Home / Romansa / Sentuh Aku, Pak! / 137. Kondangan Berujung Suram

Share

137. Kondangan Berujung Suram

last update Last Updated: 2022-11-22 06:57:37

Satu bulan sudah berlalu. Semua berjalan dengan lancar dan sesuai rencana Carla. Urusan rumah juga sudah selesai, sayangnya, Carla tidak bisa mengelak ketika hari pernikahan Jovan datang. Sudah dipastikan ia akan bertemu dengan Kaluna di sana.

"Mas, bangun!" Carla yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menggeram kesal melihat Savian yang masih terlelap nyenyak di atas ranjang. "Mas, aku tinggal, ya?" ancam Carla. Detik berikutnya mata Savian perlahan terbuka.

"Masih pagi, Sayang." Savian mengucek sepasang matanya yang masih berat. Ia tidak tahu kenapa Carla bisa bangun dengan begitu semangat pagi ini, padahal mereka baru sempat tidur subuh tadi, tepatnya tiga jam lalu.

"Akadnya jam sembilan, dua jam lagi. Cepat bangun!"

Savian berdecak, ia bergerak menegakan tubuhnya sebelum Carla benar-benar marah. Setelah nyawanya sudah terkumpul semua, barulah ia berjalan menuju kamar mandi.

"Astaga, mas!" Carla menjerit di depan cermin riasnya. Cewek itu berdesis kesal melihat suaminya y
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Keke Chris
duduk manis menanti bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Murni Aty
thor, rajin2lah up-nya.. jgn lama2 up-nya ...
goodnovel comment avatar
Murni Aty
savian knp carla-nya ga diajakin sih? biar malu tuh si kaluna
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sentuh Aku, Pak!   138. Pelukan Perpisahan

    "Saya kasih waktu lima menit untuk kamu bicara." Savian menghentikan langkahnya tepat di ujung lorong yang sepi."Aku mau minta maaf, Savian." ungkap Kaluna dengan nada penyesalan. Savian melipat kedua tangannya di depan dada, matanya yang tajam tidak teralihkan sedikitpun dari wajah yang menunduk sendu dihadapannya. "Lalu?" Kaluna mengangkat pandangannya, memberanikan diri untuk membalas sorot obsidian Savian yang dingin. "Mungkin kamu mengira hubungan kita sudah selesai, tapi bagi aku enggak." emosi mulai terlihat dari wajah Kaluna yang menunjukkan ekspresi menggelora. Mendengar itu, Savian berdecih. Tapi Savian masih setia merapatkan mulutnya, memberikan kesempatan Kaluna untuk berbicara lagi."Selama bertahun-tahun, pikiran aku nggak pernah lepas dari kamu." Kaluna mengusap air matanya yang meleleh. "Aku tahu apa yang aku lakuin di masa lalu itu kesalahan fatal. Tapi, aku juga nggak mau itu terjadi. Aku dijebak,

    Last Updated : 2022-11-22
  • Sentuh Aku, Pak!   139. Dinner Romantis

    Savian masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Tidak ada gairah kehidupan di wajah kusut itu. Perlahan badan besar Savian jatuh ke atas sofa, diiringi helaan napas panjang pria itu meraih ponselnya dari dalam saku celana.Untuk sesaat fokus Savian tertuju pada benda pipih digenggaman, mengetik sebuah pesan manis untuk sang istri."Nanti kalau mau pulang kabarin aku ya sayang, biar aku jemput." begitu isi pesannya.Savian melempar ponselnya asal ke atas meja, lalu ia memijat keningnya yang terasa mencekam. Pikirannya bekerja keras, mencari cara agar Carla mau memaafkannya. Meski bukan dirinya yang menginginkan pelukan dari Kaluna, tapi Carla tidak tahu hal itu, dan sudah pasti istrinya banyak berasumsi.Tak ingin membuat pikirannya semakin kusut, Savian segera berajak bangkit. Ia berjalan memasuki area dapur dan mengecek isi kulkas. Savian sudah menemukan ide agar Carla mau memaafkannya. Malam ini ia akan membuat dinner romantis. Setidaknya hal-hal manis seperti itu dapat menyurut

