Brak ... brak ....Karin mengerjapkan matanya, rasa kantuknya tiba-tiba berganti dengan rasa takut. Dengan susah payah dia mencoba memicingkan matanya untuk melihat ada apa di sumber suara keras yang ada di pojok kamarnya."Siapa?" tanya Karin takut sambil menyalakan saklar lampu, saat lampu kamarnya menyala jantungnya berdetak keras."Cakra, ngapain kamu?" Karin makin kaget dan meloncat dari kasur saat melihat wajah Cakra yang tak karu-karuan, "Cakra kamu kenapa? Kenapa muka kamu jadi kaya gini? Kamu berantem sama siapa?" tanya Karin sambil berlari mendekati Cakra."Bukan urusan kamu," ucap Cakra sambil duduk di sofa dan mencoba memejamkan matanya. Tanpa sadar ingatannya menyeret dirinya ke ingatan yang baru saja terjadi. Ingatannya pada sisi rapuh Kaluna yang belum pernah Cakra liat."Tuhan ... kamu kenapa, Baby? Apa yang salah? Kamu kenapa bisa sampai setakut itu? Aku salah apa?" tanya Cakra di dalam hatinya sambil menekan kedua matanya. Lelah.Cakra ingat setelah Jonathan memakiny
"Mbak aku nggak nyangka bakal ketemu sama Mbak lagi," ucap Fia penuh semangat saat melihat Kaluna yang datang ke hotelnya."Aku juga nggak nyangka bakal ketemu kamu lagi, Fia," ucap Kaluna sambil berjalan mengiringi Fia.Fia tersenyum manis sambil menunjukkan beberapa ruangan yang bisa Kaluna gunakan, "Aku kaget pas liat Mbak dateng sama Pak Gege, aku sangka Mbak mau nginap di sini. Ternyata Mbak yang mau nyewa ballroom kami," ucap Fia bersemangat."Iya, abis udah nggak ada venue lagi. Jadi, yah kita ambil di hotel ini dan lagi tempat ini sesuai sama konsep yang aku mau, Fi.""Konsep lama?" tanya Fia dan langsung mengutuki kebodohannya saat ia mendapatkan lirikan maut dari Gege. "Ah .. maksud saya ... maksudnya ....""Nggak papa, udah lewat juga kejadiannya," ucap Kaluna mencoba memahami Fia."Maaf Mbak, saya lancang," ucap Fia penuh dengan penyesalan."Mbak Kaluna gimana sama ruangan ini?" Gege mencoba mengalihkan pembicaraan.Kaluna mengangguk, ia memang suka ruangan itu dan dulu di
"Mau ke mana?" tanya Kaluna saat melihat Jonathan berdiri dari duduknya. "Jangan tinggalin aku sendirian, nanti aku diculik kucing loh.""Hahaha ... aku malah kasihan sama kucing yang nyulik kamu.""Kenapa?""Badan kamu berat, kamu gen ...." "Jo," rengek Kaluna geram sambil mencubit paha Jonathan kesal, "aku gendutan? Ish gimana kalau baju nikahan aku nggak muat? Aku nikah pake apa?""Pake bajulah, Yang ... atau pake bath rope aja, biar kita bisa langsung ke kamar dan gampang bu ... aw ... Yang, sakit," pekik Jonathan yang merasakan rasa panas di pahanya."Rese sumpah, udah ah aku nggak mau makan," ucap Kaluna sambil mendorong makanannya walau perutnya sedang melakukan orkestra karena merasa lapar.Jonathan menghela napas pelan sambil mengambil piring Kaluna, "Aa ...."Kaluna menggeleng, "Nggak aku gendut kaya babi terbang."Jonathan tergelak mendengar perkataan Kaluna, "Yang, mana ada babi terbang. Nggak ada Yang.""Ya udah, nanti aku gendut kaya babi air.""Hahaha ... babi gelondon
"Cakra! Stop udah, stop," pekik Kaluna kesal saat tubuhnya terus Cakra dorong hingga ke depan mobil berwarna hitam yang Kaluna tidak kenali.Cakra membuka pintu dan mendorong Kaluna hingga masuk ke mobilnya, "Masuk, Baby. Aku mau ngomong berdua sama kamu, empat mata dan privat tanpa ada campur tangan Jonathan atau siapa pun juga.""Nggak, aku mau keluar. Aku nggak mau cuman berdua sama kamu, aku nggak suka," ucap Kaluna sambil mencoba untuk keluar dari mobil tapi, dengan capat Cakra menutup pintu mobilnya."Cakra buka!" sentak Kaluna sambil membuka pintu namun sia-sia, Cakra mengaktifkan children lock hingga Kaluna tidak bisa membuka pintu dari dalam mobil. Kaluna pun berusaha membuka kaca mobil namun, nihil. Cakra juga mengaktifkan lock window."Cakra! Aku mau keluar!" sentak Kaluna sambil berbalik dan menatap Cakra yang sudah ada di sampingnya."Aku mau ngomong Baby, empat mata." Cakra mencengkeram tangan Kaluna dan menekan tangan Kaluna ke dadanya, "please Baby, aku butuh berbicara
