk merapikannya."Ngapain?" tanya Raka bingung sambil menunjuk sekelilingnya, "Ini restoran punya saya, yah, wajar saya di sini, Kaluna. Kamu nggak lupa kan, saya boss-nya?" tanya Raka sambil menahan tawa karena melihat wajah Kaluna yang memerah, "kamu sama Jonathan, ngapain?""Ciuman," jawab Jonathan santai sambil menatap Raka dingin seolah menantang lelaki itu untuk membantah perkataannya."Jo!" seru Kaluna yang kaget dengan jawaban Jonathan yang seenaknya. Seingatnya baru beberapa saat lalu dia meminta Jonathan menyembunyikan hubungan mereka tapi, kenapa lelaki itu menjawab pertanyaan Raka seenaknya.
"Bisa nggak?" tanya Okhe yang gemas melihat Kaluna berusaha membuka kepiting dengan menggunakan alat pembuka namun tak kunjung terbuka.Kaluna menggeleng sambil menjilati ujung-ujung tangannya yang belepotan saus kepiting, "Sumpah aku paling benci buka kepiting, ini kesusahannya next level menurut aku," sahut Kaluna sambil mencoba mengambil alat buka kepiting dan mencoba membukanya.Menjadi chef memang mewajibkan Kaluna untuk bisa mengupas segala macam hal tapi, untuk kepiting Kaluna mengangkat tangannya setinggi mungkin. Sulit. "Chef bukan sih kamu?" goda Okhe sambil membuka kepiting miliknya sendiri."Aduh, aku tobat kalau kepiting, dari dulu rada susah," jawab Kaluna sambil mendorong piringnya menjauh karena membuka kepiting membuat nafsu makannya berkurang. Saat ini mereka sedang makan disalah satu restoran di tepi laut yang terkenal di Jakarta, restoran itu menyajikan seafood dengan berbagai macam rasa yang menggugah selera. Tapi, tetap Kaluna benci mengupas kepiting, ia lebih b
"Ikut," perintah Jonathan sambil berdiri dan menarik tubuh Kaluna agar berdiri tegak. "Hah? Kemana?" tanya Kaluna kaget karena baru saja menggoda Jonathan tiba-tiba pria itu menarik tubuhnya dan memintanya berjalan mengikutinya. "Jo, mau ke mana ini? Hei ... Jo, Jonathan."Kaluna memanggil lelaki tegap yang saat ini menggandeng tangannya dan menariknya dengan terburu-buru, "Jo mau kemana? Acaranya belum selesai," ucap Kaluna sambil menunjuk ke arah rekan-rekan sejawatnya yang masih mengobrol sambil sesekali tertawa."Ke mobil," ucap Jonathan."Ngapain?" tanya Kaluna saat mereka sudah sampai di depan mobil Jonathan yang berwarna putih, "Jonathan, mau kemana ini? Acara belum selesai," lanjut Kaluna lagi setelah lelaki itu memintanya untuk duduk dan memasang sabuk pengaman."Buat aku, acaranya udah selesai, Yang." Jonathan mengecup kening Kaluna, "kamu sariawan?""Hah? Apa gimana?" tanya Kaluna yang kembali bingung dengan pertanyaan Jonathan, kenapa lelaki ini sangat terobsesi dengan pe
Birahi Jonathan makin tercambuk saat mendengar suara desahan Kaluna yang terdengar sensual dan meledakkan gairah di setiap inci tubuhnya. Tangannya terus bergerak memgelus ceruk kenikmatan Kaluna tanpa memasukinya, memberikan rasa geli nan nikmat pada Kaluna sampai Kaluna tanpa sadar mengangkat sebelah kakinya dan menumpu pada kursi."Jo," bisik Kaluna sambil menggerakkan pinggulnya seolah meminta jemari Jonathan untuk memasuki tubuhnya, mengoyaknya dalam kenikmatan duniawi yang mampu membuat tubuhnya menggelinjang."Panggil nama aku, Yang," bisik Jonathan sambil mengecupi garis leher Kaluna hingga berhenti pada puting Kaluna yang seolah menggoda untuk disentuh. Jonathan membasahi bibirnya dengan lidah lalu menyentuh puting Kaluna dan menggerakkannya dengan gerakkan sensual yang membuat wanita itu mencengkeram bahunya.Jonathan menjilat payudara Kaluna, menyapukan lidahnya dengan gerakkan sensual di puting payudara Kaluna sambil sesekali mengecupinya dan menggigit kecil hingga terdenga