    Last Updated : 2022-11-23
  • Sentuh Aku, Pak!   140. Panik

    "Nggak mau ke Tangkahan aja, Pak?" "Ubud aja, Pak." Miera mendelik jengkel ke Jordi yang menyela ucapannya. Pagi ini sehabis meeting mingguan, Savian memberitahukan kepada pegawainya kalau minggu depan dia akan ambil cuti bulan madu selama lima hari. Memang, tadinya Savian hendak berangkat bulan madu hari ini sesuai yang ia janjikan ke Carla, tapi Papanya tidak mengizinkan. Bukan karena tidak membolehkan Savian untuk bulan madu, tapi Miko tidak ingin Savian mengambil cuti dadakan dan membuat pegawai di kantornya jadi kuwalahan karena harus menghandle pekerjaannya tanpa persiapan. "Istri saya maunya ke Bali, Mi." Miera semakin memelas. "Padahal Tangkahan bagus loh, Pak. Nggak kalah bagus dari Bali." ujarnya tak menyerah. Savian terkekeh kecil, "Makasih sarannya, mungkin lain kali saya liburan ke sana." "Jadi, kalian gakpapa ya kalau saya tinggal cuti?" tanya Savian menatap pegawainya satu per satu."Tenang, Pak. Selama masih ada saya di sini, aman!" jawab Jordi tengil. "Iya, Pa

    Last Updated : 2022-11-25
  • Sentuh Aku, Pak!   141. Savian : Ngidam

    “Janinnya baik-baik saja, hanya kontraksi karena dijenguk Ayahnya. Sebaiknya kalau janin belum berusia enam belas minggu tidak boleh dijenguk dulu ya, Mas.” Kening gue mengernyit. Janin? Dijenguk? Maksudnya gimana?“Maksudnya, Dok?” Carla bertanya. Muka dia sama bingungnya kayak gue, walaupun masih campur panik. Dan ekspresi Ibu Dokternya juga sedikit terkejut pas istri gue nanya. “Lho, Mbaknya belum tahu kalau mbak lagi hamil?” Hening.Gue sama Carla sama-sama diam dan membatu. Dan didetik berikutnya, secara kompak gue dan Carla saling bertatap mata. Saat itu juga gue langsung membawa Carla ke dalam dekapan. Carla terisak, sementara gue berusaha menahan air mata sambil terus berucap syukur dalam hati. Demi apapun, perasaan gue benar-benar campur aduk saat ini. Gue beneran senang, tapi rasanya gue juga pengen nangis. “Selamat ya, Mas, Mbak,” Suara Ibu Dokter menyadarkan kami, perlahan gue melepas pelukan. Gue hapus jejak air mata Carla sebelum kami fokus ke Dokter lagi. “Berapa

    Last Updated : 2022-11-28
  • Sentuh Aku, Pak!   142. Yang Lama Menghilang

    Savian melepas kacamata beningnya. Ia melirik jam dipergelangan tangan, lalu beranjak bangkit dari kursi kebesaran. "Pak," panggil Miera membuat Savian lantas menghentikan langkahnya. Savian hanya diam seraya menunggu Miera menghampirinya dengan IPad di tangan gadis manis itu. "Ini saya sudah list hotel dengan view—""Saya nggak jadi honeymoon." sela Savian membuat Miera menghentikan kalimatnya. Bersamaan dengan itu, pegawainya yang lain praktis menatap ke arah Savian dengan wajah terkejut. "Kenapa, Pak?" tanya Jordi penasaran bercampur cemas. "Istri saya lagi hamil, jadi nanti aja sekalian babymoon. Sekarang istri saya harus banyak istirahat di rumah." "HAH?" kompak mereka melongo. Namun didetik berikutnya wajah kaget itu berubah cerah. Tentu saja mereka turut bahagia atas kabar menyenangkan dari atasannya. "Udah berapa bulan, Pak?""Dedeknya tahu aja kondisi kantor lagi rumet, akhirnya dia muncul duluan." "Selamat ya, Pak!"Savian hanya tersenyum sekilas. Bukannya tidak sena