Jonathan mengatur napasnya untuk meredam amarahnya karena melihat Cakra dan Kaluna di dalam mobil berduaan. Tadi saat ia kembali dari kamar mandi, jantungnya hampir melompat keluar karena tidak mendapati Kaluna dan mendapatkan info kalau Kaluna pergi dengan lelaki yang ciri-ciri fisiknya sangat sesuai dengan Cakra.Jonathan berjalan ke arah jendela Kaluna lalu mengetuknya, "Buka Yang, berantem lagi kita kalau kamu nggak buka ini jendela mobil sialan."Kaluna dari dalam mobil membuka kunci pintu mobil dan menarik-nariknya dengan kesal. Mulutnya bergerak seperti mengucapkan kata children lock.Jonathan yang paham langsung membuka pintu mobil Cakra dari luar dan berhasil. Saat pintu mobil itu terbuka, Kaluna langsung menghambur ke pelukan Jonathan."Jo, sumpah aku takut sama dia," ucap Kaluna dengan tubuh bergetar karena selama berbincang dengan Cakra, Kaluna menyembunyikan rasa takutnya.Jonathan melihat wajah Kaluna lalu mengecup bibirnya. "Diem di belakang aku dan nggak usah ikut camp
"Yang tadi bener?" tanya Kaluna sesaat mereka menginjakkan kakinya di rumah Jonathan. Jonathan mengambil gelas lalu meminum isinya sampai tandas, "Yang mana?" tanya Jonathan acuh."Karin pengedar?" tanya Kaluna yang masih sedikit kaget dengan informasi yang baru saja ia dapatkan."Kamu udah liat beritanya, kan. Kamu paham bahasa inggris kan?" tanya Jonathan lagi sambil berjalan ke arah ruang keluarga dan menghempaskan bokongnya di sofa. Lelah."Tapi, aku ... aku ....""Sini duduk," pinta Jonathan sambil menepuk sofa di sampingnya dan dengan patuh Kaluna duduk di sana.Jonathan dengan cepat merebahkan kepalanya di paha Kaluna. Rasa lelah dengan cepat terangkat dari tubuhnya saat kepalanya menyentuh paha hangat Kaluna. Lembut."Jo," bisik Kaluna sambil mengusap rambut tunangannya pelan, "maaf, gara-gara aku buat ulah kamu jadi kelimpungan."Jonathan menepuk paha Kaluna pelan, "Aku ada buat bantu kamu nyelesain masalah kok. Walau satu dunia bilang kamu salah, aku akan selalu anggap kamu
"Jonathan," desah Kaluna sambil merasakan kejantanan Jonathan menghunjam dirinya tanpa ampun dan menggelitik tiap inci ceruk kenikmatan miliknya hingga menggulungnya dalam rasa nikmat nan candu yang terus menjalar dari cerik kenikmatan miliknya keseluruh tubuhnya hingga membuat Kaluna menggelinjang."Suka Sayang? Mau lebih liar?" tanya Jonathan sambil mengentak Kaluna liar dan tanpa sadar ia menggemeretakkan giginya saat merasakan batang kenikmatan miliknya dicengkeram tanpa ampun oleh Kaluna hingga membuat kejantanannya makin mengeras dan dibalut oleh rasa puas nan nikmat setiap ia mengeluar masukkan batang kenikmatan miliknya."Sempit, Yang," bisik Jonathan sambil menarik rambut Kaluna ke kiri hingga membuat Jonathan melihat wajah Kaluna yang sedang merasakan rasa nikmat. Birahi Jonathan terpecut saat ia melihat bibir Kaluna yang terbuka sedikit.Tangan kanan Jonathan membelai garis badan Kaluna dan berakhir di payudara Kaluna yang dari tadi bergerak erotis seolah menggoda dirinya.
"Akhirnya kamu datang juga Tuan Jonathan," sindir Raka yang kesal karena Jonathan baru datang saat jarum pendek menunjuk ke angka sebelas."Sorry, tadi aku kejebak macet," ucap Jonathan sambil duduk di kursi yang berada telat di depan Raka. Tangannya langsung mengambil beberapa berkas di sana."Kejebak macet atau kejebak di ranjang, hah?" tanya Raka yang sudah paham kelakuan Jonathan semenjak berhubungan dengan Kaluna lelaki itu sangat sulit dan jarang sekali mau keluar rumah. "Kejebak macet," jawab Jonathan santai sambil membaca pembukuan rekapan stock opname dari bulan lalu dan ia bandingkan dengan bulan sekarang, "tapi, sebelumnya kejebak di ranjang.""Rese lo!" ucap Raka kesal sambil duduk di depan Jonathan, "tenang semua aman, kekacauan yang si Mcflurry udah dapat dikendalikan walau kita sedikit rugi.""Lo udah cari lagi itu manusia? Atau dia menghilang tanpa jejak?" tanya Jonathan yang penasaran kemana rimbanya si Mcflurry setelah keluar dari Moon."Nggak tau, tapi menurut bebe