Kring ... kring ....Suara dering ponsel Kaluna terdengar nyaring hingga membangunkannya, dengan malas ia menggapai ponsel sambil melihat jam yang ada di layar ponsel. "Ampun, siapa yang nelepon jam segini? Ini baru jam 8 pagi, aku mau tidur," ucap Kaluna sambil melihat siapa yang meneleponnya."Pak Raka ... eh, Pak Raka? Ngapain dia nelepon aku?" tanya Kaluna sambil menerima sambungan telepon dari Raka, "iya, Pak ... halo.""Kaluna hari ini kamu nggak usah masuk," ucap Raka to the point. "Hah? Kenapa, Pak? Jangan bilang saya dipecat," jawab Kaluna spontan dan langsung menyesalinya karena terasa kurang ajar berbicara begitu dengan atasan. "Hahaha ... nggak, kamu nggak dipecat tapi, hari ini kamu temani saya ke acara T-Fal. Jonathan udah mau jadi Brand ambasador dan hari ini acara buat memperkenalkan Jonathan. Acara kecil aja karena ini belum diperkenalkan ke masyarakat," terang Raka."Oh, iya ... baik, Pak. Tapi, kenapa saya harus ikut?" tanya Kaluna bingung apa urusannya acada T-F
"Lepas nggak," bisik Kaluna saat mereka sedang berdiri di samping panggung sambil menunggu beberapa orang membawakan mic dan headset untuk Jonathan.Kaluna kesal bukan kepalang karena Jonathan menyeret paksa dirinya mengikuti lelaki itu ke samping panggung dan menolak Raka mengikuti mereka berdua dengan dalih dia membutuhkan Kaluna untuk menyiapkan presentasi mengenai alat masak."Jonathan lepas!" perintah Kaluna sambil menepuki punggung tangan Jonathan yang dari tadi bertengger di pinggangnya."Nggak," jawab Jonathan tegas dan malah makin mengeratkan cengkeramannya dan tersenyum seramah mungkin pada Kaluna. Ia harus menunjukkan pada Raka kalau Kaluna adalah miliknya dan jangan sampai Raka berpikir untuk mendapatkan Kaluna. Nggak bisa!"Ya udah, aku mau duduk di samping Raka," ucap Kaluna sambil mendorong dada Jonathan namun percuma dada pria itu benar-benar sekuat karang. Kaluna yakin 100% kalau Jonathan adalah pria paling bugar yang pernah ia kenal."Nggak! Ngapain kamu duduk di sa
"Bentar ... gimana?" tanya Raka bingung sambil mengangkat kedua tangannya mencoba mencerna informasi yang baru saja ia terima. "Come on, Raka, Wake up! Kamu nggak lagi mabok, kan? Kayanya segelas wine nggak bakal bikin kamu mabuk kurasa," kekeh Gendis sambil menepuk bahu Raka ramah. "Gendis coba diulang," pinta Raka yang masih bingung."Kaluna ini mantan terindah Jonathan, pokoknya Jonathan itu sampai detik ini mungkin masih suka dan cinta ama dia," ucap Gendis sambil menunjuk Kaluna yang sedang menatapnya dengan pandangan bingung. "Padahal kalau terindah kok jadi mantan," olok Gendis sambil tersenyum manis namun membuat Kaluna miris."Lun ... lo mantannya Jonathan?" tanya Raka kaget."Iya, Pak ... saya memang mantan pacar Jonathan tapi, saya nggak pernah berhubungan lagi sama Jonathan semenjak kami berpisah dulu dan baru ketemu lagi saat Pak Jonathan kerja di Moon." Entah kenapa Kaluna menerangkan sedetail itu pada Raka. Kaluna tidak bisa berkelit lagi hanya bisa pasrah sambil men
"Tadi kamu ngobrol apa sama Raka?" "Hmm ...." Kaluna yang semenjak duduk di mobil Jonathan tidak bersuara sama sekali karena melamun langsung menoleh, "yang mana?""Yang tadi, Lun ... yang kalian langsung bubar jalan dan kamu tiba-tiba mau pulang." Jonathan mencoba mengingatkan Kaluna sambil mencengkeram stir mobilnya hingga membuag urat-urat di lengannya terlihat sensual di mata Kaluna. Kaluna menggigit pinggir telunjuknya agar menahan keinginannya untuk menyentuh lengan Jonathan yang seolah menggoda dirinya. "Nggak ada."Jonathan menoleh sekilas sambil berdecak kesal, "Kamu nggak ahli bohong, Lun. Mending kamu jujur kamu ngomong apa sama Raka." "Kenapa aku harus bohong, aku nggak ngomong apa-apa sama Raka dan walaupun aku ngobrolin sesuatu aku sangka nggak ada hubungannya sama kamu, inget kita cuman Man—- ahmm ...." Tubuh Kaluna meremang saat merasakan sentuhan tangan Jonathan di pahanya. Tangan hangat Jonathan membelai pahanya pelan namun memberikan efek yang membuat sekujur tub