    Last Updated : 2022-11-30
  • Sentuh Aku, Pak!   143. 2 Kabar Mengejutkan

    "Gue mau nikah." "HAH?" respon kaget itu serentak disuarakan oleh yang jadi lawan bicara Dinne, ada Carla, Mahen, Marcel dan Alvero yang dengan kompak menampakan ekspresi wajah yang sama. Melongo. "Sama siapa, Nne?" tanya Marcel sambil memajukan wajahnya ngegas.Dinne menundukkan pandangannya, dia terlihat cemas saat matanya tidak sengaja beradu tatapa dengan mata elang Mahen. "Sama Mas Gama." jawab Dinne dengan suara pelan. Tangannya yang disembunyikan di bawah meja meremas jemarinya gelisah. "Nne?" Carla menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana mungkin Dinne memilih untuk menikah dengan pria yang pernah menyelingkuhinya. "Lo serius? Beneran nggak lagi ngeprank, kan?" sahut Marcel masih tidak percaya. Tapi ketika Dinne mengeluarkan kertas undangan dari dalam totebag yang gadis itu bawa, mereka kompak mendesah pasrah."Kita perlu bicara, Nne." Mahen beranjak bangkit. Wajahnya mengeras, menampilkan kesan marah yang sedang pemuda itu tahan. Suasana berubah mencekam. Ramainya pengun

    Last Updated : 2022-12-06
  • Sentuh Aku, Pak!   144. Yeay, Punya Cucu!

    “Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” Savian bertanya, melirik bingung pada Carla yang sedang duduk anteng di jok sebelah. Tubuhnya memang diam, tapi sedari tadi bibir Carla tidak berhenti mengeluarkan kekehan ringan. Carla langsung meletakan ponselnya ke atas paha. “Nggak. Chaka ngirim foto kami pas dulu, muka aku kocak banget di situ, lucu aja.”“Foto kayak gimana? Coba lihat.” pinta Savian sambil menyodorkan tangannya.“Nggak usah di lihat, jelek, Mas.” Serius, menurut Carla fotonya memang tidak bagus. Ia terlihat seperti orang tolol karena belum siap untuk di foto. Carla masih ingat jelas kapan foto itu diambil. “Mana lihat.” Tapi Savian tidak kenal kata menyerah. Ia mau lihat foto seperti apa yang masih Chaka simpan. Carla berdecak, ia menyodorkan ponselnya pasrah sambil mempoutkan bibir bawahnya. Sejenak Savian mengalihkan pandangannya dari jalanan, ia menatap ke layar ponsel Carla, mengamati fotonya sebentar lalu berdecak kesal dan melempar ponsel Carla asal. “Dulu kita ngg

    Last Updated : 2022-12-17
  • Sentuh Aku, Pak!   145. Keikhlasan Mahendra

    Setelah satu minggu menghindar, akhirnya di hari libur ini Dinne meminta pertemuan kepada teman-temannya. Kali ini bukan di kafe, melainkan di rumah Carla. Mereka sengaja tidak ingin membuat Carla keluar dari rumah karena gadis itu sedang hamil dan tidak boleh kelelahan. “Mas, tolongin dong...” Mohon Carla sembari mengoyak lengan Savian yang sedang rebahan di depan televisi. “Kasih aja mereka makanan yang ada di kulkas, Car, atau delivery aja.” “Enggak mau, aku maunya beli bahan mentahnya aja, biar aku yang masak.” Carla merengek. Memaksa Savian agar pergi ke supermarket dan belanja bahan-bahan dapur yang sudah habis. Karena hari ini teman-temannya mau datang, Carla berniat untuk masak banyak.“Kenapa nggak kemarin aja suruh Bu Mira yang belanja?” tanya Savian masih malas-malasan. Mira adalah ART di rumah mereka, kalau hari libur gini Mira juga mereka liburkan. “Lupaaa, udah buruan Mas aja yang belanja, keburu teman-temanku pada datang.” Carla tidak menyerah begitu saja. Seandainy