Kaluna menggerakkan kelopak matanya dengan berat saat ia merasakan kecupan di payudaranya, rasa geli Kaluna rasakan saat putingnya dibelai oleh benda hangat nan kenyal yang membuat putingnya kembali mengeras."Jonathan, kamu ngapain?" bisik Kaluna kaget karena melihat bibir kekasihnya itu sudah berada di puting payudaranya mirip seperti seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya, "ampun ... kenapa aku kaya yang lagi menyusui gini, sih."Jonathan tertawa pelan sambil menjilat puting payudara Kaluna, "Aku baru sadar kalau payudara kamu itu bikin gemes.""Hahaha ... ya ampun, Jo, kenapa kamu jadi manja gini? Kaya balik lagi jadi Jonathan pas SMA bukan Jonathan menyebalkan yang hobinya marah-marah dan judesnya bukan main," kekeh Kaluna sambil bergerak menjadikan lengan Jonathan bantalan dan membelai lengan Jonathan yang kekar dengan pipinya. Ia suka merasakan urat Jonathan yang menonjol membelainya.Tangan Kaluna menarik selimut untuk menutup dadanya dan dengan cepat Jonathan menarik sel
7 tahun yang lalu ...."Apa itu?" tanya Gendis saat melihat Kaluna membuka kotak bekalnya."Roti bakar kacang strawberry buatan Jonathan," sahut Kaluna sambil mengambil satu dan memberikannya ke tangan Gendis, "enak ... cobain, deh."Gendis memakan roti yang Kaluna berikan, "Ehm ... iya, enak ... beruntung banget kamu tiap hari bisa makan roti buatan Jonathan," bisik Gendis sambil menghabiskan rotinya."Tenang, nanti aku bagi buat kamu," ucap Kaluna sambil mengedipkan sebelah matanya.Gendis hanya bisa tersenyum kecup melihat senyuman Kaluna, "Lun ... kamu juara kelas lagi dan tadi aku lihat di papan pengumuman nilai kamu paling tinggi."Kaluna hanya mengangguk tanpa peduli dengan berita yang Gendis sampaikan, ia lebih suka menikmati rotinya daripada mendengar prestasinya. "Lun ....""Iya, apa? Aku juara kelas lagi? Ya udah, nggak spesial juga. Walaupun aku jadi juara kelas berkali-kali juga nggak bakal bikin ayah aku bangga, Ndis," ucap Kaluna sambil mengecupi ujung-ujung jarinya ya
"Kalian ngapain?" ulang Kaluna lagi sambil menarik tangan Jonathan dan melihat Gendis bingung."Aku tunggu di parkiran, Yang," ucap Jonathan sambil mengusap pucuk rambut Kaluna dan memberikan tatapan mata 'nanti kita ngobrol' ke arah Kaluna karena wanita itu terlihat ingin membantah perkatannya.Setelah Jonathan pergi Kaluna melihat Gendis meminta penjelasan kenapa sahabatnya itu memegang tangan Jonathan. "Ngapain kamu tadi, Ndis?""Nggak kok, tadi aku cuman mau minta tolong Jonathan aja diajarin masak kata dia boleh dan tadi dia pegang tangan aku karena aku ampir jatuh jadi, dipegangin gitu tapi ...." Gendis mengerling nakal ke arah Kaluna, "dia nggak mau lepas.""Jonathan kayanya nggak gitu deh, Ndis," ucap Kaluna yang yakin seratus persen kalau Jonathan bukan pria genit. Tiga tahun berpacaran dengan Jonathan, Kaluna tidak pernah melihat Jonathan genit ke wanita lain."Nggak tahu," ucap Gendis acuh sambil mengangkat kedua bahunya, "selalu ada yang pertama untuk segalanya, kan. Mungk
Brak ... brak ... brak ....Kaluna yang sedang tidur tersentak kaget saat mendengar suara gebrakkan di pintu kamarnya. Tubuhnya terlonjak dari ranjang dan kesadaraannya seolah ditarik paksa hingga membuat kepalanya pusing akibat terbangun secara tiba-tiba."I-iya," bisik Kaluna takut sambil mencengkeram selimutnya mencoba untuk meredam rasa takunya. Spontan Kaluna mengambil ponselnya dan melirik jam yang ada di dinding, jantungnya berdebar saat menyadari kalau saat ini sudah pukul 2 subuh.Brak ... brak ... brak ....Perasaannya kalut dan rasa takut dengan cepat menjalar keseluruh tubuhnya karena dia tahu siapa yang sedang menggedor pintu kamarnya."Buka! Buka sialan! Buka kau!!!" teriak Pamungkas dengan suara menggelegar."A-ayah," bisik Kaluna ketakutan. Sial ... ini sudah jam 2 subuh Emma pasti sudah tidur dan Kaluna yakin kalau Pamungkas saat ini sedang dalam keadaan mabuk.Brak ... brak ... brak ...."Buka!!! Buka!" teriak Pamungkas menggila sambil menendang-nendang pintu kamar K