"Jo ... udah mau jam 3 kamu harus minum vitamin kamu," bisik Kaluna sambil mengusapi punggung Jonathan. Entah kenapa melihat Jonathan yang rapuh membuat Kaluna melunak dan mulai bersikap selayaknya saat ia masih kekasih Jonathan.Jonathan dengan enggan melepaskan pelukannya dari badan Kaluna. Rasanya berat sekali melepaskan kenyamanan yang sudah lama tidak ia rasakan dari tubuh lembut wanita apalagi tubuh itu adalah tubuh Kaluna, wanita yang pertama kali menyentuhnya dan disentuh oleh dirinya."Aku nggak ada minum atau pun pisang," ucap Jonathan sambil melihat sekelilingnya. Dia merogok bagian dalam jasnya dan mengeluarkan obatnya."Mau ngapain?" tanya Kaluna bingung melihat Jonathan mengeluarkan vitaminnya dari wadah. "Minum vitamin," ucap Jonathan."Sok bener ... itu bukan permen yang bisa kamu emut karena manis, jangan ngadi-ngadi kamu Jo. Minum obat biasa pake air sama pisang aja kamu muntah-muntah," ejek Kaluna."Aku mau turun ini, mau beli minum sama pisang di sana. Mau ikut?" t
"Lun ... Kaluna," panggil Jonathan."Iya, apa? Jangan ngagetin kalau jadi orang itu," protes Kaluna sambil melirik Jonathan kesal. "Aku nggak ngagetin kamu cuman mau kasih tau kalau kita udah sampai di rumah kamu." Jonathan menunjuk rumah Kaluna, "kamu mau turun atau kita bisa ke suatu tempat buat mencoba ini," goda Jonathan sambil mengangkat salah satu kotak kondom rasa strawberry.Kaluna dengan cepat membawa semua barang-barangnya dan pura-pura tidak melihat apa yang sedang Jonathan pegang. Argh ... rasanya dia ingin berubah menjadi arca atau mungkin udara agar tidak semalu ini akibat kebodohannya. "Aku nggak nyangka, loh, kamu suka ngelakuin pakai rasa strawberry," goda Jonathan lagi yang langsung mendapatkan hadiah sebuah tepukkan keras di lengannya. "Kaluna.""Jonathan," balas Kaluna dengan suara yang sama besarnya dengan suara Jonathan.Mereka saling tatap dan berkomunikasi lewat mata, rasanya suasana hening yang mereka hasilkan terasa sangat nyaman dan membuat candu, hanya sal
Jonathan baru saja keluar dari mobilnya saat ia melihat Asep berlari ke arahnya setelah menutup pagar rumah. "Ada apa, Pak?" tanya Jonathan sambil mengacak rambutnya yang terasa sangat keras akibat gel rambut. "Hmm ... Pak, maaf yah. Mungkin saya buat kesalahan tapi ...." Asep terlihat kebingungan sambil sesekali melirik ke arah wajah Jonathan. Majikannya ini memang sangat baik dan tidak pernah rewel akan masalah kecil tapi, kalau dia sudah berbuat salah lumayan menakutkan."Kamu kenapa? Ada apa? Mana bi Denok?" tanya Jonathan sambil mengedarkan pandangannya melihat apakah ada yang aneh dengan rumahnya. Setelah yakin tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan ia kembali melihat Asep. "Kenapa? Yang jelas.""Gini, Pak ... tadi, hmm ... mungkin sekitar 10 menit yang lalu ada perempuan datang ke sini terus minta ketemu sama Bapak, tapi, nggak saya izini masuk, Pak," terang Asep sambil merogok saku celananya mencari ponsel miliknya. Ia ingin menunjukkan wajah wanita yang tadi datang dari data
Kedua lengan Jonathan membelai garis tubuh Kaluna yang basah, terus turun ke bawah hinggi tangannya menyelip masuk ke dalam gaun yang Kaluna kenakan, sedang bibirnya terus memangut bibir Kaluna. Jonathan terus membalas ciuman Kaluna.Lidahnya menari mengoda lidah Kaluna, Jonathan menggelitik setiap inci bagian dalam mulut Kaluna menyesap manisnya sedangkan telunjuknya ia kaitkan di celana dalam Kaluna."Lun," bisik Jonathan sambil menarik celana dalam Kaluna, tangannya membelai ceruk kenikmatan Kaluna menggunakan punggung tangannya hingga membuat wanita itu mendesah."Lun," bisik Jonathan lagi disela-sela ciumannya yang liar dan dalam. Jonathan berkali-kali mendesah saat Kaluna menggosok payudaranya di dada Jonathan. Melambungkan Jonathan dalam pusaran birahi yang memusingkan namun berujung kenikmatan."Jo ... aku mau, aku ma— ah ...," desah Kaluna saat ia mulai merasakan jemari Jonathan memasuki tubuhnya. Kaluna menjerit tak karu-karuan saat telunjuk dan jari tengah Jonathan masuk da