    Last Updated : 2022-12-22

Latest chapter

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 16. Peluk Untuk Keina

    Kahfi menghembuskan napasnya cemas, pria itu tidak bisa berhenti memikirkan istrinya yang sekarang entah berada dimana. Keina yang beberapa jam lalu mengeluh tak enak badan, kini menghilang. Sudah sejak tadi Kahfi ingin mencarinya, tapi Keino melarang dan mengatakan kalau sebentar lagi gadis itu pasti akan pulang. Kata Keino, Keina memang suka pergi main tanpa bilang-bilang. Kalau pun memaksa pergi, Kahfi juga tidak tahu harus kemana, dia tidak mengenal teman-teman dekat istrinya. Sedari tadi ponsel Keina juga tidak bisa dihubungi."Tunggu di dalam aja, Kaf. Dingin di sini." Keino datang sambil memainkan kunci mobil di tangannya, sepertinya pria itu hendak pergi.Kahfi mengangguk tanpa mengatakan apapun. "Enggak usah khawatir, Keina emang gitu anaknya, bandel. Sering kabur-kaburan. Nanti kalau dia udah pulang, sentil aja kupingnya, kebiasaan kalau main enggak izin dulu. Dia lupa kali kalau sekarang udah punya suami." gerutu Keino. Mungkin dia kesal dengan tabiat adiknya yang satu itu

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 15. Bertemu Dirga

    Keina melenguh disela-sela tidurnya, bukan tanpa sebab tidurnya yang nyenyak itu terganggu. Ada sesuatu yang mengguncang pundaknya, dan dengan terpaksa Keina membuka mata."Na, bangun..." Suara halus itu kini sudah langganan ditelinganya, jelas dia tahu siapa pemiliknya. Kahfi."Kenapa sih, Kak? Aku masih ngantuk!" Keina menepis tangan Kahfi dari pundaknya. Demi Tuhan, dia masih ngantuk berat, setelah subuh tadi dia harus terbangun untuk sholat subuh, kini Kahfi kembali mengusik tidurnya lagi."Hei, kamu lupa hari ini kita mau ke Dokter Kandungan?" Meski suaranya masih tetap lembut, tapi nyatanya saat ini Kahfi sedang menahan rasa sabarnya. Baru beberapa minggu menjadi suami, namun rasa sabar Kahfi benar-benar diuji.Mendengar apa yang baru saja suaminya itu katakan, spontan sepasang mata Keina membulat sempurna. Dia segera memunggungi Kahfi dan meringis pelan. Tentu saja sambil mengumpat dalam hati. Benar, dia lupa kalau hari ini mereka sudah janjian untuk periksa kandungan. Bukan me

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 14. Gawat!

    Keina duduk di depan Kahfi dan Keino dengan wajah tegang. Sejak kemarin kakaknya itu memang ada di rumah, tapi hubungan mereka sedikit canggung karena pemasalahan yang ada. Ya, tentu saja Keino marah saat mendengar kabar bahwa adiknya itu dihamili oleh pria yang tidak bertanggungjawab. Jangankan ngobrol, sejak datang saja Keino tidak mau menatap wajah Keina, baru tadi saat menegurnya di depan teman-temannya.Jadi, tolong jangan ditanyakan seberapa besar rasa marah Keino ke Keina. Sebagai kakak, dia jelas merasa sangat kecewa dan gagal melindungi adiknya dari janji manis laki-laki buaya."Gimana Keina, Kaf? Dia menjalani kewajibannya sebagai istri, kan?" tanya Keino menatap Kahfi dengan serius, walaupun Keina duduk tepat disebelah Kahfi, tapi tak sekilas pun matanya melirik ke arah sang adik yang merengut cemas.Sebelum menjawab pertanyaan kakak iparnya itu, Kahfi menoleh ke arah Keina dan tersenyum lembut. Dia menggerakan tangannya, merangkum punggung tangan Keina yang nganggur lalu m

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 13. Kedatangan Kahfi

    "Na, mobil siapa tuh?"Keina yang sedang asik berbincang dengan Gibral lantas mengalihkan pandangannya ke arah yang sama dengan apa yang Miska lihat saat ini. Sebuah mobil Range Rover yang melaju memasuki perkarangan rumahnya. Perlahan kening Keina berkerut sebelum bibirnya mengeluarkan sebuah decakan sebal setelah tersadar siapa pemilik mobil mewah itu.Ya, siapa lagi kalau bukan suaminya, Kahfi. "Siapa, Na?" Mario ikut bertanya.Dan ketika pintu mobil itu terbuka, memunculkan Kahfi yang keluar dari dalam sana. Hal itu tentu saja membuat rasa penasaran teman-temannya terbayarkan. Jelas mereka masih ingat wajah pria yang duduk di kursi pelaminan bersama Keina menggantikan posisi Dirga yang notebene teman mereka juga. Mereka spontan bangkit berdiri, kecuali Keina yang ekspresinya langsung mendadak bete."Na, kok diam aja, itu suami lo datang!" Miska menarik tangan Keina cepat tatkala melihat Kahfi yang berjalan mendekati mereka dengan seulas senyum manisnya. Jika boleh jujur, tadi Mis

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 12. Keina : Berat, Ma...

    "Maaaaa, takut!" Keina berlari mundur saat mendengar gemercik minyak panas tatkala ia memasukan potongan ayam ke dalam penggorengan. "Ya ampun, Na! Masak aja kayak mau tawuran!" Komentar Dinne yang berdiri diujung pintu dapur sambil memegang ponsel yang menyorot ke arah sang anak. Ya, dia sedang merecord kegiatan Keina untuk dikirim ke Kahfi sebagai laporan. Meskipun Kahfi tidak meminta, tapi Dinne berinisiatif sendiri. "Ma, bantuin aku dong! Kok malah main hape doang!" Gadis itu menatap sang mama kesal, tangan kanannya memegang spatula sementara tangan lainnya memegang tutup panci yang dia ambil spontan untuk melindungi diri dari cipratan minyak. Dinne berdecak, sebelum mengindahkan perintah sang anak, dia mengatur tata letak ponselnya agar kameranya terus menyorot ke arah Keina. Setelah itu dia berjalan mendekati kompor, "Sini, gitu aja udah marah-marah." Dia mengambil alih spatula dari tangan Keina, lalu menggoreng potongan ayam yang tersisa. "Mama kayaknya salah deh, sebelum be

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 11. Pengantin Baru Kok Pisah Ranjang?

    Kahfi mengelus bibirnya dengan kedua mata tertuju pada ponsel digenggaman. Biasanya di jam-jam segini pria itu sibuk dengan laptop dan pekerjaan, meskipun pekerjaannya sudah selesai tapi dia pasti selalu bertanya ke Sekretarisnya apakah ada pekerjaan yang bisa dia selesaikan saat itu. Namun untuk kali ini Kahfi memilih untuk korupsi waktu, entah kenapa dia lebih memilih untuk berperang dengan isi kepalanya sendiri daripada menandatangi berkas-berkas.Pria dengan kemeja abu-abu itu merenggangkan dasinya. Tangan kanan Kahfi memegang ponsel yang hanya dia tatapi sejak setengah jam lalu, sementara tangan lainnya memutar-mutar bolpoint. Nama sang istri yang asik berlarian di kepalanya menjadi alasan kenapa pria itu asik dengan dunianya sendiri. Kahfi melirik arloji dipergelangan tangannya, jam satu siang. Kalau dia telepon Keina dan bertanya apakah istrinya itu sudah sholat dzuhur dan makan siang, apa Keina akan merasa terganggu? Mengingat bagaimana respon Keina saat ia telepon tadi pagi,

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 10. I'm Gonna Miss You

    Mas Kahfi: Assamu'alaikum, Na... Selamat pagi.Mas Kahfi: Hari ini kesiangan enggak sholat subuhnya? Oh iya, jangan telat sarapan, ya.Keina yang baru membuka kedua matanya dan tak sengaja mendapati pop-up pesan dari Kahfi lantas berdecih. Entah kenapa pesan manis itu terlihat menjijikan untuknya. Typing Kahfi benar-benar menggambarkan sosok bapak-bapak yang sudah tua, sangat berbeda dengan Keina yang terbiasa menerima pesan dengan typing gaul dari teman-teman sepantarannya.Tanpa berniat membalas pesan dari suaminya itu, Keina lantas meletakan kembali ponselnya ke atas nakas. Sejenak dia merenggangkan otot-otot badannya sebelum menyibak selimut dan turun dari ranjang. Gadis dengan setelan piyama biru muda itu berjalan menuju jendela kamarnya, membuka ventilasi udara dan menghirup banyak-banyak udara yang belum terkontaminasi polusi.Kepala Keina menoleh ke belakang, melirik jam dinding. Ternya masih pukul enam pagi. Sejujurnya, ini momen langka karena Keina bisa bangun disaat matahar

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 09. Sayang, Adek, atau Istriku?

    Menepati janjinya, selepas sholat dzuhur Kahfi membawa Keina ke rumah Galih untuk silahturahmi sekaligus mengenalkan istri cantiknya itu. Tentu saja, Galih dan istrinya menyambut dengan baik kedatangan keduanya. Ya, meski gagal menjadikan Kahfi sebagai menantu mereka, tapi hubungan keluarga Galih dengan Kahfi tetap baik. Mereka juga banyak memuji Keina yang katanya cantik. Usai berbincang kecil selama kurang lebih setengah jam, Kahfi dan Keina harus pamit karena mereka harus pergi mengejar jam penerbangan pesawat ke Jakarta yang sudah mereka pesan siang ini. Ya, hari ini Keina akan kembali ke Jakarta, jika gadis itu menepati janjinya, maka dia akan kembali lagi bulan depan untuk menetap selamanya bersama Kahfi di kota ini."Sudah dicek lagi barang-barang kamu? Ada yang ketinggalan enggak?" tanya Kahfi seraya mengambil alih tas besar yang sedang Keina bawa. Lantas dia menaruhnya ke dalam bagasi mobil."Enggak ada, Kak," jawab Keina.Kahfi mengangguk, dia lantas membukakan pintu penump

  • Sentuh Aku, Pak!   [S2] - 08. One Step Closer

    "Mas Kahfi, tumben sudah dua hari saya enggak lihat mas Kahfi jamaah di sini,"Kahfi yang baru saja melangkah keluar dari pintu masjid langsung menghentikan tungkainya, dia berbalik badan dan mendapati Pak Galih yang melempar pertanyaan kepadanya.Sebelum menjawab, Kahfi lebih dulu menyalami tangan pria paruhbaya itu. Dia cukup dekat dengan Pak Galih selaku ketua RT dikompleknya. Apalagi mereka sama-sama jamaah tetap di masjid, jadi setiap hari pasti bertemu."Iya, Pak, kemarin saya habis dari Jakarta," jawab Kahfi dengan senyuman di wajah teduhnya. "Oh iya, Pak, rencananya pagi ini saya mau ke rumah bapak," imbuh Kahfi sambil melangkah menuju halaman masjid. Tentu saja, tungkai Galih juga mengiringi."Ada apa, mas?" Galih bertanya sambil memakai sandal jepitnya.Kahfi menahan senyum, sebenarnya dia tidak ingin berbicara dengan situasi seperti ini, dijalan menuju arah pulang. Meskipun jalanan sedang sepi dan hanya ada beberapa orang yang juga baru keluar dari masjid selepas sholat sub

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status